Anda di halaman 1dari 21

Kewenangan Lembaga-Lembaga Negara Menurut UUD

Negara Republik Indonesia


By: Sastriani Simanungkalit S.Pd
Pengertian Sistem Politik
Sistem politik merupakan sebuah rangkaian kegiatan
atau proses di dalam sebuah masyarakat politik dalam
memengaruhi dan menentukan siapa mendapat apa,
kapan, dan bagaimana.
Infrastruktur Politik

lembaga politik atau mesin politik non formal yang berperan secara tidak
langsung dalam pengambilan kebijakan-kebijakan politik yang diambil
oleh suprastruktur politik, guna sebagai penyalur atau penyampai
aspirasi dari berbagai kelompok pada suatu negara dalam lapisan
manapun.

1. Partai Politik (Parpol)

Partai Politik adalah sekelompok orang yang berada dalam suatu


kelompok yang terorganisir. Kelompok tersebut terdiri dari orang
orang yang mempunyai ideologi tertentu, dan mempunyai tujuan
yang sama.
Fungsi Partai Politik
• Fungsi Artikulasi Kepentingan ; proses penginputan berbagai kebutuhan,
tuntutan, dan kepentingan melalui wakil-wakil kelompok yang masuk
dalam lembaga legislatif, agar kepentingan, tuntutan dan kebutuhan
kelompoknya dapat terwakili dan terlindungi dalam pembuatan kebijakan
publik.
• Fungsi Agregasi Kepentingan; Merupakan cara bagaimana tuntutan-
tuntutan yang dilancarkan oleh kelompok-kelompok yang berbeda,
digabungkan menjadi alternatif-alternatif pembuatan kebijakan publik.
• Fungsi Sosialisasi Politik ; suatu cara untuk memperkenalkan nilai-nilai
politik, sikap-sikap dan etika politik yang berlaku atau dianut oleh suatu
Negara.
• Fungsi Rekrutmen Politik ; suatu proses seleksi atau rekrutmen anggota-
anggota kelompok untuk mewakili kelompoknya dalam jabatan-jabatan
administratif maupun politik.
• Fungsi Komunikasi Politik ; Merupakan salah satu fungsi yang dijalankan
oleh partai politik dengan segala struktur yang tersedia, mengadakan
komunikasi informasi, isu dan gagasan politik.
2. Interest Group (Kelompok Kepentingan)
kelompok masyarakat yang bergabung untuk kepentingan dan keuntungan warganya,
kelompok ini tepatnya menampung saran, kritik dan tuntutan kepentingan bagi anggota
masyarakat, serta menyampaikan kepada sistem politik yang ada.

3. Pressure Group (Kelompok Penekan)

Kelompok yang melontarkan kritikan-kritikan untuk para pelaku politik lain. Dengan tujuan
membuat dunia perpolitikan menjadi maju. Karena perbaikan dari kekurangan-kekurangan
yang disampaikan oleh para kritikus.

4. Media of Political Communication (Media Komunikasi Politik)

Benda mati yang sebagai perantara penyebar dan pemberitaan (slngkat kata alat komunikasi
politik). Contoh : TV, radio, internet, surat kabar, demo, dan lain-lain.
5. Journalism Group (Kelompok Jurnalis)
Kelompok yang membuat berita dan memberitakan hal-hal baru tentang politik. Mereka
harus mengumpulkan informasi yang sebenar-benarnya dari sumber-sumber yang tajam dan
terpercaya.

6. Student Group (Kelompok Pelajar)

Kelompok ini biasanya Mahasiswa yang sedang belajar tentang politik di universitasnya,
masing-masing kelompok ini biasanya sering mengkritik tentang keadaan politik Negara
dengan berbagai cara.

7. Political Figure (Figure Politik)

Orang-orang yang lalu-lalang atau yang bekerja didunia politik, dan exist di kalangan
masyarakat, berperan penting dalam mengambil keputusan-keputusan yang berpengaruh
dalam suatu wilayah.
Suprastruktur Politik

Suprastruktur Politik sering disebut sebagai bangunan atas atau mesin politik resmi atau
lembaga-lembaga pembuat keputusan politik yang sah, lembaga-lembaga tersebut bertugas
mengkonversi input yang terdiri dari tuntutan, dukungan yang menghasilkan suatu output
berupa kebijakan publik. Montesquieu, membagi lembaga-lembaga kekuasaan tersebut
dalam tiga kelompok:

Eksekutif Legislatif Yudikatif


Kekuasaan eksekutif berada di tangan Kekuasaan legislatif terletak pada, Kekuasaan Kehakiman Pasal 24 UUD
presiden, Presiden adalah pemegang Majelis Permusyawaratan Rakyat 1945 menyebutkan bahwa kekuasaan
kekuasaan pemerintahan Negara. (MPR). Yang anggota-anggotanya kehakiman merupakan kekuasaan
Presiden dibantu oleh wakil presiden terdiri atas Dewan Perwakilan Rakyat yang merdeka untuk
dan menteri-menteri dalam kabinet, (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah menyelenggarakan peradilan guna
memegang kekuasaan eksekutif untuk (DPD). Dalam hal ini, DPR dan DPD menegakkan hukum dan keadilan.
melaksanakan tugas-tugas merepresentasikan kekuasaan Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh
pemerintahan sehari-hari. legeslatif. MA, MK, KY, dan BPK.
Lembaga-Lembaga Negara Republik Indonesia
Menurut UUD NRI Tahun 1945
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai
konstitusi Indonesia mengatur keberadaan lembaga-lembaga negara
mulai tugas, fungsi, wewenang sampai pada susunan dan kedudukannya.

Kekuatan Suprastruktur Politik dalam Lembaga Tinggi Negara Indonesia


1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
4. Presiden/Wakil Presiden
5. Mahkamah Agung
6. Mahkamah Konstitusi
7. Komisi Yudisial
8. Badan Pemeriksa Kekuangan
Tugas dan Wewenang MPR
 Mengubah dan menetapkan undang-undang dasar.
 Melantik presiden dan wakil presiden berdasarkan hasil pemilihan umum, dalam
sidang paripurna MPR.
 Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi untuk
memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden dalam masa jabatannya setelah
presiden dan atau wakil presiden diberi kesempatan untuk menyampaikan penjelasan
di dalam sidang paripurna MPR.
 Melantik wakil presiden menjadi presiden apabila presiden mangkat, berhenti,
diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya.
 Memilih wakil presiden dari dua calon yang diajukan presiden apabila terjadi
kekosongan jabatan wakil presiden dalam masa jabatannya selambat-lambatnya
dalam waktu enam puluh hari.
 Memilih presiden dan wakil presiden apabila keduanya berhenti secara bersamaan
dalam masa jabatannya, dari dua paket calon presiden dan wakil presiden yang
diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang paket calon presiden
dan wakil presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan
sebelumnya, sampai habis masa jabatannya selambat-lambatnya dalam waktu tiga
puluh hari.
Tugas dan Wewenang Presiden
 Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD.
 Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
 Mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Presiden
melakukan pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR serta mengesahkan RUU
menjadi UU.
 Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (dalam kegentingan yang memaksa).
 Menetapkan Peraturan Pemerintah.
 Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri.
 Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan
DPR.
 Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR.
 Menyatakan keadaan bahaya.
 Mengangkat duta dan konsul. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR.
 Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
 Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung.
 Memberi remisi, amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
 Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya yang diatur dengan UU.
 Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah.
 Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh Komisi Yudisial dan disetujui DPR.
 Menetapkan hakim konstitusi dari calon yang diusulkan Presiden, DPR, dan Mahkamah Agung.
 Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan DPR.
Tugas dan Wewenang DPR
• Menyusun Program Legislasi Nasional (Prolegnas)
• Menyusun dan membahas Rancangan Undang-Undang (RUU)
• Menerima RUU yang diajukan oleh DPD (terkait otonomi
daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan,
pemekaran dan penggabungan daerah; pengelolaan SDA dan
SDE lainnya; serta perimbangan keuangan pusat dan daerah)
• Membahas RUU yang diusulkan oleh Presiden ataupun DPD
• Menetapkan UU bersama dengan Presiden
• Menyetujui atau tidak menyetujui peraturan pemerintah
pengganti UU (yang diajukan Presiden) untuk ditetapkan
menjadi UU
Tugas dan Wewenang MA

• Mengadili pada tingkat kasasi


• Mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi
• Menguji peraturan perundang-undangan terhadap undang-
undang
• Memberikan pertimbangan hukum kepada presiden dalam hal
permohonan grasi dan rehabilitasi
Tugas dan Wewenang MK

• menguji undang-undang terhadap UUD 1945.


• memutus sengketa kewenangan lembaga negara
yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945.
• memutus pembubaran partai politik.
• memutus perselisihan tentang hasil pemilihan
umum.
Tugas dan Wewenang KY

• Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di


Mahkamah Agung kepad DPR untuk mendapatkan persetujuan.
• Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta
perilaku hakim.
• Menetapkan Kode Etik dan atau Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH)
bersama-sama dengan Mahkamah Agung.
• Menjaga dan menegakkan pelaksanaan KEPPH.
• Melakukan pendafatran calon hakim agung
• Melakukan seleksi terhadap calon hakim agung
• Menetapkan calon hakim agung
• Mengajukan calon hakim agung ke DPR
Tugas dan Wewenang DPD
Pengajuan Usul Rancangan Undang Undang Mengajukan kepada DPR rancangan undang-undang yang
berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan
dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.
Pembahasan Rancangan Undang Undang Ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan
otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah;
pengelolaan sumber daya alam, dan sumber daya ekonomi lainnya serta perimbangan keuangan pusat dan
daerah.
Pertimbangan Atas Rancangan Undang-Undang dan Pemilihan Anggota BPK Pertimbangan atas rancangan
undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara dan rancangan undangundang yang berkaitan
dengan pajak, pendidikan dan agama. Serta memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota
BPK.
Pengawasan Atas Pelaksanaan Undang - Undang Pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai
otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan dan
belanja negara, pajak, pendidikan dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada DPR
sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti.
Penyusunan Prolegnas Menyusun Program Legislasi Nasional (Prolegnas) yang berkaitan dengan otonomi
daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan
pusat dan daerah.
Pemantauan dan Evaluasi Ranperda dan Perda Melakukan pemantauan dan evaluasi atas rancangan Peraturan
daerah (Raperda) dan Peraturan daerah (Perda)
Tugas dan Wewenang BPK
 Pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab keuangan yang
dilakukan oleh BPK terbatas pada Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, Bank Indonesia dan lembaga ke lembaga negara lainnya serta
semua lembaga yang mengelola keuangan negara.
 Pelaksanaan pemeriksaan BPK tersebut dilakukan atas dasar undang-
undang tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab
keuangan negara.
 Pemeriksaan yang dilakukan BPK mencakup pemeriksaan kinerja
keuangan dan pemeriksaan dengan adanya maksud tertentu.
 Hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh BPK harus dibahas Sesuai
dengan standar pemeriksaan keuangan negara yang berlaku.
 Hasil pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara
diserahkan kepada DPD, DPR, DPRD dan juga menyerahkan hasil
pemeriksaan secara tertulis kepada Presiden, Gubernur dan Bupati
atau walikota.
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Menurut Laode Ida (2002), tatakelola pemerintahan yang baik memiliki sejumlah ciri dan
karakteristik sebagai berikut.
1. Terwujudnya interaksi yang baik antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, terutama
bekerja sama dalam pengaturan kehidupan sosial politik dan sosio-ekonomi.
2. Komunikasi, adanya jaringan multisistem (pemerintah, swasta, dan masyarakat) yang
melakukan sinergi untuk menghasilkan output yang berkualitas.
3. Proses penguatan diri sendiri (self enforcing process), ada upaya untuk mendirikan
pemerintah (self governing) dalam mengatasi kekacauan dalam kondisi lingkungan dan
dinamika masyarakat yang tinggi.
4. Keseimbangan kekuatan (balance of force), dalam rangka mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan (sustainable development), ketiga elemen yang ada menciptakan dinamika,
kesatuan dalam kompleksitas, harmoni, dan kerja sama.
5. Independensi, yakni menciptakan saling ketergantungan yang dinamis antara pemerintah,
swasta, dan masyarakat melalui koordinasi dan fasilitasi.
Untuk mengimplementasikan tata kelola pemerintahan
yang baik diperlukan beberapa persyaratan sebagai
berikut

1. Mewujudkan efisiensi dlm manajemen pada sektor publik


2. Terwujudnya akuntabilitas publik
3. Tersedianya perangkat hukum yg memadai berupa
peraturan UU
4. Adanya sistem informasi yang menjamin akses masyarakat
terhadap berbagai kebijakan
5. Adanya transparansi dlm perbuatan kebijakan dan
implementasi nya
Partisipasi Warga dalam Sistem Politik di Indonesia

Partisipasi Aktif
Partisipasi aktif ialah sebuah aktivitas yang digunakan untuk
mengajukan usulan dalam kebijakan, kritikan, perbaikan,
memutuskan pemimpin dalam pemerintahan, dan membenarkan
kebijakan.

Partisipasi Pasif

Partisipasi pasif ialah sebuah aktivitas yang digunakan demi


mentaati sebuah peraturan pemerintahan, menerima serta
melaksanakan sebuah kebijakan yang berasal dari Pemerintah.
Tingkatan-tingkatan untuk warga negara dalam
melakukan partisipasi politik

 Memegang kekuasaan publik ataupun partai


 Menjadi calon pejabat
Kegiatan Gladiator  Mengumpulkan dana politik
 Menjadi anggota aktif bagi sebuah partai
 Meluangkan waktu untuk melakukan kampanye politik

 Menggunakan identitas partai atau organisasi politik


Kegiatan  Mengajak orang lain nntuk memilik
Menonton  Melakukan diskusi politik
 Memberikan hak suara

 Menghadiri rapat atau pegawai politik


Kegatan Transisi  Menyalurkan dukuangan berupa dana partai ataupun calon
 Jumlah pejabat publik ataupun pemimpin politik
KEGIATAN APATIS

Parameter inti yang bisa digunakan untuk melakukan penilaian terhadap partisipasi
masyarakat dalam politik ialah sebagai berikut

1. Pengetahuan serta pengahayatan pada politik yang dimiliki oleh masyarakat.Warga


negara ataupun masyarakat yang mempuanyai pengetahuan serta pengahayatan politik
yang tinggi, bisa berpartisipasi secara aktif serta lebih rasional. Warga negara
(masyarakat) yang mempunyai pengetahuan serta pengahayatan politik yang rendah,
mampu berpartisipasi secara aktif namun cenderung kurang rasional.
2. Ukuran kepercayaan warga negara (masyarakat kepada sistem politik yang berlaku.
Ukuran kepercayaan tersebut, antara lain dapat ditentukan oleh kapabilitas sistem politik
untuk desakan-desakan yang dari masyarakat yang masih dalam taraf kewajaran secara
memuaskan.

Anda mungkin juga menyukai