Kebudayaan 2. Kebudayaan: Rumusan dan Unsur- Unsurnya 3. Integrasi dan Diversitas Kebudayaan 4. Tradisi dan Inti Kebudayaan Ilustrasi Pada suatu hari datanglah seorang antropolog ke suatu kelompok masyarakat kecil (komunitas), yang menetap di suatu tempat terpencil di benua Amerika (selatan), hendak melakukan suatu penelitian. Pada hari-hari pertama yang dilakukan oleh sang antropolog adalah berkenalan dengan tokoh-tokoh setempat sambil memberikan cindera mata yang dibawanya dari negeri asalnya Belanda, berharap semuanya akan melicinkan rencana kegiatan penelitiannya pada hari- hari berikut. Namun anehnya semua tindakannya, termasuk memberi cinderamata selalu disambut-balas tuan rumah dengan meludah. Setiap kali cinderamata yang diberikan berharga lebih mahal, mula-mula dengan permen, tembakau, makanan kaleng, sampai dengan radio transistornya, maka balasan yang diterima adalah justru semakin membesarnya volume dan mengentalnya ludah yang disemburkan dari mulut si tuan rumah ke arah bawah (bukan ke wajah sang tamu lho). Sang antropolog pun kemudian frustrasi karena merasa mendapatkan penghinaan hebat, hingga memilih pulang ke negerinya. Setiba di negerinya ia pun segera menulis di berbagai media masa minta nasehat pada siapa saja tentang apa yang harus ia lakukan untuk menarik hati warga komunitas tersebut agar ia sukses melakukan penelitian. Suatu hari muncullah surat dari Antropolog lain yang berpengalaman meneliti di komunitas yang memiliki ciri serupa. Ia katakan bahwa menyemburkan ludah adalah suatu cara pemberian penghormatan yang lazim diberikan kepada tamu. Lazimnya sang tamu diharapkan membalas meludah pula demi saling-menghormati. 1. TIPOLOGI MASYARAKAT & KEBUDAYAAN (Koentjaraningrat, 1979)
1. Pola adaptasi ekologi
2. Sistem dasar kemasyarakatan 3. Pengaruh luar Kriteria Contoh Tipologi Pola Adaptasi Sistem Dasar Masyarakat dan Masyarakat Pengaruh Luar Ekologi Kemasyarakatan Kebudayaan
Sistem berkebun Sangat sederhana (desa Kebudayaan menanam Mentawai
sederhana; padi dan terpencil); tanpa padi, Kebudayaan ubi jalar sebagai differensiasi dan Perunggu, Agama Hindu Papua Tipe-1 tanaman pokok kombinasi dengan stratifikasi yang berarti dan Islam tidak dialami; isolasi dibuka oleh berburu dan meramu; Zending atau Missionaris padi tak dibiasakan Masyarakat pedesaan Differensiasi dan Bagian dari (berorientasi Nias bercocok tanam di stratifikasi sosial sedang kepada) kebudayaan ladang atau di sawah; kota (peradaban Batak padi sebagai tanaman kepegawaian) yang
Tipe-2 pokok dibawa oleh Kolonial
beserta Zending (Missionaris) dan Pemerintah Indonesia; pengaruh Agama Hindu dan Islam tidak dialami Kriteria Contoh Tipologi Pola Adaptasi Sistem Dasar Masyarakat dan Masyarakat Pengaruh Luar Ekologi Kemasyarakatan Kebudayaan
Masyarakat pedesaan Komunitas desa dan Masyarakat kota menjadi Minangkabau
dengan bercocok petani; differensiasi dan arah orientasinya tanam padi (tanaman stratifikasi sedang mewujudkan peradaban Bugis pokok) di ladang atau bekas kerajaan
Tipe-3 di sawah berdagang; pengaruh
kuat Agama Islam; bercampur dengan peradaban kepegawaian yang dibawa Pemerintah Kolonial Masyarakat pedesaan Komunitas petani dengan Masyarakat kota menjadi Jawa berdasarkan bercocok differensiasi dan arah orientasinya tanam di sawah stratifikasi sosial yang mewujudkan peradaban Sunda dengan tanaman padi agak kompleks bekas kerajaan pertanian sebagai tanaman bercampur peradaban
Tipe-4 pokoknya. kepegawaian di bawah
Sistem Kolonial; semua gelombang pengaruh kebudayaan asing dialami dan pengaruh Agama Hindu, Nasrani, dan Islam Kriteria Contoh Tipologi Pola Adaptasi Sistem Dasar Masyarakat dan Masyarakat Pengaruh Luar Ekologi Kemasyarakatan Kebudayaan
Masyarakat Differensiasi dan Mengalami seluruh Kota-kota
kekotaanyang stratifikasi sosial kompleks gelombang pengaruh mempunyai ciri-ciri kebudayaan asing kabupaten Tipe-5 pusat pemerintahan dengan sektor erdagangan dan oindustri yang lemah Masyarakat Differensiasi dan Mengalami seluruh Jakarta Metropolitan yang stratifikasi sosial sangat gelombang pengaruh mulai kompleks kebudayaan asing Surabaya mengembangkan sektor perdagangan Bandung dan industri tetapi Medan Tipe-6 masih didominasi kehidupan Makassar pemerintahan; sektor kepegawaian yang luas; kesibukan politik aras daerah dan nasional TYPE 1 TYPE 2 TYPE 3 TYPE 4 TYPE 5 TYPE 6 Masyarakat Agraris
Tipe masyarakat agraris Indonesia
berdasarkan adaptasi ekologi : Masyarakat pemburu peramu: masyarakat 'pra-agraris‘ Masyarakat peladang berpindah: masyarakat 'agraris awal', Masyarakat petani swah irigasi: masyarakat 'agraris majau' Masyarakat Agraris Dalam Pola Adaptasi Ekologi Masyarakat Pemburu Masyarakat Peladang Masyarakat Petani Sawah Meramu Berpindah Irigasi Tidak ada kegiatan budidaya Budidaya pertanian heterokultur Mono kultur tanaman pangan pertanian (domestikasi), yang 'tertutup' pangan terbuka ada hanya berupa berburu satwa liar & mengumpulkan/me-ramu hasil hutan (tumbuhan, biji-biji- an, getah, dll) Ekosistem alam yang ada Kesuburan tanah dipulihkan Kesuburan tanah dipertahankan kelestariannya dengan rotasi dipertahankan dengan irigasi Berpindah-pindah mengikuti Berpindah-pindah mengikuti Menetap pergerakan satwa dan atau siklus rotasi ladang produksi hasil hutan Cenderung subsisten Cenderung subsisten Cenderung komersial Permukiman tersebar dalam Permukiman berkelompok Permukiman berkelompok kelompok kecil dalam satu lokasi membentuk desa Relatif tidak diferensiasi sosial Diferensiasi sosial mulai Diferensiasi sosial tinggi tampak/sedang Egaliter Stratifikasi sederhana Sistem sosial sangat berstratifikasi Masyarakat Pemburu dan Peramu Peladang Berpindah Petani Sawah Beririgasi Orientasi Nilai Budaya (Klucklohn, 1953)
1. Pasrah/takluk terhadap kekuatan alam:
manusia dipandang tidak mempunyai kekuatan yang menaklukan alam 2. Menaklukan alam: alam harus ditaklukan dan dimanfaatkan untuk kepentingan manusia 3. Selaras alam: alam dimanfaatkan untuk kepentingan manusia dengan cara mengembangkan cara-cara hidup dan teknologi yang selaras dengan alam 2. KEBUDAYAAN Suatu kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan lain kemampuan yang diperoleh manusia selaku anggota masyarakat, meliputi semua pola berpikir, merasakan, dan bertindak ( E.B. Tylor, 1987). Sesuatu yang superorganik, artinya diwariskan. Kebudayaan diturunkan dari generasi-generasi dan tetap akan hidup terus (M.J. Herskovits 1955).
Keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan cara mempelajarinya (Koentjaranigrat, 1979) Unsur Kebudayaan Universal Mulai dari abstrak sampai kongkrit: (1) bahasa, (2) sistem teknologi, (3) sistem ekonomi, (4) organisasi sosial, (5) sistem pengetahuan, (6) kesenian, dan (7) sistem religi Setiap unsur universal kebudayaan itu memiliki tiga wujud: Idiil (kompleks gagasan, dan nilai-nilai) Aktivitas (kompleks tindakan berpola, terorganisasi, terstruktur) Fisik (benda-benda hasil karya manusia) Unsur-Unsur & Wujud Kebudayaan Unsur Idiil Aktivitas Fisik Bahasa Sistem Teknologi Sistem Ekonomi Organisasi Sosial Sistem Pengetahuan Kesenian Sistem Religi BANGUNAN KHAS ALAT TRANSPORTASI PAKAIAN JEPANG BANGUNAN TRADISIONAL MAKAN ALA JEPANG MAKAN BERSAMA ALA… 3. INTEGRASI DAN DIVERSITAS KEBUDAYAAN Penyatuan beberapa kebudayan berbeda dapat menghasilkan dua gerak kebudayaan: Integrasi Kebudayaan Diversitas Kebudayaan Integrasi Kebudayaan Pembauran (asimilasi) Kebudayaan sebagai sistem fungsional yang terintegrasi (kelompok masyarakat berupaya saling-menyesuaikan) Wujud struktur sosial dan relasi kekuasaan Bentuk asimilasi Asimilasi struktural (masuknya golongan-golongan minoritas secara besar-besaran dalam perkumpulan- perkumpulan dan lembaga-lembaga tingkat primer dari golongan mayoritas) Asimilasi “Civic” (yang berkaitan dengan tidak adanya bentrokan mengenai nilai-nilai dan pengertian kekuasaan) ASIMILASI Diversitas Kebudayaan Proses penyatuan kebudayaan dimana masing-masing budaya mempertahankan jatidirinya (dengan mewujudkan kemajemukan (diversitas kebudayaan) Terjadi jika kebudayaan-kebudayaan tersebar dalam kelompok-kelompok masyarakat yang saling berbeda antara lain dari segi latar belakang pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, umur, dan sebagainya. Bisa muncul ketika budaya minoritas tidak bersedia berasimilasi ke dalam budaya dominan melalui hukum anti-diskriminasi, atau mempertahankan privilese dan kekuasaan melalui pembedaan kelompok DIVERSITAS 4. TRADISI/INTI KEBUDAYAAN
Pada dasarnya pengertian kebudayaan tercakup unsur
immanent tradisi 'inti kebudayaan' (culture core), bila 'tradisi' diterjemahkan sebagai pewarisan norma-norma, adat- istiadat, dan kaidah-kaidah Tidak berarti tradisi tidak dapat berubah (diubah) Integrasi unsur-unsur budaya lama dengan baru yang saling menyesuaikan dapat membentuk suatu 'tradisi baru' Kebudayaan tentang perubahan-perubahan riwayat manusia yang selalu memberi ciri baru kepada pola-pola kehidupan yang sudah ada ciri-ciri pokok inti budaya sulit digeser & akan memakan waktu relatif panjang