terbesar yang digunakan untuk komunikasi. Satuan bahasa yang dimaksud dapat berupa ujaran dan kalimat. Unsur internal Unsur internal merupakan unsur pembangun wacana yang bersal dari dalam wacana itu sendiri. Unsur internal pembentuk wacana terbagi menjadi beberapa bagian. Kata dan kalimat Menurut Wachid dan Kurniawan (2010:72) kata didefenisikan sebagai bagian dari kalimat yang terbentuk dari berbagai gabungan beberapa huruf yang memiliki arti. Kata dapat diartikan sebagai satuan terkecil dari sistem yang memiliki arti. Sedangkan kalimat merupakan sekumpulan respon terhadap objek dalam bentuk kata, yang terangkai dalam sebuah struktur, (Zainurrahman, 2011:111). Teks dan konteks Menurut Kridalaksana (2009:238) teks merupakan satuan bahasa terlengkap yang bersifat abstrak. Sedangkan menurut Halliday (1994:13) teks merupakan sebagai sebuah bahasa yang sedang melaksanakan tugas tertentu dalam konteks situasi berlainan dengan kata- kata atau kalimat yang mungkin ditulis dipapan tulis. Kemudian konteks, menurut Mulyana (2005:10) konteks yaitu teks yang bersifat sejajar, koordinatif dan memiliki hubungan dengan teks lainnya, teks yang satu memiliki hubungan dengan teks yang lainnya. Teks lain tersebut bisa didepan atau dibelakang. Koteks Dalam wacana penafsiran sebuah teks tidak hanya berdasarkan pada satu teks atau teks itu saja tanpa memandang teks lainnya. Sering kali kita baru dapat memahami sebuah teks karena mengaitkannya dengan teks lain, baik seperti itu disebut koteks. Alwi, et al (1998) menyebutnya sebagai unsure antarwacana. Berikut contoh konteks. 1)A. Jalan pelan-pelan B. Terimakasih selamat jalan 2) A. Selamat Datang B. Selamat Jalan KOHESI Dalam wacana, kohesi merupakan salah satu aspek yang dapat menjadikan sebuah teks menjadi wacana. Keutuhan wacana akan banyak ditentukan oleh adanya hubungan kohesi. Sebagaimana dinyatakan oleh Harimurti (1978: 34-44) bahwa kohesi erat kaitannya dengan keutuhan wacana. Secara sederhana, kohesi merupakan hubungan perkaitan antarproposisi yang dinyatakan secara eksplisit oleh unsur-unsur gramatikal dan semantik dalam kalimat yang membentuk wacana. B. KOHERENSI Hubungan antarproposisi dalam sebuah teks tidak selamanya diwujudkan dalam hubungan yang nyata, yang ditandai secara lahir oleh bentuk lingual sebagaimana dinyatakan dalam hubungan kohesi. Oka dan Suparno (1994: 266) menyatakan koherensi merupakan hubungan semantis antarkalimat atau antarbagian wacana, yakni hubungan yang serasi antara proposisi satu dengan proposisi yang lain, atau antara makna satu dengan makna yang lain. Sekian dan terima kasih