Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS WACANA KELOMPOK III

UNSUR PEMBENTUK WACANA

DOSEN PENGAMPU: SUCI DWINITIA, M.Pd

Disusun oleh: Rizky Nofriandi (17080052)


Fitri Indra (17080040)
Unsur Pembentuk Wacana

Wacana adalah satuan bahasa tertinggi dan


terbesar yang digunakan untuk komunikasi. Satuan
bahasa yang dimaksud dapat berupa ujaran dan
kalimat.
Unsur internal
Unsur internal merupakan unsur pembangun wacana yang
bersal dari dalam wacana itu sendiri. Unsur internal
pembentuk wacana terbagi menjadi beberapa bagian.
 Kata dan kalimat
Menurut Wachid dan Kurniawan (2010:72) kata
didefenisikan sebagai bagian dari kalimat yang terbentuk
dari berbagai gabungan beberapa huruf yang memiliki arti.
Kata dapat diartikan sebagai satuan terkecil dari sistem yang
memiliki arti. Sedangkan kalimat merupakan sekumpulan
respon terhadap objek dalam bentuk kata, yang terangkai
dalam sebuah struktur, (Zainurrahman, 2011:111).
 Teks dan konteks
Menurut Kridalaksana (2009:238) teks merupakan
satuan bahasa terlengkap yang bersifat abstrak.
Sedangkan menurut Halliday (1994:13) teks merupakan
sebagai sebuah bahasa yang sedang melaksanakan tugas
tertentu dalam konteks situasi berlainan dengan kata-
kata atau kalimat yang mungkin ditulis dipapan tulis.
Kemudian konteks, menurut Mulyana (2005:10)
konteks yaitu teks yang bersifat sejajar, koordinatif dan
memiliki hubungan dengan teks lainnya, teks yang satu
memiliki hubungan dengan teks yang lainnya. Teks lain
tersebut bisa didepan atau dibelakang.
 Koteks
Dalam wacana penafsiran sebuah teks tidak hanya
berdasarkan pada satu teks atau teks itu saja tanpa
memandang teks lainnya. Sering kali kita baru dapat
memahami sebuah teks karena mengaitkannya
dengan teks lain, baik seperti itu disebut koteks. Alwi,
et al (1998) menyebutnya sebagai unsure
antarwacana. Berikut contoh konteks.
1)A. Jalan pelan-pelan
B. Terimakasih selamat jalan
2) A. Selamat Datang
B. Selamat Jalan
 KOHESI
Dalam wacana, kohesi merupakan salah satu
aspek yang dapat menjadikan sebuah teks menjadi
wacana. Keutuhan wacana akan banyak ditentukan
oleh adanya hubungan kohesi. Sebagaimana
dinyatakan oleh Harimurti (1978: 34-44) bahwa
kohesi erat kaitannya dengan keutuhan wacana.
Secara sederhana, kohesi merupakan hubungan
perkaitan antarproposisi yang dinyatakan secara
eksplisit oleh unsur-unsur gramatikal dan semantik
dalam kalimat yang membentuk wacana.
 B. KOHERENSI
Hubungan antarproposisi dalam sebuah teks
tidak selamanya diwujudkan dalam hubungan yang
nyata, yang ditandai secara lahir oleh bentuk
lingual sebagaimana dinyatakan dalam hubungan
kohesi. Oka dan Suparno (1994: 266) menyatakan
koherensi merupakan hubungan semantis
antarkalimat atau antarbagian wacana, yakni
hubungan yang serasi antara proposisi satu dengan
proposisi yang lain, atau antara makna satu dengan
makna yang lain.
Sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai