STRUKTUR
KALIMAT
1. PENGANTAR
4. KALIMAT MAJEMUK
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS 2
1. PENGANTAR
• Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjuk pada pelaku, tokoh, sosok (benda),
sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan.
• Sebagian besar S diisi oleh kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa verbal.
• Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini.
Ayahku sedang melukis.
Meja direktur besar.
Yang berbaju batik dosen saya.
Berjalan kaki menyehatkan badan.
Membangun jalan layang sangat mahal.
Predikat
• Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan tindakan
apa atau dalam keadaan bagaimana S yaitu (pelaku/tokoh atau sosok di
dalam suatu kalimat).
• Selain memberi tahu tindakan atau perbuatan S, predikat dapat pula
menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jati diri S.
Ibu sedang tidur siang.
Putrinya cantik jelita.
Kota Jakarta dalam keadaan aman.
Kucingku belang tiga.
Robby mahasiswa baru.
Rumah Pak Hartawan lima.
Objek
• Para ahli membagi keterangan atas sembilan macam (Hasan Alwi dkk, 1998: 366) seperti tertera
dalam contoh di bawah ini.
• Bagian kalimat yang dicetak tebal adalah keterangan.
Diana mengambilkan adiknya air minum dari kulkas. (ket. tempat)
Rustam Lubis sekarang sedang belajar menyanyi. (ket. waktu)
Lia memotong tali dengan gunting. (ket. alat)
Anak yang baik itu rela berkorban demi orang tuanya. (ket. tujuan)
Polisi menyelidiki masalah narkoba dengan hati-hati. (ket. cara)
Amir Burhan pergi dengan teman-teman sekantornya menonton drama (ket. penyerta)
Mahasiswa fakultas hukum berdebat bagaikan pengacara. (ket. perbandingan)
Karena malas belajar, mahasiswa itu tidak lulus. (ket. penyebab)
Murid-murid TK berpegangan satu sama lain sambil bernyanyi gembira. (ket. kesalingan)
3. STRUKTUR KALIMAT DASAR
• Kalimat dasar (kalimat inti) bukanlah nama jenis kalimat, melainkan
acuan atau patron untuk membuat berbagai tipe kalimat.
• Sesuai dengan istilahnya, kalimat dasar mengandung inti kalimat.
• Inti kalimat dalam kalimat dasar biasanya terdiri atas unsur S dan P.
• Struktur kalimat dasar dapat dilengkapi oleh unsur lain seperti O, Pel,
dan Ket.
• Sejalan dengan batasan bahwa struktur kalimat dasar minimal S-P,
sedangkan O, Pel, Ket merupakan tambahan yang berfungsi melengkapi
dan memperjelas arti kalimat, pola kalimat dasar yang paling sederhana
adalah yang bertipe S-P, dan unsur lainnya menjadi pelengkap dengan
berbagai variasinya.
(Dikutip dengan perubahan dari Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia 1998: 362).
4. KALIMAT MAJEMUK
• Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari dua atau lebih kalimat
tunggal.
• Mengingat kalimat tunggal hanya terdiri atas satu klausa, berarti kalimat majemuk
mengandung lebih dari satu klausa.
• Perhatikan contoh di bawah ini.
Seorang manajer harus mempunyai wawasan yang luas dan
S P1 O1
harus menjunjung tinggi etika profesi.
P2 O2
• Setelah mencermati contoh itu jelaslah bahwa kalimat majemuk setidaknya mempunyai P
lebih dari satu, sedangkan S yang sebenarnya ganda, dapat tidak tampak ganda seperti
contoh yakni seorang manajer
Kalimat Majemuk Setara
• Kalimat majemuk setara mempunyai ciri (1) dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal (2)
kedudukan tiap kalimat sederajat.
• Mengingat kalimat majemuk merupakan gabungan kalimat, bagian-bagian pembentuk kalimat
lebih tepat disebut dengan istilah klausa.
Jenis Hubungan Fungsi Kata Penghubung
Menyatakan penjumlahan atau
Penjumlahan gabungan kegiatan, keadaan, dan, serta, baik, maupun
peristiwa, dan proses.
Menyatakan bahwa hal yang
dinyatakan dalam klausa tetapi, sedangkan, bukannya,
Pertentangan
pertama bertentangan dengan melainkan
klausa kedua.
Menyatakan pilihan di antara
Pemilihan dua kemungkinan Atau
Menyatakan kejadian yang
Perurutan lalu, kemudian
berurutan
Kalimat Majemuk Setara
TERIMA
25