Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH SUHU INKUBASI TERADAP

PEMBUAHAN TELUR IKAN CUPANG


(Betta rubra Perugia, 1893)

WAHYUNI AMINARAH
DOSEN PEMBIMBING: 1811102010068
Prof. Dr. Muclisin Z.A, S.Pi., M.Sc
Siti Maulida, S.Pi.,M.Si

DOSEN PENGUJI:
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
Siska Mellisa, S.Kel.,M.Sc FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
OUTLINE

01
PENDAHULUAN
02
METODE PENELITIAN

03
ANALISA DATA
.
.
.
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I BAB II BAB III

LATAR
BELAKANG

Ikan hias merupakan salah satu komoditas


penunjang ekonomi perikanan yang
potensial di Indonesia.

B. rubra merupakan ikan air tawar yang


hampir punah (Schindler & Voort, 2011).
Gambar 1 Ikan cupang
Suhu merupakan indikator penting dalam (Betta rubra )
(sumber: Dokumen Pribadi)
keberhasilan pemijahan dan penetasan telur
ikan (Safriani et al., 2019).
BAB I BAB II BAB III

RUMUSAN MASALAH

Mengakibatkan, Tingkat penetasan telur Dan penggunakan suhu yang


yang rendah dan kematian larva yang digunakan pada kolam
sering terjadi pada umur 7-10 hari budidaya belum sesuai

Karena, Minimnya Namun, Belum mendapatkan solusi


pengetahuan teknik yang komprehensif terkait
pemijahan yang dikuasai permasalahan tingkat penetasan telur
oleh pembudidaya. yang rendah.

(Chritian et al., 2014; Kaseger et al., 2019)


BAB I BAB II BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT

Manfaat :
Tujuan:
Dapat memberikan informasi ilmiah
Untuk mengetahui suhu terkait suhu yang optimal untuk
optimum terhadap waktu waktu penetasan, daya tetas telur,
penetasan, daya tetas telur, kelangsungan hidup dan
kelangsungan hidup dan abnormalitas larva Betta rubra
abnormalitas larva pada B. sebagai pengetahuan baru dalam
rubra. pengembangan usaha budidaya B.
rubra.
BAB II
METODE
PENELITIAN
BAB I BAB II BAB III

WAKTU DAN TEMPAT

Penelitian dilaksanakan pada


bulan Desember 2021 sampai
Februari 2022

Pengambilan sampel di Krueng Jreu,


Kecamatan Indrapuri, Kabupaten
Aceh Besar.
Lokasi pengamatan sampel dilakukan
di Laboratorium Pemijahan Ikan
Fakultas Kelautan Dan Perikanan
Universitas Syiah Kuala.
BAB BAB
BAB I
II III

ALAT DAN BAHAN

Styrofoam Aerator Akuarium pH meter

Termometer Serok Heater Do meter


BAB I BAB II BAB III

ALAT DAN BAHAN

Pakan PF500 Kuning telur


Induk Betta rubra
BAB I BAB II BAB III

Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL)
yang terdiri dari empat perlakuan dan tiga kali ulangan:

P1 Inkubasi telur menggunakan suhu 26°C

P2 Inkubasi telur menggunakan suhu 28°C

P3 Inkubasi telur menggunakan suhu 30°C

P4 Inkubasi telur menggunakan suhu 32°C

Renita et al., (2016)


BAB I BAB II BAB III

METODE PENELITIAN

Penyediaan induk

Pemeliharaan induk

Pemijahan ikan

Penetasan telur

Pengamatan
BAB I BAB II BAB III

PARAMETER PENGAMATAN
1. Derajat pembuahan (Fertilization Rate) 3. Abnormalitas Larva

Menurut Rustidja (1997) sebagai berikut: Dikemukanan oleh Wirawan (2005) yaitu :

FR (= Abnormalitas(=

2. Derajat penetasan (Hatching Rate) 4. Kelangsungan hidup (SR)


Menggunakan rumus (Effendie et al.,
Menurut Murtidjo (2001) sebgai berikut :
2006) :

HR (= SR ( =
BAB I BAB II BAB III

PARAMETER PENGAMATAN

5. Parameter kualitas air

untuk mengetahui pengukuran derajat


oksigen terlarut (DO) keasaman (pH) dengan
menggunakan DO meter menggunakan pH test
dengan (Tipe DO-5509) pengecekan suhu air
dengan menggunakan
termometer dengan merek
pH Meter HM Digital (Tipe
PH-80)
BAB III
ANALISA DATA
BAB I BAB II BAB III

ANALISA DATA

Data hasil penelitian Derajat pembuaan (FR), daya tetas telur (HR),
kelangsungan hidup (SR), dan abnormalitas larva ditentukan dengan
Anova (Analysis of varian) yang diolah secara statistik
menggunakan SPSS 22.0. Jika data menunjukkan berpengaruh beda
nyata maka dilakukan uji lanjutan (Dwinanti et al., 2018).

Data kualitas air dianalisis secara deskriptif.


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai