Anda di halaman 1dari 26

Konseling

Metode CEA
(Catharsis-Education-Action)
Dr. Hj. Tri Ratih Agustina, dr., MARS (M. Kes)
The good physician
cures sometimes
relieves often
comforts always….
(Sir William Osler, 1904)
Contoh Ilustrasi Kasus
Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke
Klinik Kedokteran Keluarga dengan keluhan batuk
lama yang disertai darah bercampur dahak.
Pasien bekerja sebagai sopir truk, istrinya
tidak bekerja. Mereka mempunyai 5 anak. Pasien
khawatir dengan keadaan sakitnya yang mungkin
berdampak ke pekerjaannya. Ia juga takut akan
kemungkinan pengobatan sakitnya yang perlu
waktu lama dan biaya banyak, disebabkan karena
keterbatasan kondisi ekonominya.
Dokter keluarga mengidentifikasi perlunya
dilakukan konseling kepada pasien tersebut
sehingga membuat janji untuk pertemuan kedua.
Dokter kemudian memberikan konseling kepada
pasien tentang penyakit kronis yang dideritanya...
Konseling Metode CEA:
Latar Belakang
► All illness is biopsychosocial in nature.
● Sebagian besar pasien rawat jalan datang bukan
hanya dengan 1 masalah, tetapi 2 masalah:
♥ the physical illness (the biological)
♥ the anxiety that the physical illness has
produced (the psychosocial).
● And between the two, it is oftentimes the
anxiety rather than the illness itself that has
prompted the consult.
► To be truly holistic and biopsychosocial in
our approach to patient education:
● It becomes necessary to address not just the
physical illness but also the emotional impact of
that illness.
● Our patients seek good medical advice, but they
also seek comforting—the alleviation of the
anxiety that has finally provoked them into
consulting.
● Unfortunately, conventional methods of patient
education focus mainly upon pathophysiology &
pharmacology and too little upon the emotional
impact.
Hal-hal yang Diperlukan dalam
Melakukan Konseling Metode CEA

A. Gabungan Komunikasi Verbal &


Komunikasi Non-Verbal
B. Sikap Empati & Dapat Dipercaya
C. Ketrampilan Mendengar Aktif
D. Komponen Konseling Metode CEA
A. Komunikasi Verbal &
Komunikasi Non-Verbal

1. Komunikasi Verbal
Kata-kata yang diucapkan secara lisan
2. Komunikasi Non-Verbal
● Menjaga tatapan mata
● Ekspresi wajah ramah, tersenyum
● Postur tubuh terbuka
● Artikulasi suara jelas & intonasi tepat
● Penampilan bersih & rapi
B. Sikap Empati dan
Dapat Dipercaya
1. Empati
● Kemampuan untuk mengenali,
memahami dan merasakan secara
langsung emosi orang lain
2. Dapat Dipercaya
● Bisa menunjukkan integritas profesi
sesuai dengan kompetensi dokter
● Memelihara dan menjaga harga diri
pasien, hal-hal yang bersifat pribadi, dan
kerahasiaan pasien sepanjang waktu
C. Ketrampilan
Mendengarkan Aktif
Ketrampilan mendengarkan secara aktif
dengan melakukan:
● Refleksi Isi
● Refleksi Perasaan
D. Komponen Konseling Metode CEA

1. Catharsis:
Pengeluaran emosi/ perasaan pasien
atas keadaan sakit yang dialaminya
2. Education:
Koreksi atas kesalahpahaman pasien
tentang keadaan sakitnya dan edukasi
tentang penyakit pasien
3. Action:
Tindakan untuk pengelolaan penyakit pasien
1. Catharsis
● Tujuan : mendapatkan informasi yang
dibutuhkan dan mengeluarkan emosi/
perasaan pasien, sehingga ‘emotionally
critical misperception (ECM)’ dari pasien
dapat teridentifikasi
[ECM = kesalahpahaman yang banyak
menimbulkan kecemasan atau yang
menyebabkan tekanan emosi terbesar]
● Menggunakan ‘ketrampilan mendengarkan
aktif (active listening skills)’

● Menggali ’keadaan sakit pasien (illness)’


dengan 4 dimensi : pikiran, perasaan, efek
pada fungsi & harapan pasien
● Menggunakan 4 langkah dasar :

a. Apa yang Bapak/Ibu pikirkan pada saat


Bapak/Ibu merasakan sakitnya ?

b. Apa yang Bapak/Ibu rasakan pada waktu


Bapak/Ibu berpikir seperti itu ?
[Catatan = Emosi dasar manusia :
marah, sedih, takut, gembira]
c. Hal apa dari penyakit Bapak/Ibu yang paling
membuat Bapak/Ibu merasa begitu ?
[Catatan = Pada kebanyakan kasus,
jawaban pada pertanyaan inilah muncul
ECM yang akan difokuskan pada edukasi
pasien nantinya]

d. Menyimpulkan ECM dan perasaan-perasaan


yang berhubungan dengan ECM tersebut.
2. Education : Correct the ECM
● Kondisi Pasien saat ini :
a. Pasien sudah mengeluarkan emosi/
perasaannya yang tersembunyi.
b. Oleh karena tidak terbelenggu lagi oleh
emosi/ perasaannya, sekarang dia sudah
lebih siap & terbuka untuk mendengarkan
penjelasan dokter tentang penyakitnya. Ini
merupakan saat yang tepat untuk
mengedukasinya.
● Setelah mengidentifikasi ECM, tugas dokter
harus segera memberikan perhatian pada
hal tsb sebelum menangani hal lainnya
● ECM adalah kesalahpahaman yang
menimbulkan dorongan emosi yang
membawa pasien pergi ke dokter sehingga
perlu mendapat prioritas perhatian
● Tujuan: memberikan edukasi kepada pasien
dengan mengkoreksi ECM terlebih dahulu
kemudian memberi penjelasan lainnya
tentang penyakit yang diderita
● Menangani ECM secara langsung
mengkomunikasikan kepada pasien
bahwa dokter telah mendengarkan pasien
dan memahami kekhawatirannya, sehingga
adanya “hubungan emosional” seperti ini
dapat mempengaruhi hubungan dokter-
pasien secara bermakna
● Dalam memberikan penjelasan biologis dari
keadaan sakit pasien, hal-hal yang harus
diperhatikan :
a. Menggunakan bahasa sederhana yang
dipahami pasien
b. Cobalah membuat analogi sederhana
dalam memberikan penjelasan
c. Mengkombinasikan penjelasan ilmiah
(EBM) dengan kesaksian (testimoni) hasil
kesembuhan pasien jauh lebih efektif, serta
mendorong pasien untuk bertemu &
berbicara dengan pasien yang
digambarkan dalam testimoni tersebut
d. ECM yang menyebabkan kecemasan
terbesar bagi pasien mungkin hanya
berhubungan dengan patofisiologi atau
farmakologi
e. Berhati-hati dalam upaya meredakan
kecemasan pasien. Dokter perlu menimbang
antara supaya pasien tidak terlalu menjadi
tidak berdaya akibat ketakutan, namun pada
saat yang sama juga menjaga agar terdapat
kecemasan yang cukup untuk memberikan
energi bagi pasien mengambil langkah-
langkah tepat menuju kesehatan (misal:
patuh pada pengobatan)
● Edukasi meliputi :
a. Definisi :
Tekankan kronisitas jika masalah kesehatan
tsb membutuhkan kepatuhan jangka panjang
b. Etiologi :
Tekankan predisposisi genetik versus
penularan infeksi dan sebaliknya
c. Gejala & Tanda :
Tekankan komplikasi untuk meningkatkan
‘stress’ (penekanan) jika persepsi pasien
meminimalkan realitas
d. Terapi :
Tekankan ada terapi dalam rangka untuk
menenangkan pasien (meredakan perasaan/
kecemasan) jika persepsi pasien terlalu
melebih-lebihkan realitas
3. Action
● Tujuan : menentukan tindakan selanjutnya
yang berkaitan dengan penatalaksanaan
pasien.
● Langkah-langkah :
a. Menerangkan pengelolaan penyakit
b. Perception checking :
Klarifikasi pemahaman pasien untuk hal-hal
yang penting dari penyakit & pengelolaan
c. Feeling checking :
Klarifikasi perasaan pasien terhadap sakitnya
d. Membuat janji untuk follow-up meeting

Anda mungkin juga menyukai