Anda di halaman 1dari 57

CATHARSIS EDUCATION

ACTION (CEA)
KATARSIS
 Katarsis adalah suatu metode terapeutik
dimana pasien diminta untuk mengingat
kembali dan melepaskan emosi yang tidak
menyenangkan, mengalami kembali
ketegangan dan ketidakbahagiaannya
dengan tujuan untuk melepaskan dari
penderitaan emosional/gangguan mental.
Terapi katarsis ini dikenalkan oleh Josef
Breuer dan kemudian dikembangkan oleh
Sigmund Freud.
 Katarsis adalah pelepasan emosi-emosi
yang terpendam. Proses katarisis ini sangat
penting bagi orang-orang yang sedang
menghadapi masalah-masalah emosional.
 pada umumnya, orang yang sedang
menghadapi masalah-masalah emosional.
mereka menghadapi situasi yang
menyedihkan, mengecewakan,
menjengkelkan, seringkali tidak mau
mengungkapkannya kepada orang lain.
 Mereka lebih suka memendam dalam
qalbunya atau berusaha untuk
melupakannya. Dalam kenyataannya, suatu
masalah makin dipendam dan diusahakan
untuk dilupakan, maka akan muncul
berbagai macam ganguan fisik dan
psikologis seperti depresi, kecemasan dan
berbagai bentuk penyakit psikologis.
MEDIA KATARSIS
 TERSIRAT: NAIK GUNUNG, BEPERGIAN
 TERSURAT: CURHAT, MENULIS

Dengan begitu emosi-emosi negatif yang


ada dalam diri pasien keluar dan dengan
begitu ada sebuah kelegaan yang bisa
menjadikan diri pasien lebih rileks dan
bisa berpikir secara dingin untuk
menghadapi sebuah masalah.
 Didalam konseling, biasanya seorang konselor
hanya berperan sebagai media katarsis atau
penampung segala macam keluhan klien yang
mengungkapkan segala macam perasaan, emosi
atau pikiran-pikiran yang mengganggunya.
Setelah itu, klien akan merasa lebih ringan akan
beban yang dipikulnya. Apabila klien itu sampai
menangis. Konselor biasanya akan
membiarkannya terus menangis sampai puas
dan orang tersebut merasa lega. Sebab dengan
menangis akan tersalurkan emosi yang
mencekam dirinya.
 Dalam ilmu psikologi sendiri katarsis dikenal
dalam dalam proses konseling Freud. Karena
melalui katarsis seseorang bisa digali lebih jauh
apa yang dialaminya, sehingga klien tersebut
bisa menceritakan apapun masalahnya kepada
psikolog. Sehingga psikolog di sini berperan
sebagai media katarsis yang memberikan
sebuah cermin kepada klien akan masalah yang
di hadapinya. Setiap orang memiliki cara yang
berbeda-beda untuk melakukan katarsis,
mungkin dengan berpergian, makan yang
banyak, karoke, tidur, ataupun menulis
Keuntungan katarsis
 Meningkatkan Gairah Hidup 2,98%
 Lebih Disiplin 0,49%
 Semangat Prestatif 3,98%
 Menjalin dan memperbanyak relasi/ kawan/
persahabatan 48,75%
 Rajin menulis/ meningkatkan kemampuan/
produktivitas menulis 8,95%
 Lebih kreatif/ ekspresif/ inspiratif/ motivatif 4,47%
 Menambah berbagai wawasan 3,98%Lega bisa berbagi
2,48%
 Lain-lain 7,96%
 Gabungan beberapa poin diatas 15,92%
 Pasien datang berkonsultasi sebagian besar
pasien rawat jalan , mereka datang, bukan
hanya dengan satu masalah tetapi dengan
dua-penyakit fisik (biologis), dan kecemasan
bahkan penyakit fisik telah menghasilkan
psikososial. Dan di antara keduanya, maka
seringkali kecemasanyang telah mendorong
berkonsultasi daripada penyakitnya itu
sendiri. Bahkan dalam arti sempit semua
penyakit memiliki sifat dasar biopsikososial
 Pendekatan untuk pendidikan pasien secara
holistik dan biopsikososial, maka perlu untuk
mengatasi bukan hanya penyakit fisik, tetapi
juga dampak emosional dari penyakit itu.
 Pasien mencari nasihat medis yang baik,
tetapi yang berusaha menghibur-
mengentaskan dari kecemasan yang akhirnya
mendorong mereka ber konsultasi
 Metode konvensional pendidikan pasien
berfokus terutama pada patofisiologi dan
farmakologi dan terlalu sedikit pada dampak
emosional, bukan berarti patofisiologi dan
farmakologi tidak penting bagi mereka. Apa
yang dikatakan, bagaimanapun, adalah
bahwa membahas patofisiologi dan
farmakologi tidak selalu menghibur, dan
bahwa kita harus menghibur seperti halnya
kita mendidik. Jika tidak, pasien datang dan
pergi tidak puas dengan berkonsultasi pada
kita dan karenanya waktu berikutnya dia
sakit. Lebih mungkin dia akan tertarik ke
dokter yang bisa menghiburnya dengan baik.
 ketika pasien kita penuh kecemasan, mereka
merasa sulit untuk mendengarkan upaya
ilmiah untuk mendidik mereka tentang ilmu
di balik penyakit mereka. Semakin besar
kecemasan, semakin sedikit kesempatan
memberi penjelasan untuk memasukan
dalam pikiran pasien. Lebih baik menangani
kecemasan lebih dahulu, kemudian beru
menangani patofisiologi dan farmakologi
setelah pasien lebih cenderung untuk
mendengarkan.
 Emosi disebabkan oleh persepsi. Dengan
menggunakan keterampilan mendengarkan
aktif, dokter mampu mencari sebab persepsi
kecemasanyang telah menyebabkan
kecemasan. Jika persepsinya salah, maka
dokter bisa segera memperbaiki kesalahan
persepsi, dan menenangkan kecemasan serta
menghibur pasien. Pasien mungkin memiliki
banyak kesalahan persepsi tentang penyakit
mereka.
 Melalui penggunaan keterampilan
mendengarkan aktif, dokter secara akurat
dapat mengidentifikasi kesalahan persepsi
dan apa yang paling merangsang
kecemasan, yang kita sebut sebagai ECM
(Emotionaly Critical Misperceptions), atau
Kesalahan Persepsi Emosional
 Konsultasi dapat diberikan hanya 10 sampai
15 menit karena pasien lain menunggu untuk
konsultasi.
Pembersihan/ katarsis
 Alasan mengapa dalam "CEA" model, "C" singkatan
katarsis. harus ada beberapa penyucian emosi, beberapa
cara untuk membiarkan perasaan ketakutan yang
tersembunyi atau kecemasan pasien: terbaik dilakukan
dengan menggunakan keterampilan mendengarkan aktif
untuk membawa keluar emosi pasien yang biasanya
terus tersembunyi. Setelah perasaan diucapkan dengan
jelas dan memungkinkan pembicaraan, maka
keterampilan mendengarkan aktif dapat digunakan
untuk mengidentifikasi ECM (Emotionaly Critical
Misperceptions) dibalik perasaan. Pelepasan perasaan
juga memungkinkan pasien untuk berpikir lebih jernih
dan membuatnya lebih mudah menerima langkah
berikutnya dalam model CEA, yang dimaksudkan untuk
mendidik.
 Pendidikan ini pertama diarahkan pada kesalahan
persepsi yang menyebabkan rasa sakit emosional
terbesar.
 Penjelasan lebih lengkap dapat diberikan
kemudian jika waktu memungkinkan, atau dapat
diberikan dalam kunjungan berikutnya.
 Pada kenyataannya kontra produktif untuk
membombardir pasien dengan informasi, bahkan
mungkin dia tidak akan meminta.
 Minimal, apa yang dibutuhkan adalah memberikan
dia dengan data yang cukup sehingga
kecemasannya akan mereda, sehingga ia akan
bersedia untuk mematuhi saran dokter .
Untuk mendorong katarsis/pembersihan, dokter dapat
fokus pada empat langkah dasar, dengan
menggunakan keterampilan mendengarkan aktif
dapat memperoleh informasi yang diperlukan dan
dapat mendorong pelepasan emosi:
1. Apa yang masuk pikiran anda, kapan mulai
merasakan gejalanya?
2. Perasaan apa yang keluar ketika pikiran ini masuk
ke pikiran anda?
3. Apa konsekuensi dari penyakit anda yang membuat
anda merasa seperti ini? Dalam kebanyakan kasus,
jawaban atas pertanyaan ini adalah ECM yang akan
menjadi fokus untuk pendidikan pasien kemudian.
4. Merangkum ECM dan emosi yang terkait dengan
itu.
PENDIDIKAN
 Pada titik ini, dua hal yang akan terjadi pada
pasien.
 Pertama, ia akan mengucapkan dengan jelas
dan melepas emosinya.
 Kedua, karena ia tidak lagi disibukkan untuk
tetap menutupi perasaannya, dia sekarang
memiliki cukup ruang dalam pikirannya untuk
bisa mendengarkan apa yang dikatakan
dokter kepadanya tentang penyakitnya. Ini
adalah saat yang tepat untuk mendidik
emosional - bukan sebelumnya.
PENDIDIKAN

 Setelah mengidentifikasi ECM, tugas


dokter menggunakan metode CEA akan
segera mengatasi terlebih dahulu
emosinya sebelum menangani masalah
lainnya.
PENDIDIKAN

 ECM adalah persepsi yang salah yang menyebabkan


gangguan emosi terbesar. Persepsi yang salah
menciptakan kekuatan emosional yang membawa pasien
ke dokter. Karena itu perlu perhatian prioritas. Jika,
misalnya, ketakutan pasien adalah karena ia akan mati
akibat penyakitnya, tetapi kenyataannya adalah bahwa
kematian adalah kemungkinan yang jauh, maka
pernyataan langsung tentang hal tersebut, diikuti oleh
penjelasan sederhana mengapa kematian tidak
mungkin, akan memberikan bantuan emosional yang
terbesar dalam periode waktu terpendek.
PENDIDIKAN
 Mengatasi ECM dengan segera menyampaikan
kepada pasien bahwa dokter telah
mendengarkan dia dan memahami keprihatinan
itu, dan hubungan emosional ini bisa membawa
ke dalam hubungan dokter-pasien yang sangat
berarti.
Dalam menjelaskan aspek biologi penyakit,
beberapa petunjuk berguna:
 dokter harus berbicara dalam bahasa-klien
yang pasti tidak ditandai bahasa jargon
ilmiah. Penjelasan harus sesederhana sesuai
untuk pencapaian pendidikan pasien. Sebagai
aturan umum, istilah ilmiah harus dihindari,
kecuali bagi pasien sudah akrab , dan
mereka yang mutlak perlu untuk memahami
penyakit.
 Dokter harus ingat bahwa persepsi yang salah
yang menyebabkan kecemasan terbesar
mungkin hanya sedikit terkait dengan
patofisiologi atau farmakologi. Seorang ibu yang
membawa anaknya berusia 3 tahun ke klinik
mengeluh bahwa anaknya kurus dan diperlukan
perangsang nafsu makan. Pada evaluasi, berat
badan anak normal, tetapi ada nya pendidikan
kesehatan tidak bisa meredakan kecemasan ibu
yang terus meminta perangsang nafsu makan.
Tapi ketika akhirnya dicoba untuk
mendengarkan emosinya, ditemukan bahwa apa
yang ia rasakan tidak akan terjadi pada
anaknya, melainkan takut bahwa mertuanya
akan berpikir bahwa dia adalah ibu yang buruk
karena anaknya adalah "underweight ". Lebih
lanjut diselidiki terungkap bahwa anak-anak di
lingkungan keluarga suaminya semua agak
besar dan kuat-pada kenyataannya, kelebihan
berat badan.
 Oleh karena itu, pendidikan kesehatan
mengambil putaran yang berbeda: pasien
diyakinkan pada kenyataannya, seorang ibu
yang baik, dan bahwa mertuanya menganggap
dia orang yang lalai tentang kesehatan anak-
anak mereka adalah tidak benar. Hanya dengan
jaminan ini , ia akhirnya bisa mendengarkan
penjelasan dokter tentang berat badan
"normal" untuk semua usia .
 Dalam situasi ini, faktor psikososial terkait
dengan patofisiologi jelas melebihi faktor
biologis, dan perhatian yang cukup kepada
faktor psikososial muncul hanya sebagai akibat
dari mendengarkan lebih sensitif terhadap
perasaan (mispersepsi emosional kritis) dari ibu.
 Akhirnya, kata peringatan tentang menenangkan
kecemasan: Sementara pasien sangat cemas
membutuhkan penghibur
 kecemasan tidak baik . Harus ada beberapa
kecemasan minimal bagi pasien untuk mematuhi
standar pengobatan. Karena itu wajib hukumnya
pada dokter untuk menyaring sejumlah tingkat
kecemasan yang menumbuhkan ketakutan tapi
sementara pada saat yang sama memastikan
bahwa ada kecemasan yang cukup memberi
energi kepada pasien untuk mengambil langkah
yang tepat menuju kesehatan.

 Kadang-kadang, mungkin perlu untuk
meningkatkan kecemasan pasien, terutama bila
pasien cenderung untuk meminimalkan
symptomns dan tidak cukup termotivasi untuk
mematuhi pengobatan. Dalam kasus tersebut,
penggunaan sistem keluarga mungkin manuver
yang bisa dilakukan,.

 Setelah mendidik pasien tentang penyakit, dokter
sekarang harus mengusulkan tindakan untuk
meringankan pasien sakitnya. Sekali lagi, waktu
emosional yang tepat untuk menjelaskan pengobatan
yang diusulkan adalah setelah ECM telah ditangani-
bukan sebelumnya. Jika tidak, pasien hanya akan terus
kembali ke ECM dan tidak ada kemajuan yang dapat
dicapai dalam menjelaskan pengobatan.
 Tak usah dikatakan bahwa prinsip-prinsip
berbasis bukti harus digunakan dalam
merekomendasikan pengobatan. Namun, seperti
telah dibahas sebelumnya, dokter juga harus
tahu kapan menggunakan analogi, anekdot, dan
kesaksian untuk memotivasi pasien untuk
mematuhi.
 Semua pasien yang berkonsultasi memiliki
dua problem yang perlu diperhatikan, fisik
dan kecemasan yang pasien merasa
sebagai akibat dari penyakitnya. Antara
dua, itu adalah kecemasan yang biasanya
memotivasi pasien untuk berkonsultasi.
Secara holistik, pendekatan pendidikan
biopsychosocial mensyaratkan bahwa
pasien membutuhkani informasi dan
hiburan.
 Mendengarkan aktif memungkinkan dokter
untuk sensitif mengidentifikasi persepsi
emosional kritis terhadap pasien mengenai
penyakitnya. Dengan memfokuskan upaya
edukatif pada ECM ini, dapat memberikan
kenyamanan dan pencerahan untuk
pasien dalam waktu pendek.
 Pada pandangan pertama, menggunakan
keterampilan mendengarkan aktif mungkin
tampak lebih banyak memakan waktu,
tetapi pada akhirnya, menggunakan
keterampilan mendengarkan aktif, benar-
benar menghemat waktu dan sangat
meningkatkan dengan baik upaya
edukatif serta keakrapan dokter-pasien.
CHECK LIST KONSELING INDIVIDU METODE CEA
NAMA :
NIM :
No. Aspek yang dinilai Parameter Nilai

I. IVERBAL
COMMUNICATION
0 1 2 3

A. MEMBINA SAMBUNG
RASA
1. Memberikan salam  “Assalamu’alaikum, silakan
dan membuat pasien duduk…..”
merasa nyaman  Silakan nanti menceritakan
keluhannya / keluh kesahnya /
uneg-unegnya
B. CATHARSIS  Pengeluaran emosi/perasaan
pasien atas keadaan sakit
yang dialaminya, dapat
mengidentifikasi adanya
kesalahpahaman pasien
tentang keadaan sakitnya
yang menyebabkan
kecemasan (emotional
critical misperception=ECM)
Empat langkah dasar
No. Aspek yang dinilai Parameter Nilai

1. “Apa yang Bapak/Ibu 0 1 2 3


pikirkan pada saat
Bapak/Ibu merasakan
sakitnya?”
2. “Apa yang Bapak/Ibu Catatan = emosi dasar manusia :
pikirkan pada waktu marah, sedih, takut, gembira
Bapak/Ibu berpikir seperti
itu?”
3. “Hal apa dari penyakit Catatan = pada kebanyakan
Bapak/Ibu yang paling kasus, jawaban pada pertanyaan
membuat Bapak/Ibu inilah muncul ECM yang akan
difokuskan pada edukasi pasien
merasa begitu?”
nantinya
4. Menyimpulkan ECM dan
perasaan-perasaan yang
berhubungan dengan ECM
tersebut
C. EDUCATION Memberikan edukasi kepada
pasien dengan mengkoreksi ECM
terlebih dahulu kemudian
memberi penjelasan lainnya
tentang penyakit yang diderita
1. Mengkoreksi ECM pasien
EDUKASI TENTANG
PENYAKIT
a. Definisi Tekankan kronisitas jika masalah
kesehatan tsb membutuhkan kepatuhan
jangka panjang
b. Etiologi Tekankan predisposisi genetic versus
penularan infeksi dan sebaliknya
c. Gejala & tanda Tekankan komplikasi untuk
meningkatkan “stress” (penekanan) jika
persepsi pasien meminimalkan realitas
d. Terapi Tekankan ada terapi dalam rangka untuk
menenangkan pasien (meredakan
perasaan/kecemasan) jika persepsi
pasien terlalu melebih-lebihkan realitas
D. ACTION Menentukan tindakan selanjutnya yang
berkaitan dengan penatalaksanaan
pasien
1. Menerangkan
pengelolaan penyakit
2. Perception checking Kualifikasi pemahaman pasien untuk hal-
hal yang penting dari penyakit dan
pengelolaannya
3. Feeling checking Klarifikasi perasaan pasien terhadap
keadaan sakitnya
4. Membuat janji untuk
pertemuan
berikutnya jika
II. NON-VERBAL
COMMUNICATION
1. Aspek-aspek komunikasi non  Menjaga tatapan mata
verbal  Ekspresi wajah ramah,
tersenyum
 Postur tubuh terbuka,
menghadap pasien dengan
sudut 450
 Artikulasi suara jelas &
intonasi tepat
 Penampilan bersih & rapi
III. EMPATHY & ACTIVE
LISTENING SKILLS
1. Aspek-aspek dari empati dan  Refleksi isi
ketrampilan mendengar aktif  Refleksi perasaan
1. Penyampaian berita buruk
kepada pasien

Catatan :
0 = Tidak Dilakukan Penilaian : jumlah seluruh skor x 100%
Skor maksimal
1 = Dilakukan, dengan kesalahan >50%
2 = Dilakukan dengan kesalahan ≤ 50%
3 = Dilakukan dengan sempurna
KONSELING KELUARGA
Salah satu prinsip utama dari spesialisasi
kedokteran keluarga adalah bahwa perawatan
pasien idealnya terjadi dalam konteks keluarga.
Pendekatan berorientasi keluarga akan sangat
berharga dalam pengelolaan penyakit kronis
seperti hipertensi dan diabetes. Intervensi
keluarga lebih efektif daripada pendekatan
individu. Namun sangat sedikit upaya untuk
memasukkan intervensi keluarga dalam praktek
kedokteran keluarga, karena sibuk.

TINGKAT KETERLIBATAN DOKTER DENGAN
KELUARGA

 Meskipun tingkat intervensi berorientasi


keluarga di setiap pertemuan dokter-
pasien harus dipengaruhi sebagian oleh
sifat dari masalah yang diajukan dan
keinginan pasien untuk kegiatan tersebut,
asumsi filosofis pengobatan khusus
keluarga harus ada bukti orientasi
keluarga di setiap wawancara.
TINGKAT KETERLIBATAN DOKTER DENGAN
KELUARGA
1. Penekanan Minimal pada keluarga
2. Menyediakan informasi medis dan saran
3. Memunculkan perasaan dan memberikan
dukungan emosional
4. Penilaian Keluarga dan konseling keluarga
5. Terapi Keluarga
1. Tingkat satu menganggap keluarga yang diperlukan
hanya untuk medis alasan hukum.
2. Tingkat dua terutama terfokus biomedis. Hal ini dicapai
ketika dokter mengkomunikasikan informasi medis
yang tepat dan nasihat kepada anggota keluarga dan
meminta informasi dari anggota keluarga. Komunikasi
yang efektif, bagaimanapun, tidak fokus sengaja
mempertemukan keluarga.
3. Tingkat tiga menggabungkan perasaan dan kekuatiran
berkaitan kondisi pasien dan pengaruh kondisi pasien
pada keluarga.
4. Tingkat empat memerlukan pemahaman teori sistem
keluarga dan pemahaman keterampilan untuk
menggunakan intervensi singkat dengan keluarga
untuk meningkatkan penanggulangan dan fungsi
keluarga.
 Untuk mencapai tujuan, pengetahuan dan
penggunaan keterampilan mendengarkan
aktif dalam pertemuan keluarga
membantu kita untuk memberikan
informasi medis dan saran, di samping itu
juga membantu kita merespon kebutuhan
emosional pasien dan anggota keluarga
(level 3)
MENGADAKAN PERTEMUAN KELUARGA

Tidak ada kriteria yang baku untuk mengajak


pertemuan dengan keluarga pasien berkali-
kali. Setiap kali mengadakan pertemuan
keluarga, dirasakan oleh dokter bahwa
pertemuan tersebut akan sangat membantu
bagi pasien. Ini tergantung bukan pada
masalah atau situasi tertentu, tetapi
keterampilan dan minat dari dokter.
1. Pertemuan keluarga secara rutin dalam
situasi berikut:
a. Rawat Inap (waktu masuk dan keluar
RS)
b. Perawatan kebidanan dan anak yang
rutin
c. Penyakit terminal dan kematian
d. Penyakit kronis yang serius
2. Pertimbangkan pertemuan keluarga
dalam situasi berikut:
a. Permintaan seorang individu keluarga
b. Somatisasi
c. Kecemasan atau depresi
d. Penyalahgunaan obat dan zat adiktif
e. Masalah orangtua-anak
f. Kesulitan perkawinan dan seksual
PEDOMAN PERTEMUAN KELUARGA
1. Libatkan keluarga dalam perawatan pasien
sedini mungkin. Secara rutin menanyakan
apakah ada anggota keluarga Fome dengan
pasien dan mengundang mereka dalam bagian
dari kunjungan.
2. Jadilah positif dan diect tentang kebutuhan
untuk melihat keluarga. Mengharapkan mereka
untuk datang berkali-kali pertemuan. Jelaskan
bahwa itu adalah prosedur rutin.
3. Tekankan pentingnya keluarga sebagai sumber
daya dalam merawat pasien. Beritahu keluarga
yang membutuhkan bantuan dan pendapat
mereka.
PEDOMAN PERTEMUAN KELUARGA
4. Manfaat dari pertemuan keluarga. Mengakui
bahwa masalah stres mempengaruhi semua
anggota keluarga
5. Memberikan instruksi khusus kepada pasien,
siapa yang diundang dan bagaimana untuk
mengundang anggota keluarga.
6. Hindari hal-hal berikut:
a. Menjadi ambivalen dan tidak pasti tentang
pentingnya pertemuan keluarga
b. Menerima kata pasien bahwa anggota
keluarga tidak mau datang.
c. KELUARGA KONSELING
 Menentukan intervensi keluarga sebagai intervensi
apapun yang mencakup setidaknya dua anggota
keluarga, biasanya pasien dan salah satu anggota
keluarga. Dengan intervensi kami maksud konseling
psiko-pendidikan atau keluarga
 Mendasarkan pendekatan berorientasi keluarga ,
pada model psychoeducational yang umumnya
berfokus pada membantu keluarga untuk mengatasi
penyakit atau gangguan kesehatan dengan lebih
efektif.
 Dua unsur kunci dari pendekatan adalah edukasi
dan dukungan psikologis. Pendidikan ini
melibatkan menyediakan pedoman khusus untuk
mengatasi penyakit, menyediakan empati,
memberi kesempatan untuk berbagi perasaan, dan
penilaian tentang bagaimana keluarga
menghadapi, memperluas jaringan sosial keluarga.
LANGKAH DALAM KONSELING KELUARGA

 Peningkatan tingkat kepuasan pasien dan


kepatuhan yang dicapai ketika pasien
lebih berpartisipasi dalam pengamatan
klinis. Prinsip yang sama dapat
diperpanjang ketika berhadapan dengan
keluarga.
LANGKAH DALAM KONSELING KELUARGA

 Berurusan dengan keluarga pasti lebih sulit


daripada berurusan dengan seorang
individu pasien, karena banyak orang
mendengarkan dan menangani. Prinsip
utama adalah untuk tetap netral
memberikan kesempatan setiap anggota
untuk berbicara dan didengar.
LANGKAH DALAM KONSELING KELUARGA

 Pertanyaan penting harus diarahkan kepada


setiap anggota keluarga mengajukan pikiran dan
perasaan berbeda, harus diulang kembali
sebelum melanjutkan ke pertanyaan berikutnya.
Sikap dokter-konselor dalam model konseling
keluarga adalah sikap yang menggeser bolak-
balik dari seorang fasilitator direktif dengan
seorang pendengar non-direktif dalam model
Rogerian. Ini sikap bolak berlanjut sepanjang
semua tahapan pertemuan.
A. Diskusikan Masalah Klinis ,Ini termasuk:
1. Alasan berkonsultasi
2. Riwayat medis
3. Menilai kondisi kesehatan dengan
pemeriksaan fisik jika sesuai
Hadirnya anggota keluarga akan berfungsi
sebagai sumber untuk memverifikasi riwayat
medis
B. Mendefinisikan Masalah Klinis ,Ini termasuk:
1. Berorientasi pasien dan pemahaman kesehatan
keluarga
2. Mengidentifikasi kesalahan persepsi emosional kritis
Pertanyaan contoh diarahkan untuk kedua anggota
keluarga pasien ANDA
a. Apa yang kau sebut penyakit / cacat?
b. Apa yang Anda mengerti telah menyebabkan
penyakit?
c. Apa yang Anda pikir telah menyebabkan
penyakit?
3. Gali / Mencerminkan perasaan
Hal ini penting untuk menunjukkan empati terutama pada
saat ini dan mencerminkan perasaan baik yang
ditunjukkan atau diucapkan oleh pasien.
Contoh pertanyaan:
Pasien:
a. Apa penyakit Anda, dan apa yang dilakukan
untuk Anda?
b. Apa yang tidak dapat Anda lakukan lagi itu,
ingin Anda lakukan?
c. Bagaimana perasaan Anda tentang penyakit
Anda?
d. Bagaimana keluarga Anda bereaksi terhadap
Anda karena sakit Anda?
e. Bagaimana perasaan Anda tentang reaksi
mereka?
Contoh pertanyaan:
Anggota keluarga:
a. Bagaimana penyakitnya mempengaruhi Anda?
b. Bagaimana perasaan Anda tentang /
penyakitnya?
Kedua pasien dan anggota keluarga:
a. Menurut Anda apa yang akan terjadi pada
penyakit di masa depan?
b. Apa yang Anda takuti, kebanyakan tentang
penyakit nya?
c. Apa hal terburuk yang bisa terjadi?
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai