Anda di halaman 1dari 20

‫ق ّوة المال‬

Musa Ibnu Hayyan

By PresenterMedia.com
Muqaddimah
Kisah Abdullah bin Abbas dan Khawarij
• Abdullah bin Abbas Memakai pakaian paling indah dan mahal
• Khawarij berkata, “Kamu adalah anak bapak saudara
Rasulullah Shalallahu ’alaihi Wa Sallam Mengapa kamu
memakai pakaian seperti ini? Abdullah bin Abbas menjawab,
“Apakah kalian lebih tahu mengenai Rasulullah dibanding
saya? Mereka berkata, “Tentulah kamu yang lebih tahu.”
Abdullah berkata lagi, “Demi Allah yang jiwaku dalam
genggaman-Nya, sesungguhnya aku telah melihat Rasulullah
berpakaian dengan mengenakan perhiasan berwarna merah
dan itu adalah sebaik-baik perhiasan.”
Muqaddimah
• Aisyah pada suatu ketika melihat sekumpulan pemuda berjalan dalam
keadaan lemah, pucat dan kelihatan malas. Beliau bertanya, “Siapakah
mereka itu?” Sahabat menjawab, “Mereka itu adalah kumpulan ahli
ibadat.” Kemudian Aisyah berkata, “Demi Allah, yang tiada Tuhan
selain-Nya. Sesungguhnya Umar bin al-Khattab adalah orang yang
lebih bertakwa dan lebih takut kepada Allah dibanding mereka itu.
Kalau beliau berjalan, beliau berjalan dengan cepat dan
tangkas. Apabila bercakap, beliau dalam keadaan berwibawa, jelas
kedengaran percakapannya dan apabila beliau memukul, pukulannya
terasa sakit.”
• wasiat Rasulullah yang disampaikan kepada Muaz bin Jabal ketika
beliau dikirim menjadi Duta dakwah ke negeri Yaman. “Wahai Muaz,
mudahkanlah setiap urusan, jangan memberat-beratkannya.”
Muqaddimah
Jihad wajib memiliki bekal persiapan

‫ُون بِ ِه‬ َ ‫اط ْال َخي ِْل تُرْ ِهب‬ ِ َ‫َوَأ ِع ُّدوا لَه ُْم َم ا ا ْس تَطَ ْعتُ ْم ِم ْن قُ َّو ٍة َو ِم ْن ِرب‬
‫ين ِم ْن ُدونِ ِه ْم اَل تَ ْعلَ ُمونَه ُُم هَّللا ُ يَ ْعلَ ُمه ُْم‬ َ ‫َع ُد َّو هَّللا ِ َو َع ُد َّو ُك ْم َوَآ َخ ِر‬
َ ‫ظلَ ُم‬
‫ون‬ ْ ُ‫ف ِإلَ ْي ُك ْم َوَأ ْنتُ ْم اَل ت‬
َّ ‫َو َما تُ ْنفِقُوا ِم ْن َش ْي ٍء فِي َسبِي ِل هَّللا ِ يُ َو‬
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu
sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan
persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang
selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya.
Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan
cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).“

Khalifah Umar bin Abdul Aziz pernah berkata: “Apabila emas seberat
gunung diamanahkan kepadaku, aku tidak akan tidur selagi ia tidak habis
dimanfaatkan untuk umat Islam.”
Al Anaashiru Quwwatil Islamiyah
Unsur-unsur Kekuatan dalam Islam

Quwwatul
Iman

Quwwatul Quwwatul
Askar ‘Ilm

Quwwatul Quwwatul
Maal Ukhuwah
Rasmul Bayan
‫المال هّلل‬
A. Harta itu milik Allah (Al Maalu Lillah)
‫ا‬%‫َك ِإاَّل َم‬% ِ‫ْن َمال‬% ‫ ِم‬%‫ آ َد َم‬%‫ا ا ْب َن‬%َ‫َك ي‬% َ‫ ل‬%‫ َو َه ْل‬%‫ َمالِي َمالِي قَا َل‬%‫ آ َد َم‬%‫ ا ْب ُن‬%‫يَقُو ُل‬
‫ض ْي َت‬َ ‫ص َّد ْق َت فََأ ْم‬ َ َ‫ت فََأ ْبلَ ْي َت َأ ْو ت‬ ْ ِ‫ت فََأ ْفنَ ْي َت َأ ْو لَب‬
َ ‫س‬ َ ‫َأ َك ْل‬
"Seorang hamba (manusia) berkata, 'Hartaku, hartaku!'
Padahal hartanya itu sesungguhnya ada 3 jenis: (1) Apa yang
dimakannya lalu habis. (2) Apa yang dipakainya lalu lusuh. (3)
Apa yang disedekahnya lalu tersimpan untuk akhirat. Selain
yang 3 itu, semuanya akan lenyap atau ditinggalkan kepada
orang lain". (Muslim)
‫المال هّلل‬
Konsepsi Zuhud
• Shaikhul Islam al-Imam Ibnu Taimiyah. Beliau
berkata: “Zuhud itu adalah kamu meninggalkan
perbuatan yang tidak berfaedah untuk akhiratmu.”
• Al-Imam Ahmad bin Hanbal ketika ditanya
mengenai seorang lelaki yang memiliki harta
kekayaan sebanyak 100.000 dinar uang emas.
Dapatkah dia dikatakan sebagai seorang yang
zahid? Beliau menjawab: “Lelaki itu dikatakan
zuhud apabila ada dua sifat: Tidak terlalu
bergembira ketika hartanya bertambah; Tidak
terlalu berduka-cita apabila hartanya berkurang.“
‫المال هّلل‬
Konsepsi Zuhud
َّ‫ ُكل‬%‫ َوهَّللا ُ اَل يُ ِح ُّب‬%‫ا َآتَا ُك ْم‬%‫ َواَل تَ ْف َر ُحوا بِ َم‬%‫ا فَاتَ ُك ْم‬%‫ى َم‬%َ‫ ْوا َعل‬%‫س‬َ ‫لِ َك ْياَل تَْأ‬
‫ال فَ ُخو ٍر‬
ٍ َ‫ُم ْخت‬
'Supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput
dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa
yang diberikan−Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap
orang yang sombong lagi membanggakan diri.'' (Al-Hadid: 23).
Shaikhul Islam al-Imam Ibnu Taimiyah. Beliau berkata:
“Zuhud itu adalah kamu meninggalkan perbuatan yang tidak
berfaedah untuk akhiratmu.”
Al-Imam Ahmad bin Hanbal ketika ditanya mengenai seorang
lelaki yang memiliki harta kekayaan sebanyak 100.000 dinar
uang emas. Dapatkah dia dikatakan sebagai seorang yang
zahid? Beliau menjawab: “Lelaki itu dikatakan zuhud apabila
ada dua sifat: Tidak terlalu bergembira ketika hartanya
bertambah; Tidak terlalu berduka-cita apabila hartanya
berkurang.“
‫إحتياجات الجهاد‬
B. Kebutuhan Jihad akan Harta (Ihtiyajatul Jihad)
• Jihad yang sempurna dilakukan dengan jiwa, harta dan lisan.
Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam:
“Berjihadlah kalian menghadapi kaum musyrikin (kafirin)
dengan harta, jiwa dan lisan kalian.” (HR. Abu Daud dan
lainnya)
• Ibnul Qayyim Al-Jauzi berpendapat dalam Zaadul Ma’ad
bahwa apabila seseorang tidak berangkat ke medan jihad
(tidak berjihad dengan jiwa)maka ia tetap wajib berjihad
dengan harta.
‫سبِي ِل هَّللا ِ بِ َخ ْي ٍر فَقَ ْد َغ َزا‬ َ َ‫سبِي ِل هَّللا ِ فَقَ ْد َغ َزا َو َمنْ َخل‬
َ ‫ف َغا ِزيًا ِفي‬ َ ‫• َمنْ َج َّه َز َغا ِزيًا فِي‬
• “Barang siapa menyiapkan kendaraan perang di jalan Allah
berarti ia telah ikut berperang, dan barang siapa
meninggalkan perang tetapi menggantinya dengan
kebaikan berarti ia pun telah ikut berperang.” (HR.
Bukhari,Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi).
‫التوازن في مواجهة االعداء‬
C. Jihad harta upaya perimbangan dalam menghadapi musuh dakwah

Dr. Said Hawwa dalam bukunya Jundullah menulis


tentang jihad harta ini,
“Sebenarnya jihad dengan harta (jihad bil-mal) ini
merupakan bagian vital dari jihad-jihad yang lain.
Risalah dakwah tidak akan berjalan dengan sempurna
tanpa adanya bantuan logistik dan dana yang kuat,
lebih-lebih ketika sedang mempersiapkan kekuatan
dalam rangka menghadang kekuatan musuh. Setiap
gerak dakwah tidak bisa terlepas dari masalah dana,
sebab dalam pelaksanaannya, dakwah memerlukan
sarana dan prasarana, apalagi untuk berdakwah di
zaman sekarang ini.
‫التوازن في مواجهة االعداء‬
C. Jihad harta upaya perimbangan dalam menghadapi musuh dakwah

Dr. Yusuf al-Qaradhwi dalam Fiqhuz-Zakah , bentuk


jihad masa kini yang harus diperhatikan,
1. Mendirikan pusat-pusat kegiatan Islam yang representatif di
negara Islam
2. Mendirikan pusat kegiatan bagi kepentingan penyiaran
dakwah Islam ke luar (nonmuslim) di semua benua
3. Mendirikan unit usaha di bidang percetakan, untuk menangkis
berita-berita dari luar yang merusak dan memutarbalikkan
fakta kebenaran Islam, serta menjelaskan Islam yang
sebenarnya.
4. Penyebaran buku-buku Islam dari penulis-penulis Islam yang
bersih
‫التوازن في مواجهة االعداء‬
C. Jihad harta upaya perimbangan dalam menghadapi musuh dakwah

Dr. Said Hawwa dalam bukunya Kai lam Namdhi Baidan an Ihtiyajat al-
Ashr
“Sebagai konklusi dari banyak ukuran syariat, saya berpendapat bahwa
sekarang ini dibenarkan memberikan zakat kepada lima kelompok dengan
tetap menjaga pelaksanaan-pelaksanaan zakat yang lain, fatwa, dan takwa.
Mereka itu adalah sebagai berikut Gerakan-gerakan jihad Islam. Gerakan-
gerakan dakwah dan para dai yang menyuruh kapada Allah; Pendidikan yang
melahirkan tokoh-tokoh agama.; Pendidikan yang melahirkan cendekiawan-
cendekiawan spesialis dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan yang
dibutuhkan kaum muslimin; Jamaah-jamaah Islam Internasional.. 
Jika masyarakat Islam memiliki universitas yang mengelola masalah-
masalah ini dan memang memenuhi syarat karena di situ terdapat banyak
tenaga ahli yang dapat dipercaya, di samping universitas ini melaksanakan
putusan fatwa yang berwawasan luas yang mementingkan kesejahteraan
warga masyarakat, maka membantu lembaga ini merupakan langkah yang
paling mendekati orang yang mendekat kepada Allah menuju jalan yang
hendak ditempuh.”
‫التوازن في مواجهة االعداء‬
C. Jihad harta upaya perimbangan dalam menghadapi musuh dakwah

Syekh Muhammad Rasyid Ridha dalam Tafsir al-Manar


menulis,
“Wajib dipelihara dalam aturan lembaga infak dan
zakat bahwa sabilillah tetap mempunyai hak atasnya
karena mereka memiliki suatu sasaran, yaitu berbuat
untuk mengembalikan hukum Islam. Tindakan ini lebih
baik (lebih penting) daripada perang karena mereka
memelihara hukum Islam dari serangan orang-orang
kafir. Cara lain dalam berdakwah serta membela hukum
Islam apabila sulit untuk mempertahankannya dengan
pedang, kekuatan, dan perang, adalah dengan lisan dan
tulisan.”
D. Distribusi Infak fi sabilillah (Pengaturan Sumber Dana)

• Banyak faktor yang menahan hartawan muslim


mengeluarkan hartanya di jalan Allah.
• Banyak program pokok dalam perjuangan terbengkalai
akibat ketiadaan dana.
• Musuh-musuh Islam, terus melancarkan operasi
penghancuran Islam dengan dana besar mereka.
‌ۚ‫يل ٱلل َّ ِه‬
ِ ‫عـ ن َسـ ِب‬ َ ْ ‫ونـ َأم َۡوٲل َُه ۡمـ لِيَ ُصـ ُّدوا‬ َ ‫• ِإ ّـَن ٱل َّ ِذ‬
َ ُ‫ينـ َكفَ ُروا ْ يُن ِفق‬
‫ونۗـ َوٱل َّ ِذي َنـ َكفَ ُروٓا ْ ِإل َٰى‬
‌َ ‫َف َسـيُن ِفقُون َ َها ثّـَُم تَكُو ُنـ َعلَيۡ ِهمۡـ َحسـ َۡر ً ۬ة ثّـَُم يُغۡل َُب‬
‫ون‬
َ ‫َج َهن ّ ََم يُح َۡش ُر‬
• “Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menafkahkan
harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah.
Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi
sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke
dalam neraka Jahannamlah orang-orang yang kafir itu
dikumpulkan,” (QS. Al-Anfal: 36)
D. Distribusi Infak fi sabilillah (Pengaturan Sumber Dana)

• Para shahabat radhiyallahu ‘anhum berlomba-lomba


menginfakkan harta mereka setiap kali seruan infak
datang kepada mereka.
• Ketika para sahabat berkeinginan meminta dispensasi
kepada Rasulullah untuk tidak lagi berinfak dan
meninggalkan dakwah yang telah maju di Madinah
untuk sekadar memetik keuntungan duniawi.
%ُّ ‫نُ ٓو ْۛ‌ا ِإنَّ ٱهَّلل َ يُ ِح‬%‫س‬
‫ب‬ ِ ‫ى ٱلتَّہۡ لُ َك ۛ ِة‌ َوَأ ۡح‬%َ‫ ِإل‬%‫يل ٱهَّلل ِ َواَل تُ ۡلقُو ْا بَِأ ۡي ِدي ُك ۡم‬ َ ‫• َوَأنفِقُو ْا فِى‬
ِ ِ‫ب‬%‫س‬
‫ين‬
َ ِ ‫سن‬ِ ‫ۡٱل ُم ۡح‬
• "Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah,
dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke
dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah: 195)
D. Distribusi Infak fi sabilillah (Pengaturan Sumber Dana)

Syekh Muhammad Rasyid Ridha dalam Tafsir al-


Manar menulis,
“Yang benar, sabilillah adalah kepentingan-kepentingan
umum kaum muslimin yang menegakkan kepentingan
agama dan negara, bukan pribadi-pribadi. Adapun
proses perjalanan haji individu-individu (masyarakat)
tidak termasuk dalam kategori ini karena haji hanya
diwajibkan kepada orang-orang yang mampu saja; di
sainping itu, haji merupakan fardhu ain seperti halnya
shalat dan puasa, bukan termasuk kepentingan-
kepentingan dunia-kenegaraan..”
D. Distribusi Infak fi sabilillah (Pengaturan Sumber Dana)

Syekh Muhammad Rasyid Ridha dalam Tafsir al-Manar


menulis,
Selanjutnya beliau menulis,“Orang-orang yang berjuang fi
sabilillah mencakup kepentingan-kepentingan syariat secara
umum yang merupakan inti persoalan agama dan negara
yang terpenting, yaitu mendahulukan persiapan perang
dengan membeli senjata dan logistik untuk para pasukan,
sarana-sarana angkutan, mempersiapkan para pejuang, dan
sebagainya. Di antara langkah sabilillah yang terpenting di
zaman ini adalah mempersiapkan dai dan mengirimkan
mereka ke negara-negara kafir dengan dikelola oleh
organisasi-organisasi yang manajemennya teratur rapi, yang
memberikan dana yang cukup kepada mereka.”
‫التوازن في مواجهة‬
D. Distribusi Infak fi sabilillah (Pengaturan Sumber Dana)

Asy-Syahid Sayyid Quthb dalam Fi Zhilaalil-Qur’an menulis,


“Sabilillah adalah pintu lebar yang mencakup semua
kepentingan masyarakat yang ingin merealisasikan kalimat
Allah. Yang paling penting di antaranya adalah mempersiapkan
jihad, mempersiapkan dan melatih para sukarelawan, mengutus
dai Islam, menjelaskan hukum-hukum dan syariat-syariat Islam
kepada segenap manusia, mendirikan sekolah-sekolah dan
universitas-universitas yang mendidik putra-putri Islam secara
islami dan benar, sehingga kita tidak perlu menitipkan mereka di
sekolah-sekolah pemerintah yang mengajarkan segala ilmu
pengetahuan kecuali Islam, maupun sekolah-sekolah yang
dikelola oleh para misionaris yang mengikis keimanan mereka
sejak anak-anak padahal mereka tidak punya daya penangkal
untuk menghadapi pendangkalan iman itu.”
Wallahu’alam Bishshawab..

Anda mungkin juga menyukai