Anda di halaman 1dari 45

DINAMIKA PARTIKEL

GAYA GRAVITASI
Hukum Newton tentang Gravitasi

 Setiap partikel di alam semesta ini


menimbulkan suatu gaya tarik terhadap
partikel lainnya.
 Untuk dua partikel yang memiliki massa m
1
dan m2 serta terpisah sejauh r, sehingga
gaya yang dirasakan oleh partikel satu
terhadap partikel lainnya diberikan oleh:
m1m2
F G 2
r
Hukum Newton tentang Gravitasi

 Simbol G menyatakan konstanta gravitasi universal, G =


6.672 59 × 10-11 N·m2/kg2

 Nilai dari G pertama kali diukur dalam suatu


eksperimen oleh ilmuwan Inggris Henry
Cavendish (1731–1810), lebih dari seabad
sesudah Newton menyatakan teorinya tentang
gravitasi universal.
Berat
 DEFINISI
Berat sebuah benda di bumi
disebabkan pengaruh gaya gravitasi
bumi terhadap benda tersebut.
Berat selalu mengarah ke bawah,
menuju pusat dari bumi.
 SI Unit of Weight: newton (N)
Hubungan antara
Massa dengan Berat
 Massa adalah ukuran kuantitatif dari inersia suatu
benda. Massa merupakan sifat intrinsik dari bahan
dan tidak berubah apabila benda tersebut
dipindahkan dari satu lokasi le lokasi yang lain.

 Berat adalah pengaruh bekerjanya gaya gravitasi


terhadap sebuah benda dan dapat berubah-ubah,
tergantung kepada berapa jauh benda tersebut
berada di atas permukaan bumi.
Hubungan antara
Massa dengan Berat
 Hubungan antara berat W dan massa m dapat
dituliskan sebagai berikut:
ME
W  G 2 m  mg
  r
g
 Berat suatu benda yang bermassa m bergantung
kepada nilai dari konstanta gravitasi universal G,
massa bumi ME dan jarak benda r.
 Nilai spesifik dari g = 9.80 m/s2 dipakai apabila
jika jarak r sama dengan jari-jari bumi RE.
Dinamika Gerak Melingkar
Beraturan
Gerak Melingkar Beraturan
 DEFINISI
Gerak melingkar beraturan adalah
gerak suatu benda dengan laju yang
konstan (beraturan) menempuh
lintasan berbentuk lingkaran.
 Definisi gerak melingkar beraturan
menekankan bahwa besar vektor
kecepatan konstan. Penting untuk
diperhatikan bahwa arah vektor tidak
konstan.
Gerak Melingkar Beraturan
 Setiap perubahan yang terjadi pada vektor
kecepatan, walaupun hanya arahnya, hal ini
menunjukkan adanya percepatan.
Percepatan khusus ini dinamakan
“percepatan sentripetal,” karena arahnya
yang selalu menuju pusat
Percepatan Sentripetal
 Besar:
Percepatan sentripetal sebuah obyek yang
bergerak dengan laju v dalam lintasan
melingkar dengan jejari r memiliki besar as
yang diberikan oleh 2
v
as 
Arah: r
Vektor percepatan sentripetal selalu
mengarah ke pusat lintasan yang berbentuk
lingkaran dan selalu berubah selaras dengan
bergeraknya obyek.
Gaya Sentripetal
(Centripetal Force)
Gaya Sentripetal
 Besar:
Gaya sentripetal merupakan nama yang diberikan
untuk jumlah gaya-gaya yang diperlukan agar
benda dengan massa m, bergerak dengan laju v ,
dalam lintasan melingkar dengan jejari r, besar gaya
tersebut adalah
2
mv
Fs 
 Arah: r
Gaya sentripetal selalu mengarah pada pusat
lingkaran dan secara malar berubah arahnya selaras
dengan bergeraknya benda.
Contoh : Efek Laju Pada Gaya
Sentripetal
 Pesawat terbang mainan
dalam gambar memiliki
massa of 0.90 kg dan
bergerak dengan laju konstan
dalam lintasan lingkaran
yang sejajar dengan tanah.
Tentukan tegangan T dalam
lintasan (panjang = 17 m)
untuk laju 19 dan 38 m/s.
Solusi
 Karena gravitasi menarik pesawat ke bawah,
kemiringan lintasan akan berarah ke bawah.
Dengan demikian maka jejari lingkaran akan
sedikit lebih kecil dari 17 m, dan hanya komponen
horisontal tegangan yang mengarah ke pusat
lingkaran untuk memberikan gaya sentripetal.
 Agar lebih sederhana, diasumsikan bahwa lintasan
sejajar dengan permukaan tanah. Berdasar asusmsi
ini, jejari lingkaran menjadi 17 m, dan seluruh
tegangan, bukan hanya komponen horisontalnya,
menjadi gaya sentripetal.
Solution
mv 2
 Dari persamaan Fc  T  , diperoleh:
r

 Untuk laju 19 m/s


2
0,9 19 
T  19 N
17 
 Untuk laju 38 m/s
0,9 382
T  76 N
17 
Contoh : Gaya Sentripetal Dan
Keamanan Berkendara
 Bandingkan laju maksimum sehingga
dapat berbelok dengan aman pada suatu
belokan datar (jejari = 50.0 m) saat
udara kering (koefisien gesek statis=
0.900) dan cuaca ber-es (koefisien gesek
statis = 0.100).
Solusi
 Saat laju maksimum, gaya sentripetal maksimum bekerja pada
ban-ban mobil, dan gesekan statis harus mencukupi agar hal
ini dapat terjadi.
 Besar gaya gesek statis maksimum diberikan oleh fsMAKS =
sFN, di mana s adalah koefisien gesek statis dan FN besar
gaya normal.
 Langkahnya adalah, mencari gaya normal, substitusikan dalam
ungkapan gaya gesek statis maksimum, samakan dengan mv2/r.
 Pengalaman mengatakan bahwa laju saat cuaca kering akan
lebih besar dibandingkan dengan saat cuaca ber-es.
Solusi
 Karena mobil tidak dipercepat dalam arah
vertikal, berat mg mobil akan diimbangi
oleh gaya normal, sehingga FN = mg.

                          
v2
 Akibatnya,  s g  r  v   s gr

mv 2
Fs   s FN   s mg 
r
Solusi
 Massa m yang dimiliki mobil akan
tereliminasi secara aljabar. Semua jenis
mobil, berat atau ringan, memiliki laju:

Jalan kering ( s = 0.900)


v 0,9 10 50   21,2 m/s
Jalan ber-es (s = 0.100)

v 0,11050   7,07 m/s


Belokan dengan Kemiringan
 Saat suatu mobil berbelok pada tikungan
datar, gaya gesek statis antara ban dan
jalan memberikan gaya sentripetal.
Kebergantungan pada gesekan dapat
dihilangkan untuk suatu laju tertentu, jika
tikungan dimiringkan dengan sudut
tertentu terhadap arah horisontal, seperti
halnya jalan dimiringkan dibuat agar
mobil dapat berbelok.
Belokan dengan Kemiringan
(Banked Curves)
Belokan dengan Kemiringan
 Gambar a menampilkan mobil pada tikungan
miring yang bebas gesekan. Jejari belokan r, di
mana r diukur pada arah horisontal bukan pada
arah permukaan yang miring.
 Gambar b menampilkan gaya
normal FN yang diberikan jalan
pada mobil, gaya ini berarah tegak
lurus dengan permukaan jalan.
 Karena permukaan jalan
membentuk sudut   dengan arah
horisontal, gaya normal memiliki
komponent FN sin  yang
mengarah ke pusat lingkaran C
2 dan memberikan gaya sentripetal:
mv
Fs  FN sin  
r
Belokan dengan Kemiringan
 Komponen vertikal gaya normal adalah FN cos
dan, karena mobil tidak dipercepat pada arah
vertikal, gaya ini harus diimbangi oleh berat
mobil mg.
 Dengan demikian, F cos = mg. Dengan
N
membagi persamaan sebelumnya dengan
persamaan ini, diperoleh

2
FN sin  mv / r v 2
 tan  
FN cos mg
rg
Belokan dengan Kemiringan
 Persamaan ini menyatakan bahwa untuk suatu
laju v, gaya sentripetal yang diperlukan untuk
membelok dengan jejari r dapat diperoleh dari
gaya normal dengan memiringkan belokan
sebesar sudut , dan hal ini tidak bergantung
massa kendaraan.
 Laju yang lebih besar dan jejari lebih kecil
memerlukan kemiringan yang lebih curam, yaitu
nilai  yang lebih besar.
 Pada laju yang terlalu kecil, mobil akan
tergelincir turun; pada laju yang terlalu besar
mobil akan tergelincir naik.
Satelit dalam Orbit Melingkar
 Today there are many satellites in orbit
about the earth. The ones in circular orbits
are examples of uniform circular motion.
Like a model airplane on a guideline, each
satellite is kept on its circular path by a
centripetal force. The gravitational pull of
the earth provides the centripetal force and
acts like an invisible guideline for the
satellite.
Satelit dalam Orbit Melingkar
 Hanya ada satu laju yang dapat
dimiliki sebuah satelit agar dapat
mengorbit pada suatu jarak tetap.
Untuk melihat bagaimana
karakteristik fundamental ini
muncul, misalkan gaya gravitasi
bekerja pada satelit dengan massa
m seperti dalam Gambar.
 Karena hanya gaya gravitasi yang
bekerja pada satelit dalam arah
radial, maka hanya gaya ini yang
memberikan gaya sentripetal.
Satelit dalam Orbit Melingkar
 Dengan demikian, menggunakan hukum
Newton untuk gravitasi, yaitu
mM E mv 2
Fs  G 2 
r r
 G adalah konstanta gravitasi universal, ME
adalah massa bumi, dan r jarak dari pusat
bumi ke satelit. Pecahkan solusi untuk v bagi
satelit, memberikan
GM E
v
r
Satelit dalam Orbit Melingkar

 Massa m satelit tidak terlihat dalam


persamaan karena tereliminasi secara
aljabar.
 Sebagai akibatnya, untuk suatu orbit
tertentu, sebuah satelit dengan massa yang
besar memiliki laju yang persis sama
dengan satelit yang memiliki massa yang
kecil
Contoh : Kelajuan Orbit Teleskop
Ruang Angkasa Hubble
 Tentukan kelajuan
orbit Teleskop
Ruang Angkasa
Hubble (lihat
Gambar) yang
mengorbit pada
ketingian 598 km di
atas permukaan
bumi.
Solusi
 Radius orbital r harus ditentukan secara
relatif terhadap pusat bumi. Dengan
menggunakan radius bumi yang berkisar
6.38×106 m, dan ketinggian teleskop di atas
permukaan bumi yaitu 0.598×106 m, radus
orbital r = 6.98×106 m.
 Laju orbital

v
6,67 1011 5,98 1024   7,56 103 m/s
6,98  106
Contoh : Lubang Hitam Yang
Super-padat
 Teleskop Hubble telah mendeteksi
cahaya yang dipancarkan oleh beberapa
daerah berbeda pada galaksi M87, seperti
terlihat pada Gambar di samping.
Lingkaran hitam menunjukkan pusat
galaksi. Berdasar karakteristik cahaya
yang dipancarkan, para ahli astronomi
teleh menentukan laju mengorbit yaitu
7.5×105 m/s untuk benda-benda yang
berjarak 5.7×1017 m dari pusat galaksi.
Tentukan massa M pusat galaksi.
Solusi
 Ganti ME dengan M memberikan, v  GM
r
yang dapat diselesaikan sehingga
diperoleh
M 
 
5 2
v r 7,5  10 5,7  1017
2

 4,8  1039
kg
11
G 6,67  10
 Perbandingan massa tersebut dengan massa
matahari adalah (4.8×1039 kg)/(2.0×1030 kg) =
2.4×109. Artinya, materi yang terdapat di pusat
galaksi M87 memiliki massa yang setara degan 2.4
milyar matahari
Perioda Satelit
 Perioda satelit, T, adalah waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan satu kali
putaran (revolusi). Seperti pada gerak
melingkar beraturan, hubungan antara
perioda dan laju adalah v = 2r/T.
 Maka akan diperoleh

2r 3 / 2
T
GM E
Contoh : Laboratorium Ruang
Angkasa Yang Berputar
 Suatu laboratorium ruang angkasa
berputar untuk menimbulkan
gravitasi buatan, seperti
ditunjukkan dalam Gambar.
Perioda rotasinya dipilih
sedemikian sehingga pada cincin
luar (rO = 2150 m) dapat dirasakan
percepatan gravitasi seperti di bumi
(9.80 m/s2). Berapa seharusnya
jari-jari cincin bagian dalam rI,
agar pada daerah ini dirasakan
percepatan gravitasi seperti di
planet Mars (3.72 m/s2)?
Solusi
 Perlu disadari bahwa nilai percepatan pada
masing-masing cincin berkaitan dengan
percepatan sentripetal as = v2/r cincin
tersebut. Sedangkan hubungan antara laju v
dan jari-jari r adalah v = 2r/T, dengan
Tadalah perioda gerak. Subsitusi hubungan
ini ke dalam persamaan percepatan
sentripetal memberikan
v 2 2r / T  4 2r
as   
r r T
Solusi

 Terapkan persamaan tersebut bagi cincin


bagian luar dan dalam. Kedua cincin
memiliki perioda T yang sama, karena
laboratorium dapat dianggap sebagai benda
tegar. Setiap titik pada benda tegar
memerlukan waktu yang sama untuk
menempuh satu putaran.
Solusi
 Cincin luar 4 2
2150 
9,8 
T2
2
 Cincin dalam 3,72  4  r1
T2
 Bagi persamaan kedua dengan persamaan
persamaan pertama sehingga dapat
diperoleh
3,722150
r1   816 m
9,8
Gerak Melingkar Vertikal
 Badut sirkus sering memperlihatkan kemampuan
mereka dalam mengendarai motor menempuh
lintasan lingkaran vertikal, seperti pada Gambar a.
Secara umum, laju motor berubah-ubah dalam
pertunjukan ini. Saat laju benda yang bergerak
dalam lintasan lingkaran berubah-ubah, gerak ini
disebut “tidak beraturan”. Walaupun demikian,
tetap dapat digunakan konsep yang berlaku bagi
gerak melingkar beraturan untuk memperoleh
gambaran gerak yang terjadi pada lingkaran
vertikal.
Gerak Melingkar Vertikal
Gerak Melingkar Vertikal
 Terdapat empat titik pada sebuah lingkaran
vertical di mana gaya sentripetal dapat
diidentifikasikan dengan mudah, seperti
ditunjukkan dalam Gambar b.
 Gambar hanya menunjukkan berat motor
ditambah dengan pengendaranya (besar = mg) dan
gaya normal yang menekan motor (besar = FN ).
 Gaya dorong motor dan gaya rem diabaikan agar
persoalan menjadi lebih sederhana, karena gaya-
gaya tersebut tidak bekerja pada arah radial.
Gerak Melingkar Vertikal
 Besar gaya sentripetal pada tiap
empat titik tersebut diberikan
sebagai berikut dalam mg dan
FN:
Gerak Melingkar Vertikal
 Saat motor berputar, besarnya gaya normal
berubah. Gaya ini berubah karena laju berubah
dan karena berat tidak memiliki efek yang sama
pada tiap titik tersebut.
 Pada bagian bawah, gaya normal dan gaya berat
berlawanan satu sama lain, memberikan gaya
sentripetal dengan besar FN1 - mg.
 Pada bagian atas, gaya normal dan gaya berat
saling menguatkan sehingga memberikan gaya
sentripetal sebesar FN3 + mg.
Gerak Melingkar Vertikal
 Pada titik 2 dan 4 pada tiap sisi, hanya gaya
FN2 dan FN4 yang memberikan gaya
sentripetal. Gaya berat berarah tegak lurus
sehingga tidak ada komponen mengarah ke
pusat lingkaran. Jika laju pada keempat titik
tersebut diketahu, bersama-sama dengan
massa dan jari-jari, gaya normal dapat
ditetukan.
Applet tentang Gerak Melingkar

Anda mungkin juga menyukai