Anda di halaman 1dari 23

PRAKTEK

PERMODELAN
KEBIJAKAN

PERTEMUAN 9

Herman, IPDN Kampus NTB


1
PERUMUSAN KEBIJAKAN
UNTUK NEGARA BERKEMBANG

Herman, IPDN Kampus NTB


2
Level Kebijakan
di Pemerintah Indonesia

Herman, IPDN Kampus NTB


3
Herman, IPDN Kampus NTB
4
Model-model
Formulasi Kebijakan

Herman, IPDN Kampus NTB


5
MANA MODEL YG. PALING SESUAI ?

Herman, IPDN Kampus NTB


6
Model Kelompok

Herman, IPDN Kampus NTB


7
Model Kelompok
Pengaruh Pengaruh
Kelompok B Kelompok A

Pengaru
h
tambahan Kebijakan
Publik

Alternatif Perubahan
Kedudukan kebijakan
kebijakan

Keseimbangan
Sumber : Dye
Herman, IPDN Kampus NTB
8
MODEL KELOMPOK 5

Kpk Kepentingan A

Pembuat Kebijakan Kpk Kepentingan B


Kekuatan dan
Keahlian Politik
Kekuatan dan
tekanan Keahlian Politik

tekanan

Dampak Kebijakan yang Dampak Kebijakan yang


cocok untuk Klp B cocok untuk Klp A

Formulasi Kebijakan Publik


Lanjut…

• Menurut Robert Dahl dan


David Truman dalam Budi
Model kelompok/ Pluralis Winarno (2012
: 49-50) pandangan pluralis dapat
dirangkum dalam uraian berikut :

1. Kekuasaan merupakan atribut individu


2. Hubungan kekuasaan tidak perlu tetap berlangsung
3. Tidak ad perbedaan yang tetap
4. Kepemimpinan bersifat cair
5. Terdapat pusat kekuasaan diantara komunitas
6. Kompetisi berada diantara pemimpin
The Pluralist Model
• Asumsi dasar dari model kelompok ini adalah bahwa
interaksi dan upaya dari setiap kelompok masyarakat
merupakan faktor penting dalam proses politik dan
pembuatan kebijakan. Setiap individu yang memiliki
kepentingan yang sama akan mengikatkan dirinya baik
secara formal maupun informal untuk menyampaikan
aspirasi dan tuntutannya kepada pembuat kebijakan.
Menurut David Truman, seperti yang dijelaskan oleh
Miftah
• Thoha, kelompok kepentingan adalah[3]:
“suatu kelompok yang ikut membagi sikap dengan
mengajukan tuntutan-tuntutan tertentu atas kelompok
lainnya dalam suatu masyarakat untuk kemantapan,
pemeliharaan dan kesenangan dari suatu bentuk perilaku
• yang terdapat dalam sikap-sikap yang dibagikan tersebut”.
Dengan demikian, dalam konteks ini lahirnya suatu
kebijakan publik merupakan upaya untuk menjaga
keseimbangan dan menengahi konflik-konflik yang terjadi
sebagai akibat dari upaya dan perbedaan kepentingan dari
Lanjutan
• Dalam penjelasan Robert Dahl dan David Truman,
seperti yang dipaparkan oleh Lester dan Stewart[4],
prinsip model kelompok adalah sebagai berikut :
• Pertama, kekuasaan merupakan atribut penting dalam
hubungan tokoh-tokoh suatu kelompok;
• Kedua, hubungan kekuasaan diantara kelompok tidaklah
permanen;
• Ketiga, tidak ada perbedaan yang mendasar antara “elit”
dengan “massa”;
• Keempat, kepemimpinan dan kesejahteraan kelompok
merupakan asset yang penting;
• Kelima, tidak ada satu kelompok tertentu yang
mendominasi di seluruh wilayah isu; dan
• Keenam, adanya kompetisi diantara para
pemimpin.
• Kelompok kepentingan yg berpengaruh diharapkan dpt
mempengaruhi perubahan pada public policy (PP).
Tingkat pengaruh kelompok ditentukan oleh jumlah
anggota, harta kekayaan, kekuatan organisasi,
kepemimpinan, hubungan yg erat dg para pembuat
keputusan, kohesi intern para anggota, dsb.
• Model kelompok dpt dipergunakan utk menganalisis
proses pembuatan PP: menelaah kelompok-kelompok
apakah yg saling berkompetisi utk mempengaruhi
pembuatan PP & siapakah yg memiliki pengaruh paling
kuat thd keputusan yg dibuat.
• Pada tingkat implementasi, kompetisi antar kelompok
juga mrpk salah satu faktor yg menentukan efektifitas
kbjk dlm mencapai tujuan.
GROUP THEORY :
Policy as Group Equilibrium
Model kelompok mrpk abstraksi dr proses pembuatan kbjk
yg dimn bbrp kelompok kepentingan berusaha utk
mempengaruhi isi & bentuk kbjk secara interaktif. Dg
demikian pembuatan kbjk terlihat sbg upaya utk
menanggapi tuntutan dr berbagai kelompok kepentingan dg
cara bargaining, negoisasi dan kompromi.
Tuntutan-tuntutan yg saling bersaing di antara kelompok- kelompok
yg berpengaruh harus dikelola. Sbg hasil persaingan antara
berbagai kelompok kepentingan pd hakikatnya adalah
keseimbangan yg tercapai dlm pertarungan antar kelompok dlm
memperjuangkan kepentingan masing- masing pd suatu waktu.
Agar supaya pertarungan ini tidak bersifat merusak, maka sistem
politik berkewajiban utk mengarahkan konflik kelompok. Caranya :
1. Menetapkan aturan permainan dlm memperjuangkan
kepentingan kelompok
2. Mengutamakan kompromi dan keseimbangan
kepentingan
3. Enacting (menetapkan) kompromi ttg kbjk publik
4. Mengusahakan perwujudan hasil kompromi
Aktor / kelompok
Dlm Perumusan Kebijakan
 P a r a pemeran resmi: agen-agen
pemerintah (birokrasi), presiden
(eksekutif), legislatif dan yudikatif.
 Pemeran tdk resmi: kelompok-2
kepentingan, partai politik, warganegara
individu.
Badan-badan administrasi

 Hal ini berkaitan erat dg pemahaman


kebijakan sbg apa yg dilakukan oleh
pemerintah mengenai masalah ttt.
 Badan-2 administrasi juga menjadi
sumber utama mengenai usul-usul
pembuatan UU dlm sistem politik,
bahkan juga scr aktif melakukan lobi dan
menggunakan
tekanan-2 dlm penetapan UU.
Presiden (eksekutif)

 Keterlibatanpresiden dlm perumusan


kebijakan dpt dilihat dlm rapat-rapat
kabinet. Bahkan presiden terlibat scr
personal dlm perumusan kebijakan.
 Presiden juga membentuk komisi
penasehat yg terdiri dr warganegara
maupun pejabat-pejabat yg ditujukan
utk menyelidiki kebijakan ttt dan
mengembangkan usul-usul kebijakan.
Lembaga Yudikatif

 Lembaga ini mempunyai kekuasaan yg cukup


besar utk mempengaruhi kebijakan publik
melalui pengujian kembali (peninjauan yudisial)
suatu UU atau peraturan.
 Tinjauan yudisial mrpk kekuasaan pengadilan
utk menentukan apakah tindakan-2 yg diambil
oleh cabang-2 eksekutif maupun legislatif
sesuai konstitusi atau tdk.
Lembaga Legislatif

 Setiap UU menyangkut persoalan-2 publik


hrs mendapatkan persetujuan dr lembaga
legislatif.
 Keterlibatanlembaga legislatif dlm
perumusan kebijakan dpt dilihat dr
mekanisme dengar pendapat, penyelidikan-2
dan kontak-2 yg mereka lakukan dg pejabat-
2 administratif, kelompok-2 kepentingan dll.
Kelompok
Kepentingan
 Kelompok kepentingan menjalankan fungsi
artikulasi kepentingan (menyatakan tuntutan-2
dan memberikan alternatif-2 tindakan
kebijakan).
 Memberikan informasi kpd para pejabat publik
mengenai sifat serta konsekuensi-2 yg
mungkin timbul dr usul-2 kebijakan yg
diajukan.
 Kelompok kepentingan memberikan sumbangan
yg berarti bagi rasionalitas pembentukan
kebijakan publik.
Partai-Partai Politik
 Partai politik pada dasarnya lebih
berorientasi kpd kekuasaan dibandingkan
dg kebijakan publik. Tapi dlm masyarakat
modern, partai politik seringkali
melakukan agregasi kepentingan
(berusaha utk mengubah tuntutan-2 ttt dr
kelompok-2 kepentingan mjd alternatif
kebijakan).
Warganegara Individu
 Individu warganegara dpt mengambil peran aktif
dlm pembuatan kebijakan melalui pemilu.
 Melalui pemilu warganegara memilih para
pembentuk kebijakan puncak. Shg pemilu
mrpk metode yg penting dr pengaruh
warganegara dlm pembentukan kebijakan krn
hal ini memungkinkan warganegara utk
memilih para pejabat dan sedikit banyak
menginstruksikan pejabat-2 ini mengenai
kebijakan ttt.

Anda mungkin juga menyukai