Isu' secara sederhana adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat
diperkirakan terjadi atau tidak terjadi pada masa mendatang, yang
menyangkut banyak hal baik itu ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum,
pembangunan nasional, bencana alam, Kesehatan ataupun tentang krisis.
Dalam hal ini bidan mempunyai hak untuk mengambil keputusan sendiri yang
harus mempunyai pengetahuan yang memadai dan harus selalu memperbarui
ilmunya dan mengerti tentang etika yang berhubungan dengan ibu dan bayi
Pelayanan kebidanan adalah aspek yang pokok dalam pelayanan bidan
Indonesia. Keadilan dalam pelayanan ini dimulai dengan :
a. Pemenuhan kebutuhan klien yang sesuai.
b. Keadaan sumber daya kebidanan yang selalu siap untuk melayani.
c. Adanya penelitian untuk mengembangkan atau meningkatkan pelayanan.
d. Adanya keterjangkauan ke tempat pelayanan
1. Contoh masalah etik yang berhubungan dengan profesi
c. Transplantasi organ
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 592), moral diartikan sebagai
akhlak, budi pekerti, atau susila.
Menurut Widjaja (1985: 154) menyatakan bahwa moral adalah ajaran baik
dan buruk tentang perbuatan dan kelakuan (akhlak).
• Berhubungan juga dengan kejadian yang luar biasa dalam kehidupan sehari-
hari.
• Kasus abortus
• Issu moral juga berhubungan dengan kejadian luar biasa dalam kehidupan
sehari-hari, seperti menyangkut konflik moral dan perang
2. DILEMA DAN KONFLIK MORAL
Menurut Cambell
Pengertian dilema Moral adalah suatu keadaan dimana dihadapkan pada dua
alternatif dua pilihan yang kelihatannya sama atau hampir sama dan
membutuhkan pemecahan masalah.
Dilema muncul karena terbentur pada konflik moral, pertentangan batin, atau
pertentangan antara nilai-nilai yang di yakini bidan dengan kenyataan yang
ada. Ketika mencari solusi atau pemecahan masalah harus mengingat akan
tanggung jawab
Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977),
Konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam
berbagai keadaan akibat dari pada berbangkitnya keadaan ketidak setujuan
kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara
berterusan.
Untuk mengatasi konflik moral adalah dg cara: Setiap pihak (nakes dan klien)
harus menyadari hak dan kewajibannya serta mampu menempatkan dirinya
dalam porsi yang tepat.
Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit
darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat
membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini
semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa.
Alasan Aborsi
Aborsi dilakukan oleh seorang wanita hamil baik yang telah menikah maupun
yang belum menikah dengan berbagai alasan. Akan tetapi alasan yang paling
utama adalah alasan-alasan yang non-medis (termasuk jenis aborsi buatan /
sengaja).
3. Janin cacat
Kondisi janin yang tidak sempurna banyak membuat wanita menggugurkan
kandungan mereka. Selain tidak menginginkan anak yang cacat, banyak
dari mereka mengkhawatirkan biaya perawatan anak yang cacat tersebut.
Menurut Thamrin dalam bukunya “Aspek Hukum Bayi Tabung dan Sewa
Rahim”, menyebutkan bahwa Bayi Tabung adalah, bayi yang dihasilkan bukan
dari persetubuhan, akan tetapi dengan cara mengambil mani/sperma laki-laki
atau ovum perempuan, lalu kemudian dimasukkan kedalam sebuah tabung,
karena rahim yang dimiliki seorang perempuan tidak berfungsi sebagaimana
biasanya.
Peraturan perundang-undangan yang mengatur teknik reproduksi buatan
diatur dalam:
Pedoman Pelayanan Bayi Tabung di Rumah Sakit oleh Direktorat Rumah Sakit
Khusus dan Swasta Departemen Kesehatan RI antara lain:
(1). Indikasi ada salah satu pihak dari pasangan suami isteri mengalami
ketidak suburan dalam dirinya;
(2). Indikasi dari pihak suami yang atas pernyataan dari ahlinya ia
dinyatakan tidak mampu untuk menghamili pasangannya, namun kondisi
kesuburan spermanya dinyatakan sehat dan layak untuk bertemu dengan
sel telur.
Menurut Sudraji Sumapraja (1990) dalam bukunya “Penuntun Pasutri Program
Melati” menjelaskan tentang bentuk persyaratan pasangan suami isteri yang
hendak mengikuti pembuahan dan pemindahan embrio sebagai berikut:
1) Bayi tabung dengan sperma-ovum dari pasangan suami isteri yang sah
hukumnya mubah (boleh), sebab hal itu termasuk ikhtiar berdasarkan
kaidah agama Islam;
2) Bayi tabung yang sperma dan ovumnya diambil dari selain pasangan
suami-isteri yang sah hukumnya adalah “haram”, karena itu statusnya
sama dengan hubungan kelamin antar lawan jenis diluar pernikahan yang
sah atau zina; dan
3) Bayi tabung dari pasangan suami-isteri dengan dititipkan pada rahim
wanita lain, hukumnya juga haram, karena akan menimbulkan masalah
rumit dalam ikatannya masalah warisan khususnya antara anak yang
dilahirkan dengan ibu yang mempunyai ovum dan ibu yang mengandung,
kemudian ibu yang melahirkannya, dan sebaliknya
6. ISU MORAL ADOPSI
Istilah adopsi anak merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “adoption”,
yang berarti mengangkat anak orang lain untuk dijadikan sebagai anak sendiri
dan mempunyai hak yang sama dengan anak kandung.
Psikoseksual
Pemotongan klitoris diharapkan akan mengurangi libido pada perempuan, mengurangi atau menghentikan masturbasi,
menjaga kesucian dan keperawanan sebelum menikah, kesetiaan sebagai istri, dan meningkatkan kepuasan seksual
bagi laki- laki.
Sosiologi
Melanjutkan tradisi, menghilangkan hambatan dan kesialan bawaan, sama peralihan pubertas atau wanita dewasa,
dan lebih terhormat.
Hygiene
Organ genitalia eksterna dianggap kotor dan tidak bagus bentuknya, sunat dilakukan untuk meningkatkan kebersihan
dan keindahan.
Mitos
Meningkatkan kesuburan dan daya tahan anak
Agama
Dianggap sebagai perintah agama, agar ibadahnya lebih diterima
Female Genital Mutilation
Sunat Perempuan
Tidak memiliki manfaat medis dan merupakan bentuk kekerasan terhadap perempuan
yang melanggar HAM
Aspek Kesehatan Pemotongan dan Pelukaan Genitalia Perempuan (P2GP)
Dampak Jangka Pendek Dampak Jangka Panjang
Sumber: WHO (2000), IPPF (2001) dalam Population Council (2002-2003), Factsheet WHO
Dasar Hukum Pemotongan dan Pelukaan Genitalia Perempuan (P2GP)
Dasar Pencabutan
• Sunat Perempuan Bukan Merupakan
Tindakan Kedokteran
P2GP bukan merupakan tindakan yang perlu dilakukan atas indikasi medis dan belum
terbukti bermanfaat bagi kesehatan.
Upaya pencegahan P2GP perlu dilakukan secara massif kepada semua pihak
melalui
peningkatan edukasi masyarakat, toma/toga, dan petugas kesehatan
Harapan
1. Gawat janin
Gawat janin dapat disebabkan oleh perubahan detak jantung janin yang
tidak stabil saat bayi dilahirkan. Ini berarti bayi Anda mungkin tidak
mendapat asupan oksigen yang cukup.
Selain itu, tindakan episiotomi juga perlu dilakukan pada kondisi gawat
janin untuk mencegah prosedur ekstraksi vakum atau persalinan normal
dengan bantuan alat forsep.
2. Proses persalinan yang berkepanjangan
persalinan berkepanjangan sehingga membuat ibu merasa lelah dan tidak
dapat lagi melakukan cara mengejan dengan benar.
Ketika bayi sudah mencapai jalan lahir atau lubang vagina, dokter kandungan
bisa memberikan ruang ekstra bagi kepala bayi lewat prosedur episiotomi yang
sudah dibuat.
Dengan ini, proses melahirkan bayi bisa berjalan lebih mudah dan cepat.
Distosia bahu adalah kondisi di mana salah satu bahu bayi masih berada
atau tersangkut di dalam vagina, padahal kepalanya sudah berhasil berada
di luar.
Risiko komplikasi ini umum terjadi pada ibu hamil yang menderita diabetes
atau wanita yang melahirkan bayi dengan ukuran besar.
Jika kedua bayi kembar berada dalam posisi kepala di bawah, dokter
kandungan mungkin akan memperlambat kelahiran salah satu bayi kembar
melalui prosedur episiotomi.
Namun, pada kondisi di mana bayi kembar pertama dapat dilahirkan secara
normal dan bayi kembar kedua dilahirkan dalam posisi sungsang, maka
indikasi episiotomi bertujuan untuk memberikan ruang yang cukup agar
bayi dapat melewati jalan keluar bayi.
8. Ibu pernah melakukan operasi di area panggul
Bagi ibu yang memiliki riwayat operasi di area panggul, indikasi episiotomi
mungkin diperlukan dengan tujuan untuk memudahkan proses persalinan
normal dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada area tubuh yang pernah
dioperasi.
Jika Ibu hamil pernah melakukan operasi di area panggul di masa lampau,
kondisi tersebut dapat berisiko melukai atau merusak proses pemulihan
area panggul yang pernah dioperasi.
Pertimbangan lain tindakan episiotomi adalah:
Wanita yang memiliki perineum pendek yang sudah mengalami gunting vagina pada
kehamilan sebelumnya
Mengalami riwayat luka robek perineum derajat 3 dan 4. Pada derajat 3, luka robek meliputi
jaringan mukosa di dalam vagina, kulit dan otot perineum, hingga otot anus bagian luar. Pada
derajat 4, robekan mencapai rektum, anus, hingga usus besar.
9. ISU MORAL SEKSIO SESAREA (SC)
d. Bentuk lain dari Seksio Sesarea (SC) seperti extraperitoneal CS atau Porro
CS (Purwoastuti, Dkk, 2015).
Indikasi Untuk Tindakan Seksio Sesarea (SC)
Menurut Fatwa MUI tentang sewa Rahim (hasil dari Komisi Fatwa tanggal 13
Juni 1979), memfatwakan beberapa hal sebagai berikut:
a. Bahwa anak yang dilahirkan dari proses bayi tabung dari pembuahan antara
sperma dan ovum pasangan suami istri yang sah menurut hukum dan agama
hukumnya mubah (diperbolehkan), karena cara ini masih termasuk dalam
usaha yang sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
b. Bahwa anak yang dilahirkan dari proses bayi tabung dari pembuahan antara
sperma dan ovum pasangan suami istri yang sah menurut hukum dan agama
kemudian hasil pembuahan tersebut ditransplantasikan kedalam rahim istri
yang lain yang sah menurut hukum dan agama hukumnya haram. Karena
akan menimbulkan masalah warisan antara anak yang dilahirkan dengan ibu
yang memiliki ovum dan ibu yang telah mengandung dan melahirkannya
c. Bahwa proses bayi tabung dengan cara sperma dari suami yang sudah
meninggal dunia yang telah dibekukan hukumnya juga haram. Hal ini akan
menimbulkan masalah dalam hal kewarisan dan masalah dalam menentukan
nasab.
d. Bahwa proses bayi tabung yang mengambil sperma dan ovum dari orang lain
selain pasangan suami istri yang sah hukumnya haram, biasanya dari donor.
Karena dianggap zina sama dengan melakukan hubungan di luar dari
pernikahan yang sah menurut hukum dan agama.
Terima Kasih