Anda di halaman 1dari 21

BEDSIDE TEACHING

Exanthematous Drug Eruption

David Ivander 1910017023

Pembimbing : dr. Daulat S, Sp.KK

Laboratorium Dermatologi dan Veneorologi


Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
Exanthematous Drug Eruption

Definisi
 Merupakan penyakit kulit yang diinduksi obat dengan
karakteristik makula eritem dan papul yang menyebar
luas dan cepat, serta konfluens
 Disebut juga morbiliform atau maculopapular
 Erupsi kulit yang menyerupai campak exanthem virus
Epidemiologi
 Onsetusia jarang pada usia yang sangat muda
 Merupakan tipe yang paling umum dari reaksi obat
Etiologi
 Umumnya penicilin, cephalosporin, golongan antibiotik
sulfonamid atau antikonvulsan.
Patofisiologi
 Mekanisme tepatnya tidak diketahui
 Kemungkinan hipersensitivitas yang tertunda
 Dalam virus Epstein-Barr (EBV) dan mononukleosis
Cytomegalovirus (CMV), reaksi obat eksantematosa
sangat sering terjadi tetapi mungkin tidak alergi
Diagnosis
 Mononukleosis.
 Infeksi HIV/AIDS
 Riwayat pengobatan
 Sensitisasi Obat sebelumnya
 Onset :
Reaksi cepat : erupsi dimulai dalam 2 atau 3 hari setelah
penggunaan obat kembali
Reaksi lambat : sensitisasi terjadi selama pemberian atau
setelah menyelesaikan pengobatan; insiden puncak
pada hari ke sembilan setelah pemberian
Reaksi terhadap penicilin dapat timbul mulai ≥ 2
minggu setelah obat dihentikan.
 Kulit biasanya cukup gatal, dapat mengganggu tidur.
 Lesi kulit yang nyeri menunjukkan perkembangan yang
lebih serius, seperti TEN.
 Pada gejala sistemik, dapat timbul demam, menggigil.
 Pada kulit tampak makula dan atau papul, beberapa mm
hingga 1 cm, berwarna merah cerah. Lesi yang sembuh
berwarna kecoklatan atau ungu.
 Pada waktunya, lesi menjadi konfluen membentuk
makula besar, polisiklik/ gyrate eritema, erupsi retikular,
eritema ,eritroderma; juga seperti eriterma multiforme.
 Distribusi lesi : Simetris. Hampir selalu di batang tubuh
dan ekstremitas
 Lesi konfluen di daerah intertriginosa, yaitu ketiak,
selangkangan, area bawah payudara
 Pada anak, mungkin terbatas pada wajah dan
ekstremitas
 Reaksi terhadap ampicilin biasanya awalnya muncul di
siku, lutut, dan batang tubuh, lalu menyebar secara
simetris ke sebagian area tubuh
Pemeriksaan Laboratorium
 Hemogram : Eosinofilia perifer
 Dermatopatologi : Limfosit perivaskular dan Eosinofil
Diagnosa Banding
 Measles, rubella
 Meliputi semua erupsi eksantematosa:

Eksantema virus, sifilis sekunder, pitiriasis rosea


atipikal, awal dermatitis kontak alergi yang meluas
Tatalaksana
 Langkah definitif dalam tatalaksana adalah
mengidentifikasi obat yang menjadi penyebab dan
menghentikannya.
 Indikasi penghentian obat : urtikaria (perhatian ada
anafilaksis), edema wajah, nyeri, lepuh, keterlibatan
mukosa, ulkus, purpura yang teraba atau ekstensif,
demam, limfadenopati.
Tatalaksana
 Simtomatik : Antihistamin oral untuk meringankan
pruritus
 Glukokortikoid

Topikal poten : membantu kecepatan resolusi erupsi


Oral atau IV : meredakan gejala.
Jika obat yang mengganggu tidak dapat diganti atau
dihilangkan, dapat diberikan glukokortikoid sistemik
Pencegahan
 Pasien harus waspada terhadap hipersensitivitas obat
spesifik mereka dan obat lain dari golongan kelas yang
sama dapat bereaksi silang.
 Meskipun erupsi obat eksantema mungkin tidak kambuh
jika obat diberikan lagi, pemberian ulang sebaiknya
dihindari dengan menggunakan agen yang berbeda
 Dapat disarankan mengenakan gelang peringatan medis
(rawat inap)
Contoh Kasus
Seorang pria berusia 45 tahun datang ke poli RS dengan
keluhan bintik-bintik kemerahan di kepala, dada, punggung,
perut, tangan dan kaki sejak 3 hari lalu. Keluhan disertai rasa
gatal pada seluruh tubuh.
Seminggu sebelumnya pasien mengeluhkan terdapat
bintik di kaki yang terasa gatal, pasien menggaruknya dan
bintik semakin melebar sebesar koin. Dua hari kemudian,
pasien berobat ke puskesmas dan diberikan obat
Thiamphenicol serta salep yang tidak diberikan informasi
isinya. Tiga hari kemudian, muncul bintik-bintik kemerahan
semakin gatal di dada dan punggung. Bintik-bintik
kemerahan semakin menyebar ke perut, tangan, dan kaki.
Keluhan seperti ini sebelumnya disangkal. Riwayat
hipertensi, DM, dan penyakit berat lainnya disangkal.
Riwayat alergi dan asma bronkial disangkal. Riwayat
penyakit seperti ini pada keluarga disangkal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum
tampak sakit sedang, komposmentis, tekanan darah 120/90,
nadi 96 x/menit, pernapasan 18 x/menit, suhu tubuh 36,5ºC.
Pada pemeriksaan status generalis kepala, leher, thoraks,
abdomen, dan ekstremitas dalam batas normal.
Pada pemeriksaan status dermatologis didapatkan pada
regio capitis, regio thorakalis anterior, regio thorakalis
posterior, regio abdominalis, regio ekstremitas superior,
dan regio ekstremitas inferior terdapat efloresensi
maculopapular, multiple, beberapa konfluens dan tersebar
generalisata.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai