Anda di halaman 1dari 60

PERAN PERAWAT DALAM

TERAPI PSIKOFARMAKA

OLEH
WAN MUHARYATI
PENDAHULUAN
 PENATALAKSANAAN KLIEN GG. JIWA TDK TERLEPAS DR (EMPAT)
PERAN PERAWAT DLM MERAWAT KLIEN : PELAKSANA, PENDIDIK,
PENGELOLA & PENELITI

DIDUKUNG DG KEMAMPUAN KOMUNIKASI YG TERAPEUTIK DR


PERAWAT  DPT TERJDNYA PERUBAHAN PERILAKU KLIEN &
KETERLIBATAN EMOSIONAL KLIEN DLM MENJLNKAN TERAPI

DIPERLUKAN PENGETAHUAN & KEMAMPUAN DLM MELAKUKAN


ASKEP SECARA HOLISTIK  KHUSUSNYA PERAN PERAWAT DLM
TERAPI PSIKOFARMAKA

 PSIKOFARMAKA MERUPAKAN SALAH SATU TERAPI DIBIDANG


PSIKIATRIK  KLIEN GG. JIWA

 MENGGUNAKAN OBAT-OBAT YG DIGOLONGKAN DLM


PSIKOTROPIKA  MEMPUNYAI EFEK TERHDP BERBAGAI PROSES
MENTAL DLM SSP : PROSES PIKIR, PERASAAN & TINGKAH LAKU
PENGERTIAN
 PSIKOFARMAKA = PSIKOTROPIKA : OBAT YG
DIGUNAKAN UTK KLIEN GG. JIWA

 PSIKOFARMAKOTERAPI = MEDIKASI
PSIKOTROPIKA : TERAPI GG. JIWA DG
MENGGUNAKAN OBAT-OBATAN

 TERAPI PSIKOFARMAKA TERDIRI DR :


1. ANTIPSIKOSIS
2. ANTIDEPRESAN
3. ANTIANSIETAS
4. ANTIMANIK
PERAN PERAWAT DLM TERAPI
PSIKOFARMAKA
A. PELAKSANA
1. MENGUMPULKAN DATA SEBELUM
PENGOBATAN, MELIPUTI :
- Riwayat penyakit
- Diagnosis medis
- Hasil pemeriksaan labor
- Riwayat pengobatan :
* Obat psikiatrik sebelumnya yang dipakai
* Obat non psikiatrik sebelumnya yang dipakai
* Pemakaian obat jalanan
- Jenis obat yg digunakan (lima benar)
Lanjutan ….

2. MONITOR EFEK SAMPING


- Monitor efek terapi
- Monitor efek samping, beri tindakan, rujuk ke dr

3. MELAKSANAKAN PRINSIP-PRINSIP PENGOBATAN


PSIKOFARMAKOLOGI
a. Prinsip Pemberian Obat :
1). Persiapan:
Obat : - Cek lembaran obat klien, identifikasi
jenis obat, cara pemberian & dosis obat
- Cek kemasan obat, dosis, efek samping &
cara pemberian
Lanjutan …
Klien : - Kaji riwayat pengobatan klien  ada reaksi
yg tdk diinginkan selama pemberian obat
- Kaji pengetahuan klien ttg obat
- Kaji kondisi klien sebelum obat diberikan

2). Pemberian Obat:


- Lima benar pemberian obat : benar obat, dosis, klien, cara
dan waktu pemberian
- Benar Pendokumentasian

3). Evaluasi
- Observasi efek samping obat setelah pemberian obat
- Catat pd blanko status jika dlm 1 jam tdk ada efek samping
- Menberi tanda tangan atau nama jelas pd lembar obat  utk
aspek legal.
Lanjutan

b. Pendekatan Khusus dlm Pemberian Obat


1). KLIEN CURIGA
- Yakinkan klien bahwa obat bermanfaat
- Hindari sikap ragu-ragu, hrs konsisten antara respon verbal &
non verbal
- Berkomunikasi dg singkat & Jelas
- Beri obat dlm kemasan yg sama pd setiap pemberian
- Jika ada perubahan dosis diskusikan terlebih dahulu pd klien
- Jika segala upaya gagal diskusikan dg dokter cara alternatif
lain
Lanjutan …

2). KLIEN DG PERILAKU MENARIK DIRI


- Lakukan pengawasan pd klien secara ketat termasuk
kemungkinan penyimpanan obat
- Beri perhatian & dukungan agar klien memiliki
semangat hidup kembali
- Tingkatkan harga diri klien
- Kerahkan dukungan sosial yg dimiliki klien

3). KLIEN KETERGANTUNGAN ZAT


- Beritahu klien bahwa “obat” bukan satu-satunya cara
utk keluar dari masalah
- Diskusikan dg klien ttg efek merugikan dr masing-
masing obat
Lanjutan
….
B. PENDIDIK
Memberikan Pendidikan Kesehatan
1. Klien :
- Tentang obat yg diminum  sering anggap
tdk ada manfaat
2. Keluarga :
- adanya anggapan jika klien sdh pulang tidak
perlu lagi minum obat dirumah  resiko kambuh

Pendidikan Kesehatan meliputi tentang :


- Jenis obat, jelaskan nama, bentuk dan ukuran
- Keuntungan dan resiko yg mungkin terjadi
- Terapi tambahan selain obat
- Apa yg perlu dilakukan & menghubungi siapa jika ada masalah
atau ketidak jelasan dlm program pengobatan
Lanjutan
C. PENGELOLA …
1. MENGKOORDINASIKAN OBAT DG TH/ MODALITAS
- Atur Th/ modalitas yg lain agar klien tdk mengalami bahaya
- Hindarkan Th/ Modalitas yg butuh konsentrasi tinggi

2. MELAKSANAKAN PROGRAM PENGOBATAN


BERKELANJUTAN
- Perawat penghubung antara klien & fasilitas kes yg ada
dimasy.setelah klien selesai dirawat  puskesmas, klinik jiwa.
- Jelaskan pentingnya program pengobatan berkelanjutan
- Jelaskan konsekuensi jika menhhentikan obat tanpa konsultasi
dan tdk sesuai program

3. MENYESUAIKAN DG TERAPI NONFARMAKOLOGI


- Peran perawat diperluas menjadi terapis.
Lanjutan …

D. PENELITI
- Ikut serta dlm riset klinik interdisipliner
- Menyiapkan sampel, informed consent, pemilihan
responden, perlakuan, menggunakan plasebo dsbnya.
- Pengembangan ilmu sehingga efektif dan efisien.
APLIKASI PROSES KEPERAWATAN
TERAPI PSIKOFARMAKA

A. TERAPI OBAT UNTUK KELAINAN PSIKOSIS


B. TERAPI OBAT UNTUK KELAINAN DEPRESI
C. TERAPI OBAT UNTUK KELAINAN ANSIETAS
D. TERAPI OBAT UNTUK KELAINAN MANIA
TERAPI OBAT UNTUK KELAINAN
1. PENGKAJIAN
PSIKOSIS
OBAT ANTI PSIKOSIS
A. NAMA OBAT
- Gol. Fenotiazin : Clorpromazin (Thorazine)
Trifluoperazin (Stelazin)
Perpenazine (Trilafon)
Flufenazin (Prolixin)
- Gol Butirofenon : Haloperidol (Haldol)
- Gol Tiosanten : Clorprotizin (Taractan)
Tiotizin (Nafan)
- Gol Dibenzozazepin : Loxapin (Loksiten)
- Gol Benzisosazol : Risperidon (Risperdal)
- Lain-lain
B. INDIKASI
- PSIKOSA ORGANIK:
Delirium, Dimensia
- PSIKOSA FUNGSIONAL :
Skizofrenia,Gangguan paranoid, Mania
- NON PSIKOSA :
Hyperemisis, Cegukan yg berat
Anak-anak yang hiperkinesis
Lanjutan …

C. MEKANISME KERJA
- Mekanisme kerja yg sebenarnya belum
diketahui.
- Diperkirakan obat bekerja dg cara memblok
reseptor pasca sinaps dopamin dibasal ganglia,
hipotalamus, sistem limbik batang otak dan
medula.
- Efek dari antipsikosis juga berhubungan dgn
pencegahan transmisi “ pencegah-dopamin
impuls-impuls saraf di sinaps”
Lanjutan

D. KONTRA INDIKASI
- Hipersensitivitas
- Gangguan Hati
- Penyakit Kardiovaskuler
- Glaukoma
- Gangguan Konfulsif
- Ibu Hamil
- Ibu Menyusui
- Klien Lanjut Usia
Lanjutan …

E. EFEK SAMPING
- RESPIRASI :
Dispnea, laringospasme, depresi pernafasan
- SSP :
Gangguan ekstrapiramidal, Distonia akut
(spasme lidah, wajah, leher, pinggang),
Akatisia (gelisah tidak dapat duduk dgn
tenang, mengetukkan kaki),
Diskinesia (mengecapkan bibir, menjulurkan
lidah, gerakan mengunyah)
Lanjutan
- HEMATOLOGI : …
Anemia, Leukopenia, Leukositosis, Agranulositosis
- INTEGUMEN :
Kemerahan, Fotosensitivitas, dermatitis
- PENGLIHATAN :
Pandangan Kabur, Glaukoma
- GASTROINTESTINAL :
Bibir kering, mual, muntah, anoreksia, konstipasi, diare,
penurunan BB.
- KARDIVASKULER :
Hipotensi ortostatik, hipertensi, henti jantung, takikardia
- LAIN-LAIN :
Retensi urin, impotensi, amenorhea, ginekomastia, enuresis
OBAT ANTI PARKINSON
A. NAMA OBAT
- Triheksifenidil
- SA
B. INDIKASI
- Parkinsonisme
- Untuk menghilangkan reaksi
ekstrapiramidal
C. MEKANISME KERJA
Kerja obat ini ditujukan utk pemulihan
keseimbangan kedua neurotransmiter mayor
secara alamiah yg terdpt di SSP : Asetilkolin
dan dopamin.
Ketidakseimbangan  defisiensi dopamin yg
menghasilkan kegiatan kolinergik berlebihan
D. KONTRA INDIKASI
- Glaukoma
- Takikardia
- Hipertensi
- Penyakit jantung
- Asma
- Ulkus duadenum
E. EFEK SAMPING
- SSP :
Sakit kepala, pusing, perasaan mengantuk,
kelelahan, cemas, psikosis, depresi,
halusinasi, tremor.
- KARDIOVASKULER:
Hipotensi, ortastatik, gagl jantung kronik
- INTEGUMEN:
Fotosensitivitas, dermatitis
- PENGLIHATAN (MATA) :
Pandangan kabur
- HEMATOLOGI : Leukopenia
- GASTROINTESTINAL :
Mual, muntah, konstipasi, bibir kering
- Retensi Urin, Frekuensi urin
2. DIAGNOSA
a. Resiko perilaku kekerasan pd o.l. b/d ….
b. Resiko injuri b/d ….
c. Resiko intoleransi aktivitas b/d ....
d. Regimen pengobatan tidak terpenuhi b/d …

3. PERENCANAAN/PELAKSANAAN
a. PERAN SEBAGAI PELAKSANA
OBAT ANTIPSIKOSIS
- Berikan makanan dan susu utk mengurangi iritasi usus
- Lihat adanya gejala ekstrapiramidal & laporkan pd dokter
- Monitor pemasukan & pengeluaran  kemungkinan terjadinya
konstipasi atau retensi urin
- Kaji perubahan visual, gejala hipersensitivitas
Lanjutan …
- Pertimbangkan perubahan pengobatan  terjadi penurunan BB
- Kaji dan catat TD, Nadi sebelum atau setelah 1 jam pemberian
obat intramuskular
- Instruksikan klien tdk mengendarai kendaraan
- Perhatikan urin klien karena obat mengubah warna urin mjd merah
muda/coklat kemerahan

OBAT ANTIPARKINSON
- Berikan makanan utk mengurangi iritasi lambung
- Berikan permen, minum air sedikit tapi sering utk bibir kering
- Kaji riwayat asma, glaukoma atau ulkus duodenum sehub. dgn
kontra indikasi penggunaan obat
- Perhatikan klien dan catat efek samping obat jika terjadi
- Anjurkan klien utk bangkit perlahan-lahan dari posisi
berbaring/duduk  mencegah turunnya TD secara tiba-tiba.
Lanjutan …
b. PERAN SEBAGAI PENDIDIK
OBAT ANTIPSIKOSIS
- Berhati-hatilah mengemudikan kendaraan
- Jangan menghentikan pemakaian obat secara tiba-tiba
stlh digunakan dlm waktu yg lama  dapat timbul
gejala putus obat ( mual, muntah, sakit kepala,
takikardia, insomnia, gemetaran )
- Obat mungkin mengubah warna urin mjd merah
muda/coklat kemerahan  tidak membahayakan
- Bangkit perlahan-lahan dari posisi berbaring/duduk 
mencegah turunnya TD secara tiba-tiba.
- Hindari rokok, jangan minum alkohol & mengkonsumsi obat lain.
- Hindari kontak langsung dgn matahari / gunakan pelindung
- Waspada terhadap efek samping
Lanjutan

OBAT ANTIPARKINSON
- Berhati-hatilah mengemudikan kendaraan
- Jangan hentikan pemakaian obat secara
mendadak
- Bangkit perlahan-lahan dari posisi berbaring/duduk 
mencegah turunnya TD secara tiba-tiba.
- Berada di ruangan AC saat udara panas
- Jangan minum alkohol & mengkonsumsi obat lainnya
- Waspada terhadap efek samping antiparkinson
4. KRITERIA HASIL/EVALUASI
- Tidak melakukan kekerasan pd o.l.
- Tidak terjadi injuri yg disebabkan oleh
efek samping fotosensitivitas atau kejang
- Tidak timbul gejala ekstrapiramidal
- BB dipertahankan normal
- Aktivitas menjadi baik
- Klien mengatakan bahwa
mempertahankan pengobatan penting.
TERAPI OBAT UNTUK KELAINAN
DEPRESI
1. PENGKAJIAN
A. NAMA OBAT
- Gol. Trisiklik : Amitriptilin (Elavil)
Imipramin (Tofranil)
- Gol. Tetrasiklik : Maprotilin (Ludiomil)
- Gol. MOA (Monoamino Oksidase) Inhibitor
: Phenelzin (Nardil)
Isokarboxazid ( Marplan)
B. INDIKASI
- Depresi
- Nyeri berat dan kronik
- Enuresis

C. MEKANISME KERJA
- Meningkatkan konsentrasi norepineprin,
serotonoi dan atau dopamin dlm tubuh.
- Diotak disempurnakan dgn cara memblok
ambilan ulang dari zat-zat kimia ini melalui
neuron-neuron (trisiklik, tetrasiklik dll) atau
melalui menghambat suatu enzim pd tempat yg
bermacam-macam dlm tubuh menonaktifkan
neurohormon (MOA Inhibitor)
D. KONTRA INDIKASI
TRISIKLIK:
- Hiperswensitifitas
- Penyakit hati
- Glaukoma
- Penyakit Kardiovaskuler
- Hipertensi
- Epilepsi
- Ibu hamil
- Ibu menyusui
Lanjutan …

PENGHAMBAT MONOAMIN OKSIDASE :


- Hipersensitifitas
- Penyakit hati
- Penyakit Kardiovaskuler
- Hipertensi
E. EFEK SAMPING OBAT
TRISIKLIK
- SSP :
Sakit kepala, pusing, perasaan mengantuk, kebingungan
kelelahan, cemas, insomnia, mimpi buruk, penuaan, tremor.
- KARDIOVASKULER:
Hipotensi ortastatik, takikardia, hipertensi, palpitasi
- INTEGUMEN:
Fotosensitivitas, kemerahan, urtikaria, keringat, pruritis
- PENGLIHATAN (MATA) :
Pandangan kabur, tinnitis, midriasis, optalmoplegia
- HEMATOLOGI :
Leukopenia, agranulositosis, trombositopenia, eosinofilia
- GASTROINTESTINAL :
Mual, muntah, diare, bibir kering, paralitik usus halus,stomatitis,
distress epigastrik
- Retensi Urin, Frekuensi urin
Lanjutan

PENGHAMBAT MONOAMIN OKSIDASE
- SSP :
Sakit kepala, pusing, perasaan mengantuk, kebingungan
kelelahan, cemas, insomnia, tremor, hiperrefleksia, mania
- KARDIOVASKULER:
Hipotensi ortastatik, distritmia, hipertensi,
- INTEGUMEN :
Kemerahan, peningkatan perspirasi, kekuningan
- PENGLIHATAN (MATA) : Pandangan kabur.
- HEMATOLOGI : Anemia
- GASTROINTESTINAL :
Konstipasi, Mual, muntah, diare, bibir kering, perubahan BB
- Perubahan libido dan frekuensi urin
2. DIAGNOSA
a. Resiko Perilaku kekerasan
b. Resiko injuri
c. Isolasi sosial
d. Konstipasi

3. PERENCANAAN/PELAKSANAAN
A. PERAN SEBAGAI PELAKSANA
TRISIKLIK
- Beri makanan yg mengurangi iritasi
- Tidak menggunakan obat lain selama dilakukan pengobatan
- Anjurkan tidak menggunakan alkohol
- Instruksikan klien tidak mengemudi kendaraan / mengoperasikan
mesin- mesin berbahaya
- Instruksikan klien utk bangkit dari posisi duduk dan berbaring
sec. perlahan-lahan
- Klien yg berpotensi bunuh diri tdk boleh diberikan obat dlm
jumlah yg besar
PENGHAMBAT MOA
- Perhatikan diet yg sangat penting bg klien khususnya makanan yg
mengandung tiramin : keju, krim, yogurt, kopi,coklat, sosis, anggur,
hati sapi/ayam dll.
- Instruksikan klien tidak mengemudi kendaraan / mengoperasikan
mesin- mesin berbahaya
- Perhatikan saat klien bangun tiba-tiba
- Klien yg berpotensi bunuh diri tdk boleh diberikan obat dlm jumlah
yang besar
- Pada klien insomnia, pengobatan sebaiknya tdk diberikan pd saat
malam hari
- Observasi terhadap pemberian obat setiap waktu
B. PERAN SEBAGAI PELAKSANA
- Efek terapeutik dapat terlihat selama 4 minggu 
jika tdk ada peningkatan dokter dpt meresepkan
pengobatan yg berbeda
- Jgn menghentikan minum obat secara tiba-tiba
- Laporkan segera kpd dokter jika terjadi beberapa gejala spt:
nyeri tenggorokan, demam, mual/muntah terus menerus,
nyeri kepala yg hebat, denyut jantung yg cepat, kesulitan utk
berkemih, anoreksia, nyeri dada, kaku atau nyeri leher.
- Bangkit perlahan-lahan dari posisi berbaring/duduk 
mencegah turunnya TD secara tiba-tiba.
- Jangan minum alkohol & hindari merokok
- Jangan makan makanan yg mengandung tiramin atau obat-
obatan : obat pilek, pil-pil yg dijual bebas  fasokonstriktor.
- Waspada terhadap efek samping antiparkinson
4. KRITERIA HASIL/EVALUASI
a. Klien tidak merusak diri sendiri
b. Klien tidak terjadi injuri
c. Tanda vital tetap dalam batas normal
d. Tetap berada diruang dan melakukan aktivitas
yang ada diruangan sesuai kemampuannya
TERAPI OBAT UNTUK KELAINAN
ANSIETAS

1. PENGKAJIAN
a. NAMA OBAT
Gol. Benzodiazepin : Diazepam (Valium)
Lorazepam (Ativan)
Alprazolam (Xanax)
Propanediol : Meprobamate (Eguanil)
b. INDIKASI
- Disebut juga ansiolitik, tranquilizer minor
- Gangguan ansietas
- Pengguna alkohol yang akut
- Spasme otot skeletal
- Gangguan konvulsif
- Medikasi preanestesi
c. MEKANISME KERJA
Mendepresi SSP kecuali Buspirone tdk
menekan SSP

d. KONTRA INDIKASI
- Hipersensitifitas
- Ketergantungan klien pada obat
- Glaukoma
- Disfungsi hati, ginjal
- Psikosis
- Ibu hamil, menyusui
- Klien lanjut usia
e. EFEK SAMPING OBAT
- SSP :
Pusing, perasaan mengantuk, kebingungan, sakit
kepala, cemas, tremor, rangsangan, kelelahan,
depresi, insomnia, halusinasi
- Gastro intestinal :
Mual, muntah, konstipasi, mulut kerin, anoreksia, diare
- Integumen :
Kemerahan, dermatitis, gatal
- Kardiovaskuler :
Hipotensi ortostatik, perubahan EKG, takikardia,
hipotensi
- Penglihatan (Mata) :
Pandangan kabur, tinnitis, midriasis.
2. DIAGNOSA
a. Resiko injuri
b. Resiko intoleransi aktifitas
c. Resiko kebingungan akut

3. PERENCANAAN/PELAKSANAAN
A. PERAN SEBAGAI PELAKSANA
- Hindari penyalahgunaan  kemungkinan
ketergantungan klien sangat besar : perkembangan
fisik & psikologis
- Catat adanya gejala intoksikasi kronik akibat pemberian
dosis obat
- Hati-hati dalam pemberian jumlah dan penentuan jenis
Lanjutan …
- Tidak menghentikan pemakaian obat-obatan ini secara
mendadak  terapi jangka panjang
- Hindarka minuman yang mengandung kafein, alkohol
- Instruksikan klien tdk mengemudikan kendaraan selama
menggunakan obat ini
- Pantau TTV
- Instruksikan klien utk bangkit perlahan-lahan dari posisi
berbaring/duduk
- Tawarkan klien makan permen, minum air sedikit dan
sering
- Bila memungkinkan minum obat bersama dengan
makanan/susu  meminimalkan kelainan gastrointestinal
B. PERAN SEBAGAI PENDIDIK
- Jangan mengemudi kendaraan
- Jangan menghentikan pengobatan secara mendadak
 gejala putus obat yg serius : depresi, insomnia,
kram abodemen dan otot, tremor, muntah, delirium
berkeringat, kebingungan
- Jangan mengkonsumsi depresan SSP lainnya
(termasuk alkohol)
- Laporkan segera gejala nyeri tenggorok, demam,
mudah memar, kegelisahan motorik kepada dokter
- Waspada terhadap kemungkinan efek samping
4. KRITERIA HASIL/EVALUASI
a. Klien dpt mendemonstrasikan kembali cara
menurunkan kecemasan, ketakutan dan aktivitas yg baik
b. Tidak ada injuri fisik
c. Dapat melakukan aktifitas sehari-hari dgn baik
d. Tidak tampak/berkurang rasa bingungnya
e. Dapat menyesuaikan dgn pengobatan yg sedang dijalani
f. Dapat menjelaskan kembali efek samping dan
penggunaan obat utk kebutuhan dirinya
TERAPI OBAT UNTUK KELAINAN MANIA
1.PENGKAJIAN
A. OBAT ANTIMANIK
a. NAMA OBAT
- Gol. Garam Litium : Litium Karbonat (Eskalit)
b. INDIKASI
Digunakan untuk kontrol episode mania
c. MEKANISME KERJA
- Belum diketahui, diperkirakan litium karbonat
meningkatkan ambilan ulang amino biogenik
dlm otak, shg menurunkan kadar amino dlm tubuh.
- Teori lain : menghubungkan keefektifan litium dgn
suatu perubahan metabolisme Na dlm sel-sel saraf
dan otot
d. KONTRA INDIKASI
- Penyakit kardiovaskuler
- Penyakit ginjal
- Penggunaan diuretik yg bersamaan
- Klien dgn diet rendah Na
- Ibu hamil
- Ibu menyusui
e. EFEK SAMPING
- SSP :
Pusing, perasaan mengantuk, kebingungan, sakit, ataksia, kejang,
kecepatan menelan, stupor, kehilangan memori, tremor, kelelahan,
- Gastro intestinal :
Mual, muntah, mulut kering, diare, nyeri abdomen, kram,
stomatitis, distress epigastrik.
- Integumen :
Kulit kepala kering, alopesia, kemerahan, hiperkeratosis, pruritis
- Kardiovaskuler :
Hipotensi, perubahan EKG, disritmia, kolaps sirkulatori
- Penglihatan (Mata) :
Pandangan kabur, tinnitis
- Kelelahan otot
- Hiponatremia
B. OBAT ANTIKONVULSAN
a. NAMA OBAT
- Karbamazepin (Tegritol
- Asam Valproik (Depaken)

b. INDIKASI
Untuk mengobati kelainan afektif bipolar
(kejang tonik klonik, mioklonik)

c. MEKANISME KERJA
Kerja dari obat-obatan ini dlm pengobatan
kelainan bipolar belum jelas
d. KONTRA INDIKASI
- Hipersensitivitas
- Insufisiensi hepatik

e. EFEK SAMPING
- SSP : mengantuk, pusing
- Hematologi :
Leukopenia, waktu perdarahan memanjang
- Gastrointestinal : Mual, muntah
C. OBAT PENGHAMBAT SAL. KALSIUM
a. NAMA OBAT
- Verapamil (Kalan, Isoptin)

b. INDIKASI
- Disebut juga antihipertensi, antiaritmik,
antiangina
- Untuk mengobati angina pektoris, hipertensi,
takiaritmia superventrikular

c. MEKANISME KERJA
Kerja dari obat-obatan ini dlm pengobatan juga
belum jelas
d. KONTRA INDIKASI
- Hipersensitivitas
- Hipotensi berat
- Syok kardiogenik
- Gagal jantung kronik

e. EFEK SAMPING
- SSP : mengantuk, pusing
- Kardiovaskuler : hipotensi, bradikardi
- Gastrointestinal : Mual, konstipasi
2. DIAGNOSA
a. Resiko injuri
b. Resiko perilaku kekerasan
c. Resiko intoleransi aktifitas

3. PERENCANAAN/PELAKSANAAN
a. PERAN SEBAGAI PELAKSANA
- Periksa masukan cairan, Na dan Ca yg adekuat
- Berikan makanan dan susu utk meminimalkan gejala
gastrointestinal
- Perhatikan ketika klien melakukan aktivitas
- Perhatikan jumlah minuman yg diminum terutama kopi,
teh, soda  dapat menyebabkan kerja diuretik
Lanjutan

- Pantau kadar litium serum darah 1-2 kali/minggu stlh
pengobatan pertama sp dosis dan tingkat serum stabil.
Terapi selanjutnya pantau 1 kali/bulan.

Catatan:
Rentang Konsentrasi serum terapeutik yg biasa digunakan:
- Mania akut : 1,0 – 1,5 mEq/L
- Rumatan : 0,6 – 1,3 mEq/L

Gejala-gejala toksisitas litium meliputi:


- Kadar serum 1,5 – 2,0 mEq/L : Pandangan kabur, atasia, mual & muntah terus-
menerus, diare berat
- Kadar serum 2,0 – 3,5 mEq/L : Keluaran urin yg berlebihan, tremor meningkat,
pusing, retardasi psikomotor, kepekaan otot.
- Kadar serum > 3,5 mEq/L : Kerusakan kesadaran, nistagmus, koma,
oliguria/anuria, aritmia, infark miokardium, kolaps kardiovaskuler
b. PERAN SEBAGAI PENDIDIK
OBAT ANTIMANIK/ LITIUM
- Minum obat secara teratur, juga saat merasa sehat.
- Jangan mengemudi kendaraan
- Jangan mengurangi aturan masukan Na.
Minum air 6-8 gelas/hari. Hindari cafein yg berlebihan
- Beritau dokter jika diare dan muntah terjadi
- Waspada terhadap diet yg tidak tepat
- Waspada terhadap efek-efek samping dan gejala-
gejala yg berhubungan dgn toksisitas
Lanjutan …

OBAT ANTIKONVULSAN
- Jangan berhenti obat secara mendadak
- Laporkan segera gejala berikut kepada dokter:
perdarahan yg tidak biasa, memar spontan, nyeri
tenggorokan, demam, urine berwarna gelap.
- Hindari alkohol dan obat-obatan tanpa resep dokter
- Jangan mengemudi kendaraan
Lanjutan

OBAT VERAPAMIL
- Obat dpt diberikan bersamaan dg makanan utk
meminimalkan gejala gastrointestinal
- Jangan berhenti minum obat secara mendadak
- Berhati-hati mengemudi kendaraan
- Ukur tanda-tanda vital
- Jangan minum obat lain
- Bangkit perlahan-lahan dr posisi berbaring/duduk
 mencegah turunnya TD sec. mendadak
- Lapor segera ke dokter jika ditemukan gejala
berikut: denyut jantung tdk teratur, nafas pendek,
berkeringat pd telapak tangan & kaki, pusing
berat, nyeri dada, sakit kepala berat & terus
menerus.
4. KRITERIA HASIL
a. Mempertahankan stabilitas perasaan klien
b. Tidak merusak diri sendiri dan orang lain
c. Tidak terjadi injuri karena hiperaktif
d. Mampu berpartisipasi terhdp aktivitas
e. Mempertahankan BB yg stabil
f. Menyatakan pentingnya pengobatan dan
pemeriksaan lab. tes darah
PENGELOLAAN OBAT DIRUANGAN
1. Obat disimpan dilemari terkunci, kunci dipegang
oleh kepala ruangan/penanggungjawab shif
2. Kunci obat tidak boleh diletakkan
sembaranagn/digantung dilemari obat
3. Letak lemari obat diruangan perawat
4. Simpan obat dlm kemasannya atau ditempat yg
diberi label khusus, sebaiknya masing-masing
klien punya tempat tersendiri.
5. Simpan obat gol. Narkotika ditempat yg lebih
aman
6. Lakukan serah terima obat tiap penggantian shif
dinas

Anda mungkin juga menyukai