Anda di halaman 1dari 20

Landasan Teori

AYI ISHAK SHOLIH MUCHTAR


Bagian proposal penelitian

Judul Penelitian
Latar Belakang Masalah
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Landasan Teori
Hipotesis (jika ada)
Metodologi Penelitian
Daftar Pustaka
Landasan Teori

Landasan teori tiada lain adalah sebagai upaya


untuk merumuskan landasan teori yang akan
digunakan dalam memecahkan masalah yang telah
dirumuskan.

Dalam hal ini, peneliti perlu mencari teori-teori,


konsep-konsep, generalisasi-generalisasi yang dapat
dijadikan landasan teori bagi penelitian yang akan
dilakukan.
Kegunaan Landasan teori

Landasan teori amat penting bagi sebuah penelitian,


terutama agar suatu penelitian memiliki landasan
yang kokoh dan tidak hanya sekadar coba-coba (trial
and error).

Untuk itulah perlu dilakukan telaah kepustakaan


atau tinjauan pustaka.
Sumber Pustaka

Sumber kepustakaan secara garis besar dapat


dibedakan ke dalam dua kelompok, yaitu:

1. sumber acuan umum:


Teori-teori dan konsep-konsep pada umumnya dapat
ditemukan dalam sumber acuan umum, yaitu
kepustakaan yang berwujud buku-buku teks,
ensiklopedi, monograp dan lain sebagainya.
Sumber Pustaka

2. sumber acuan khusus.


Adapun generalisasi-generalisasi dapat ditarik dari
kesimpulan hasil-hasil penelitian terdahulu.

Hasil penelitian terdahulu ini dapat ditemukan dalam


sumber acuan khusus, seperti laporan-laporan
penelitian, jurnal, buletin penelitian, skripsi, tesis,
desertasi dan lain sebagainya.
Upaya dlm Landasan teori

Sumber acuan suatu tinjauan pustaka atau telaah


kepustakaan, setidaknya harus memenuhi prinsip:

1. kemutakhiran (recency)
Peneliti sedapat mungkin mengemukakan teori-teori
dari sumber-sumber mutakhir, sebab teori-teori dan
konsep-konsep lama bisa jadi sudah tidak digunakan
lagi, karena kebenarannya sudah dibantah oleh
teori-teori atau konsep-konsep yang lebih baru.
2. prinsip relevansi (relevance).

Selain prinsip kemutakhiran, peneliti juga harus


menyusun teori-teori dan konsep-konsep yang
relevan dengan masalah penelitian.

Relevansi antara landasan teori dengan masalah


penelitian sangat penting, supaya teknik pemecahan
masalah penelitian terarah.
Ketentuan penyusunan

1. Penggunaan Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam penyusunan skripsi di IAID


adalah bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia yang digunakan adalah bahasa Indonesia


yang baik dan benar, sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

Karena skripsi merupakan karya ilmiah, maka bahasa yang


digunakan pun harus mencerminkan ragam bahasa ilmiah.
Ragam bahasa ilmiah, misalnya dicerminkan oleh
penggunaan bahasa yang baku, objektif, logis dan ringkas.
Ketentuan penyusunan

2. Bahasa Asing dan Bahasa Daerah


 
Penggunaan bahasa asing atau bahasa daerah kerap
digunakan dalam penulisan skripsi atau laporan
penelitian lain.

Untuk membedakan bahasa asing atau bahasa


daerah dengan bahasa Indonesia yang sudah baku,
maka penulisan bahasa asing atau bahasa daerah
menggunakan huruf italic (huruf miring)
Ketentuan penyusunan

3. Penulisan Teks Arab (ayat Al-Qur’an-Hadis)

Penulisan naskah Arab (Qur’an, Hadis atau teks-teks


berbahasa Arab lainnya) dalam skripsi dilakukan
untuk memperkuat argumentasi, landasan teoretik,
penguatan istilah, dasar hukum dan lain sebagainya.

Penulisan teks berbahasa Arab harus sama dengan


teks aslinya, baik syakal, tanda baca, dan lain-
lainnya.
Pengacuan dalam penyusunan
skripsi IAID (Bodynote)

Pengacuan yang digunakan dalam penyusunan skripsi


IAID mengikuti gaya Bodynote atau pengacuan berkurung

tidak menggunakan sistem Nomor (sistem Vancouver)


atau sistem catatan kaki (footnote system), terkecuali
untuk pengacuan alamat web.

Contoh: Nama pengarang yang diacu dalam tubuh tulisan


hanyalah nama akhir pengarang yang diikuti tahun
publikasi dan nomor halaman.
Kutipan

kutipan yang berasal dari bahan bacaan terdiri dari


dua jenis, yaitu:

1. sitasi atau kutipan langsung (direct quotation), yaitu:


Kutipan langsung atau sitasi adalah kutipan yang
sama persis dengan teks yang dikutip.

2. parafrase atau kutipan tidak langsung (indirect


quotation), yaitu: kutipan yang diambil dari data,
gagasan, atau pemikiran pokok penulis lain yang
disarikan oleh penulis skripsi dengan menggunakan
bahasa sendiri.
2 cara kutipan

Ada dua cara mengutip langsung, tergantung pada panjang-


pendeknya yang dikutip:

Pertama, jika teks yang disitasi kurang dari 40 kata atau


kurang dari empat baris, maka kutipan dipadukan dalam teks
dan ditandai dengan tanda kutip (”...”).

Kedua, Apabila teks yang disitasi 40 kata atau lebih, atau


empat baris atau lebih, maka penyajiannya dilakukan dengan
membuat alinea tersendiri yang biasanya ditakikkan
(indented) dengan menggunakan huruf (font) berukuran
lebih kecil (10).
Contoh 1.
Kutipan langsung kurang dari empat baris

Menurut Al-Attas (1991:11), “Adab is the discipline


of body, mind and soul; the discipline that assures the
recognition and acknowledgement of one’s proper place
in relation to one’s physical, intellectual and spiritual
capacities and potentials”.
Contoh 2:
Kutipan lebih dari empat baris:

Menurut Al-Attas (1991:11), 

Adab is the discipline of body, mind and soul; the discipline that assures the
recognition and acknowledgement of one’s proper place in relation to one’s physical,
intellectual and spiritual capacities and potentials; the recognition and
acknowledgement of the reality that knowledge and being are ordered hierarchically
according to their various levels (marâtib) and degrees (darajât). Since adab refers to
recognition and acknowledgement of the right and proper place, station, and
condition in life, and to self-discipline in positive and willing participation in
enacting one’s role in accordance with that recognition and acknowledgement, its
actualization in one and in society as a whole reflects the condition of justice (‘adl).
Contoh 3:
Parafrase atau kutipan tidak langsung

Al-Attas (1991:11) berpandangan bahwa konsep adab terkait


dengan disiplin tubuh, jiwa dan ruh. Dalam hal ini konsep disiplin
menekankan pada pengenalan dan pengakuan tempat yang tepat
dalam hubungannya dengan kemampuan dan potensi jasmaniah,
intelektual dan ruhaniah. Pengenalan dan pengakuan akan
kenyataan bahwa ilmu dan wujud ditata secara hirarkis sesuai
dengan pelbagai tingkat dan derajatnya. Oleh karena itu
pemenuhan adab dalam diri seseorang dan masyarakat sebagai
keseluruhan mencerminkan kondisi terwujudnya keadilan.
Ayat Al-Qur’an

Apabila dalam skripsi dicantumkan ayat al-Qur’an,


maka harus ditulis bentuk aslinya.
Dan diakhir setiap ayat, harus dicantumkan nama
surat, nomor surat dan nomor ayatnya dengan
menggunakan huruf Arab.
Gunakan Font Tradisonal Arabic
Jika ditulis dengan cara di ketik size 18
Jika ditulis dengan Qur’an in Word size 14 atau 16
Penggunaan Gelar
dan Jabatan Akademik

Pada bagian utama skripsi (termasuk daftar pustaka),


penggunaan gelar dan jabatan akademik (seperti Drs.,
M.S., M.Pd., M.Pd.I., Dr., Ph.D., SH, dan lain-lain) tidak
tidak diperkenankan.

Penggunaan gelar dan jabatan akademik hanya


dibolehkan pada bagian muka, yaitu lembar
persetujuan, pengesahan, riwayat hidup, dan kata
pengantar.
Hipotesis (jika ada)

Tidak selamanya suatu penelitian untuk penyusunan skripsi


menggunakan hipotesis. Namun demikian, kebanyakan penelitian,
terutama penelitian kuantitatif, selalu memuat hipotesis.

Hipotesis adalah jawaban sementara atas masalah yang akan diteliti,


yang merupakan instrumen kerja dari teori, yang disusun berdasarkan
argumentasi logis yang ada pada kerangka pemikiran. Sebagai hasil
deduksi dari teori, hipotesis lebih bersifat spesifik, sehingga lebih siap
diuji secara empiris.

Suatu hipotesis selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang


menghubungkan antara dua variabel atau lebih. Hubungan tersebut
dapat dirumuskan secara eksplisit maupun implisit. Selain itu, hipotesis
juga harus dapat memberikan gambaran bagaimana bentuk hubungan
tersebut, positif atau negatif, tinggi, sedang atau rendah, berbeda tidak

Anda mungkin juga menyukai