Anda di halaman 1dari 13

KONSEP DAN NILAI DASAR

ISLAM RAHMATAN LIL ALAMIN


DASAR KONSEP
PENGERTIAN

Secara bahasa:
 rahmat : kelembutan yang berpadu dengan rasa iba; kasih
sayang (Lisaanul Arab, Ibnul Mandzur).
 Jadi, diutusnya Nabi Muhammad SAW. adalah sebagai bentuk
kasih sayang Allah kepada seluruh manusia.
 Nabi Muhammad SAW. diutus dengan membawa ajaran Islam,
maka Islam adalah rahmatan lil’alamin, Islam adalah rahmat
bagi seluruh manusia.
PENGERTIAN
QS. Al Anbiya (21) : 107
 “Tidaklah Kami (Allah) mengutusmu (Muhammad) kecuali (sebagai nabi yang): Rahmatan lil
alamin”
 “Rahmatan Lil Alamin” melekat pada diri Nabi Muhammad SAW, bukan pada setiap diri umat
Islam

QS. Al Anfal (8) : 33


 “Dan sekali-kali Allah tidak akan mengadzab mereka sedangkan engkau (Muhammad) berada di
antara mereka, dan tidak pula Allah akan mengadzab mereka, sedangkan mereka meminta
ampun.”
 Allah tidak akan memberikan azab di dunia bagi umat Nabi Muhammad SAW, melainkan
ditunggu hingga datangnya hari kiamat. Keberadaan Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat,
bahkan bagi orang kafir.
 Adzab bagi umat-umat Nabi terdahulu bersifat langsung dengan hujan batu, banjir, atau angin
topan, dll.

Al Hadits
 “Sesungguhnya aku adalah rahmat yang dihadiahkan oleh Allah.” (HR. Al Bukhari).
RASULULLAH SEBAGAI RAHMAT

 Untuk semua umat  Globalisasi


 Para nabi sebelumnya: Kondisi masyarakat terisolir satu sama lain; satu rasul satu
umat; problematika bersifat lokal
 Allah Maha Tahu: dunia akan menyatu; rahasia-rahasia di alam raya terungkap;
problematika kehidupan dunia menjadi “satu” (global)
 Penutup para nabi  Penyempurna
 Penyempurna bagi seluruh agama dan pelengkap nikmat untuk mencapai ridha
Allah.
 Sistem ajaran Islam sebagai mukjizat yang terjaga hingga kiamat
 Al Qur’an sebagai mukjizat yang dinamis, munculkan kebaruan di setiap zaman
(Mutawalli Al Sya’rawi)
PENAFSIRAN
Muhammad bin Jarir Ath Thabari (Jamiul Bayan ‘an Ta’wil Al-Qur’an):
 Rahmat yang dimaksud adalah bagi seluruh manusia, baik mukmin maupun kafir.
Berdasarkan riwayat dari Ibnu Abbas ra.: Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari
akhir, ditetapkan baginya rahmat di dunia dan akhirat. Namun siapa saja yang tidak
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, tidak ditimpa musibah seperti yang menimpa
umat-umat terdahulu.
Muhammad Ali Ash Shabuni (Shafwatut Tafasir) :
 Orang yang menerima rahmat ini dan bersyukur atas nikmat ini, ia akan mendapatkan
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Allah Taala tidak mengatakan “rahmatan
lilmuminin”, namun mengatakan “rahmatan lil alamin” karena Allah Taala ingin
memberikan rahmat bagi seluruh makhluknya. Beliau membawa kebahagiaan yang
besar, menyelamatkan manusia dari kesengsaraan yang besar, menjadi sebab
tercapainya berbagai kebaikan di dunia dan akhirat, memberikan pencerahan kepada
manusia yang sebelumnya berada dalam kejahilan, dan memberikan petunjuk kepada
menusia yang sebelumnya berada dalam kesesatan. Bahkan orang-orang kafir mendapat
manfaat dari rahmat ini, yaitu ditundanya hukuman bagi mereka, dan tidak lagi ditimpa
azab sebagaimana diberikan kepada umat-umat terdahulu.
PENAFSIRAN
Ibnu Qayyim Al Jauziyyah (Tafsir Ibnu Qayyim):
 Pertama: Alam semesta secara umum mendapat manfaat dengan diutusnya
Nabi Muhammad SAW. Orang yang mengikuti beliau, dapat meraih kemuliaan
di dunia dan akhirat sekaligus. Bagi orang kafir yang memerangi beliau,
manfaatnya adalah disegerakannya pembunuhan dan maut bagi mereka. Itu
lebih baik bagi mereka karena hidup mereka hanya akan menambah
kepedihan adzab kelak di akhirat.
 Kedua: Islam adalah rahmat bagi setiap manusia, namun orang yang beriman
menerima rahmat ini dan mendapatkan manfaat di dunia dan di akhirat.
Sedangkan orang kafir menolaknya. Bagi orang kafir, Islam tetap dikatakan
rahmat bagi mereka, namun mereka enggan menerima. Sebagaimana jika
dikatakan ‘Ini adalah obat bagi si fulan yang sakit’. Andaikan fulan tidak
meminumnya, obat tersebut tetaplah dikatakan obat”
PENAFSIRAN
Muhammad bin Ali Asy Syaukani (Fathu al-Qodir) :
 “Tidaklah Kami mengutusmu, wahai Muhammad, dengan membawa hukum-
hukum syariat, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia tanpa ada
keadaan atau alasan khusus yang menjadi pengecualian’’. Dengan kata lain,
“Satu-satunya alasan Kami mengutusmu, wahai Muhammad, adalah sebagai
rahmat yang luas. Karena kami mengutusmu dengan membawa sesuatu yang
menjadi sebab kebahagiaan di akhirat”.
Muhammad bin Ahmad Al Qurthubi (Al-Jami Al-Ahkamil Qur’an):
 Berdasarkan pendapat Ibnu Abbas ra.: “Muhammad SAW. adalah rahmat bagi
seluruh manusia. Bagi yang beriman dan membenarkan ajaran beliau, akan
mendapat kebahagiaan. Bagi yang tidak beriman kepada beliau,
diselamatkan dari bencana yang menimpa umat terdahulu berupa
ditenggelamkan ke dalam bumi atau ditenggelamkan dengan air”
PENAFSIRAN
Ibnu Katsir (Tafsir Al-Qur’anul Adzim):
 Allah mengutus beliau agar menjadi rahmat bagi mereka semuanya (para
makhluk). Maka siapa yang menerima dan mensyukuri nikmat ini, pastilah dia
berbahagia di kehidupan dunia dan akhirat. Tetapi siapa yang menolak dan
menentang rahmat ini, pastilah dia merugi di kehidupan dunia dan akhirat
Imam Asy Syanqithi (Adhwaul Bayan):
 Nabi Muhammad SAW. datang atau diutus dengan membawa apa-apa yang
bisa membahagiakan makhluk, hingga dengan sebabnya mereka pun dapat
mengambil kebaikan-kebaikan dari kebaikan dunia atau kebaikan akhirat, jika
mereka mengikuti atau menerima apa yang beliau bawa tersebut. Sedangkan
orang yang menyelisihi dan tidak mengikutinya, maka sikap ini berarti dia
telah menyia-nyiakan bagi diri sendiri bagiannya dari rahmat yang sangat
besar itu.
Fakhruddin ar-Razi (Mafatih al-Ghoib):
 Sesungguhnya Rasulullah SAW adalah rahmah di bidang agama dan dunia. Adapun
di bidang agama, sesungguhnya Rasulullah SAW diutus saat manusia dalam
keadaan jahiliyyah dan tersesat, dan para ahli kitab berada dalam kebingungan
tentang masalah mereka karena panjangnya kejumudan dan terputusnya
kemutawatiran mereka, dan terjadinya perbedaan dalam kitab mereka. Dalam
keadaan seperti itulah Allah SWT mengutus Rasulullah SAW: saat tidak ada jalan
bagi para pencari kebenaran menuju kesuksesan dan kebahagiaan (pahala); Nabi
mengajak mereka kepada jalan kebenaran dan menjelaskan kepada mereka jalan
menuju kebahagiaan (pahala); Nabi menjelaskan syariah dan menjelaskan
perbedaan halal dan haram. Para pencari kebenaranlah yang bisa mengambil
manfaat rahmatan lil alamin. Rahmah tidak bisa dirasakan para ahli taqlid, para
penentang kebenaran, dan orang-orang yang sombong. Para pencari kebenaranlah
yang mendapat pertolongan dari Allah SWT.
PEMAHAMAN YANG SALAH KAPRAH
Faktor-faktor pendukung: penafsiran ayat yang serampangan
(pemahaman bahasa dan logika yang dangkal) dan menuruti hawa
nafsunya.

1. Berkasih sayang dengan orang kafir 3. Berkasih sayang dalam penyimpangan


 Mengajak untuk berkasih sayang kepada beragama
orang kafir, tidak perlu membenci mereka,  Melegalkan atau menerima berbagai
mengikuti acara-acara mereka, enggan bentuk bid’ah, syirik dan khurafat. Karena
menyebut mereka kafir, atau bahkan mereka menganggap bentuk-bentuk
menyerukan bahwa semua agama sama dan penyimpangan tersebut adalah perbedaan
benar. pendapat yang harus ditoleransi.
2. Berkasih sayang dalam kemungkaran 4. Menyepelekan permasalahan aqidah
 Membiarkan orang-orang meninggalkan  Menyepelekan dan enggan mendakwahkan
shalat, membiarkan pelacuran merajalela,
aqidah yang benar. Karena mereka
membiarkan wanita membuka aurat mereka
menganggap mendakwahkan aqidah hanya
di depan umum bahkan membiarkan
akan memecah-belah ummat dan
praktek-praktek kemusyrikan dan enggan
menimbulkan kebencian sehingga tidak
menasehati mereka karena khawatir para
pelaku maksiat tersinggung hatinya.
sesuai dengan prinsip bahwa Islam
adalah rahmatan lil ‘alamin.
3. Berkasih sayang dalam penyimpangan beragama
 Melegalkan atau menerima berbagai bentuk bid’ah, syirik dan khurafat.
Karena mereka menganggap bentuk-bentuk penyimpangan tersebut adalah
perbedaan pendapat yang harus ditoleransi.
4. Menyepelekan permasalahan aqidah
 Menyepelekan dan enggan mendakwahkan aqidah yang benar. Karena mereka
menganggap mendakwahkan aqidah hanya akan memecah-belah ummat dan
menimbulkan kebencian sehingga tidak sesuai dengan prinsip bahwa Islam
adalah rahmatan lil ‘alamin.
KESIMPULAN
 Nabi Muhammad SAW. sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada seluruh manusia.
 Seluruh manusia di muka bumi diwajibkan memeluk agama Islam.
 Hukum-hukum syariat dan aturan-aturan dalam Islam adalah bentuk kasih sayang Allah Ta’ala kepada makhluk-Nya.
 Seluruh manusia mendapat manfaat dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW.
 Rahmat yang sempurna hanya didapatkan oleh orang yang beriman kepada ajaran yang dibawa oleh Nabi
Muhammad SAW.
 Seluruh manusia mendapat manfaat dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW.
 Orang yang beriman kepada ajaran Nabi Muhammad SAW. membenarkan dan taat kepada beliau akan mendapatkan
kebahagiaan di dunia dan akhirat.
 Orang kafir yang memerangi Islam juga mendapat rahmat, yaitu dengan diwajibkannya perang melawan mereka,
karena kehidupan mereka didunia hanya akan menambah pedih siksa neraka.
 Orang kafir yang terikat perjanjian dengan kaum muslimin mendapat rahmat, yaitu dengan dilarangnya membunuh
dan merampas harta mereka.
 Secara umum, orang kafir mendapat rahmat berupa dihindari dari adzab yang menimpa umat-umat terdahulu yang
menentang Allah.
 Orang munafik yang mengaku beriman mendapat rahmat berupa terjaganya darah, harta, keluarga dan kehormatan
mereka. Mereka pun diperlakukan sebagaimana kaum muslimin yang lain.
 Pengutusan Nabi Muhammad SAW menjadi rahmat karena beliau telah memberikan pencerahan dan petunjuk dari
kejahilan dan kesesatan.
 Sebagian ulama berpendapat, rahmat diberikan juga kepada orang kafir namun mereka menolaknya, hanya orang
mu’min saja yang mendapatkannya.
 Sebagain ulama berpendapat, rahmat dalam ayat ini hanya diberikan orang mu’min.

Anda mungkin juga menyukai