Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SIRAH NABAWIYAH

HIKMAH KEKEJIAN KAUM QURASY TERHADAP PENGIKUT


NABI MUHAMMAD SAW

Dosen pengampu : Mushbihah Radiyatun, S.Pd.I, M.Pd.I

Disusun Oleh :
Khamid Muslim ( 23010190042 )
Anis Luluk Lutfiyana ( 23010190165 )
Fatimah Nur Hidayah ( 23010190392 )

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirohim

Assalamualaikum warohmatullahiwabarokatuh

Alhamdulilahirobilalamin dengan atas segala rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan


tugas makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam senantiasa terlimpah kepada
Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, dan para shabatnya.

Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Sirah


Nabawiyah jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga
Ibu Mushbihah Rodliyatun, S.Pd.I, M.Pd.I. yang telah membimbing dalam proses
pembelajaran. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa
yang telah memberikan kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam
pembuatan makalah ini.

Harapannya melalui makalah ini mampu memberikan ilmu pengetahuan


mengenai bagaimana dan apa saja bentuk-bentuk Kekejian Kaum Quraisy terhadap
Pengikut Nabi Muhammad SAW. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan agar terciptanya pendekatan kepada taraf yang sempurna. Dan semoga apa
yang tersajikan dalam makalah ini berguna bagi pembaca pada umumnya.

Salatiga,27 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………1

DAFTAR ISI………………………………………………………………………..2

BAB 1……………………………………………………………………………….3

PENDAHULUAN………………………………………………………………..3

BAB 2……………………………………………………………………………….4

PEMBAHASAN………………………………………………………………….4
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Kaum Kafir Quraisy adalah kaum yang menentang keras ajaran islam yang
disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Bermacam cara meraka lakukan untuk
menghentikan usaha dakwah Rasulullah SAW. Ajaran islam dianggapnya sebagai
ajaran yang berbahaya bagi kepercayaan mereka yang menyembah berhala, serta
merugikan kedudukan sosial mereka dalam masyarakat tidak hanya siksaan yang
dilakukan pada Nabi Muhammad SAW dan sahabat, tetapi juga kadang mereka
melakukan upaya diplomatis kepada Nabi SAW yaitu dengan menawarkan pangkat,
kedudukan, harta, dan juga wanita kepada Nabi SAW.

Namun semua itu ditolak oleh Nabi SAW. Bahkan beliau katakan kurang lebih
sebagai berikut : “Seandainya mereka mampu mendatangkat matahari ditanagn
kananku dan rembulan di tanagn kiriku, niscaya aku tetap tidak akan menghentikan
dakwah menyampaikan wahyu Allah SWT.”

Kaum Quraisy membatalkan sikap pengagungan dan penghurmatan yang dulu


pernah mereka tampakkan terhadap Rasulullah SAW semenjak munculnya dakwah
islamiyah dilapangan.

Memang sungguh sulit merubah sikap yang terbiasa dengan kebengisan dan
kesombongan untuk berlama-lama sabar. Maka dari itu mereka mulai mengulurkan
tangan permusuhan terhadap Nabi SAW.

Sebagai implementasinya mereka melakukan berbagai bentuk ejekan, hinaan,


pencemaran nama baik, pengaburan, keusilan, dll. Tentunya sudah lumrah bila yang
pertama-tama menjadi ujung tombaknya adalah Abu Lahab, sebab ia adalah seorang
kepala suku Bani Hasyim. Dia tidak pernah memikirkan pertimbangan apa pun
sebagai mana yang selalu dipertimbangkan oleh tokoh-tokoh Quraisy lainnya. Dia
adalah musuh bebuyutan islam dan para pemeluknya. Sejak pertama, dia sudah
menghadang Rasulallah SAW sebelum kaum Quraisy berkeinginan melakukan hal
itu.
Tatkala Nabi SAW memperkenalkan islam secara terang-terangan kepada
kaumnya dan menampakkan perintah Allag SWT kepada mereka secara terbuka, saat
itu orang-orang Quraisy tidak mengutuk beliau dan tidak memberikan reaksi kecuali
ketika suatu saat beliau menyebut-nyebut Tuhan mereka dan menghinanya. Tatkala
beliau melakukan hal itu, seketika mereka menjadikan persoalan tersebut sebagai
persoalan yang besar.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana reaksi kaum Quraisy terhadap dakwah Nabi Muhammad SAW?

2. Bagaimana dan apa bentuk-bentuk penindasan kaum Quraisy terhadap


pengikut Nabi Muhammad SAW?

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN

1. Dapat mengetahui reaksi kaum Quraisy terhadap dakwah

Nabi Muhammad SAW.

2. Dapat mengetahui apa saja bentu-bentuk kaum Quraisy terhadap ketidak


senangan dengan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Reaksi Kaum Quraisy terhadap Dakwah Nabi Muhammad SAW

Reaksi kaum kafir Quraisy menolak dakwah Nabi SAW yang berlangsung
sejak adanya dakwah yang dilakukan secara terang-terangan oleh Rasulullah
SAW pada periode Makkah dan penolakan tersebut dipicu karena adanya
beberapa sebab, diantaranya :

1. Rasulullah SAW mengajarkan tentang adanya persamaan hak dan


kedudukan antara semua orang. Mulianya tidaknya seseorang tergantung
ketakwaannya terhadap Allah SWT. Seperti yang terkandung dalam ayat Al
Qur’an(2) : “ Hai manusia! Sesungguhny Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah
orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Kaum Quraisy terutama para bangsawan sangat keberatan dengan ajaran


persamaan hak ini. Mereka mempertahankan tradisi hidup berkasta-kasta
dalam masyarakat. Mereka ingin mempertahankan perbudakan. Sedangkan
ajaan Nabi SAW melarangnya

2. Islam mengajarkan kehidupan sesudah mati yakni hidup di alam kubur dan
akhirat.manusia ketika didunia bertakwa maka dialam kubur akan memperoleh
kenikmatan dan dialam akhirat akan masuk surge. Seadngkan manusia ketika
didunia durhaka dan banyak brbuat jahat, maka didalam kubur akan disiksa
dan dialam akhirat akan dimasukkan kedalam neraka. Kaum kafir Quraisy
menolak dengan keras ajaran islam tersebut, karena mereka merasa ngeri
dengan siksa kubur dan azab neraka.
3. Reaksi kaum kafir Quraisy terhadap dakwa Nabi SAW yang menolak
dakwah tersebut juga disebabkan karena meraka merasa berat meninggalkan
agama dan teradisi hidup masyarakat warisan leluhur mereka.
4. Islam melarang menyembah, memperjual belikan berhala dan melarang
penduduk mekah dan luar mekah berziarah memuja berhala. Padahal itu
semua mendatangkan keuntungan dibidang ekonomi terhadap kaum Quraisy.

b. Penganiayaan dan Penyiksaan Kaum Quraisy terhadap Kaum Muslim yang Lemah.

Yang menjadi bulan-bulanan dan sasaran penganiayaan serta penyiksaan kaum


Quraisy ialah kaum Muslimin yang lemah. Mereka itu orang dini masuk Islam, tidak
mempunyai kerabat yang sanggup member perlindungan dan tidak mempunyai
kekuatan apapun untuk melawan kekejaman kaum Quraisy. Para pemeluk islam yang
lemah disiksa dan dipukuli. Bahkan ada pula tidak diberi makan dan minum, dijemur
diterik matahari sahara, disunduti api, dan segala penyiksaan yang lainnya.

BERAGAM PENINDASAN

Metode-metode yang sedikit demi sedikit untuk mencegah perkembangan


dakwah Islamiyah setelah kemunculannya pada permulaan tahun ke-4 kenabian.
Mereka baru sebatas melakukan metode-metode tersebut selama minggu-minggu dan
bulan-bulan petama, tidak bergeser ke metode penindasan dan penyiksaan. Akan
tetapi, manakala mereka melihat bahwa metode-metode tersebut tidak menuai hasil
sama sekali dalam upaya menggagalkan dakwah Islamiyah, mereka mengadakan
pertemuaan sekali lagi untuk memusyawarahkan hal tersebut antar sesama mereka.
Akhirnya, mereka memutuskan untuk melakukan penyiksaan terhadap kaum
Muslimin dan menguji agama mereka. Tindakan yang di ambil pertama kali adalah
bergeraknya masing-masing kepala suku untuk menginterogasi siap saja yang masuk
Islam dari Kabilah mereka, kemudian di tindak lanjuti oleh bawahan dan kroco-kroco
mereka. Maka mulailah mereka mendera Kaum Muslimin dengan berbagai siksaan
yang membuat bulu kuduk merinding dan hati tersayat-sayat mendengarnya. Abu
Jahal bila mendengar seorang laki-laki masuk Islam, dari kalangan bangsawan serta
memiliki kekuatan,maka dia mencaci, menghina serta mengancamnya dengan
mengatakan bahwa dia akan membuatnya mengalami kerugian materi dan psikologis.
Sedangkan bila orang tersebut lemah maka dia menggebuk dan menghasutnya.

Utsman bin Affan digulung oleh pamannya kedalam tikar yang terbuat dari
daun kurma, kemudian diasapi dari bawahnya. Mush’ab bin Umair,manakala ibunya
mengetahui keislamannya, dia membiarkan dirinya kelaparan dan mengusirnya dari
rumah padahal sebelumnya termasuk hidup serba kecukupan. Lantaran tindakan
ibundanya, kulitnya menjadi bersisik layaknya kulit ular.
Lainlagi dengan Bilal, budak milik Umayyah bin Khalaf Al-Jumahi, Lehernya
dililit dengan tali, lalu tali tersebut di serahkan kepada anak-anak kecil untuk diseret
dan dibawa keliling sepanjang perbukitan Makkah. Akibatnya, tali tersebut
meninggalkan bekas di lehernya. Umayyah, sang majikan selalu mengikatnya
kemudian menderanya dengan tongkat, kadang ia dipaksa duduk dibawah teriknya
sengatan matahari. Ia juga pernah dipaksa kelaparan. Puncak dari itu semua adalah
saat dia dibawa keluar disiang hari yang sangat panas, kemudian dilemparkan ditanah
langsung berkerikil di kota Makkah. Setelah itu, ia ditindih dengan batu besar pada
bagian dadanya. Ketika itu, Umayyah berkata padanya, “Demi Allah, engkau akan
tetap mengalami kondisi seperti ini sampai engkau mati atau engkau akan berpaling
dari ajaran Muhammad dan menyembah Lata dan Uzza.” Mereka terus menyiksanya
hingga suatu hari Abu Bakar melewatinya, lalu membelinya dan menukarnya dengan
seorang budak berkulit hitam. Ada riwayat yang mengatakan(Dia dibeli) sebesar tujuh
uqiyyah(satu uqiyyah=12 dirham atau 28 gram perak.) atau lima uqiyyah dari perak,
kemudian beliau memerdekakannya. Tak jauh beda dengan Ammar bin Yasir,
mantan budak milik Bani Makhzum yang telah merdeka beserta keluarganya, dan tak
luput dari penyiksaan. Mereka diseret oleh Abu Jahal disiang hari yang sangat panas
dan menyengat. Mereka menyiksa keluarga tersebut dengan panasnya cuaca. Yasir
sang ayah meninggal dunia dalam siksaan tersebut, sedangkan ibunya, Sumayyah,
ditusuk oleh Abu Jahal pada kemaluannya dengan tombak hingga meninggal dunia.
Dia lah wanita pertama yang mati syahid dalam Islam. Setelah itu, mereka
meningkatkan frekuensi siksaan terhadap mereka terhadap Ammar, terkadang
dengan jemurnya saja, terkadang dengan meletakkan batu besar yang panas dan
merah membara diatas dadanya dan terkadang dengan membenamkan mukanya
kedalam air. Kala itu, mereka berkata kepadanya, “ kami akan terus menyiksamu
hingga engka untuk mencaci Muhammad atau mengatakan sesuatu yang baik terhadap
Latta dan Uzza. Maka, dia pun dengan terpaksa menyetujui hal itu. Setelah kejadian
itu, dan mendatangi Nabi Muhammad sambil menangis dan meminta maaf atas hal
tersebut kepada beliau.

Abu Fukaihah namanya Aflah, seorang budak dari Bani Abdud-dar


dijerembabkan kaum musyrikin ketanah yang melepuh oleh terik matahari,
kemudian punggungnya ditindih dengan sebuah batu besar hingga tak dapat bergerak
lagi. Dia dibiarkan dalam keadaan demikian hingga hilang ingatan, suatu kali,
mereka mengikat kakinya dengan tali, lalu menyeret dan melemparkannya ketanah
yang meleouh oleh terik matahari seperti yang dilakukan terhadapnya sebelumnya itu,
kemudian mencekiknya hingga mereka mengira dia telah mati. saat itu, Abu Bakar
melewatinya lalu membeli dan memerdekakan semata-mata karena Allah.
Khabab bin Al-Arat, budak milik Ummi Anmar binti Siba’ al-Khuaza’iyyah
disiksa oleh mereka dengan aneka siksaan, rambutnya mereka jambak dengan sangat
keras, lehernya mereka Tarik dengan kasar lalu meleparkannya kedalam api yang
membara kemudian jasadnya mereka Tarik-tarik sehingga api itu terpadamkan oleh
lemak yang meleleh dari punggungnya.

Dari kalangan budak perempuan, nama-nama seperti Zinnirah, an-Nahdiyyah,


dan Ummu Ubais yang masuk Islam. Kaum musyrikin melakukan penyiksaan pula
terhdap mereka sepert telah dilakukan terhadap parasahabat sebelumnya diatas.
Seorang budak perempuan milik Bani Mu’ammal yaitu salah satu marga dari Suku
Adi dipukul oleh Umar bin al-Khathtab, kala ia masih msyrik, dan manakala merasa
bosan, dia berkata, “ tidaklah aku berhenti memukulmu kecuali karena aku bosan.”

Kaum musyrikin juga pernah membungkus seorang sahabat dengan kulit unta
dan sapi, kemudian melemparkannya ke atas tanah yang panas oleh terik matahari.
Sedangkan bagian yang lain, pernah mereka kenakan baju besi lantas di lemparkan
keatas batu besar yang memanas.

Provokasi Kaum Quraisy Terhadap Kaum Muslimin setelah Hijrah dan


Kontrak Mereka dengan Abdullah bin Ubay

Sebagaimana telah disinggung sebelumnya mengenai beragam siksaan dan


deraan yang dilakukan oleh orang-orang Kaum Quraisy terhadap kaum muslimin di
Makkah dan apa yang dilakukan pada kaum muslimin saat akan berhijrah, hal yang
membuat sudah semestinya harta mereka dirampas dan mereka diperangi.
Sekalianpun demikian, mereka masih tetap belum sadar dari kedzaliman tersebut dan
menghentikan permusuhan, bahkan kejengkelan mereka semakin menjadi-jadi
manakala kaum muslimin lolos dari mereka, di tambah lagi mereka telah
mendapatkan perlindungan dan tempat tinggal di Madinah.oleh karena itu mereka
mengirim surat kepada Abdullah bin Ubay bin Salul yang ketika itu masih dalam
kesyirikannya. Hal ini, mengingat statusnya sebagai kepala kaum Anshar sebelum
terjadinya hijrah, sebagaimana telah dimaklumi bahwa orang-orang Anshar telah
menjadi pengikutnya dan baru saja mengangkatnya sebagai raja,andai saja Rasulullah
SAW tidak berhijrah dan mereka beriman kepada-Nya. Mereka mengirim surat
padanya dan kepada rekannya yang masih dalam kesyirikan dengan mengutarakan
untaian kata yang tegas pada mereka, “Sesungguhnya kalian telah memberikan
perlindungan kepada teman kami ( Nabi Muhammad SAW). Dan sesungguhnya ami
bersumpah atas nama Allah, hendaknya kalian memeranginya atau mengusirnya, jika
tidak maka secara keseluruhan akan menyerang kalian hingga kami berhasil
membunuh pasukan kalian daan menghalalkan wanita-wanita kalian.
Begitu surat tersebut sampai pada tangan Abdullah bin Ubay, dia langsung
melaksanakan titah para kolagenya sesama musyrikin, penduduk Makkah tersebut.
Dia memang menyimpan kedengkian kepada Rasulullah SAW karena memandangnya
telah merampas kerajaannya. Abdurrahman bin Ka’ab berkata, “ tatkala surat tersebut
sampai ke tangan Abdullah bin Ubay dan para penyembah berhala menjadi
pendukungnya, mereka bersekongkol untuk memerangi Rasulullah SAW. Manakala
berita itu sampai ke telinga Rasulullah SAW, beliau langsung menemuinya seraya
berkata,” sungguh ancaman kaum Quraisy terhadap kalian sangatlah menakutkan,
namun tidaklah tipu daya yang direncanakannya terhadap kalian lebih besar lebih
besar tipu daya yang ingin kalian timpakan terhadap diri kalian sendiri, dimana kalian
ingin memerangi anak-anak dan saudara kalian sendiri.

Tatkala mendengar hal itu dari Rasulullah SAW merekapun bubar. Abdullah
bin Ubay bin Salul mengurungkan niatnya untuk perang ketika itu, manakala dia
melihat semangat yang patah atau kesadaran yang timbul pada pendukungnya. Akan
tetapi nampaknya dia tetap terlibat dalam persekongkolan bersama orang-orang
Quraisy. Tidak satu kesempatanpun dia peroleh melainkan dia selalu memanfaatkan
untuk menimpakan bencana diantara kaum muslimin dan kaum musyrikin. Dia
mengajak orang-orang Yahudi bergabung dengannya guna mendukungnya melakukan
hal tersebut, akan tetapi disitulah terlihat tindakkan bijak yang ditampilkan oleh Nabi
MuhammadSAW yang selalu dapat memadamkan api kejahatan mereka dari waktu
kewaktu.

Quraisy Mengultimatum Kaum Muhajirin

Sepertinya orang-orang Quraisy berniat jauh lebih kejam lag dari hal itu dan
berpikir untuk melakukan sendiri upaya menghabisi kaum Muslimin, khususnya Nabi
SAW. Hal tersebut bukan sekedar prasangka atau sekedar khayalan semata. Beberapa
kali tindakan licik orang-orang Quraisy dan inginnya unuk berbuat kejahatan benar-
benar terbukti telah dilakukan disisi Rasulullah SAW yang karenanya membuat beliau
tidak tidur malam, tidak dapat memejamkan mata atau berada dalam penjagaan para
sahabatnya. Bahaya bukan hanya sebatas mengancam Rasulullah SAW, tetapi
seluruh kaum muslimin. Ubay bin Ka’ab meriwatkannya, dia berkata,” tatkala
Rasulullah SAW dan para sahabatnya tib di Madinah dan dilindungi oleh kaum
Anshar, orang-orang Arab bersepakat untuk menghabisi mereka. Sejak itu, mereka
senantiasa siaga dengan membawa senjata baik siang maupun malam.
Izin untuk Berperang

Dalam kondisi kritis yang mengancam eksistensi kaum Muslimin di Madinah,


dimana hal tersebut menunjukkan bahwa orang-orang Quraisy belum sadar dari
kedzaliman yang mereka perbuat dan bahkan tidak akan berhenti sama sekali dari
kesewenangan mereka, maka Allahpun menurunkan izin untuk berperang bagi kaum
Muslimin namun belum mewajibkannya kepada mereka. Sekalipum izin berperang
telah turun, namun adalah suatu yang bijak dalam menghadapi kondisi tersebut yang
faktor utamanya adalah kekuatan dan kesewenangan Quraisy,kaum Muslimin
membentangkan sayap kekuasaan mereka terhadap jalur perdagangan Quraisy dari
Mekkah menuju kawasan Syam. Rasulullah SAW memilih untuk menguasai jalur ini
melalui dua langkah: pertama,mengadakan perjanjian-perjanjian persekutuan, tidak
melakukan permusuhan terhadap kabilah-kabilah yang berdiam di jalur tersebut atau
yang mendiami wilayah antara jalur ini dan Madinah. Beliau telah mengadakan
perjanjian dengan kabilah Juhainah sebelummemulai aktivitas militer. Tempat tinggal
mereka berjarak 3 Marhalah( jarak yang di tempuh selama satu hari) dari Madinah.
Beliau juga mengadakan perjanjian-perjanjian lainnya saat melakukan patrol militer.
Kedua, mengirim delegasi-delegasi, satu demi satu menuju jalur tersebut.

Jabr, Orang Nasrani

Pada waktu di Marwa Muhammad sering duduk-duduk dengan seorang budak


Nasrani yang konon bernama Jabr. Orang-orang Quraisy menuduh, bahwa sebagian
besar apa yang dibawa Muhammad itu, Jabr inilah yang mengajarkannya, Apabila
ada orang yang mau meninggalkan kepercayaan nenek moyangnya, maka agama
Nasrani inilah yang lebih utama. Jadi tuduhan inilah yang di desas desus kan oleh
Quraisy. Untuk itulah dating firman Tuhan: “ kami sungguh mengetahui bahwa
mereka berkata: yang mengajarkan itu adalah seorang manusia. Bahasa orang yang
mereka tuduhkan itu bahasa asing, sedang ini adalah bahasa Arab yang jelas sekali.” (
qur’an: 16:103).

Orang-orang yang Percaya Akan Ajaran Rasulullah SAW

1. Tufail Ad-Dausi
Merupakan seorang bangsawan dan penyair cendikiawan, ketika dating di
Makkah segera dihubungi oleh Quraisy dengan memperingatkannya dari
Muhammad dan kata-katanya yang dapat memukau orang, dan hendak memecah
belah orang dengan keluarganya, bahkan dengan dirinya sendiri. Tufail berkata “
biar sampai aku mati ! aku seorang penyair, cendikiawan” pikirnya aku dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, apa salahnya aku
mendengarkan sendiri apa yang akan dikatakan orang itu ! jika ternyata baik akan
ku terima kalau buruk akan ku tinggalkan.” Ia mengikuti Muhammad sampai
rumah, lalu Muhammad menawarkan Islam kepadanya dan dibacakan ayat-ayat
suci Al-Qur’an. Laki-laki itu langsung menerima Islam. Diantara mereka ada
yang segera menerima tetapi juga ada yang masih berlambat-lambat. Peristiwa
Tufail Ad-Dausi ini hanya merupakan salah satu dari sekian banyak contoh yang
telah menerima ajakan Muhammad ini bukan hanya terdiri atas penyembah-
penyembah berhala saja namun telah dating dua puluh orang Nasrani menerima
dan mengakui ajaran Rasulullah SAW.

2. Abu Sufyan, Abu Jahl dan Akhnas


Abu Sufyan bin Harb, Abu Jahl bin Hisyam dan Al-Akhnas malam itu
sengaja pergi ingin mendengarkan Muhammad ketika sedang membaca
Qur’an dirumahnya. Mereka masing-masing mengambil tempat sendiri untuk
mendengarkan. Dengan suara nya yang sedap ayat-ayat suci bergema
kedalam telinga dan kalbu. Setelah tiba waktu fajar, mereka yang
mendengarkan itu terpencar kerumah masing-masing. Ketika kemudian
mereka bertemu ditengah perjalanan, masing-masing mereka mau saling
menyalahkan jangan terulang lagi. Kalau kita dilihat orang yang masih
bodoh,ini akan dan melemahkan kedudukan kita dan mereka akan berpihak
kepada Muhammad. Tetapi pada malam kedua masing-masing mereka
membawa persaan yang sama seperti pada malam kemarin. Tanpa dapat
menolak, seolah kakiku membawa kembali ketempat yang semalam untuk
mendengarkan Muhammad membaca Qur’an. Begitu pula pada malam ketiga.

Mereka bertiga merasa ngeri dengan wahyu yang turun pada Muhammad
saat mereka sedang mendengarkan lantunan ayat Qur’an tersebut. Mengenai
hari kebangkitan dan hari perhitungan yang memperingatkan mereka tentang
siksaan dan perhitungan yang mereka dapatkan setelah mereka dapatkan
setelah mereka mati nanti.

HIKMAH KEKEJIAN KAUM QURASY TERHADAP PENGIKUT NABI


MUHAMMAD SAW
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Latar belakang kekejian kaum kafir Quraisy terhadap Muhammad dan para
sahabatnya

Anda mungkin juga menyukai