Glukoma Retinopati
2. TOKSIK BAHAN KIMIA PADA KULIT
Kulit terdiri dari :
1. Epidermis (0,1-0,2 mm)
2. Dermis (2mm)
yang terletak di atas jaringan subkutan, di antara 2 lapisan ini ada membran basal.
Lapisan epidermis terdiri dari lapisan :
3. Sel basal (stratum germinativum),
4. Sel duri (stratum spinosum),
5. Sel granuler (stratum granulosum).
Dermis terdiri dari kolagen dan elastin. Dua lapisan ini penting untuk menyokong
kulit. Dalam lapisan ini ada beberapa jenis sel, yang paling banyak adalah:
6. fibroblas,
7. asam hialuronat
8. kondroitin sulfat
9. mukopolisakarida.
JENIS EFEK TOKSIK
Kebanyakan efek terjadi melibatkan kulit itu sendiri, hanya sebagian yang melibatkan unsur tambahan kulit (rambut,
kelenjar sebasea dan kelenjar keringat)
1. Iritasi Primer
Adalah suatu reaksi kulit terhadap pajanan, misalnya zat kimia sepeti alkali kuat, asam kuat, pelarut dan detergent.
2. Reaksi Sensitisasi
Reaksi lebih berat dapat terjadi setelah pajanan berikutnya. Periode induksi terjadi antara beberapa hari sampai
beberapa tahun, sehingga bisa disebut “hipersensitifitas lambat”. Di sini terlibat kompleks imun.
3. Urtikaria Kontak
Jenis reaksi terutama melibatkan kulit yang bersentuhan dengan zat kimia penyebab, tetapi kadang ada juga efek
sistemiknya. Efek sistemik itu berupa urtikaria umum, asma, reaksi anafilaktoid.
Zat penyebab seperti dimetil sulfoksida, trafuril (ester tetrahidrofurfuril asam nikotinat), ulat bulu, ubur-ubur,
jelatang.
4. Kanker Kulit
Jelaga telah dua abad diketahui sebagai penyebab kanker kulit. Penelitian terbaru memastikan jelaga dan zat-zat yang
berhubungan dapat menyebabkan kanker kulit, seperti : batu bara, minyak kreosot, minyak serpih (shale oil) dan
cutting oil.
EFEK PADA ADNEKSA EPIDERMIS
1. Rambut
Kerontokkan rambut dapat disebabkan oleh berbagai zat antimitotik yang digunakan untuk
kemoterapi kanker. Zat-zat ini mempengaruhi fase angen pertumbuhan rambut. Rambut mulai
rontok setelah 2 minggu terapi, rambut akan mulai tumbuh setelah 2 bulan berhenti terapi.
2. Kelenjar Sebasea
Kelenjar ini mengeluarkan lemak dengan mengeluarkan sel berisi lemak sehinga disebut juga
holokrin. Aktifitasnya tergantung hormon, contohnya androgen merangsang ekskresi sedangkan
estrogen menghambat.
Beberapa hidrokarbon aromatik berklorin dapat menyebabkan berbagai lesi kulit termasuk
klorakne, yang ditandai kista kekuning-kuningan yang kecil dan komedo.
3. Kelenjar Keringat
Berkeringat merupakan fungsi fisiologis untuk pengaturan suhu tubuh. Sumbatan pada saluran
keringat dikenal sebagai penyakit miliaria, biasanya terjadi karena pemakaian obat kulit
misalnya fenol dan kloroform.
3. Kolestasis
1. Kerusakan hati akut, jarang ditemukan daripada sirosis dan perlemakan hati.
2. Zat kolestatik bekerja melalui beberapa mekanisme, contoh : ANIT (α – naftilisosianat) dapat
menyebabkan kolestasis, hiperbilirubinemia dan penghambatan oksigenase fungsi campur
mikrosom.
3. Berkurangnya aktifitas empedu merupakan mekanisme utama kolestasis.
4. Sirosis
1. Yaitu adanya septa kolagen yang tersebar disebagian besar hati.
2. Kumpulan hepatosit muncul nodul.
3. Patogenesis susah dimengerti.
4. Sebagian besar berpendapat kurangnya mekanisme perbaikan sehingga menyebabkan aktifitas
fibroblastik & pembentukan jaringan jaringan parut.
5. Zat kimia CCl4 sering menyebabkan sirosis hati.
Halotan dan CCl4 dapat mengakibatkan suatu sindroma klinis yang tidak dapat dibedakan dari hepatitis virus.
Pada umumnya memiliki ciri :
• Kerusakan hati tidak dapat diperlihatkan pada hewan.
• Tampaknya beberapa efek pada manusia tidak berkaitan dengan dosis.
• Masa laten sangat beragam
• Toksisitas hanya muncul pada beberapa individu yang rentan.
• Gambaran histologis lebih beragam.
• Biasanya penderita memperlihatkan tanda-tanda hipersensitifitas lain dan kadang-kadang bereaksi
terhadap suatu dosis tantangan.
• Demam, ruam dan eosinaofilia sering ditemukan.
Neoplasma Sirosis
6. Karsinogenesis
• Karsinoma hepatoseluler dan kolangiomakarsinoma adalah jenis neoplasma
ganas yang paling umum pada hati.
• Jenis karsinoma lain antara lain angiosarkoma, karsinoma kelenjar, karsinoma
trabekuler dan karsinoma sel hati yang tidak berdeferensiasi.
7. Hepatotoksikan
• Banyak toksikan yang dapat menyebabkan beberapa jenis kerusakan,
contohnya akibat pajanan CCl4 (dan zat kimia yang terkait seperti kloroform,
aflatoksin dan fosfor).
• Aflatoksin dan dioksin dapat menyebabkan nekrosis, sirosis, dan neoplasma.
• Etanol dan benzene dapat menyebabkan nekrosis dan sirosis.
• Kolestatis terutama disebabkan oleh garam tertentu, ANIT, steroid anabolik,
mangan dan beberapa obat .
THANK
YOU