Anda di halaman 1dari 24

EFEK BAHAN KIMIA

TERHADAP
KESEHATAN
EFEK THD SISTEM PERNAPASAN
1. Efek pada Paru
a. Iritasi lokal : Amonia dan Klorin merupk gas yg
menyebabkan iritasi lokal. Keduanya menyebabkan
penyempitan dan edema bronkus. Arsen menginduksi
iritasi pada pajanan akut, pajanan As yg lama dapat
menyebabkan kanker paru.
b. Kerusakan sel dan edema : Gas2 toksik seperti ozon dan
oksida nitrogen dapat menyebabkan kerusakan sel
secara langsung, mungkin melalui peroksidasi membran
sel. Edema dpt tjd sbg akibat meningkatnya
permeabilitas melalui membran yg rusak.
c. Fibrosis dan emfisema : Efek toksik kuarsa berasal dari
pecahnya membran lisosom dlm suatu makrofag, dan proses ini
akan melepaskan silika dari makrofag yg mengalami lisis.
Makrofag yg rusak melepaskan berbagai faktor yg merangsang
fibroblas dan pembentukan kolagen. Penyebab lain fibrosis
paru adalah asbes. Emfisema dpt diinduksi oleh rokok atau
pajanan aluminium, kadmium oksida, atau NOx, ozon.
d. Respon alergi : respon ini biasanya diinduksi oleh spora
jamur, bakteri pencemar, debu kapas dst. Detergen
mengandung enzim yg dihasilkan dari Bacillus subtilis dpt
menyebabkan asma pada pekerja. Zat toluen diisosianat (TDI)
jg menyebabkan reaksi hipersensitivitas.
e. Kanker paru : Asap rokok mengandung sejumlah karsinogen
dan iritan. Penyebab Ca paru lainnya adalah As, kromat, nikel,
uranium, emisi oven batubara, asbes.
2. Efek pada saluran napas bagian atas
Partikel2 besar yg terhirup akan mengendap dlm
saluran hidung, dapat menyebabkan hiperemia, metaplasia
sel skuamosa atau sel-transisi, hiperplasia, ulkus dan
karsinoma. Laring juga merupk lokasi karsinogenesis kimia,
kanker akibat asbes dan kromium.
3. Efek setelah pajanan lewat jalur lain
Penyimpanan herbisid parakuat di paru dan sifat
toksisitas bawaannya merupk penyebab efek paru setelah
jalur non-inhalasi. Sebaliknya herbisid yg berhubungan
erat, dikuat, tidak bersifat toksik bagi paru setelah terhirup
atau termakan, meski zat ini beracun thd biakan sel paru.
Masalah Pernapasan
Polusi udara yang timbul dari pembakaran bahan
bakar fosil (batubara, minyak, diesel dan gas alam)
dapat menyebarkan bahan kimia beracun dan
partikel2 yang berbahaya, seperti jelaga dan asap,
ke udara yang kita hirup. Polusi udara dapat
menyebabkan masalah kesehatan yg serius.
Polusi udara terdiri dari 2 bagian besar, yakni gas
beracun, disebut ozon dan partikel2 halus. Partikel2
halus merupk bagian terkecil dari jelaga, asap,
logam, bahan kimia, debu, air dan karet dari ban.
Semakin kecil ukuran partikel akan semakin
berbahaya, karena mereka dapat masuk ke bagian
terdalam dari paru-paru.
Masalah Pernapasan lanj
Paparan dari partikel2 halus ini dapat menyebabkan
serangan asma dan bronkitis, dan meningkatkan
gejala demam, flu dan infeksi pernapasan lainnya.
Ozon dapat merangsang iritasi yang parah,
mempersempit jalan napas seseorang, memaksa
paru-paru bekerja lebih keras , dan memperburuk
masalah paru-paru.
Selain itu dapat juga menyebabkan sakit kepala,
sesak napas, nyeri dada, mual, dan kelelahan, serta
membuat seseorang lebih peka thd infeksi paru,
seperti Tuberkulosis atau Pneumonia.
Masalah Pernapasan lanj
Udara yang berasap atau kotor selalu menyebabkan mata
berair, tenggorokan kering, batuk atau sesak napas. Polusi
memperburuk penyakit jantung atau paru yang sudah
bermasalah., hingga menyebabkan jantungdan paru bekerja
lebih keras untuk mensuplai oksigen ke dalam tubuh,
mengakibatkan kesulitan bernapas, kelelahan dan sakit
kepala.
Paparan polusi udara dalam jangka panjang dapat
menyebabkan :
1. Paru lebih cepat menua
2. Mengidap penyakit paru kronis seperti asma, bronkitis kronis,
paru bengkak dan kanker paru.
3. Orang lebih cepat mati, kerap kali karena serangan jantung
atau tekanan darah tinggi.
Polusi udara paling berbahaya bagi mereka yang
bermasalah dengan jantung, anak-anak <14 tahun dimana
parunya sedang berkembang, dan mereka yang
bekerja/berlatih keras diluar rumah.
EFEK TERHADAP HATI
1. Perlemakan Hati (Steatosis)
Perlemakan hati adalah hati yg mengandung berat
lipid >5%. Tetrasiklin menyebabkan banyak butiran lemak
kecil dalam suatu sel sementara toksikan lainnya seperti
etanol, menyebabkan butiran lemak besar yg
menggantikan inti.
Mekanisme penimbunan lipid dalam hati yg paling
umum adalah rusaknya pelepasan trigliserid hati ke plasma.
Krn trigliserid hati hanya disekresi bila dalam keadaan
tergabung dg lipoprotein (membentuk lipoprotein
berdensitas sangat rendah (VLDL)).
Penimbunan lipid hati dpt terjadi lewat bbrp mekanisme :
a. Penghambatan sintesis satuan protein dari lipoprotein
b. Penekanan konjugasi trigliserid dg lipoprotein
c. Hilangnya kalium dari hepatosit, mengakibatkan gangguan
transfer VLDL melalui membran sel
d. Rusaknya oksidasi lipid oleh mitokondria
e. Penghambatan sintesis fosfolipid, bagian penting dari VLDL.
2. Nekrosis Hati
Nekrosis hati adalah kematian hepatosit, merupk suatu
manifestasi toksik yg berbahaya tetapi tidak selalu kritis krn hati
mempunyai kapasitas pertumbuhan kembali yg luarbiasa.
Kematian sel thd bersama dgn pecahnya membran plasma.
Terjadi akumulasi trigliserid sbg butiran lemak dalam sel.
Perubahan yg terdahulu merupk pembengkakan mitokondria
progresif dgn kerusakan krista, pembengkakan sitoplasma,
penghancuran organel dan inti, dan pecahnya membran plasma.
3. Kolestasis
Biasanya bersifat akut. Berkurangnya aktivitas ekskresi
empedu pada membran kanalikulus tampaknya merupk
mekanisme utama kolestasis, contoh zat kolestasis ANIT.
4. Sirosis
Ditandai oleh adanya septa kolagen yg tersebar di sebagian
besar hati. Kumpulan hepatosit muncul sbg nodul yg dipisahkan
oleh lapisan berserat ini. Sirosis berasal dari nekrosis sel tunggal
karena kurangnya mekanisme perbaikan. Kemudian menyebabkan
aktivitas fibroblastik dan pembentukan jaringan parut. Faktor
pendukung tidak cukupnya aliran darah dalam hati. Bbrp
karsinogen kimia dan pemberian CCl4 jangka panjang dpt
menyebabkan sirosis pd hewan.
5. Karsinogenesis
Karsinoma hepatoseluler dan kolangiokarsinoma adalah
jenis neoplasma ganas yg paling umum. Jenis karsinoma lainnya al
: angiosarkoma, karsinoma kelenjer, karsinoma trabekular, dan
karsinoma sel hati yg tdk berdiferensiasi.
EFEK TERHADAP GINJAL

Logam berat seperti merkuri, kromium, kadmium


dan timbal dapat mengubah fungsi tubulus yg ditandai
dgn glikosuria, aminoasiduria, dan poliuria. Pada dosis yg
lebih tinggi, logam berat menyebabkan kematian sel,
BUN yg meningkat, dan anuria.
Hidrokarbon berhalogen seperti karbon
tetraklorida dan kloroform terutama bersifat
hepatotoksik, juga pada ginjal terutama pada tubulus
proksimal, yg tercermin dalam perubahan fungional.
EFEK TERHADAP KULIT
1. Iritasi primer
Iritasi primer oleh zat kimia misal : alkali kuat, asam
kuat, pelarut dan deterjen, terjadi di tempat kontak, dan
umumnya pada sentuhan pertama.
2. Reaksi sentisasi
Ketika memasuki kulit, toksikan terikat pada
permukaan sel tertentu yg akan memprosesnya utk bereaksi
dgn limfosit T. Limfosit T yang telah disensitisasi dpt
melepaskan berbagai jenis zat pd pajanan ulang thd toksikan
yg sama dan mengakibatkan hiperemia dan edema.
3. Fototoksisitas dan Fotoalergi
Reaksi kulit tdd eritema lambat, diikuti dgn
hiperpigmentasi dan pengelupasan.
4. Urtikaria kontak
Efek sistemik berupa urtikaria umum, asma, reaksi
anafilaktoid dll.
5. Kanker kulit
Jelaga dan zat2 yg berhubungan, misal ter batubara,
minyak kreosot, minyak serpih menyebabkan kanker kulit
dan kanker lainnya. Arsen jg berkaitan dgn terjadinya
kanker kulit, begitupun hidrokarbon aromatik polisiklik
dan heterosiklik menginduksi kanker kulit, radiasi UV
penyebab kanker kulit pd manusia.
Masalah Kulit
Penyebab utama kerusakan dan penyakit kulit
adalah dari bahan kimia yang digunakan di tempat kerja.
Orang juga mengalami ruam, melepuh dna luka bakar
parah akibat paparan polusi udara yang beracun karena air
dari limbah kimia industri atau pertanian.
EFEK TERHADAP SISTEM SARAF
1. Neuropati
Neuron rentan thd keadaan anoksia dan hipoglikemia.
Barbiturat menginduksi anoksia dlm otak, terutama pd daerah
tertentu dikorteks otak, hipokampus, dan otak kecil. Pajanan
lebih lama pd CO dapat menginduksi efek yg menetap dlm otak
yg muncul akibat berkembangnya sklerosis difus di substansia
alba. Sianida dan azid menghambat sitokrom oksidase shg
mengakibatkan anoksia sitotoksik.
2. Aksonopati
a. Aksonopati proksimal
Efek utama IDPN adalah perusakan transport akson
lambat pada neurofilamen sdgkan sintesisnya terus berlanjut
dlm badan sel.
b. Aksonopati distal
Senyawa organofosfat tertentu menghambat
kolinesterase dan menyebabkan neuropati lambat
terutama bermanifestasi sbg paralisis otot. Kelainan ini
terurama mempengaruhi serat saraf yg panjang dan besar,
sebab itu tungkai belakang lumpuh lebih dulu daripada
tungkai depan.
3. Gangguan pada transmisi sinaps
Toksin botulimun menyebabkan paralisis otot dgn
mengganggu pelepasan asetilkolin dari ujung2 saraf
motorik. Tetanoplasmin dari kuman C. tetani
menyebabkan tetanus melalui efeknya pada SSP.
Tetanoplasmin melepaskan hambatan motoneuron dalam
medula spinalis dgn pengikatan pada reseptor neuron.
Masalah Saraf
Beberapa bahan kimia beracun dapat merusak
sistem saraf.
Kerusakan pada saraf akan menyebabkan
kebingungan, hilang ingatan, kejang, dan masalah
lain yang berkaitan dgn otak. Kerusakan syaraf dapat
pula mengarah pada rusaknya saraf perasa dan
mencium bau, mati rasa, dan kehilangan
keseimbangan serta kesulitas berjalan.
Beberapa bahan kimia dapat menyebbakan
kelumpuhan atau bahkan kematian. Bahan pelarut
biasanya digunakan untuk membersihkan pelumas
seperti aceton, benzena, terpentin, dan bensin,
merupakan racun bagi sistem syaraf.
EFEK TERHADAP SISTEM REPRODUKSI

Banyak zat kimia spermatogenesis dan


menyebabkan atrofi testis, seperti zat pewarna
makanan, pestisida, logam dan pelarut organik.
Selain berkurangnya hitung sperma akibat
efek buruk pada spermatogenesis, suatu toksikan
dpt membuat spermatozoa cacat, tidak aktif atau
bahkan mati, contoh MMS.
Masalah Kesehatan Reproduksi
Beberapa bahan kimia dapat menyebabkan
keguguran atau sterilisasi, yakni ketidakmampuan
mempunyai anak, pada laki-laki atau wanita. Hal
ini terjadi melalui kelenjar hormon2, yakni bahan
kimia alami yang dibuat oleh tubuh untuk
mengendalikan pertumbuhan dan proses2
lainnya seperti proses datang bulan pada wanita
dan reproduksi.
Bahan2 kimia lainnya bertindak menyerupai
hormon ketika bahan kimia tsb berada di dalam
tubuh kita. Mereka dapat mengacaukan sistem
hormon alami kita dgn cara mengirimkan sinyal
palsu. Bahan kimia ini disebut pengacau hormon.
Endometriosis
Endometriosis merupk penyakit serius yang
menyebabkan dinding kandungan tumbuh di
luar kandungan. Tidak diketahu dgn pasti
penyebab endometriosis. Namun penyakit ini
banyak ditemukan di daerah industri dan di
daerah dgn tingkat polusi tinggi.
Maka disimpulkan penyebab endometriosis
adalah polusi industri. Endometriosis bisa sangat
menyakitkan dan dapat pula membuat
seorang perempuan sulit hamil.
Cacat Lahir
Cacat lahir dpt disebabkan oleh rusaknya gen
seseorang. Kerusakan gen akibat bahan kimia
beracun dpt mempengaruhi anak2 atau
keturunan dari orang yg terpapar bahan kimia
tsb.
Biasanya cacat lahir umumnya ditemukan di
daerah2 industri yang menghasilkan bahan kimia
beracun atau limbah.
Cacat lahir ada beberapa tahap, mulai dari
yang sangat lunak (seperti tanda lahir), dan yang
sangat parah, seperti otak yang tidak
berkembang.
Kepekaan terhadap Zat Kimia
(Multiple Chemical Sensitive (MSC))
Bagi sebagian orang, efek dari paparan bahan kimia dpt
menyebabkan penyakit yg disebut Kepekaan thd Beberapa Bahan
Kimia (Multiple Chemical Sensitivity = MSC) atau penyakit yg
ditimbulkan oleh kondisi lingkungan. Penderita MSC bereaksi kuat thd
racun2 yg umum terdpt dlm cat, minyak wangi, mobil dan bahan2
bangunan.
Tanda2 MCS al: pilek, mata gatal, sakit kepala, tenggorokan gatal,
sakit telinga, sakit di kulit kepala, linglung atau ngantuk, denyut
jantung yg cepat, masalah perut, mual, kram perut, diare, dan sakit
persendian.
MCS berbeda dgn alergi, dimana :
1. Gejalanya muncul setiap kali orang tsb terpapar oleh bahan kimia
2. Efeknya jangka panjang (kronis) dan tidak musiman
3. Gejalanya muncul walaupun sedikit terpapar
4. Gejalanya menghilang ketika gejala pemicunya dipindahkan/dibuang
5. Gejalanya muncul jika terpapar bahan2 lain (misal cat dan minyak
wangi, atau plastik dan asap rokok).
ZAT EFEK YANG DITIMBULKAN
KIMIA
NH4Cl Menyebabkan iritasi pada kulit, saluran pernafasan, dan
saluran pencernaan.
Na2S2O3 Iritasi pada mata, kulit, sistem pencernaan dan sistem
pernafasan
CaCO3 Kerusakan kornea atau kebutaan, peradangan dan
blistering, iritasi saluran pernafasan gastro, ditandai
terbakar, bersin dan
batuk. Jika parah, menghasilkan kerusakan paru,
tersedak, pingsan atau kematian.
H2C2O4 Berbahaya jika kontak dengan kulit, mata, tertelan, dan
terhirup. Korosif untuk mata dan kulit, kebutaan, radang
dan blistering, iritasi pada saluran pernafasan, batuk serta
dapat merusak paru, ketidaksadaran/kematian. Paparan
berkepanjangan luka bakar, dan berlebih kanker.
KMnO4 Iritasi pada kulit dan mata dan korosif thd mata dan kulit.
KSCN Iritasi pada kulit jika zat ini mengenai kulit dan mata,
merusak paruparu jika terhirup.
ZAT EFEK YANG DITIMBULKAN
KIMIA
Br2 Korosif thd kulit, iritasi pada kulit, mata, tertelan, atau
terhirup.
Kabut zat ini menyebabkan kerusakan jaringan terutama
selaput lendir mata, mulut dan saluran pernafasan,
menghasilkan luka bakar. Jika terhirup, menyebabkan
iritasi parah pada saluran pernafasan, yang ditandai
batuk, tersedak, atau sesak napas. Paparan berlebih
mengakibatkan kematian.
Na2CO3 Menyebabkan cedera kornea, iritasi parah dan luka bakar
pada mata, iritasi dan luka bakar pada kulit, iritasi pada
saluran pencernaan. Jika terhirup menyebabkan iritasi
pada saluran pernafasan dengan nyeri terbakar di hidung
dan tenggorokan, batuk, sesak napas, dan edema paru.
CH3CO Iritasi dan kulit. Jika tertelan menyebabkan iritasi pada
OH salutan pencernaan dan iritasi pada saluran pernafasan
jika terhirup.
ZAT EFEK YANG DITIMBULKAN
KIMIA
NH4Cl Menyebabkan iritasi pada kulit, saluran pernafasan, dan
saluran pencernaan.
Na2S2O3 Menyebabkan iritasi pada mata, kulit, sistem pencernaan
dan sistem pernafasan.
CaCO3 Mengakibatkan kerusakan kornea atau kebutaan,
menghasilkan peradangan dan blistering, iritasi saluran
pernafasan gastro, yang ditandai dgn terbakar, bersin
dan Batuk, kerusakan paru, tersedak, pingsan atau
kematian.
NH3 Zat ini bersifat korosif dan sangat destruktif thd jaringan
selaput lendir dan saluran pernafasan bagian atas. Gejala
termasuk rasa terbakar, batuk, radang tenggorokan, sesak
nafas, sakit kepala, mual dan muntah. Inhalasi dapat
berakibat fatal akibat dari peradangan, kejang, dan edema
laring dan bronkus, pneumonitis kimia dan edema paru.
Jika tertelan bersifat korosif, luka bakar hebat di mulut,
tenggorokan, dan perut, dan menyebabkan kematian, sakit
tenggorokan, muntah, dan diare.

Anda mungkin juga menyukai