Anda di halaman 1dari 23

IMPLEMENTASI REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN PADA KAWASAN

HUTAN YANG MENDAPAT PERSETUJUAN PERHUTANAN SOSIAL

Disampaikan dalam Rapat Koordinasi Perkembangan Perhutanan Sosial di Jawa Tengah


Semarang, 4 Juli 2022

Soegiharto, S.Hut., MP
Kepala Bidang Pengelolaan DAS dan KSDA
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah
DASAR HUKUM (TERKAIT REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN
1. UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
2. UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
3. UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Yang mengubah sebagian pasal
di UU No. 41 Tahun 1999, UU No. 18 Tahun 2013 dan UU No. 23 Tahun 2014)

1. PP No. 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai


2. PP No. 26 Tahun 2020 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan
3. PP No. 23 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kehutanan

1. Permen LHK No. 8 Tahun 2021 tentang Tata Hutan Dan Penyusunan Rencana
Pengelolaan Hutan, Serta Pemanfaatan Hutan Di Hutan Lindung Dan Hutan
Produksi
2. Permen LHK No. 9 Tahun 2021 tentang Perhutanan Sosial (Khusus PS di KHDPK
diatur tersendiri)
3. Permen LHK No. 23 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan
Lahan
PERHUTANAN SOSIAL ????
Perhutanan Sosial adalah sistem pengelolaan Hutan lestari yang dilaksanakan
dalam Kawasan Hutan Negara atau Hutan Hak/Hutan Adat yang
dilaksanakan oleh Masyarakat setempat atau Masyarakat Hukum Adat
sebagai pelaku utama untuk meningkatkan kesejahteraannya, keseimbangan
lingkungan dan dinamika sosial budaya dalam bentuk Hutan Desa, Hutan
Kemasyarakatan, Hutan Tanaman Rakyat, Hutan Adat, dan kemitraan
Kehutanan (Pasal 1 PP No. 23 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan
Kehutanan)
Pemanfaatan Hutan melalui pengelolaan Perhutanan Sosial di dalam
Kawasan Hutan Negara dan Hutan Adat dilaksanakan untuk mewujudkan
kelestarian Hutan, kesejahteraan Masyarakat, keseimbangan lingkungan, dan
menampung dinamika sosial budaya, diperlukan pemberian persetujuan,
pengakuan, dan peningkatan kapasitas kepada Masyarakat (Pasal 204 PP No.
23 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Kehutanan)
Pemanfaatan Hutan

Pemanfaatan Hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan,


memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil Hutan kayu dan bukan
kayu, memungut hasit Hutan kayu dan bukan kayu, serta mengolah dan
memasarkan hasil Hutan secara optimal dan adil untuk kesejahteraan
Masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya.

Pemanfaatan Kawasan adalah kegiatan untuk memanfaatkan ruang tumbuh


sehingga diperoleh manfaat lingkungan, manfaat sosial, dan manfaat ekonomi
secara optimal dengan tidak mengurangi fungsi utamanya (PP No. 23 Tahun
2020 tentang Penyelenggaraan Kehutanan)
No Jenis Pemanfaatan Kawasan Hutan Hutan Lindung *) Hutan Produksi**)
1 Budidaya Tanaman Obat Ya Ya
2 Budidaya Tanaman Hias Ya Ya
3 Budidaya Jamur Ya Ya
4 Budidaya Lebah Ya Ya
5 Budidaya Hijauan Makanan Ternak Ya Ya
6 Budidaya Buah-Buahan Dan Biji-Bijian Ya Ya
7 Budidaya Tanaman Atsiri Ya Ya
8 Budidaya Tanaman Nira Ya Ya
9 Wana Mina (Siluofisheryl Ya Ya
10 Wana Ternak (Siluopastural Ya Ya
11 Tanam Wana Tani (Agroforestryl Ya Ya
12 Wana Tani Ternak (Agrosiluopastura) Ya Ya
13 Penangkaran Satwa Liar Ya Ya
14 Rehabilitasi Satwa. Ya Ya
15 Budidaya Sarang Burung Walet tidak Ya
16 Budidaya Serat tidak Ya
17 Budidaya Tanaman Penghasil Biomassa Atau Bioenergi tidak Ya
18 Budidaya Tanaman Pangan Dalam Rangka Ketahanan Pangan tidak Ya

Keterangan:
*) Sumber: PP No. 23 Tahun 2021 Pasal 129
**) Sumber: PP No. 23 Tahun 2021 Pasal Pasal 142 (tidak bersifat limitatif dan dapat diberikan kegiatan pemanfaatan lainnya,
dengan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap biofisik dan sosial ekonomi
REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN

Rehabilitasi Hutan dan Lahan adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan


dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan guna meningkatkan daya dukung,
produktivitas dan peranannya dalam menjaga sistem penyangga kehidupan.

Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan merupakan bagian dari pengelolaan Hutan.

Pasal 21 UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan


Pengelolaan hutan meliputi kegiatan:
a. tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan;
b. pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan;
c. rehabilitasi dan reklamasi hutan
d. perlindungan hutan dan konservasi alam

RHL diprioritaskan pada Lahan Kritis melalui kegiatan:


a. rehabilitasi Hutan; dan
b. rehabilitasi lahan
SIAPA YANG HARUS MELAKSANAKAN REHABILITASI HUTAN

Rehabilitasi Hutan dilaksanakan oleh:


a. Menteri untuk Kawasan Hutan yang meliputi Hutan konservasi, Hutan lindung dan
Hutan produksi yang tidak dibebani hak pengelolaan atau izin pemanfaatan;
b. gubernur atau bupati/wali kota untuk taman Hutan raya sesuai dengan
kewenangannya;
c. pemegang hak pengelolaan atau pemegang izin pemanfaatan untuk rehabilitasi
pada Kawasan Hutan yang dibebani hak pengelolaan atau izin pernanfaatan; dan
d. pemegang izin pinjam pakai Kawasan Hutan atau pemegang Keputusan Menteri
tentang Pelepasan Kawasan Hutan akibat tukar menukar Kawasan Hutan yang
dibebani kewajiban untuk melakukan rehabilitasi

(Pasal 9 PP Nomor 26 Tahun 2020 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan)


HARUS DIMULAI DARI MANA DESAIN RHL nya?
Rencana Umum Rehabilitasi Hutan dan Lahan DAS ( Sedang Disusun
KLHK sedang proses)
Rencana Tahunan Rehabilitasi Hutan:
1. Menteri, pada Kawasan Hutan yang meliputi Hutan konservasi, Hutan
lindung, dan Hutan produksi yang tidak dibebani hak pengelolaan atau
izin pemanfaatan;
2. Gubernur atau bupati/wali kota sesuai dengan kewenangannya untuk
taman Hutan raya; dan
3. Pemegang hak pengelolaan atau pemegang izin pemanfaatan, pada
Kawasan Hutan yang telah dibebani hak pengelolaan atau izin
pemanfaatan.
Menteri melakukan supervisi terhadap penyusunan dan penetapan rancana
tahunan rehabilitasi Hutan yang dilakukan oleh pemegang hak
pengelolaan atau pemegang izin pemanfaatan
REHABILITASI HUTAN DILAKUKAN
DENGAN CARA APA?
Reboisasi dilakukan dengan pola:
a. intensif
b. Agroforestri (Yang ada Aktivitas Pertanian Masyarakat)

JENIS TANAMAN
HUTAN LINDUNG HUTAN PRODUKSI
1. tanaman yang mempunyai 1. nilai komersialnya tinggi;
perakaran dalam; 2. teknik silvikulturnya telah dikuasai;
2. evapotranspirasi rendah; 3. mudah dalam pengadaan Benih dan Bibit
3. tanaman HHBK yang menghasilkan yang berkualitas;
getah/kulit/buah; dan/atau 4. disesuaikan dengan kebutuhan pasar;
4. tanaman kayu-kayuan. dan/atau
5. sesuai dengan agroklimat.
Jumlah Tanaman 625 (enam ratus dua puluh lima)
POLA INTENSIF batang/hektare sampai dengan 1.100 (seribu seratus)
batang/hektare.

a. tanaman pokok dengan jenis tanaman kayu-


kayuan dan/atau pohon HHBK paling sedikit 400
POLA AGROFORESTRY (empat ratus) batang/hektare dan tanaman
sela/pagar/sekat bakar paling sedikit 25% (dua
puluh lima persen) dari tanaman pokok; atau
b. dalam hal telah terdapat tanaman sela/pagar/sekat
bakar/semusim paling sedikit 500 (lima ratus)
batang/hektare, tanaman pokok ditanam paling
sedikit 200 (dua ratus) batang/hektare.
Di SK Persetujuan PS “mewajibkan menanam pohon/tanaman berkayu
minimal 50%”
APA YANG BISA KITA LAKUKAN??
Pemegang hak pengelolaan atau pemegang izin pemanfaatan, pada Kawasan Hutan
yang telah dibebani hak pengelolaan atau izin pemanfaatan dapat meminta:

1. Pendampingan, pelayanan, dan dukungan kepada:


a. Menteri;
b. gubernur atau bupati/wali kota untuk taman Hutan raya sesuai dengan
kewenangannya;
c. lembaga swadaya masyarakat; dan/atau
d. pihak lain.
2. Pendampingan, pelayanan, dan dukungan diberikan untuk kegiatan rehabilitasi
Hutan dengan tujuan pelindungan dan konservasi
3. Pendampingan dapat berupa pemberian motivasi, mediasi, dan akses dalam
rangka pengembangan kelembagaan.
4. Pelayanan dapat berupa penyediaan data dan informasi.
5. Dukungan dapat berupa bantuan teknis, penyuluhan, dan pemberian bibit
tanaman.
PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN PENYELENGGARAAN RHL

Pembinaan penyelenggaraan RHL dilaksanakan sesuai oleh 1. Pembinaan berupa:


2. Pemberian pedoman;
1. Menteri di tingkat nasional 3. Pemberian bimbingan;
2. Gubernur di tingkat provinsi 4. Pemberian pelatihan;
5. Pemberian arahan;
6. Supervisi.

1. monitoring;
2. evaluasi;
Pengendalian penyelenggaraan RHL dilaksanakan oleh 3. pelaporan; dan
Menteri 4. tindak lanjut

Dapat membentuk Tim Pengendali RHL paling sedikit


terdiri dari unsur:
1. Unsur Dinas Provinsi
2. Balai Pengelolaan DAS
3. Pemangku/pengelola kawasan hutan.
BAGAIMANA GAMBARAN RHL DI WILAYAH PS
DI JATENG SAMPAI DENGAN SAAT INI ????
Tutupan Hutan sebelum terbitnya IPHPS
Desa Gongseng, Kec. Randudongkal,
Kab. Pemalang

Gambar 9. Citra Satelit Landsat 4-5 TM L-2 liputan


tanggal 3 Juni 1988 Citra Satelit Landsat 4-5 TM L-2 liputan tanggal 4 Juni 2000
Peta Penutupan Lahan areal PHBM di Desa Gongseng s.d
Tahun 2021
Contoh : Agroforestry di Desa Banyuurip Sragen (Tanaman Saca Inci)
Desa Banyuurip Sragen
PENGEMBANGAN AGROFORESTRY KAPUK RANDU DAN ALPOKAT DI DESA BANYUURIP SRAGEN (KULIN KK)
Laporan Kegiatan RHL di PS Gondanglegi, Klego Boyolali
sampai akhir Juni 2022 :
1.Bibit Alpokat 3000 btg , Sengon 1000 btg penanaman
Nopember 2021 (asal swadaya Pendamping/Lsm2)
2.Bibit Alpokat 5000 btg penanaman bulan maret s/d
Juni 2022 (Investor kerjasama dengan Pendamping
/LSM)
3.Bibit kayu putih 5000 btg (Swadaya Pendamping/LSM
Tanam Maret 2021 prosentase tumbuh kurang dr
30%
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai