Anda di halaman 1dari 20

Hadits Mawdhu’

Kelompok 13 Ulumul Hadits


Our team

Ghilman Hizbul Islam Farras Fitria Badrani


1219240083 1219240068
Table of contents

Pengertian Hadits Sejarah & Sebab


01 Mawdhu’
02 Terjadinya

Hukum & Tanda


03 Hadits Mawdhu’ 04 Usaha Para Ulama
01
Pengertian
Hadits
Mawdhu’
Pengertian Hadits Mawdhu’

Bahasa Istilah
Kata maudhu’ merupakan bentuk isim Adapun pengertian maudhu’ menurut
maf’ul dari kata (wadha-a, ya dha-u wadh- istilah ulama hadits, adalah :
an), yang mempunyai arti Al isqath
(meletakkan atau menyimpan),al ikhtira’ “Sesuatu yang dinisbahkan kepada
wal ikhtilaq (mengada-ada atau membuat- Rasulullah saw dengan cara
buat) dan al tarku (ditinggal). mengada-ada dan dusta , yaitu yang
tidak pernah beliau sabdakan, beliau
Jadi secara bahasa Hadits Maudhu’ dapat kerjakan maupun beliau taqrirkan”.
disimpulkan yaitu hadits yang diada-adakan ( Ajaj Al-Khatib, Ushul al Hadist
atau dibuat-buat. 1981:415)
02
Sejarah
&
Sebab Terjadinya
Hadits Mawdhu’
Sejarah Awal Terjadinya Hadits Mawdhu’
Masuknya secara massal penganut agama lain ke dalam Islam, yang merupakan bukti keberhasilan
dakwah Islamiyah ke seluruh dunia, secara tidak langsung menjadi factor yang menyebabkan munculnya
hadist-hadist palsu. Golongan ini kita kenal dengan kaum munafik dan Zindiq.
Golongan tersebut senantiasa menyimpan dendam dan dengki terhadap islam dan senantiasa menunggu
peluang yang tepat untuk merusak dan menimbulkan keraguan dalam hati-hati orang-orang islam. Maka
datnglah waktu yang ditunggu-tunggu oleh mereka, yaitu pada masa pemerintahan Utsman bin Affan.

Terjadinya pertikaian politik yang terjadi pada akhir masa pemerintahan khalifah Utsman Bin Affan dan
Khalifah Ali bin Abi Thalib merupakan awal adanya benih-benih fitnah, yang memicu munculnya
pemalsuan hadis.
Terpecahnya ummat Islam menjadi beberapa golongan politik dan keagamaan menjadi pemicu
munculnya hadis mawdhu’. Masing-masing pengikut kelompok ada yang berusaha memperkuat
kelompoknya dengan mengutip dalil dalil dari Al Qur’an dan hadis, menafsirkan/men’ tawilkan Al
Qur’an dan hadis menyimpang dari arti sebenarnya, sesuai dengan keinginan mereka. Jika mereka tidak
dapat menemukan yang demikian itu maka mereka akan membuat hadis dengan cara mengada-ada atau
berbohong atas diri Rasulullah saw.
Sebab-sebab Terjadinya Hadits
Mawdhu’
Belum terhimpunnya
hadis Nabi dalam
suatu kitab
Kedudukan hadis
sebagai sumber ajaran
Islam.
Faktor Pendorong Terjadinya Pembuatan
Hadits palsu

Politik Kebencian Dan Primordialisme Fanatisme


Permusuhan dan yang keliru
Chauvinisme

Kultus Pembuatan Pendekatan Kebodohan


Individu Cerita pada penguas
03
Hukum
&
Tanda
Hukum
Meriwayatkan Hadits
Mawdhu’
Umat Islam telah sepakat bahwa hukum membuat dan
meriwayatkan hadits mawdhu’ dengan sengaja adalah haram.
Bagi mereka yang sudah mengetahui hadis itu palsu. Adapun
bagi mereka yang meriwayatkan dengan tujuan memberi tahu
kepada orang bahwa hadis ini adalah palsu (menerangkan
sesudah meriwayatkan atau membacanya), tidak ada dosa
atasnya.

Mereka yang tidak tahu sama sekali kemudian


meriwayatkannya atau mereka mengamalkan makna hadits
tersebut karena tidak tahu, tidak ada dosa atasnya. Akan
tetapi, sesudah mendapatkan penjelasan bahwa riwayat atau
hadits yang dia ceritakan atau amalkan itu adalah hadis palsu,
hendaklah segera dia tinggalkannya
Tanda-tanda Hadits Mawdhu'

01 Secara garis besar 02


ciri/tanda Hadits
Dari segi Dari segi
Mawdhu’ dibagi
Sanad (Para Matan (Isi
Perawi menjadi dua, yaitu:
Hadits)
Hadits)
Kepalsuan hadits dari sisi sanadnya

Salah satu Pengakuan dari pemalsu


perawinya adalah hadits, seperti pengakuan Abu
seorang pendusta ‘Ishmah Nuh bin Abi
dan hadits itu hanya Maryam, bahwa ia telah
diriwayatkan oleh memalsukan hadits-hadits
dia tentang keutamaan al-Qur`an
Fakta yang Dorongan emosi
disamakan dengan pribadi perawi yang
pengakuan
mencurigakan serta
pemalsuan hadits,
misalnya seorang
ta’ashub terhadap
perawi meriwayatkan suatu golongan.
dari seorang syekh,
Kepalsuan sebuah hadits
dari sisi matan
● Tata bahasa dan struktur kalimatnya jelek
● Isinya rusak karena bertentangan dengan
hukum-hukum akal yang pasti
● Bertentangan dengan nash al-Qur`an, as-
Sunnah, atau Ijma’ yang pasti dan hadits
tersebut tidak mungkin dibawa pada makna
yang benar.
● Bertentangan dengan fakta sejarah pada jaman
Rasulullah SAW.
● Menyebutkan pahala yang terlalu besar untuk
‘amal yang terlalu ringan atau ancaman yang
terlalu besar untuk sebuah dosa yang kecil.
ertentangan
Usaha Para04
Ulama
Dalam
Menanggula
ngi Hadits
Mawdhu’
Usaha Para Ulama Dalam Menanggulangi Hadits Mawdhu’

Memberi peringatan
Meneliti karakteristik
keras kepada para
para rawi
pendusta

Pencarian sanad Memelihara


hadis sanad hadits
Usaha Para Ulama Dalam Menanggulangi Hadits Mawdhu’

Menetapkan pedoman-
Menguji kebenaran
pedoman
hadis

Menyelidiki dan Menyusun kitab


membasmi kebohongan himpunan hadis-
yang dilakukan terhadap hadis mawdhu’
hadist.
Contoh Hadits Mawdhu’

‫ْجنَّةَ اِلَى َس ْب َع ِة اَْبنَ ٍاء‬


َ ‫الزنَا اَل يَ ْد ُخ ُل ال‬
ِّ ‫َولَ ُد‬
"Anak hasil berzina tidak akan masuk surga sampai tujuh turunan".

Hadist ini bertentangan dengan nash al-Qur`an, as-Sunnah, atau Ijma’ yang pasti dan
hadits tersebut tidak mungkin dibawa pada makna yang benar.

‫از َرةٌ ِو ْز َر ُأ ْخ َرى‬


ِ ‫َوال تَ ِز ُر َو‬
“Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.”
Kandungan ayat tersebut menjelaskan bahwa dosa seseorang tidak dapat dibebankan
kepada orang lain, sampai seorang anak sekalian tidak dapat dibebani dosa orang
tuanya.
Thank you !

— Kelompok 13
Do you have
any
questions?

Anda mungkin juga menyukai