Anda di halaman 1dari 53

KONSEPSI DASAR

MANAJEMEN BENCANA
Ns. Furaida Khasanah, M.Kep
Topik Bahasan:
Pengertian tentang Bencana

Paradigma Penanganan Bencana

Manajemen Bencana

Manajemen Kedaruratan

Manajemen Risiko Bencana

Pengurangan Resiko Bencana

Manajemen Bencana di Indonesia


Pengertian tentang
BENCANA
Bencana (disaster)

Suatu kejadian, yang disebabkan oleh alam atau


karena ulah manusia, terjadi secara tiba-tiba atau
perlahan-lahan, sehingga menyebabkan hilangnya
jiwa manusia, harta benda dan kerusakan
lingkungan; kejadian ini terjadi di luar kemampuan
masyarakat dengan segala sumberdayanya.
Jenis Bencana
 Geologi  Teknologi
 Gempabumi, tsunami,  Kecelakaan
longsor, gerakan tanah transportasi, industri
 Hidro-meteorologi  Lingkungan
 Banjir, topan, banjir  Kebakaran,kebakaran
bandang,kekeringan hutan, penggundulan
 Biologi hutan.
 Epidemi, penyakit  Sosial
tanaman, hewan  Konflik, terrorisme
Beberapa Sudut Pandang
tentang Bencana :

 Konvensional
 Ilmu Pengetahuan Alam
 Ilmu Terapan
 Progresif
 Ilmu Sosial
 Holistik
Pandangan Konvensional

 Bencana merupakan kodrat alam (takdir)


 Terjadinya bencana merupakan suatu:
 musibah atau kecelakaan;
 tidak dapat diprediksi;
 tidak menentu terjadinya;
 tidak terhindarkan;
 tidak dapat dikendalikan.
 Masyarakat dipandang sebagai ‘korban’ dan ‘penerima
bantuan’ dari pihak luar.
 Bencana merupakan unsur
lingkungan fisik yang
membahayakan kehidupan
manusia.
 Sebagai kekuatan alam yang
terjadinya luar biasa, tidak
Pandangan
seperti biasanya (normal)
dari Ilmu
 Bencana merupakan proses
Pengetahuan
geofisika, geologi dan
Alam hidrometeorologi.
 Pandangan ini menganggap
semua bencana adalah peristiwa
alamiah, tidak menganggap
manusia sebagai penyebab
bencana.
 Pandangan ini melihat
bencana berdasarkan pada
besarnya ketahanan atau
tingkat kerusakan akibat
Pandangan bencana.
Sudut  Pandangan ini dilatar
belakangi oleh ilmu-ilmu
Pandang teknik sipil, bangunan,
Ilmu konstruksi.
Terapan  Memandang bencana lebih
ditujukan pada upaya untuk
meningkatkan kekuatan fisik
struktur bangunan untuk
memperkecil kerusakan.
 Pandangan ini menganggap
bencana sebagai bagian yang
biasa dan selalu terjadi dalam
proses pembangunan.
 Bencana sebagai masalah yang
Pandangan tidak pernah berhenti dalam
perjalanan pembangunan.
yang  Oleh karena itu dituntut kesadaran
pada pemerintah dan masyarakat
Progresif untuk mengenali bencana di
sekitarnya dan selalu
memperhitungkannya dalam
pembangunan.
 Pandangan ini memfokuskan pada sisi manusianya,
bagaimana sikap dan kesiapan masyarakat menghadapi
bahaya.
 Ancaman bahaya adalah fenomena alam, akan tetapi bahaya
itu tidak akan berubah menjadi bencana jika manusianya siap
atau tanggap.
 Besarnya bencana tergantung pada perbedaan tingkat
kerentanan masyarakat menghadapi bahaya atau ancaman
bencana.

Pandangan dari Ilmu


Sosial
Pandangan yang Holistik

 Pendekatan ini menekankan pada adanya bahaya,


kerentanan dan risiko serta kemampuan masyarakat
dalam menghadapi bahaya dan risiko.
 Gejala alam dapat menjadi bahaya, jika mengancam
manusia dan harta benda.
 Bahaya jika bertemu dengan kerentanan dan
ketidakmampuan masyarakat akan menjadi risiko
bencana.
 Risiko bencana akan berubah menjadi bencana, jika
ada pemicu kejadian.
Terjadinya Bencana
Pemicu

Bahaya

RISIKO
BENCANA
BENCANA

Kerentanan
MANAJEMEN BENCANA
Beberapa Paradigma dalam
Manajemen Bencana

 Bantuan Darurat
 Mitigasi
 Pembangunan
 Pengurangan Resiko
Paradigma Bantuan Darurat
 Penanganan bencana difokuskan pada
saat kejadian bencana melalui pemberian
bantuan darurat (relief) berupa: pangan,
tempat penampungan, kesehatan.
 Tujuan utama penanganan adalah untuk
meringankan penderitaan korban,
memperbaiki kerusakan ketika terjadi
bencana dan segera mempercepat upaya
pemulihan (recovery).
 Penanganan dengan memfokuskan
pada pengenalan daerah rawan
ancaman bencana dan pola perilaku
individu/ masyarakat yang
menimbulkan kerentanan terhadap
bencana.
Paradigma  Mitigasi atau meminimalkan dampak
terhadap ancaman bencana
Mitigasi dilakukan secara struktural/
bangunan, sedangkan mitigasi
terhadap pola perilaku yang rentan
melalui non struktural, seperti
relokasi permukiman, peraturan-
peraturan bangunan dan penataan
ruang.
 Manajemen bencana yang
memfokuskan pada faktor-
faktor penyebab dan proses
terjadinya kerentanan
masyarakat terhadap
bencana.
Paradigma  Manajemen bencana dikaitkan
Pembangunan dengan sektor-sektor
pembangunan, seperti
masalah kemiskinan, kualitas
hidup, pemilikan lahan, akses
terhadap modal, pendidikan
yang rendah, inovasi teknologi
dsb.
 Kombinasi dari sudut pandang teknis
dan ilmiah terhadap kondisi sosial,
ekonomi dan politis.
 Menganalisis risiko bencana
berdasarkan, ancaman/bahaya,
kerentanan dan kemampuan
masyarakat.
Paradigma
 Tujuannya untuk meningkatkan
Pengurangan kemampuan untuk mengelola dan
Risiko mengurangi risiko, dan juga
mengurangi terjadinya dan dampak
bencana.
 Manajemen bencana dilakukan
bersama oleh semua parapihak
(stakeholder), lintas sektor dan
dengan pemberdayaan masyarakat.
Pergeseran Paradigma
dalam Manajemen Bencana

Pandangan
Holistik Pengurangan
Resiko

Pandangan
Ilmu Peng. Sosial

Pandangan Pembangunan
Progresif

Pandangan
Ilmu Peng. Terapan Mitigasi

Pandangan
Ilmu Peng. Alam

Pandangan Relief /
Konvensional Bantuan
Definisi Manajemen
Bencana
Segala upaya atau kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka
pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan,
tanggap darurat dan pemulihan
berkaitan dengan bencana yang
dilakukan pada sebelum, pada saat dan
setelah bencana.
MANAJEMEN BENCANA

MANAJEMEN
RESIKO
BENCANA
MITIGASI
MANAJEMEN MANAJEMEN
KESIAPSIAGAAN KEDARURATAN PEMULIHAN

PRA BENCANA SAAT BENCANA PASCA BENCANA


SIKLUS MANAJEMEN BENCANA

BENCANA

Tanggap
Darurat
Kesiapsiagaan

Pencegahan Rehabilitasi
dan Mitigasi
Pra Pasca
Tanggap Darurat
Bencana Bencana
MANAJEMEN
KEDARURATAN
Situasi/kondisi
kehidupan atau
kesejahteraan individu
manusia atau
masyarakat akan
terancam, apabila tidak
Keadaan dilakukan tindakan yang
Darurat tepat dan segera,
sekaligus menuntut
tanggapan dan cara
penanganan yang luar
biasa (diluar prosedur
rutin/standar)
Manajemen Kedaruratan
(emergency management)

 Seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan


dan penanggulangan kedaruratan, pada menjelang,
saat dan segera setelah terjadi keadaan darurat.
 Manajemen kedaruratan ini mencakup :
 siaga darurat
 tanggap darurat,
 pemulihan darurat,
 Manajemen dan Koordinasi
 Perlindungan, Penerimaan dan
Pendataan
Kegiatan 

Pangan dan Nutrisi
Logistik dan Transportasi

Tanggap 

Penampungan Sementara
Air Bersih

Darurat 

Sanitasi Lingkungan
Pelayanan Kesehatan
 Pelayanan Masyarakat
 Pendidikan
Manajemen &
Koordinasi
• Manajemen Tanggap Darurat
diperlukan 3 C:
• - Command (komando)
• - Control (pengendalian)
• - Coordination (kordinasi)
• Bentuk kegiatan:
• - Mendirikan POSKO
• - Membuat Tim Reaksi Cepat

• Kegiatan ini merupakan tugas:


BAKORNAS, SATKORLAK dan
SATLAK
Perlindungan
& Pendataan
• Kegiatan ini meliputi :
• Evakuasi korban yg masih
hidup dan meninggal
• Memberikan pertolongan dan
perlindungan bagi korban
selamat
• Menerima dan memberikan
tempat penampungan
sementara
• Mendata dan mencatat agar
memudahkan dalam
pengurusan pelayanan
• Tugas ini dilakukan oleh Pemda
(Dinas Kependudukan)
Pangan
Pada tahap awal yg diberikan
adalah makanan siap santap,
karena tidak dapat memasak.
Pendirian dapur umum
Pemberian jatah hidup per
keluarga, apabila sudah
didata dan mendapatkan
tempat penampungan
Jenis pangan disesuaikan
dengan makanan pokok
setempat
Standar Departemen Sosial
400 g dan Rp 3000,- (per
orang per hari)
Logistik & Transportasi
Pengumpulan, pengadaan,
penyimpanan dan penyaluran
bantuan logistik sangat
diperlukan pada tanggap
darurat.
Diperlukan gudang dan
sarana transportasi
Perbaikan prasarana jalan
dan jembatan, pelabuhan dan
bandara sangat vital.
Dukungan transportasi
sangat ditentukan oleh
ketersediaan bahan bakar
minyak (BBM).
Dikoordinasikan oleh
Departemen Perhubungan
Penampungan
Sementara
• Penampungan sementara
ditempatkan pada bangunan
gedung yg aman: sekolah,
kantor, stadion, gudang, dsb.
• Jika tidak memungkinkan dapat
ditempatkan di lapangan atau
tempat terbuka, dengan
mendirikan tenda-tenda.
• Pada pengungsian yg cukup
lama dibuat hunian semi
permanen (huntara) yang berupa
barak yang berisi beberapa
keluarga.
• Pekerjaan ini dilakukan oleh
Dinas Permukiman atau PU.
Air Bersih
• Penyediaan air bersih diarahkan pengguna-annya
untuk: mandi, minum, cuci, memasak
• Sumber air dapat diperoleh dari: sungai, danau, sumur,
air tanah dalam dan mata air.
• Untuk itu diperlukan: volume dan kualitas air yg
memenuhi, sistem penampungan, pengo-lahan,
penyaluran dan distribusinya.
• Penanggung jawab: PDAM / PU
Sanitasi
• Penyediaan sarana MCK disesuaikan dgn kebiasaan pengungsi di daerah asal.
• Sarana MCK tsb harus mudah dipakai dan dapat dipelihara oleh warga.
• Harus diperhitungkan rasio jumlah MCK terhadap jumlah pengungsi.
• Pengelolaan sampah diatur pengumpulan dan pembuangannya.
• Kegiatan ini dikoordinasikan oleh Dinas Kebersihan / PU
Kesehatan dan
Nutrisi
• Setiap korban bencana
mendapat perawatan
kesehatan secara gratis di
puskesmas dan RS rujukan
• Pemerintah menyediakan
tenaga medis, peralatan
kesehatan dan obat-obatan.
• Di samping itu dilakukan pula
imunisasi dan vaksinasi guna
mencegah timbulnya
penyakit.
• Kegiatan ini dilakukan oleh
Dinas Kesehatan.
Pelayanan
Masyarakat
• Dalam penampungan sementara perlu
disediakan tempat umum untuk
memberikan pelayanan, a.l:
• Media (radio, televisi)
• Komunikasi (telepon, SSB)
• Informasi (keluarga, penyuluhan,
sosialisasi, pertemuan warga)

• Peran LSM sangat diperlukan untuk


pelayanan masyarakat.
Pendidikan

• Pada tahap tanggap darurat, proses


belajar mengajar bagi para siswa
harus tetap berjalan.
• Lokal tempat belajar dapat
menggunakan bangunan yg ada,
sekolah terdekat dan tenda-tenda
darurat.
• Keperluan untuk proses belajar (buku
pelajaran, alat tulis dan keperluan lain)
harus disediakan.
• Pelaksanaan kegiatan ini adalah Dinas
Pendidikan setempat.
MANAJEMEN
RISIKO
BENCANA
Kejadian Bencana
Kejadian

Bahaya

Resiko BENCANA
Bencana

Kerentanan
 Suatu kondisi, secara alamiah
maupun karena ulah manusia,
yang berpotensi menimbulkan
Bahaya kerusakan atau kerugian dan
kehilangan jiwa manusia.

(hazard)  Bahaya berpotensi menimbulkan


bencana, tetapi tidak semua
bahaya selalu menjadi bencana.
Kerentanan (vulnerability)

Sekumpulan kondisi dan atau suatu akibat keadaan


(faktor fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan) yang
berpengaruh buruk terhadap upaya-upaya
pencegahan dan penanggulangan bencana.
Faktor-faktor Kerentanan

Fisik: Prasarana dasar, konstruksi, bangunan

Ekonomi: Kemiskinan, penghasilan, nutrisi,

Sosial: Pendidikan,kesehatan, politik, hukum, kelembagaan

Lingkungan: tanah,air, tanaman, hutan, lautan


Kekuatan dan potensi yang dimiliki
oleh perorangan, keluarga dan
Kemampuan masyarakat yang membuat mereka
mampu mencegah, mengurangi,
(capability) siap-siaga, menanggapi dengan
cepat atau segera pulih dari suatu
kedaruratan dan bencana.
Risiko (risk)

 Besarnya kerugian atau kemungkinan hilangnya (jiwa,


korban, kerusakan dan kerugian ekonomi) yang
disebabkan oleh bahaya tertentu di suatu daerah
pada suatu waktu tertentu.

 Risiko = Bahaya x Kerentanan


Kemampuan
PENGURANGAN
RISIKO
BENCANA
UNSUR RISIKO BENCANA

Bahaya Kerentanan
Risiko = Bahaya * Kerentanan

Risiko
Bencana
Bahaya Kerentanan
Pengurangan Risiko Bencana

Risiko
Bencana
Kerangka Kerja Pengurangan Risiko Bencana

Kaitan dengan Pembangunan Berkelanjutan


Sosial Budaya

Fokus Pengurangan Risiko Bencana


PENCIPTAAN
KEWASPADAAN
FAKTOR RISIKO Mengubah Perilaku PENGEMBANGAN PENGETAHUAN
Kerentanan
· Informasi
· Sosial · Pendidikan & Latihan
· Ekonomi · Penelitian

Ekosistem/Lingkungan
· Fisik
· Lingkungan
Analisis Kerentanan / KOMITMEN POLITIK
Bahaya Kemampuan IDENTIFIKASI RESIKO & • Internasional, regional,
· Geologi Analisis Bahaya PENGKAJIAN DAMPAK nasional,
· Hidrometeorologi daerah.
& Pemantauan •
Politik

· Biologi Kelembagaan (pengaturan)


· Teknologi - pengembangan kebijakan
· Lingkungan - legislasi dan aturan
PERINGATAN DINI - pengembangan organisasi
• Kegiatan Masyarakat

PENERAPAN UPAYA
DAMPAK PENGURANGAN RESIKO
BENCANA KESIAPAN • Pengelolaan lingkungan
• Pengembangan Kegiatan Sosial and Ekonomi
(termasuk pengentasan kemiskinan,
kehidupan, mekanisme pembiayaan,
kesehatan, pertanian,dll)
MANAJEMEN • Kegiatan fisk dan teknis
DARURAT PEMULIHAN - penggunaan lahan dan tata ruang perkotaan
- perlindungan fasilitas penting
• Jejaring dan kemitraan

Ekonomi
Penutup

 Dalam upaya penanganan bencana diperlukan


kesamaan pemahaman tentang konsepsi dasar
penanganan bencana
 Manajemen bencana selalu mengalami pergeseran
paradigma, sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan.
 Pengurangan risiko bencana merupakan pendekatan
yang diterapkan dalam manajemen bencana saat ini.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai