perbendaharaan kata dalam bahasa Indonesia adalah kejahatan, kebusukan, dapat disuap ,tidak bermoral, kebejatan dan ketidakjujuran Ciri-ciri korupsi
Suatu penghianatan terhadap kepercayaan.
Penipuan terhadap badan pemerintah, lembaga swasta atau masyarakat pada umumnya. Dengan sengaja mengabaikan kepentingan umum untuk kepentingan khusus Dilakukan dengan rahasia kecuali dalam keadaan dimana orang-orang yang berkuasa atau bawahannya menganggapnya tidak peduli Melibatkan lebih dari satu orang atau pihak Adanya kewajiban atau keuntungan bersama dalam bentuk uang atau yang lain Terpusatnya kegiatan korupsi pada mereka yang menghendaki keputusan yang pasti dan mereka yang dapat mempengaruhinya Adanya usaha untuk menutupi perbuatan korup dalam bentuk pengesahan hukum. Korupsi dari perspektif budaya
Kebudayaan jika dimaknai secara bebas adalah
hasil cipta manusia yang dilandasi dari kebiasaan. Korupsi dianggap biasa karena telah dilakukan baik secara sadar maupun tidak sadar dalam sikap hidup sehari-hari.kultur organisasi biasanya punya pengaruh kuat terhadap anggotanya. Dalam perspektif budaya, korupsi menjadi sesuatu yang dianggap biasa karena telah dilakukan, baik secara sadar maupun tidak sadar dalam sikap hidup sehari-hari. Jika dikategorikan secara berjenjang perilaku seseorang terhadap praktik korupsi dimulai dari sangat permisif, permisif, antikorupsi, dan sangat antikorupsi. Fenomena kasus koruptif yang sering terjadi dalam dunia kesehatan dan dianggap sebagai suatu kebiasaan yaitu Kebiasaan masyarakat memberikan uang pelicin atau tips kepada petugas kesehatan untuk mendapatkan kemudahan dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Seorang petugas kesehatan merekomendasikan obat pesanan sponsor karena ia telah menerima gratifikasi dari produsen obat tersebut. Penyalahgunaan kartu miskin/Jamkesmas/Jamkesda untuk mendapatkan fasilitas kesehatan gratis yang dilakukan masyarakat dalam golongan mampu. Manipulasi data pelaporan tindakan medis yang berdampak pada besarnya klaim pada asuransi kesehatan atau sejenisnya Korupsi dari perspektif dalam Hukum
Menurut perspektif hukum, definisi korupsi secara
gamblang telah dijelaskan dalam 13 buah Pasal dalam UU No. 31 Tahun 1999 yang telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pasalpasaltersebut menerangkan secara terperinci mengenai perbuatan yang bisa dikenakan sanksi pidana karena korupsi bentuk/jenis tindak pidana korupsi tersebut pada dasarnya dapat dikelompokkan sebagai berikut:Kerugian keuangan negara Suap-menyuap Penggelapan dalam jabatan Pemerasan Perbuatan curang Benturan kepentingan dalam pengadaan Gratifikasi Selain bentuk/jenis tindak pidana korupsi yang sudah dijelaskan diatas, masih ada tindak pidana lain yang yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi yang tertuangpada UU No.31 Tahun 1999. UU No. 20 Tahun 2001 Jenis tindak pidana yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi itu adalah Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi Tidak memberi keterangan atau memberi keterangan yang tidak benar Bank yang tidak memberikan keterangan rekening tersangka Saksi atau ahli yang tidak memberi keterangan atau memberi keterangan palsu Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan keterangan atau memberikan keterangan palsu Saksi yang membuka identitas pelapor Korupsi dari perspektif dalam Agama
Agama merupakan salah satu hal yang sangat
berhubungan erat dengan kasus korupsi, karena agama merupakan dasar dari segala kepercayaan dan keyakinan tiap individu Sebuah negara agama tidak menjanjikan kebersihan negara itu sendiri dari praktek korupsi. Indonesia sebagai negara yang memiliki penduduk mayoritas Muslim, maupun negara-negara di Amerika Latin yang mayoraitas penduduknya bukan non-Muslim memiliki "citra" yang serupa di mata dunia terkait dengan praktek korupsi Kristen: suap dapat butakan mata (hati), agar terus jaga tatanan hidup, hidup adalah perjuangan, takut kepada Tuhan, jauhkan koruptor. Hindu: pemimpin korup tak akan hidup kembali, suap sebagai pintu masuk dosa, pendosa tak diakui oleh Tuhan dan kena karma, etika "kau rasakan apa yang kurasakan", agar terus hidup sederhana. Konfusianis:pendidikan beretika, pengendalian diri, pemerintahan akan hancur bila rakyat sudah tak menaruh kepercayaan terhadapnya. Buddha: tujuan hidup yaitu nirwana (puncak), manusia korup akan tak bahagia