Anda di halaman 1dari 12

Pertemuan IV

Filsafat Umum
Oleh :
Gesit Yudha Puji Arsono, S. Fil I, MIP
Socrates mengatakan perhatiaannya kepada

manusia sebagai objek pemikiran filsafatnya.

Sifat kebijaksanaannya setiap perilakunya

dituntun oleh suara batin ( daimon) yang selalu

membisikkan dan menuntun kearah moral

SOCRATES (469-399)
Socrates dengan pemikirannya filsafatnya
untuk menyelidiki manusia secara
keseluruhan yakni dengan menghargai
nilai-nilai jasmaniah dan rohaniah yang
keduanya tak dapat dipisahkan karena
keterkaitan keduanya banyak nilai yang
dihasilkan.
Barangsiapa yang mempunyai pengertiaan
sejati berarti memiliki kebajikan (arate)
atau keutamaan moral berarti pula
memiliki kesempurnaan manusia sebagai
manusia.
Bahwa ajaran dan kehidupan adalah satu
dan tak dapat dipisahkan satu dengan
yang lainnya.
Pengetahuan yang sangat berharga
adalah pengetahuan tentang diri sendiri,
Kuli Delphi yakni Kenalilah dirimu sendiri.
Menurut Socrates ada kebenaran objektif,
yang tidak bergantung pada saya dan
pada kita, yakni dengan menggunakan
metode bersifat praktis dan dijalankan
melalui percakapan dan menganalisanya.
Cara memberikan pelajaran dengan dialog yang

tujuannya untuk mengupas kebenaran semu yang

selalu menyelimuti para muridnya. Kebenaran semu

tersebut muncul karena ketidak tahuan para

muridnya.

Dengan cara dialog pengetahuan semu akan

terdobrak sehingga mampu keluar dan melahirkan

pengetahuan yang sejati.


Teknik dalam upaya menolong bayi

pengetahuan itu disebut majeutika (kebidanan)

yaitu dengan cara mengamati hal-hak yang

kongkret dan yang beragam coraknya tetapi

pada jenis yang sama kemudiaan unsur-unsur

yang berbeda dihilangkan sehingga tinggalah

unsur yang sama dan umum, dan itulah

pengetahuan sejati
Metode Dialektika yang berarti bercakap-
cakap atau berdialog . Metode dialektika
karena dialog mempunyai peranan penting
didalamnya.
Metode dialektika memang sesuai untuk
sejumlah persoalan namun bisa tak sesuai
untuk beberapa masalah lainnya. Sejumah
persoalan jelas tak dapat dibahas dengan
metoda ini ketika ilmu pengetahuan
empiris umapamanya.
Dalam phedo dan Meno, menerapkan
untuk membahas geometri, ia terpaksa
mengajukan pertanyaan pembuka
sekiranya terjadi pada pengadilan, tak
mungkin diperbolehkan oleh hakim.
Metode ini selaras dengan doktrin tentang
ingatan yang mengatakan bahwa kita
belajar dengan cara mengingat apa yang
telah kita ketahui dalm eksistensi kita
sebelumnya.
Penerapan metode Dialektika bermanfaat
pada kelompok kasus yang agak lebih
luas. Jiaka diperdebatkan adalah masalah
yang lebih bersifat logis daripada faktual,
maka diskusi merupakan metode yang
baik untuk menyingkap kebenaran.
Pembahasan Dialektika secara umum,
kebiasaan melakukan diskusi secara bebas
dapat mendorong dihasilkannya
konsistensi logis yang dalam hal ini besar
faedahnya, namun gagal ketika yang
dituju menemukan fakta –fakta baru.
Dalam logikanya Aristoteles menggunakan
istilah induksi tatkala pemikirannya
bertolakdari pengetahuan khusus, lalu
menyimpulkan pengetahuan umum itu
dilakukan Socrates. Ia bertolak dari
contoh-contoh konkret dan dari situ
menyimpulkan pengertiaan yang umum.
Dari usaha itu Socrates menemukan
definisi, penemuannya berhubungan erat
dengan penemuan pertama tadi, karena
definisi ini diperoleh dengan jalan
mengadakan induksi.
Orang Sofis beranggapan bahwa setiap
pengetahuan adalah relatif kebenarannya,
tidak ada pengetahuan yang bersifat
umum. Dengan defini itu Socrates dapat
membuktikan kepada orang sofis bahwa
pengetahuan umum yang ada itu definisi
itu. Jadi orang Sofis tidak seluruhnya
benar , yang benar adalah sebagiaan
pengetahuaan bersifat umum dan
sebagian bersifat khusus, yang khusus
itulah pengetahuan yang kebenarannya
relatif.
Kebenaran Universal itu memang ada, ia
bukan dicari dengan induksi melainkan
ada di idea

Anda mungkin juga menyukai