Anda di halaman 1dari 24

THT

Otitis Media Akut

 • Etiologi: Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Moraxella catarrhalis


 • Biasa pada anak anak
 • Riwayat infeksi saluran nafas sebelumnya: common cold, tonsilitis akut, influenza,
measles, scarlet fever, pertusis, sinusitis
 Defenisi : Peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba Eustachius,
antrum mastoid dan sel-sel mastoid Umumnya pada anak, karena bentuk tuba yang lebih
pendek dan mendatar
 Etiologi : S. pneumnia, H. influenza, Respiratory syncytial virus
 Faktor Resiko : ISPA
 Tanda dan Gejala :
 • Demam, iritabel, anak rewel, nyeri telinga (otalgia), ear tugging, muntah, rhinitis, tidak
mau makan
 • Pemeriksaan Otoskopi: – Membran timpani eritema / bulging. Jika terjadi otorrhea
mungkin didapatkan perforasi,
 – Refleks cahaya (-)
STADIUM

 OKLUSI – Gambaran retraksi membran timpani, membran timpani berwarna keruh


pucat
 HIPEREMIS – Pembuluh darah melebar di membran timpani (hiperemis)
 SUPURASI – Edema mukosa telinga tengah
– Eksudat purulen di kavum timpani → membran timpani menonjol (bulging) ke
arah liang telinga
 – Sangat nyeri, suhu dan nadi meningkat

 PERFORASI – Ruptur membran timpani
 – Nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke liang telinga
 – Anak menjadi tenang dan dapat tidur nyenyak
 – keluhan lain menurun
 RESOLUSI : – Bila membran timpani tetap utuh : membran timpani perlahan kembali
normal
 – Bila membran timpani ruptur : sekret berkurang sampai kering, kemudian
membran timpani kembali terbentuk
Tatalaksana

 Stadium

 Oklusi : Dekongestan
 < 12 tahun: obat tetes HCl efedrin 0,5% dalam NaCl
 • > 12 tahun: obat tetes HCl 1% dalam NaCl
 • Antibiotik sesuai indikasi
 Hiperemis : Antibiotik
 Ampicillin 4x500mg

 Supurasi : rujuk Miringotomi + Antibiotik

 Perforasi: Cuci telinga H2O2 3% 3 x 4 tetes (3-5 hari) + Antibiotik (ofloxacin 2x/hari 5-
10 tetes (maks 2 minggu)

 Resolusi : Antibiotik dilanjutkan hingga 3 minggu jika sekret masih aktif


CORPUS ALIENUM

Sering pada anak-anak usia <5 tahun


- Ada benda asing di rongga hidung
- Gejala:
- unilateral
- hidung berbau
- hidung tersumbat
- penciuman menurun
Tatalaksana

 Extraksi corpal : bisa di jepit > forsep alligator, pincet bayonet

 tidak bisa di jepit > hook, pengait, cunam


RHINITIS ALERGI

 Adanya riwayat atopi (+)


 - Gejala:
 - Bersin-bersin
 - Hidung gatal
 - Lakrimasi
 - Rinorea
 - Hidung tersumbat
 Pemeriksaan fisik:
 - Rinoskopi anterior : Lividae (pucat)
 - Skin prick test (+)
 - Di lengan bawah disuntikkan
 alergen di subkutan (ruam
 urtika)
 - Pemeriksaan penunjang:
 - IgE total dan spesifik meningkat
 - Hitung jumlah eosinofil meningkat
 Gejala spesifik:
 - Alergic shinner → panda eyes (bawah mata gelap dan cekung), akibat stasis
 vena oleh karena obstruksi
 - Alergic sallute → suka menggosok-gosok hidung
 - Alergic crease → garis melintang kehitaman di 1/3 bawah dorsum nasi
 Klasifikasi:
 - Berdasarkan sifat berlangsungnya :
 - INTERMITTEN → gejala ≤ 4 hari/ minggu atau ≤ 4 minggu
 - PERSISTEN → gejala > 4 hari/ minggu atau > 4 minggu
 -
 Berdasarkan beratnya gejala :
 - RINGAN → tidak ada gangguan tidur, aktivitas harian,
 belajar, bekerja, dll..
 - SEDANG-BERAT → ada gangguan tidur, aktivitas harian,
 belajar, bekerja, dll..
 Tatalaksana:
 - Golongan bersin-bersin → antihistamin 1 gen 2, steroid topikal
 - Golongan rinorea → antikolinergik topikal
 - Golongan hidung tersumbat → steroid topikal, vasokonstriktor
 lokal
Rhinitis akut

 Etiologi : rhinovirus

 Gejala : ISPA, secret encer, bening

 Pemeriksaan : hiperemis

 Tatalaksana : selflimiting disease


 simptomatik : dekongestan + antipiretik
TENGGOROKAN

 Inflamasi pada tonsil, sering disertai dengan inflamasi faring


 (tonsilofaringitis)

Etiologi :
 – infeksi virus (adenovirus, CMV, EBV)
 – Streptokokus beta hemolitikus grup A
 Cincin waldeyer:
 – Tonsil faringeal → adenoid
 – Tonsil lingual → pangkal lidah
 – Tonsil palatina → fossa tonsilaris
 • Arcus faring anterior → musculus palatoglosus
 • Arcus faring posterior → musculus palatofaringeus
 Derajat Tonsila palatina:
 • T0 → post tonsilektomi
 • T1 → tonsil terbatas dalam fossa
 tonsilaris
 • T2 → sudah melewati pilar anterior,
 tapi belum melewati garis
 paramedian (pilar posterior)
 • T3 → sudah melewati garis
 paramedia, namun belum melewati
 garis median
 • T4 → sudah melewati garis median
 (kissing tonsil/ uvula)
 Gejala Klinis:
 – Akut → tonsil membesar hiperemis, mukosa faring hiperemis,
 permukaan rata, detritus (+), demam, nyeri tenggorokan,
 odinofagia, limfadenopati servikal, hot potato voice, tonsil
 ditutupi eksudat purulen (bila disebebkan bakteri), strawberry
 tongue
 – Kronik → tonsil membesar tidak hiperemis, permukaan tidak
 rata, kripta melebar, beberapa kripta terisi detritus, halitosis,
 rasa mengganjal dan tidak enak di tenggorokan
 Detritus:
 Dikeluarkan dari kripta, berwarna putih
 • Tonsilitis folikularis → detritus jelas, bintik-bintik
 • Tonsilitis lakunaris / parenkimatous → bercak detritus menjadi 1
 membentuk alur
 • Tonsilitis pseudomembran → melebar membentuk selaput
 membran
Tatalaksana

 Suportif
 • Bed rest, diet lunak, oral hygiene
 – Medikamentosa
 • Tonsilitis viral → antipiretik-analgetik saja
 • Tonsilitis bakteri
 – Anak → Penisilin G Benzatin 50.000 U/kgbb/IM atau Amoksisilin 50
 mg/kgbb/hari dalam 3 dosis selama 10 hari
 – Dewasa → Amoksisilin 3x500 mg PO atau Eritromisin 4x500 mg PO
 selama 6-10 hari
 – Kortikosteroid → Dexamethasone 3x0,5 mg PO
Alhamdulillah
yeyy lulus

Anda mungkin juga menyukai