LATAR BELAKANG
Abdomen pain merupakan gejala utama dari akut abdomen yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak spesifik akut abdomen merupakan
istilah yang digunakan untuk gejala akut dari tanda nyeri abdomen dan nyeri tekan yang tidak spesifik tetapi sering terdapat pada
penderita dengan keadaan abdominal akut yang berbahaya nyeri timbulkan rasa tidak nyaman pada pasien masalah abdomen pain dapat
dipenuhi kebutuhan rasa nyaman dengan salah satu cara pemberian relaksasi autogenetik. Penyakit akut abdomen biasanya menyerang
sistem pencernaan. Sistem pencernaan merupakan sistem organ yang menerima makanan, mencerna makanan untuk dijadikan energi dan
nutrien, serta mengeluarkan sisa dari proses tersebut. Usus merupakan bagian penting dari salah satu saluran pencernan. Usus berfungsi
dalam mengabsorpsi nutrisi. Abdomen pain di Indonesia tercatat dialami oleh 800 rb penduduk atau sekitar 40,85 %. Berdasarkan hasil
pengamatan dan penelitian diperoleh angka penderita abdomen pain di Indonesia cukup tinggi sekitar 69,1%2 . Angka kejadian abdomen
pain secara global terdapat sekitar 15-40% penderita dispepsia. Setiap tahun gangguan ini mengenai 25% populasi dunia. Prevalensi
abdomen pain di Asia berkisar 8-30%.
Prevalensi abdomen pain di Indonesia mencapai 40-50%. Pada usia 40 tahun diperkirakan terjadi sekitar 10 juta jiwa atau 6,5% dari
total populasi penduduk. Pada tahun 2020 diperkirakan angka kejadian dispepsia terjadi peningkatan dari 10 juta jiwa menjadi 28 jiwa
setara dengan 11,3% dari keselurahan penduduk di Indonesia. Tindakan untuk mengatasi nyeri dapat dilakukan dengan terapi farmakologi
dan terapi non farmakologi. Distraksi menjadi salah satu Teknik non farmakologis dalam mengatasi nyeri. Distraksi merupakan teknik
memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu selain pada nyeri dan merupakan mekanisme yang bertanggung jawab terhadap teknik
kognitif efektif lainnya.
TUJUAN
setelah mengikuti praktik KMB 1 peserta didik dapat :
Melakukan pengkajian
Memutuskan diagnosis keperawatan
Melakukan tujuan keperawatan
Merencanakan tindakan kepperawatan
Implementasi tindakan keperawatan, Evaluasi dan Membuat rencana endidikan kesehatan, termasuk rencana pemulangan pasien.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Etiologi
Etiologi nyeri abdomen dapat disebabkan oleh masalah di sepanjang saluran
pencernaan atau dibagian abdomen, yang biasa berupa :
Ulkus yang mengalami perforas
Irritable bowel syndrome
Apendisitis
Pankreasitis
Batu empedu
Tanda dan Gejala
Nyeri abdomen
mual muntal
tidak nafsu makan
lidah dan mukosa bibir kering.
Turgor kulit tidak elastis
Urine sedikit dan pekat lemah
Pemeriksaan penunjang
pemeriksaan darah lengkap
amilase: kadar serum > 3 × batas atas kisaran normal merupakan diagnostik
pankreasititik
Urine porsi tengah msu: infeksi saluran
EKG: infark miokard
rotgen torak: fiskus perforasi udara bebas pneumonia
rontgen abdomen
CT Scan merupakan pemeriksaan penunjang pilihan atau inflamasi peritonium yang
tidak terdiagnosis terutama pada orang tua didiagnosis bagian luas, pada pasien
yang mempertimbangkan untuk dilakukan lapartomi dan diagnosis belum pasti,
pankreatitis, trauma.
Komplikasi
Perforasi gestrointestial
Obstruksi gastrointestinal
BAB III Pengkajian
Ruangan : Muzdalifah (A12)
TINJAUAN KASUS No. Medical Record : 209120
Tgl Pengkajian : 28/12/2022
Pukul : 06.45 WIB
DATA DASAR
Identitas Pasien :
Nama (Inisial Klien ) : Tn.A
Usia : 50 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Suku : Bugis
Bahasa Yang Digunakan : Indonesia
Alamat Rumah : Jl. Ki Hajar Dewantara, Iringmulyo, Metro Timur
Sumber Biaya : Hasil Buruh
Tanggal Masuk Rs : 26 Desember 2022
Diagnosa Medis Saat Pengkajian : Abdominal Pain
Sumber informasi (Penangguang Jawab)
Nama (inisial) : Ny.S
Umur : 50 Tahun
Hubungan Dengan Klien : Istri
Pendidikan :SMA
Pekejaan :Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Ki Hajar Dewantara, Iringmulyo, Metro Timur
RIWAYAT KESEHATAN
Riwayat Kesehatan Masuk Rs
Klien masuk IGD pada tanggal 26 Desember 2022, pukul 12.20 WIB. Klien mengatakan perut terasa sakit, tidak bisa tidur, tenggorokan
terasa sakit, sulit menelan, sedikit sesak, sejak dua hari yang lalu. Dilakukan pemeriksaan fisik dengan hasil keluhan umum sedang,
kesadaran komposmentis, TD: 148/81 mmHg, S: 36,1°C, N: 81x/menit, RR: 20 x/menit, SPO2 : 96%, GCS: 15, E : 4 V: 5 M : 6 . resiko jatuh
sedang ADL dibantu dilakukan pemeriksaan penunjang laboratorium : Darah Lengkap(DL), Gula Darah Sewaktu(GDS), Urine Albumin to
Creatinin ratio (UR/CR), prototombin Rontgen Thorax dan Elektrokardiografi (EKG). Ekstremitas atas 8 thoraks jantung bunyi jantung
pertama (BJI), Deviasi Trakea (-), Jugular Vein Pressure (JVP) early warning score system(EWSS): 2 terapi yang diberikan pemasangan
infus finger laktat 16 tetes per menit (mikro) dan Domperidone 2x1, amlodipin 1x5 mg, injeksi Omeprazole /24 jam, ampul, lapibial /12 jam,
Metformin 2x1, kaptopril 2x1.
Pola Eliminasi
BAK
Sebelum sakit : klien mengatakan BAK sebanyak 8x/hari, paling sering BAK saat siang hari, dengan jumlah
500-1000 cc/hari, berwarna kuning, bau ammonia,tidak adanya keluhan saat BAK.
Saat sakit : klien mengatakan BAK hanya 5-6x/hari, namun karena minum hanya sedikit, waktunya tidak tentu
paling sering siang hari dengan jumlah 300 cc/hari. Berwarna kuning, bau obat dan tidak adanya keluhan saat
BAK.
Lanjutan………
BAB
Sebelum sakit : klien mengatkan BAB sebanyak 2x/hari, saat pagi hari bangun tidur, berwarna coklat dengan konsistensi padat, tidak
ada keluhan saat BAB dan tidak menggunakan pencahar.
Saat sakit : klien mengatakan BAB sebanyak 2x/hari pada pagi hari, berwarna coklat dengan konsistensi padat, tidak ada keluhan saat
BAB dan tidak menggunakan pencahar BAB.
IWL (Insesnsible Water Lose)
Minuman keras
Klien mengatakan semasa remaja klien pernah meminum-minuman keras, dulu mampu menghabiskan 1 botol dalam 1 hari. Dan ia
hanya mengkonsumsi selama 1 tahun sebelum berhenti dan menikah.
Pengkajian Fisik
Pemeriksaan Umum
Kesadaran klien composmentis, tekanan darah 138/70 mmHg, nadi 66x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu 36,1 ⁰C, tinggi badan klien
165 dengan berat badan 61 kg.
System kardiovaskuler
Sirkulasi perifer
Nadi klien 66x/menit dengan irama teratur, denyut kuat, distensi vena jugularis tidak tampak dileher. Temperature kulit hangat,
warna kulit coklat gelap(normal). 1-2 detik tidak ada edema.
Sirkulasi jantung
Kecepatan denyut apical 66x/ menit dengan irama teratur. Bunyi jantung normal (lupdub). Tidak ada nyeri dada. Kardiomegali
(CTR) 30%.
System neurologi
Glaslow coma scale 15 dengan E.4, M.6, V.5. tidak ada peningkatan tekanan intracranial. Tidak ada gangguan neurologis,
patologis pada pemeriksaan negative, dan fisiologis negative. Tidak ada iritasi meningen.
System pencernaan
Keadaan mulut klien lembab. Klien mengatakan adanya kesulitan menelan. Tidak muntah. Klien mengatakan adanya nyeri saat
aktivitas dibagian perut klien mengatakan rasanya seperti ditekan atau diremas, dengan skala 4. Klien mengatakan nyeri hilang
timbul. Bising usus 5x/menit. Lingkar perut 71 cm. hasil USG abdomen menyatakan adanya asites. tidak ada luka post operasi.
System endokrin
Nafas berbau keton, tidak adanya pembesaran kelenjar thyroid. Adanya tanda-tanda peningkatan kdar gula
darah yaitu poliuri,
System urogenital
Kandung kemih tidak terisi. Tidak ada nyeri tekan, namun saat dikaji perut terasa keras. Tidak ada nyeri perkusi pada CVA.
Adanya oliguria, pada saat pengkajian, kli mengatakan BAK hanya sedikit karena hanya dianjurkan minum 2 gelas/hari.
Tidak menggunakan kateter. Tidak menggunakan irigasi. Klien mengatakan keadaan genital bersih.
Pemeriksaan penunjang
USG ABDOMEN TERLAMPIR
Dilakukan USG Abdomen pada tanggal 26 desember 2022, 22.51 WIB. Dengan hasil:
Hepatobilier : hepar membesar, tekstur parenchim normal, permukaan rata, densitas gema normal, tak tampak massa.
Vena porta tak melebar, vena hepatica melebar.
Kandung empedu : tak membesar, dinding menebal, tak tampak batu maupun massa atau sludge. Duktus billiaris intra
dan ekstra hepatal tak melebar, tampak asites.
Limpa : tak membesar, parenchim normal, tak tampak massa. Vena lienalis tak melebar.
Pancreas : dalam batas normal
Ginjal : tak membesar, tekstur parenchim normal. Densitas gema normal, batas tekstur dengan central echokompleks
normal. System pelviokalises kanan kiri tak melebar, tak tampak massa. Tak tampak bayangan hiperechoic dengan
shadowing.
Ureter : tak terdeteksi
VU: tak membesar, dinding tak menebal, tak tampak batu maupun massa. Tampak asites dirongga pelvis.
Efusi Pleura: bilateral
Kesan :
- hepatomegaly dengan hepar bendungan
- ascites dan efusi pleura bilateral
- cholecystitis
- USG pancreas, limpa, ginjal kanan kiri, VU tak tampak kelainan.
Laboratorium
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Medis
Terapi obat yang diberikan
Intravenous Fluid Drops (IVFD) Ringer Lactat 16 tetes per menit (mikro)
Domperidone 2x1
Amlodipine 1x5 mg
Metformin 2x1
Captopril 2x1
Cefixime 2x1
Acarbose 2x1
Irbesartan 1x1
Penatalaksanaan Keperawatan
GDN /P
Diit rendah gula
Minum 2 gelas / hari
Monitor TTV
Kaji ulang keluhan pasien
Ajarkan tekhnik relaksasi napas dalam
Berikan posisi nyaman
Berikan therapy sesuai advice
- Klien mengatakan lama nyeri 2-5 menit, sebanyak 3-4x/ hari dengan nyeri
sedang
DO:
- Kesadaran composmentis
- GCS : 15, E: 4, V: 5, M: 6
- Skala nyeri 4
2. DS: Pola Napas Tidak Efektif
- Klien mengatakan sedikit sesak, sesak terjadi saat lama berbaring dan posisi tidur supine
DO:
- Klien tampak meninggikan tempat tidur dan menambah dengan 2 tumpukan bantal
3. DS: Gangguan Pola Tidur Hambatan Lingkungan (Kebisingan)
DO:
- RR: 20 x/menit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas
Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
1. 28/12/20 Nyeri akut berhubungan Tingkat nyeri (L.08066) Manajemen nyeri (I.08238)
fisik keperawatan 3x24 jam, - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekwensi, kualitas, intensitas nyeri
2) Keluhan nyeri menurun (5) - Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
3) Kesulitan tidur menurun (5) - Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
Kolaborasi
2 28-12- Pola napas Pola napas (L.01004) Manajemen jalan napas (L.01011)
. 2022 tidak efektif b.d Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 Observasi
hambatan jam, pola napas membaik dengan skala 3-5, - Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
upaya napas dengan kriteria hasil: - Monitor bunyi napas tambahan (misalnya, gurgling, mengi,wheezing,ronkhi kering)
2) Dyspnea menurun (5) - Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head tilt dan drin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma servikal)
4) Kedalaman napas membaik (5) - Berikan minum hangat, Lakukan fisioterapi dada, jika perlu, Berikan oksigen, jika perlu
3. 28-12- Gangguan Pola Tidur (L.05045) Dukungan Tidur (I.05174)
hambatan keperawatan 3x24 jam, pola - Identifikasi pola aktivitas dan tidur
Terapeutik
- Modifikasi lingkungan (misal, pencahayaan, kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur)
- Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (misal, pijat, penngaturan posisi, terapi
acupressure)
- Sesuaikan jadwal pemberian obat/ tindakan untuk menunjang siklus tidur terjaga
Edukasi
- Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supresor terhadap tidur REM
- Ajarkan factor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur (misal, psikologis, gaya hidup,
CATATAN PERKEMBANGAN
06.45 - Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekwensi, kualitas, - Klien mengatakan perut terasa nyeri
intensitas nyeri - Klien mengatakan nyeri pada bagian perut seperti diremas
- Mengidentifikasi respons nyeri non verbal - Klien mengatakan skala nyeri 4 dari skala 0-10
- Mengidentifikasi factor yang memperberat dan memperingan - Klien mengatakan skala nyeri hilang timbul, dengan lama nyeri 2-5
- Mengidentifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri - Klien mengatakan hal yang memperingan nyeri adalah saat tidur
- Memonitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah - Klien tampak meringis dan memegangi perut saat nyeri
- Memfasilitasi istirahat dan tidur - TD: 148/81 mmHg S: 36,1⁰C N: 81 x/menit RR: 20x/menit SPO2: 96%
- Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri - Klien dan istri klien mengerti saat dijelaskan kompres hangat dan
P:
- Lanjutkan intervensi
- Kompres hangat
napas tambahan - klien mengatakan keadaannya mulai membaik setelah minum hangat
- Memposisikan O:
semi fowler atau - posisi jlien terlihat semi fowler RR: 20x/menit Tidak adanya bunyi napas tambahan
fowler A:
- Berikan minum - Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas
hangat P:
- Lanjutkan intervensi
O:
- RR: 20x/menit
A:
P:
- Lanjutkan intervensi
aktifitas dan tidur - Klien mengatakan tidur dengan tumpukan bantal dipunggung membeuat nyaman dan tidak sesak
lingkungan - Klien mengatakan akan tidur siang setelah makan siang dan sholat dzhuhur
waktu tidur O:
- Memberikan terapi - Klien tampak sedang mendengarkan lantunan ayat alquran melalui handphone
A:
P:
- Lanjutkan intervensi
- Terapi musik
THANK YOU