Anda di halaman 1dari 14

FASILITASI STBM

Mengapa Fasilitator STBM Diperlukan


 Pelaksanaan STBM memiliki dimensi yang luas:
› Pemenuhan layanan
› Perubahan perilaku
› Keberlanjutan dan penggunaan efektif
 Melaksanakan STBM merupakan pekerjaan “mental” melalui proses:
› Membangun kesadaran
› Memperkuat kapasitas
› Alih pengetahuan dan keterampilan
› Mendorong terjadinya kemandirian dalam operasi dan pemeliharaan
 Pelaksanaan STBM merupakan proses sistematis, setiap tahapan
harus dilakukan dengan tepat dengan mempertimbangan prinsip teknis,
menejemen, jadwal
 Pemerintah/pelaku program memiliki keterbatasan sumber daya yang
bisa menjawab kebutuhan untuk memastikan seluruh proses dan
prosedur dapat dijalankan.
 Untuk itu kehadiran pihak luar (fasilitator) diperlukan
Pengalaman sukses dan gagal
Gagal Sukses

 Sarana tidak termanfaatkan,  Sarana berkelanjutan dan


mengapa? dimanfaatkan
› Rusak › Terjaga, terpelihara dan adanya
› Tidak menjawab/tidak sesuai sistem pengelolaan
kebutuhan › Menjawab kebutuhan sasaran
› Tidak dirasakan sebagai miliknya
pembangunan
 Faktor Yang Mempengaruhi › Dirasakan sebagai miliknya
› Perencanaan tidak tepat -> › Melalui proses pengorbanan
pembangunan tidak tepat sasaran
› Pendekatan yang tidak melahirkan
 Faktor Yang Mempengaruhi
kemandirian masyarakat › Perencanaan yang tepat
› Tidak adanya kepedulian pelaku › Melibatkan masyarakat
program terhadap penanganan › Kepdulian untuk mengawal
aspek keberlanjutan proses dalam seluruh tahapan
Fasilitator dalam Program STBM

Program Tujuan,
/proyek output

Pelaksanaan kegiatan proyek dengan memanfaatkan input


berdasarkan prosedur

prosedur input

Kapasitas, komitmen, motivasi, kesadaran self of belongingness penerima


Faktor sukses manfaat, konsistensi terhadap prosedur

Pelaku Program Penerima Program


• Pragmatisme pendekatan, Ketergantungan

Fungsi dan

Fasilitator
Faktor Gagal •
lack of understanding on •
Sikap menunggu

peran
sustainability philisophy, • Tidak adanya kapasitas

cuek terhadap proses •
Tidak memahami terhadap
sebabagiman a prosedur konsep proyek
Siapa Fasilitator
 Perspektif Fungsi
› Apakah seorang fasilitator itu
 Sama dengan Guru ? (tidak)
 Mengajar ? (ya)
› Jadi ? : Fasilitator melakukan transformasi pengetahuan, nilai, keterampilan
melalui proses pembelajaran akan tetapi tidak dengan cara MENGGURUI
 Perspektif Orang
› Penerima mandat tugas fasilitasi terhadap proses pelaksanaan kegiatan untuk
menjamin pencapaian tujuan dan output
› Orang yang karena keterpanggilan jiwanya untuk mendedikasikan dirinya
terhadap perubahan kondisi lingkungan yang lebih baik
 Perspektif Peran
› Transetter
› Pembaharu
› Enabler (pemampu)
› Profesional
Profesionalitas Fasilitator

 Complicated menjadi simple


 yang sulit menjadi mudah
 tidak mengerti menjadi mengerti
 Menjadikan sasaran fasilitasi merasakan
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru.
 Melalui perannya sebuah tujuan/misi akan terbantu
pencapaiannya
 Berorientasi pada skenario sukses
Konsep Pembelajaran Orang Dewasa
 Mereka adalah orang yang tidak KOSONG tetapi
memiliki pengalaman keseharian dalam tugas/pekerjaan
maupun pengalaman lainnya.

 Konsep yang diterapkan ANDRAGOGY bukan


PEDAGOGY
› Diberdayakan, melakukan sendiri tidak di dekte
› Diakui dan dipertimbangkan pengalamannya
› Suasana kemitraan dan hubungan/relasi yang berkelanjutan
› Mengadopsi nilai positif yang telah dianut
› Local context (kearifan lokal)
Pekerjaan Fasilitasi STBM
• Fasilitasi MASYARAKAT : Pekerjaan fasilitasi di tingkat
masyarakat langsung sesuai dengan 5 pilar STBM, contoh
: pemicuan CLTS, pendampingan pilar Pengelolaan
Sampah Berbasis Masyarakat
• Fasilitasi DALAM KELAS: Pekerjaan fasilitasi pencapaian
tujuan tematik melalui event khusus : contoh fasilitator
lokakarya, seminar, pertemuan
• Fasilitasi KELEMBAGAAN : Pekerjaan fasilitasi
pencapaian tujuan melalui serangkaian proses dan
pendampingan, mediasi, contoh : fasilitasi penyusunan
Roadmap STBM, pembentukan Tim STBM, deklarasi Stop
BABS
Fasilitator vs advokator
 Fasilitasi
› Berangkat dari misi/mandat untuk menjadikan sasaran
program/pembangunan menerima, melaksanakan dan mengadopsi
nilai dan cara baru yang ditawarkan sehingga tujuan
program/penugasan tercapai
 Advokasi
› Berangkat dari keprihatinan/keterpanggilan terhadap situasi di
masyarakat
› Mendorong pengambil kebijakan untuk;
mengembangkan/menerapkan/memperkuat kebijakan yang pro publik
atau agar masyarakat menjalankan kebijakan yang sudah tepat.
› Jika kebijakan merugikan publik mendorong agar membatalkan
kebijakan dengan mengganti kebijakan baru yang pro publik atau
meniadakan sama sekali kebijakan tersebut.
› Fasilitasi menjadi salah satu teknik advokasi
Fasilitatasi Pelaksanaan STBM
 Kondisi Yang Ingin Dicapai
› STBM sebagai salah satu strategi pembangunan AMPL
mendapatkan penanganan dan perhatian yang lebih baik
› STBM sebagai salah satu strategi pelaksanaan pembangunan
AMPL menjadi salah satu program prioritas dalam pembangunan
› Daerah memiliki sistem dan kerangka kebijakan untuk memastikan
STBM menadapat penanganan yang lebih baik
› Daerah memiliki kelembagaan (Pokja AMPL) sebagai wadah
koordinasi dan sinergi pembangunan AMPL, dimana STBM adalah
salah satu stategi yang akan dilaksanakan
› Pembangunan AMPL – termasuk STBM, berkelanjutan dan efektif
penggunaannya
› Dukungan berbagai pihak dalam upaya pemenuhan layanan AMPL
di daerah, antara lain melalui pelaksanaan STBM
Produk Yang Perlu Dihasilkan

• Pokja AMPL daerah, termasuk diantaranya Tim STBM


sejak propinsi/kabupaten/kota sampai tingkat desa
• Fasilitator STBM di semua level
• Kader STBM di tingkat masyarakat
• Rencana Strategis dan Rencana Operasional
pembangunan AMPL
• Roadmap STBM
• Sistem pengelolaan dan updating data/informasi AMPL
termasuk hasil pelaksanaan STBM
Respond yang Diharapkan
 Dukungan politis pimpinan daerah dan legislatif
 Pembangunan AMPL, antara lain melalui pelaksanaan
STBM didasarkan pada perencanaan yang tepat
 Endorsment pimpinan daerah:
› Setiap desa memasukkan AMPL – termasuk pelaksanaan
STBM, menjadi salah satu usulan melalui Musbangdes
› Peningkatan alokasi dana untuk AMPL termasuk untuk
pelaksanaan STBM
› Renstra AMPL serta Road Map STBM menjadi rujukan
perencanaan dan kegiatan
› Memanfaatkan kemitraan untuk pelaksanaan pilar pilar STBM
Fasilitasi yang diperlukan
 Pertemuan pemetaan isu dan permasalahan
pelaksanaan STBM dalam pembangunan AMPL sampai
menjadi Roadmap STBM
 Proses pembentukan dan pemberdayaan Pokja AMPL
termasuk Tim STBM
 Kemitraan:
› Pelaksanaan STBM sebagai strategi pembangunan AMPL
Berbasis Masyarakat
› Sosialisasi STBM sebagai bagian dari pembangunan AMPL
Berbasis Masyarakat
› Pelaksanaan STBM di masyarakat, sejak persiapan,
perencanaan, pelaksanaan, serta pendampingan
› Monitoring dan evaluasi keberlanjutan program
SELAMAT
MEMFASILITASI
PILAR PILAR STBM …....

Anda mungkin juga menyukai