Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 4

PERILAKU TAAT
KOMPETISI
DALAM
KEBAIKAN
Anggota Kelompok :
1. Dita Muhajir Robbani (13)
2. Genta Jalu Aji Pamungkas (18)
3. Jajaq Aditya Pamungkas (22)
4. Muhammad Bima Juliansyah (23)
5. Rizgar Muhammad Zakhary (31)
TAAT PADA
ATURAN
Taat memiliki arti tunduk tidak berlaku curang, dan
atau setia. Aturan adalah tindakan atau perbuatan
yang harus dijalankan.Taat pada aturan adalah sikap
tunduk kepada tindakan atau perbuatan yang telah
dibuat baik oleh Allah Swt., nabi, pemimpin, atau
yang lainnya. Aturan dibuat agar terjadi ketertiban
dan kesejahteraan hidup. Oleh karena itu, wajib
hukumnya kita menaati aturan yang berlaku.

Aturan yang paling tinggi adalah aturan yang dibuat


oleh Allah Swt., yaitu terdapat pada alQur’an.
Sementara dibawahnya ada aturan yang dibuat yang
dibuat oleh Nabi Muhammad Saw yang disebut
sunnah atau hadis.
TAAT PADA
ATURAN
Dalil Taat Aturan

ٍ ْ 0 ‫ ْي َش‬000‫ ِف‬0‫نَا َز ْعتُ ْم‬000‫اِ ْن َت‬000‫ َف‬0‫اْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ۚ ْم‬00‫ل َّرس ُْو َل َواُولِىا‬00‫ُ وا ا‬0‫ ِط ْيع‬0َ‫ُ وا هّٰللا َ َوا‬0‫ ِط ْيع‬0َ‫ َمنُ ْٓوا ا‬0‫ل ِذي َْن ٰا‬00‫ا‬
‫يء‬ َّ ‫ا‬0َ‫اَيُّه‬00‫ٰ ٓي‬
ْ ‫هّٰلل ِ َو‬00‫ا‬000‫ْؤ ِمنُ ْو َن ِب‬000‫ ُت‬0‫ ْنتُ ْم‬0‫ ْن ُك‬0ِ‫ل َّرس ُْو ِلا‬00‫َلىهّٰللا ِ َوا‬00‫ ِا‬0‫ ُر ُّد ْو ُه‬000‫ࣖ َف‬
‫ْأ ِو ْياًل‬000‫حْ َس ُن َت‬0َ‫ ٰاْل ِخ ۗ ِر ٰذلِ َك َخ ْي ٌر َّوا‬00‫ ا‬0‫ليَ ْو ِم‬00‫ا‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan)) di antarakamu. Kemudian, jika kamu
berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Q.S. an-Nisā/4: 59)
TAAT PADA
ATURAN

Asbabu al-Nuzul atau sebab turunnya ayat ini menurut Ibn Abbas adalah
berkenaan dengan Abdullah bin Huzaifah bin Qays as-Samhi ketika
Rasulullah saw. mengangkatnya menjadi pemimpin dalam sariyyah .
AsSady berpendapat bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Amr bin
Yasir dan Khalid bin Walid ketika keduanya diangkat oleh Rasulullah
saw. sebagai pemimpin dalam sariyah.
TAAT PADA
ATURAN

Kita memang diperintah oleh Allah Swt. untuk taat kepada Ulil Amri dan
rasul-Nya. Artinya, apabila perintah itu bertentangan dengan nilai-nilai
ajaran Allah dan rasulNya, tidak dibenarkan untuk taat kepada mereka.
Lebih lanjut Rasulullah saw dan rasul-Nya dan diperintahkan pula untuk
mengikuti atau menaati pemimpinnya.Tentu saja, apabila pemimpinnya
memerintahkan kepada hal-hal yang baik. Apabila pemimpin tersebut
mengajak kepada kemungkaran, wajib hukumnya untuk menolak.
KOMPETISI DALAM
KEBAIKAN
Kompetisi kehidupan terkadang tidak
manusiawi, namun itulah watak manusia yang
ingin selalu survive dalam mengarungi
kehidupan. Mari kita mencermati kehidupan
manusia secara umum di seluruh pelosok
negeri, hampir setiap hari kita melihat,
mendengar dan mungkin kita sendiri menjadi
salah satu kontestan dalam segala bentuk
kompetisi dalam kehidupan ini. kompetisi
pekerjaan, ilmu pengetahuan, jabatan dan
kompetisi keduniaan lainnya.
KOMPETISI DALAM
KEBAIKAN

Ajaran Islam juga mengenal kompetisi yang diharuskan bagi


pemeluknya, yaitu kompetisi dalam kebajikan dan amal shalih.
Sebagaimana Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah: “Dan bagi tiap-tiap
umat ada kiblatnya sendiri yang ia menghadap kepadanya, maka
berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Dimana saja kamu
berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari
kiamat), sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
(QS.2/148).
‫‪KOMPETISI DALAM‬‬
‫‪KEBAIKAN‬‬

‫‪Dengan demikian manusia dipacu untuk berkompetisi dalam menjalankan‬‬


‫‪syariat tersebut. Disebutkan dalam Surah Al Maidah ayat 48 :‬‬

‫ا‪00‬ل ِك ٰت ِب َو ُمهَ ْي ِمنًا َعلَ ْي ِه‪َ 0‬ف‪000‬احْ ُك ْم‪َ 0‬ب‪ْ 000‬ينَهُ ْم‪ِ 0‬ب‪َ 000‬مٓا اَ‪ْ 0‬ن َز َلهّٰللا ُ‬
‫ص ِّدقًا ِّل‪َ 00‬ما َب‪000‬ي َْن َي‪َ 00‬د ْي ِه‪ِ 0‬م َن ْ‬ ‫ا‪00‬ل ِك ٰت َبِب‪ْ 000‬‬
‫ا‪00‬ل َح ِّق ُم َ‬ ‫َواَ‪ْ 0‬ن َز ْلنَٓا ِا‪َ00‬لي َْك ْ‬
‫ا‪00‬ل َح ۗ ِّق ِل‪ُ 00‬ك ٍّل َج َع ْلنَا ِم ْن ُك ْم‪ِ 0‬ش ‪0‬رْ َع ًة َّو ِم ْنهَ‪0‬اجًا ۗ َولَ ْو َش ‪ۤ 0‬ا َء هّٰللا ُ َل‪َ 00‬ج َعلَ ُك ْم‪ 0‬ا‪َّ ُ0‬م ًة‬
‫َواَل َت‪000‬تَّبِ ‪ْ0‬ع اَ‪ْ 0‬ه َو ۤا َء ُه ْم‪َ 0‬ع َّما َج‪ۤ 0‬ا َء َك ِم َن ْ‬
‫تا‪َ00‬لىهّٰللا ِ َمرْ ِج ُع ُك ْم‪َ 0‬ج ِم ْيع‪ ً0‬ا َف‪000‬يُنَبُِّئ ُك ْم‪ِ 0‬ب‪َ 000‬ما ُك‪ْ 0‬نتُ ْم‪ِ 0‬ف‪ْ 000‬ي ِه‪0‬‬ ‫‪0‬ح َدةً َّو ٰل ِك ْن ِّل‪00‬يَ ْبلُ َو ُك ْم‪ِ 0‬ف‪ْ 000‬ي َمٓا ٰا‪ٰ 0‬تى ُك ْم‪َ 0‬ف‪000‬ا ْستَبِقُوا ْ‬
‫ا‪00‬ل َخي ْٰرۗ ِ ِ‬ ‫َّوا ِ‬
‫َت‪ْ 000‬ختَلِفُ ْوۙ َن‬
KOMPETISI DALAM
KEBAIKAN
Yang artinya : Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu
(Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-
kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah
perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah
engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran
yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami
berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya
kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu
terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-
lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali,
lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu
perselisihkan,
ETOS KERJA
Kata Ethos berasal dari Bahasa Yunani yang berarti
sikap, kepribadian, watak, karakter serta keyakinan
atas sesuatu.Sikap tidak hanya dimiliki oleh
individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan
masyarakat. Ethos dibentuk dengan berbagai
kebiasaan, pengaruh, budaya serta sistem nilai yang
diyakininya. Dari kata etos ini dikenal pula kata
etika yang mendekati pada pengertian akhlak atau
nilai-nilai yang berkaitan dengan baik buruk moral
sehingga dalam etos tersebut terkandung gairah
atau semangat yang amat kuat untuk mengerjakan
sesuati secara optimal lebih baik dan bahkan
ETOS KERJA
Etos kerja seorang muslim adalah semangat untuk menapaki jalan lurus,
dalam hal mengambil keputusan pun, para pemimpin harus memegang
amanah terutama tugas yang diemban hakim. Hakim berlandaskan pada
etos jalan lurus tersebut sebagaimana Nabi Dawud AS, ketika ia diminta
untuk memutuskan perkara yang adil dan harus didasarkan pada nilai-
nilai kebenaran, maka berilah keputusan (hukumlah) di antara kami
dengan adil dan janganlah kamu menyimpang dari kebenaran dan
tunjuklah (pimpinlah) kami ke jalan yang lurus.
ETOS KERJA
Kerja dalam pengertian luas adalah semua bentuk usaha yang dilakukan
manusia, baik dalam hal materi maupun non-materi, intelektual atau fisik
maupun hal-hal yang berkaitan dengan masalah keduniawian atau
keakhiratan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pekerjaan adalah
sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah.Di dalam kaitan ini, al-
Quran banyak membicarakan tentang aqidah dan keimanan yang diikuti
oleh ayat-ayat tentang kerja, pada bagian lain ayat tentang kerja tersebut
dikaitkan dengan masalah-masalah kemaslahatan, terkadang dikaitkan
juga dengan hukuman dan pahala di dunia dan di akhirat. Al-Quran juga
mendeskripsikan kerja sebagai suatu etika kerja positif dan negatif.
ETIKA ETOS KERJA
Etika kerja dalam Islam yang perlu diperhatikan adalah:
1. Adanya keterkaitan individu terhadap Allah sehingga menuntut
individu untuk bersikap cermat dan bersungguh-sungguh dalam bekerja.

2. Berusaha keras memperoleh keridhaan Allah dan mempunyai


hubungan baik dengan relasinya, Berusaha dengan cara yang halal dalam
seluruh jenis pekerjaan.
3. Tidak memaksakan seseorang, alat-alat produksi atau binatang dalam
bekerja, semua harus dipekerjakan secara professional dan wajar.
4. Tidak melakukan pekerjaan yang mendurhakai Allah yang ada
kaitannya dengan minuman keras, riba dan hal-hal lain yang diharamkan
oleh Allah SWT. 5. Professionalisme dalam setiap pekerjaan yang
SEKIAN
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai