Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK

BALON
UDARA
Ahmad Dzaki Saka Syafa
Perinsip Archimedes Pada Balon Udara
Sesuatu benda dapat terangkat keatas (terbang) disebabkan oleh dua
faktor. Pertama, Faktor Alami yaitu benda dapat terbang karena massa
jenis total benda tersebut lebih ringan dari udara sekitarnya, Contoh :
balon Udara. Kedua, Faktor Paksaan yaitu benda dapat terbang karena
adanya gaya angkat keatas lebih besar daripada gaya berat benda
tersebut, Contoh : roket, rudal dll.
Balon udara secara garis besarnya mempunyai
tiga bagian utama yaitu envelope, burner, dan
basket.

Envelope merupakan kantong yang terbuat dari


bahan nilon berbentuk balon tempat udara
dipanaskan. Karena nilon ini tidak tahan api,
maka bagian bawah envelope dilapisi dengan
bahan anti api (skirt). Envelope ini berisi
udara/gas ringan (seperti gas hidrogen) yang
berfungsi mengangkat balon udara dari
landasannya.

Burner merupakan alat yang berfungsi untuk


memanaskan udara di dalam envelope. Burner di
letakan di atas kepala penumpang dekat ke mulut
envelope. Burner ini mengatur tekanan dalam
kantung udara agar balon dapat terbang dengan
ketinggian yang diharapkan.

Basket atau keranjang merupakan tempat


penumpang mengendalikan balon udara atau
penumpang yang menikmati penerbangan balon
udara. Basket dibuat dari bahan yang ringan dan
lentur dan terletak di bawah kantung udara.
Cara kerja balon udara sangat sederhana yaitu dengan cara memanaskan udara di dalam balon agar lebih
panas dari udara di luarnya sehingga balon udara mengembang dan dapat naik (terbang). Udara yang lebih
panas akan lebih ringan karena masa per unit volumenya lebih sedikit.

Untuk dapat terbang, udara di dalam envelope dipanaskan menggunakan burner dengan temperatur sekitar
100 derajat Celcius. Udara panas ini akan terperangkap di dalam envelope sehingga balon udara pun akan
mengembang dan bergerak naik di dorong oleh udara yang bertekanan lebih kuat. Jika ingin mendarat, udara
didinginkan dengan cara mengecilkan burner. Udara yang mulai mendingin di dalam envelope membuat
balon bergerak turun.

Bagaimana caranya balon udara berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain? Jawabanya adalah dengan cara
memanfaatkan hembusan angin untuk bergerak secara horizontal. Arah tiupan angin berbeda pada setiap
ketinggian tertentu. Perbedaan arah tiupan angin inilah yang dimanfaatkan oleh pengemudi balon udara
untuk mengendalikan balon udara dari satu lokasi ke lokasi yang diinginkan.

Balon udara mempunyai dua tipe yaitu:

1. Balon udara yang diisi dengan udara panas, yaitu balon udara yang mempunyai pembakar yang berfungsi
untuk memanaskan udara dalam balon sehingga udara dalam balon menjadi lebih ringan dari udara luar
sekitarnya.
2. Balon udara yang diisi dengan gas yang memang ringan, yaitu balon udara yang diisi gas yang ringan
seperti contohnya gas hydrogen. Namun kelemahan gas hidrogen ini adalah mudah terbakar. Jika ingin aman
bisa menggunakan gas helium, namun sangat mahal.
1. Balon udara yang diisi dengan udara panas
Balon udara panas adalah teknologi penerbangan pertama oleh manusia, ditemukan oleh
Montgolfier bersaudara di Annonay, Perancis pada 1783. Peristiwa kebakaran pada suatu
malam di benteng Gibraltar membuat Joseph berpikir akan kemungkinan pembakaran dari bara
api dapat mengangkat sebuah benda. Dia percaya bahwa ada asap gas khusus yang
menyebabkan hal itu terjadi. Dia menyebutnya gas tersebut adalah “Mongolfier gas”.
Lewat hipotesis itu, dia membangun ruang kotak berukuran 1 x 1 x 1,3 m dari kayu yang
tipis. Lalu, sisi atasnya ditutup dengan kain ringan. Di bagian bawah kotak, dia menyulut beberapa
kertas. Ternyata, hasil pembakaran itu mengangkat balon perlahan. Hasil percobaan itu
membuat mereka semakin bersemangat. Dua bersaudara itu mengumumkan pembuatan proyek
besar. Yakni, balon udara raksasa yang menampung beberapa orang. Balon itu berbentuk kain
kabung dengan tiga lapisan tipis di dalamnya. Balon tersebut mampu menampung 790 m¸ udara
dengan berat 225 kg.
Akhirnya, mereka demonstrasi pada 4 Juni 1783 di Paris. Uji coba itu dilakukan dengan disaksikan
para pejabat khusus. Percobaan sukses. Balon udara mereka mampu terbang di ketinggian 1.600-
2.000 m dari permukaan tanah serta mampu menempuh jarak 2 km dalam 10 menit.
Penerbangan pertama dengan manusia diadakan pada 21 November 1783, di Paris oleh Pilatre
de Rozier dan Marquis d’Arlandes.

Cara kerja balon udara sangat sederhana yaitu dengan cara memanaskan udara di dalam balon agar
lebih panas dari udara di luarnya sehingga balon udara mengembang dan dapat naik (terbang).
Udara yang lebih panas akan lebih ringan karena masa per unit volumenya lebih sedikit.
Untuk dapat terbang, udara di dalam envelope dipanaskan menggunakan burner dengan
temperatur sekitar 100 derajat Celcius. Udara panas ini akan terperangkap di dalam envelope
sehingga balon udara pun akan mengembang dan bergerak naik di dorong oleh udara yang
bertekanan lebih kuat. Jika ingin mendarat, udara didinginkan dengan cara mengecilkan burner.
Udara yang mulai mendingin di dalam envelope membuat balon bergerak turun.
Balon udara dapat berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain dengan cara memanfaatkan hembusan
angin untuk bergerak secara horizontal. Arah tiupan angin berbeda pada setiap ketinggian tertentu.
Perbedaan arah tiupan angin inilah yang dimanfaatkan oleh pengemudi balon udara untuk
mengendalikan balon udara dari satu lokasi ke lokasi yang diinginkan.
2. Balon udara yang diisi dengan gas yang memang ringan
Gas Hidrogen, gas ini merupakan gas yang paling ringan masanya di udara. Nah, gas
yang lebih ringan dari udara tentunya bisa naik lebih tinggi.
Karena itu, Hidrogen dapat membuat balon terbang tinggi. Tetapi gas ini sangat
berbahaya karena mudah terbakar, sehingga penggunaannya digantikan oleh gas
lain.
Gas Helium merupakan gas kedua teringan yang hanya lebih berat dari Hidrogen.
Helium termasuk dalam golongan gas mulia, yaitu gas yang paling stabil dan tidak
mudah bereaksi. Ini berarti gas Helium tidak mudah terbakar seperti gas Hidrogen.
Inilah yang menjadikan balon Helium pilihan terbaik sebagai pengganti balon
Hidrogen.
Gas hidrogen atau gas helium yang memiliki massa jenis lebih kecil dari udara
(Massa jenis helium = 0,1786 Kg/m3, udara=1,29 kg/m3). Karena udara dalam
balon memiliki kurang massa per unit volume daripada udara di atmosfer
yang membuatnya lebih ringan sehingga gaya apung akan mengangkat balon ke
atas.
Prinsip kerja pada keduanya pada dasarnya sama, yaitu dengan membuat udara
dalam balon lebih ringan atau memiliki massa jenis yang lebih kecil dari udara
luar sekitar balon sehingga balon udara dapat naik (terbang). Sesuai dengan
prinsip Archimedes:
“Gaya apung yang bekerja pada benda yang dimasukkan dalam fluida sama dengan
berat fluida yang dipindahkannya”
Udara merupakan fluida. Dimana benda dapat terapung pada fluida, jika
massa jenisnya lebih kecil dari massa jenis fluida tersebut.
Perhatikan gambar balon udara di atas. Dalam keadaan setimbang, gaya-gaya yang bekerja pada balon akan
memenuhi persamaan:
ΣF = 0
FA - wbeban – wbalon – wgas = 0
FA = wbeban + wbalon + wgas
dan
FA = ρu.g.Vbalon
Sebuah balon udara dapat naik karena adanya gaya ke atas yang dilakukan oleh udara. Balon udara diisi
dengan gas yang lebih ringan dari udara misalnya gas Hidrogen (H2) dan gas Helium (He) sehingga balon
terapung di udara. Balon akan naik jika gaya ke atas FA > wtot. Besarnya gaya naik balon adalah:
F = FA – wtot
dengan:
FA = ρu.g.Vbalon
dan
wtot = wbeban + wbalon + wgas
Massa beban yang dapat diangkat oleh balon udara dapat dirumuskan dengan persamaan:
m = Vbalon(ρu – ρgas)
BEBAN
KELOMPOK

Sumber :
http://fisika.fkip.unsyiah.ac.id/2012/11/prinsip-kerja-balon-
udara.html
https://fhannum.wordpress.com/2012/11/16/fisika-dalam-b
alon-udara/
https://fhannum.wordpress.com/2012/11/16/fisika-dalam-b
alon-udara/
https://mafia.mafiaol.com/2020/10/penerapan-hukum-archi
medes-pada-balon.html?m=1
@jkxy.jek
@sakkk_eaa
@mupapak_tz
y
@amat_0.0

Anda mungkin juga menyukai