Anda di halaman 1dari 18

PENERAPAN TEORI KINETIK GAS DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

DISUSUN OLEH :

AISYAH NURUL AINULYAQIN (10601)

CHINTYA TANDRI (10606)

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS KETERAMPILAN

PROGRAM FISIKA

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 95 JAKARTA

Jalan Satu Maret No.49, Kalideres

JAKARTA BARAT

2016
PENERAPAN TEORI KINETIK GAS
A. Balon Tiup (balon karet)

Mengapa balon bisa meletus? Balon bisa meletus karena dua hal yaitu adanya kenaikan
suhu dan tekanan gas balon. Apabila kita letakan dibawah sinar matahari dalam waktu yang
cukup lama maka balon akan meletus. Hal ini disebabkan oleh suatu gas dalam balon juga
meningkat. Hal yang sama juga terjadi apabila kita memompa balon terus menerus. Gas
akaan menekan dinding balon terus-menerus seiring dengan kenaikan tekanannya, sehingga
volume balon terus meningkat. Pada saat dinding balon tidak dapat lagi menahan tekanan
gas, balon akan meletus. Berikut ini akan kita pelajari lebih lanjut tentang tekanan, suhu, dan
volume gas.
A Teori Gas Ideal
Peristiwa meletusnya balon di atas terkait dengan hubungan tekanan, suhu,dan
volume gas. Untuk mempermudah pemahaman,mari kita gunakan pendekatan dengan teori
kinetic gas.
Teori kinetik adalah teori yang menjelaskan system-sistem fisis tersebut dengan
menganggap bahwa system-sistem fisis tersbut terdiri atas sejumlah molekul yang bergerak
sangat cepat. Teori kinetik gas adalah teori kinetic yang digunakan untuk menjelaskan sifat-
sifat atau kelakuan suatu gas. Teori kinetik gas tidak mengutamakan kelakuan suatu partikel,
tetapi meninjau sifat zat secara keseluruhan sebagai hasil rata-rata kelakuan partikel tersebut.
Partikel-partikel gas dapat bergerak sabgat bebas dan dapat mengisi seluruh ruang
yang ditempatinya. Hal ini menimbulkan kesulitan dalam mempelajari sifat-sifat gas. Untuk
menyederhanakan permasalahan ini diambil pengertian tentang gas ideal. Dalam kehidupan
nyata gas ideal tidak pernah ada. Sifat-sifat pada tekanan rendah dan suhu kamar mendekati
sifat-sifat gas ideal, sehingga gas tersebut dapat dianggap sebagai gas ideal. Sifat-sifat gas
ideal adalah sebagai berikut.
1. Gas terdiri atas partikel dalam jumlah banyak yang disebut molekul
2. Partikelnya bergerak secara acak atau sembarang.
3. Tidak ada gaya tarik-menarik antara partikel satu dengan partikel lain.
4. Jika partikel menumbuk dinding atau partikel lain, tumbukan dianggap lenting (elastis)
sempurna.
5. Selang waktu tumbukan antara satu partikel dengan partikel yang lain berlangsung sangat
singkat.
6. Jarak antar partikel lebih besar dari pada ukuran partikel.
7. Hukum Newton tentang gerak tetap berlaku.
Kondisi suatu gas ditentukan oleh factor tekanan, suhu, dan volume dengan proses
isotermik (suhu tetap), tekanan gas ideal berbanding terbalik dengan volumenya atau
perkalian antara tekanan dengan dengan volume adalah konstan (tetap).

Pernyataan tersebut dikenal dengan hokum boyle dan dirumuskan sebagai berikut.
P . v = konstan (suhu tidak berubah)
B. Balon Udara
PENGERTIAN
Balon adalah sebuah kantung fleksibel yang umumnya berisikan gas seperti helium,
hidrogen, nitrogen monoksida dan udara. Beberapa jenis balon benar-benar murni digunakan
sebagai elemen dekorasi, sedangkan jenis lainnya digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu.
Balon-balon pertama dibuat dari bahan mirip membran yang berasal dari hewan (animal
bladder). Balon-balon modern dibuat dari bahan semacam karet, lateks, chloroprene dan
nilon. Balon modern ditemukan oleh Michael Faraday pada tahun 1800-an, akan tetapi
produksi massal balon belum terjadi sampai akhir tahun 1930-an.
Balon udara panas yaitu sebuah balon yang memiliki massa jenis udara yang berbeda
dengan udara disekitarnya, Dilakukan dengan cara dipanaskan dengan api sehingga udara
akan mengalir dan balon akan naik ke atas. Balon udara panas ini biasanya digunakan oleh
militer untuk melakukan pengintaian ke daerah lawan, seiring dengan perkembangan waktu
Balon Udara Panas ini digunakan sebagai keperluan wisata.
PRINSIP KERJA BALON UDARA
1. Cara kerja balon udara
Cara balon udara bekerja prinsipnya sangat sederhana yaitu dengan cara memanaskan
udara di dalam balon agar lebih panas dari udara di luarnya. Karena kita tahu udara yang
lebih panas akan lebih ringan karena masa jenis udara yang ada didalam balon lebih ringan
dari udara di luar.
2. Cara Balon Udara Terbang
Seperti yang telah disebutkan di atas balon udara terbang dengan memanfaatkan
Perbedaan berat udara dengan jalan memanaskannya. Untuk terbang udara di dalam envelope
di panaskan dengan burner dengan temperature sekitar 100 derajat Celcius. Udara panas ini
akan terperangkap di dalam envelope. Karena udara panas ini masa per unit volumenya lebih
sedikit membuatnya lebih ringan sehingga balon udara pun akan bergerak naik di dorong oleh
udara yang bertekanan lebih kuat. Untuk mendarat, udara didinginkan dengan cara
mengecilkan burner . Udara yang mulai mendingin di dalam envelope membuat balon
bergerak turun. Untuk mempercepatnya, pilot akan membuka katup parasut (parachute valve)
sehingga udara di dalam envelope lebih cepat dingin. Karena balon udara hanya bisa naik dan
turun (bergerak secara vertikal) tentu kita berpikir bagaimana cara balon udara berpindah dari
satu lokasi ke lokasi lain (bergerak secara horizontal). Jawabannya hanya satu, pilot
memanfaatkan hembusan angin untuk bergerak secara horizontal.
Karena angin bertiup berbeda arahnya pada setiap ketinggian tertentu. Perbedaan
arah tiupan angin inilah yang dimanfaatkan oleh pilot untuk mengendalikan balon udara dari
satu lokasi ke lokasi yang diinginkan. Sebagai ilustrasi pada ketinggian 300 meter balon
udara akan bergerak dari timur kebarat. Angin yang bertiup kebarat di perkirakan pada
ketinggian 400 meter. Untuk itu pilot menaikan balon udara sampai ketinggian tersebut dan
balon udara pun memanfaatkan tiupan angin untuk menuju kebarat. Sederhana bukan? Tapi
hal ini hanya bisa dipraktekan oleh pilot yang berpengalaman agar balon udara tidak nyasar.
KOMPONEN-KOMPONEN PADA BALON UDARA PANA
Balon udara secara garis besarnya mempunyai tiga bagian utama yaitu envelope,
burner, dan basket.
a) Envelope berisi udara/gas ringan (seperti Gas Hidrogen) yang berfungsi mengangkat Balon
Udara dari landasannya bentuknya berupa kantong berupa balon tempat udara dipanaskan.
Envelope ini biasanya terbuat dari bahan nilon dan diperkuat dengan panel-panel yang di
anyam. Karena nilon ini tidak tahan api, maka bagian bawah envelope di lapisi dengan bahan
anti api (skirt).

b) Burner merupakan alat yang berfungsi untuk memanaskan udara di dalam Envelope. Burner
di letakan di atas kepala penumpang dekat ke mulut envelope. Burner ini mengatur tekanan
dalam kantung udara agar balon dapat terbang dengan ketinggian yang diharapkan.

Balon udara panas sedang inflated dengan pembakar burners sebelum diluncurkan
c) Basket atau kabin penumpang, terletak di bawah kantung udara merupakan tempat awak
mengendalikan balon udara atau penumpang yang menikmati penerbangan balon
udara.Basket dibuat dari bahan yang ringan dan lentur.

TEORI-TEORI FISIKA YANG TERDAPAT PADA BALON UDARA


Teori fisika yang terdapat pada balon udara panas ini diantaranya tentang 1) Hukum
Archimedes, 2) Hukum III Newton, 3) Teori Kinetik Gas. Dari beberapa tori di atas berikut
ini penjelasannya.
a) Hukum Archimedes
Balon udara naik atau turun sesungguhnya mengikuti hukum Archimedes. Hukum
Archimedes mengatakan bahwa “Benda di dalam zat cair akan mengurangi berat sebesar
berat zat cair yang dipindahkan”. Hukum archimedes ini berlaku untuk semua fluida.
Persamaan rumusnya adalah :
Fa = ρƒ . Vbƒ . g
keterangan
Fa = gaya angkat ke atas pada benda / gaya apung (N)
ρƒ = massa jenis udara (kg/m3)
Vbƒ = volume udara yang terdesak (m3)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

Aplikasi hukum archimedes ini digunakan balon udara untuk naik dan turun. Persisnya
begini: gaya apung yang diterima oleh suatu benda yang melayang di suatu fluida sama
dengan berat fluida yang dipindahkannya.
1. Saat ingin menaikkan balon udara
Fa > berat total balon
Dengan persamaan Fa = ρƒ . Vbƒ . g, maka yang bisa dirubah adalah Vbƒ karna massa jenis
udara ( ρƒ ) dan percepatan gravitasi (g) adalah konstan. Merubah Vbƒ dengan cara mengisi
balon sehingga berat udara yang dipindahkan lebih berat dari berat balon. Untuk mencapai
hal tersebut, prinsip kimia mengajarkan kita tentang mengisi balon dengan gas yang massa
molekulnya lebih kecil dari massa rata-rata di udara atau dengan gas panas. Tidak semua gas
memenuhi persyaratan itu, apalagi jika ada pertimbangan harga dan keselamatan. Beberapa di
antaranya adalah gas Hidrogen (H2) dan Helium (He). Sehingga saat gaya apung (Fa) sudah
lebih berat daripada berat total balon (berat balon dan muatan) sehingga balon mulai bergerak
naik.
2. Saat ingin menurunkan balon udara
Fa < berat total balon
Dengan persamaan Fa = ρƒ . Vbƒ . g, maka yang bisa dirubah adalah Vbƒ karena
massa jenis udara ( ρƒ ) dan percepatan gravitasi (g) adalah konstan. Untuk menurunkan
balon dengan cara mengurangi volume udara yang ada pada balon, sehingga saat gaya apung
(Fa) lebih kecil daripada berat balon, dan berat balon bergerak turun.
b) Hukum III Newton
Newton mengatakan bahwa kenyataan dalam kehidupan sehari-hari ketika sebuah
benda memberikan gaya kepada benda lain maka benda kedua tersebut membalas dengan
memberikan gaya kepada benda pertama, di mana gaya yang diberikan sama besar tetapi
berlawanan arah. Jadi gaya yang bekerja pada sebuah benda merupakan hasil interaksi
dengan benda lain.
Apabila sebuah benda memberikan gaya kepada benda lain, maka benda kedua
memberikan gaya kepada benda yang pertama. Kedua gaya tersebut memiliki besar yang
sama tetapi berlawanan arah. Secara matematis Hukum III Newton dapat ditulis sebagai
berikut :
F A ke B = – F B ke A
F A ke B adalah gaya yang diberikan oleh benda A kepada benda B, sedangkan F B ke
A adalah gaya yang yang diberikan benda B kepada benda A. Misalnya ketika anda
menendang sebuah batu, maka gaya yang anda berikan adalah F A ke B, dan gaya ini bekerja
pada batu. Gaya yang diberikan oleh batu kepada kaki anda adalah – F B ke A. Tanda negatif
menunjukkan bahwa arah gaya reaksi tersebut berlawanan dengan gaya aksi yang anda
berikan. Jika anda menggambar tanda panah yang melambangkan interaksi kedua gaya ini,
maka gaya F A ke B digambar pada batu, sedangkan gaya yang diberikan batu kepada kaki
anda, – F B ke A, digambarkan pada kaki anda. Persamaan Hukum III Newton di atas juga
bisa kita tulis sebagai berikut :
Faksi = -Freaksi
Hukum Newton ini dikenal dengan hukum aksi-reaksi. Ada aksi maka ada reaksi, yang
besarnya sama dan berlawanan arah. Kadang-kadang kedua gaya tersebut disebut pasangan
aksi-reaksi. Ingat bahwa kedua gaya tersebut (gaya aksi-gaya reaksi) bekerja pada benda
yang berbeda. Berbeda dengan Hukum I Newton dan Hukum II Newton yang menjelaskan
gaya yang bekerja pada benda yang sama.
Gaya aksi dan reaksi adalah gaya kontak yang terjadi ketika kedua benda bersentuhan.
Walaupun demikian, Hukum III Newton juga berlaku untuk gaya tak sentuh, seperti gaya
gravitasi. Ketika kita menjatuhkan batu, misalnya, antara bumi dan batu saling dipercepat
satu dengan lain. batu bergerak menuju ke permukaan bumi, bumi juga bergerak menuju
batu. Gaya total yang bekerja pada bumi dan batu besarnya sama. Karena massa bumi sangat
besar maka percepatan yang dialami bumi sangat kecil. Walaupun secara makroskopis tidak
tampak, tetapi bumi juga bergerak menuju batu atau benda yang jatuh akibat gravitasi. Bumi
menarik batu, batu juga membalas gaya tarik bumi, di mana besar gaya tersebut sama namun
arahnya berlawanan.
Hukum III Newton berlaku pada Balon Udara yang bergerak
Faksi = -Freaksi
Hukum III Newton juga berlaku pada balon udara yang bergerak. Yang dimaksudkan di
sini bukan balon udara yang bergerak karena ditiup angin, tapi karena di dorong oleh udara
yang ada di dalam balon. Dapat dilakukan percobaan berikut. Ambil sebuah balon biasa dan
tiuplah balon sampai balon mengembung. Jangan lupa jepit mulut balon dengan jari agar
udara tidak keluar. Lepas jepitan tangan pada mulut balon. Apa yang terjadi? Balon tersebut
bergerak, jika posisi balon tegak, di mana mulut balon berada di bawah, maka balon akan
meluncur ke atas. Balon bergerak ke atas karena balon memberikan gaya aksi dengan
mendorong udara ke bawah (udara keluar lewat mulut balon). Udara yang keluar lewat mulut
balon memberikan gaya reaksi dengan mendorong balon ke atas, sehingga balon bergerak ke
atas. Apabila posisi balon dibalik, di mana mulut balon berada di atas, maka balon akan
bergerak ke bawah. Besar gaya aksi dan reaksi sama, hanya berlawanan arah. Balon
mendorong udara ke bawah, udara mendorong balon ke atas. Atau sebaliknya balon
mendorong udara ke atas, udara mendorong balon ke bawah. Semakin banyak udara yang
ditiupkan ke dalam balon, maka balon bergerak makin cepat ketika mulut balon tersebut
dibuka. Hal ini disebabkan karena balon mendorong lebih banyak udara keluar, sehingga
udara yang didorong tersebut memberikan reaksi dengan mendorong balon. Semakin banyak
udara yang ada di dalam balon, semakin lama dan jauh balon bergerak; semakin sedikit udara
dalam balon, semakin pelan balon bergerak. Jadi besar gaya aksi sama dengan besar gaya
reaksi, hanya arahnya berlawanan.
c) Teori Kinetik Gas
Teori kinetik molekular gas menjelaskan bahwa gas memberi tekanan saat molekul-
molekulnya menumbuk dinding wadah. Semakin besar jumlah molekul gas per satuan
volume, semakin besar molekul yang menumbuk dinding wadah, dan akibatnya semakin
tinggi tekanan gas. Asumsi teori ini adalah sebagai berikut.
1. Gas terdiri atas molekul-molekul yang bergerak random.
2. Tidak terdapat tarikan maupun tolakan antar molekul gas.
3. Tumbukan antar molekul adalah tumbukan elastik sempurna, yakni tidak ada energi kinetik
yang hilang.
4. Bila dibandingkan dengan volume yang ditempati gas, volume real molekul gas dapat
diabaikan.
Berdasarkan asumsi-asumsi ini diturunkan persamaan berikut untuk sistem yang terdiri
atas n molekul dengan massa m.
PV = nmu2/3
u2 adalah kecepatan kuadrat rata-rata. Jelas terlihat bentuk persamaan diatas identik
dengan hukum Boyle. Memang, bila u2 bernilai tetap pada suhu tetap, persamaan di atas
adalah variasi dari hukum Boyle.
Mengindikasikan kecepatan molekul gas merupakan fungsi dari PV. Karena nilai PV
untuk sejumlah tertentu gas tetap, mungkin bahwa kecepatan molekul gas berhubungan
dengan massa gas, yakni massa molekulnya. Untuk 1 mol gas, persamaan berikut dapat
diturunkan.
PVm = NAmu2/3
Vm adalah volume molar dan NA adalah tetapan Avogadro. Dengan memasukkan
PVm=RT di persamaan diatas, persamaan berikut didapatkan.
NAmu2 = (3/2)RT
PVm = NAmu2/3
Suku kiri persamaan berhubungan dengan energi kinetik molekul gas. Dari persamaan
ini, akar kuadrat rata-rata gas √u2 dapat diperoleh.
√u2= √(3RT/NAm) = √ (3RT/M)
Dari persamaan gas ideal, maka dapat disimpulkan:
1. Makin tinggi temperatur gas ideal makin besar pula kecepatan partikelnya.
2. Tekanan merupakan ukuran energi kinetik persatuan volume yang dimiliki gas.
3. Temperatur merupakan ukuran rata-rata dari energi kinetik tiap partikel gas.
4. Persamaan gas ideal (P V = nRT) berdimensi energi/usaha .
5. Energi dalam gas ideal merupakan jumlah energi kinetik seluruh partikelnya.

Sekarang kita andaikan sebuah balon udara yang memiliki volume 2.250 meter kubik.
Balon tersebut kira-kira akan memindahkan udara yang massanya sekitar 2.650 kilogram
(pada tekanan 1 atm dan suhu 25 derajat Celsius). Kita bisa menghitungnya dengan
menggunakan persamaan gas ideal. dan menggunakan massa molekul relatif rata-rata udara
yang dianggap 80 persen Nitrogen (N2) dan 20 persen Oksigen (O2). Dengan menggunakan
rumus :
pV = nRT
Maka jika balon udara diisi dengan udara yang suhu dan tekanannya sama (25 derajat
Celsius dan 1 atm), balon tidak akan naik karena kini berat udara yang dipindahkan sama
dengan berat udara dalam balon. Seandainya kita panaskan udara dalam balon sampai sekitar
100 derajat Celcius, maka massa udara dalam balon dengan volume 2.250 meter kubik itu
kini menjadi sekitar 2.100 kilogram alias lebih ringan dari massa udara yang dipindahkan.
Andaikan massa balon dan muatannya (termasuk berat awal) sekitar 500 kilogram,
maka kita masih mempunyai selisih massa sebesar 50 kilogram atau selisih berat 50 kg.g (g =
tetapan gravitasi bumi). Dengan selisih ini maka balon akan bisa terbang. Bagaimana untuk
suhu atmosfer, massa balon dan muatan, serta suhu gas panas dalam balon yang berbeda?
Kita bisa bermain-main dengan berbagai angka pada tiga besaran di atas. Namun, yang pasti
ada hal lain yang harus diperhatikan, yaitu tekanan atmosfer yang bergantung pada altitude.
Semakin tinggi dari permukaan air laut, semakin rendah tekanan atmosfer, penurunannya
secara eksponensial. Hal ini akan memengaruhi nilai berat udara yang dipindahkan.

PERCOBAAN BALON UDARA

1. Alat dan Bahan :


 Plastik
 Kawat
 Spiritus
 Kain
 Korek api
 Gunting
 Cutter
 Perekat plastik
 Bambu

2. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Mengecek alat dan bahan sebelum digunakan, usahakan semua alat dan bahan dalam keadaan
baik.
3. Mengukur Volume plastik yang akan digunakan.
4. Membuat bagian bawah balon udara dengan merekatkan bambu yang telah dibentuk sesuai
dengan bibir plastik
5. Kemudian memotong kawat secukupnya dan membentuk kawat menyerupai tanda plus(x).
6. Mengaitkan kawat di bagian bawah balon.
7. Di bagian tengah kawat diikatkan kain secukupnya yang telah dicelupkan spiritus.
8. Sebelum diterbangkan, balon dipanasi terlebih dahulu sekitar 10 – 30 detik agar massa jenis
udara didalam balon lebih kecil dari pada yang di luar balon.
9. Setelah massa jenis udara didalam balon lebih kecil dari pada yang di luar balon, menyulut
kain dengan api agar balon tetap terbang dan mendapatkan pemanas.
10. Mengamati dan menganalisa balon udara yang telah berhasil terbang.
11. Merapikan alat dan bahan setelah digunakan.
3. Gambar Percobaan

4. Analisa Project
a) Hukum Archimedes
Bunyi hukum Archimedes adalah “gaya apung yang diterima oleh suatu benda yang
melayang di suatu fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkannya.” .
Untuk membuktikan berlakunya hukum Archimedes pada perancangan balon udara
sederhana adalah sebagai berikut :

Diketahui : ρƒ = 1,43 kg/


r = 0.39 m
t = 1.2 m
g = 9.8 m/
Ditanya : Fa ?
Jawab :
Fa = ρƒ . Vbƒ . g
= (ρƒ) ( . . t ) ( g )
= (1,43 kg/ ) ( . . 1.2 m) (9.8 m/ )
= 8,032 N
b) Teori Kinetik Gas
Teori kinetik gas digunakan dalan pengaplikasian perancangan balon udara sederhana yang
dapat membuktikan massa udara yang dipindahkan sebelum dan setelah dipanaskan berbeda.
Diketahui : = 3.10-3 kg
V = 0.573
= 300 K
= 305 K

PV=nRT
n R = n R , karena n =
maka, R = R
karena R suatu konstanta maka dapat dicoret,
sehingga, . 300 K = . 305 K
=
0.008 kg
Jadi telah terbukti jika massa udara yang dipindahkan lebih kecil setelah dipanaskan.
5. Study kasus
Pada 2 buah balon udara yang masing-masing memiliki massa, udara, luas
lingkaran/alas,volume balon,tinggi maksimum dan waku yang berbeda untuk bisa naik ke
atas pada ketinggian tertentu, dimana:
 Perbandingan Gaya Angkat Keatas
 Balon I :
Diketahui: Massa : 7,4 gram
Suhu : 305 K
Waktu : 24,22 sec
Massa Jenis udara : 1,3 kg/m3

Fa1 = ρƒ . Vbƒ . g
=
=
= 1,3.0,25.10 = 3,25 N
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa balon ke-1 untuk mencapai ketinggian 5,5 meter
dibutuhkan waktu 24,22 sec.

 Balon II :
Diketahui: Massa : 4,2 gram
Suhu : 307 K
Waktu : 29,03 sec
Massa jenis udara : 1,3 kg/m3
Fa2 = ρƒ . Vbƒ . g
= 1,3.0,66.10 = 8,58 N
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa balon ke-1 untuk mencapai ketinggian 5,5 meter
dibutuhkan waktu 29,03 sec.

 Perbandingan Massa maksimal penumpang


m = massa bahan (kg)
v = volume (m3)
 Balon I
m = udara- balon )V balon

= (1,3 – 0,03)0.25
= 0,32 kg
 Balon II
m= udara- balon )V balon

= (1,3 – 0,02)0.66
= 0,84 kg
Jadi, dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa semakin besar volume balon maka semakin
besar pula penumpang/muatan yang dapat diangkut.
a. Tabel perhitunganng Gaya angkat ke atas (Fa)

Jadi dari table diatas kita dapat menyimpulkan bahwa balon akan terbang ke atas jika
masa balon lebih kecil dari pada gaya angkat ke atas atau sering dituliskan Fa > w.

Variabel Massa jenis


Massa Suhu Waktu Gaya angkat ke atas
(gram) (Ko) udara (s) (N)
Percobaan (kg/m3)

Ke - 1 7,4 305 1,3 24,22 3,25

Ke – 2 4,2 307 1,3 29,03 8,58

b. Table menghitung berat maksimal penumpang

Jadi dari table diatas kita dapat menyimpulkan bahwa semakin besar volume maka balon
udara akan dapat mengangkut penumpang dengan jumlah yang banyak disbanding dengan
balon yang bervolume kecil.

Variabel
udara balon V balon Massa max
Percobaan

Ke – 1 1,3 0,03 0,25 0,32

Ke - 2 1,3 0,02 0,66 0,84

KESIMPULAN
Dalam pembuatan balon udara panas dibutuhkan teori-teori fisika yaitu Hukum
Archimedes, Hukum Newton III, dan Teori Kinetik Gas.
Pada balon udara secara garis besar mempunyai 3 bagian utama, yaitu envelope,
burner, dan basket (kabin penumpang).
Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh bahwa yang mempengaruhi balon
udara dapat naik adalah massa, volume, dan suhu.
Semakin tinggi suhu yang dipanaskan pada balon maka akan semakin rendah pula
tekanan udara yang ada pada balon udara dibanding dengan udara sekitar. Semakin besar
volume balon maka akan semakin lama pula waktu yang dibutuhkan untuk terbang.
Balon dapat naik dikarenakan Fa > w. Jika Fa < w maka balon tidak akan tetap pada
posisi diam, hal ini dikarenakan beban yang lebih besar sehingga gaya angkatnya sulit untuk
mengangkat balon udara agar dapat terbang. Balon udara dapat terbang karena terdapat gaya
aksi reaksi atau sering ditulis Faksi = Freaksi
C. Di Berbagai Fenomena
1. Masuknya telur ke dalam botol, dimana mulut botol lebih kecil daripada telur setelah
dimasukkan korek api yang menyala ke dalam botol.
Pembahasan:
Saat mulut botol ditutup dengan telur maka jumlah mol (n) gas oksigen (O2) di dalam botol
akan semakin berkurang (pembakaran memerlukan oksigen). Sesuai dengan persamaan gas
ideal yaitu pV = nRT, dimana jumlah mol gas (n) berbanding lurus dengan tekanan gas,
sehingga saat jumlah mol oksigen (O2) berkurang di dalam botol, maka tekanan (p) di dalam
botol juga berkurang. Hal tersebut menyebabkan tekanan di dalam botol lebih kecil
dibandingkan di luar botol (pdalam < pluar) sehingga seolah-olah telur terdorong ke dalam
botol.

2. Terserapnya air setelah lilin ditutup dengan gelas.


Pembahasan:
Ketika lilin yang menyala ditutup dengan gelas maka jumlah mol (n) gas oksigen (O2) di
dalam gelas akan semakin berkurang (pembakaran memerlukan oksigen). Sesuai dengan
persamaan gas ideal yaitu pV = nRT, dimana jumlah mol gas (n) berbanding lurus dengan
tekanan gas, sehingga saat jumlah mol oksigen (O2) berkurang di dalam botol, maka tekanan
(p) di dalam botol juga berkurang. Hal tersebut menyebabkan tekanan di dalam botol lebih
kecil dibandingkan di luar gelas (pdalam < pluar) sehingga terserap ke dalam gelas.

3. Bola pingpong (bola tenis meja) yang penyok akan kembali ke keadaan seperti semula atau
bagus setelah dipanaskan bersama air medidih.
Pembahasan:
Ketika bola pingpong dipanaskan bersama dengan air, maka suhu pada bola akan meningkat
sehingga volume pada bola semakin besar, namun tekanan pada peristiwa tersebut tetap. Hal
ini dengan hukum Charles yang menyatakan jika tekanan gas tetap, maka volume gas
sebanding denga suhu muthlaknya. Semakin lama permukaan bola pingpong yang
dipanaskan akan semakin rata karena volume di dalam gas bertambah sampai bola tersebut
kembali ke keadaan semula (bagus).

4. Gelembung-gelembung pada minuman bersoda yang dituangkan ke dalam gelas semakin


membesar saat bergerak ke atas.
Pembahasan:
Berdasarkan persamaan gas ideal pV = nRT sehingga V = , di mana volume berbanding lurus
dengan jumlah mol gas. Ketika minuman bersoda dituangkan ke dalam gelas, terdapat banyak
gelembung-gelembung naik pada minuman tersebut. Semakin ke atas gelembung-gelembung
tersebut semakin besar. Minuman bersoda mengandung gas karbondioksida (CO2) hasil dari
proses fermentasinya. Suhu pada gelembung gas tetap selama bergerak ke atas sehingga tidak
terdapat pengaruh perubahan suhu terhadap perubahan volume gelembung. Jumlah mol gas
CO2 meningkat selama gelembung naik. Tiap gelembung bertindak sebagai inti bagi molekul-
molekul CO2 lainnya, sehingga selama gelembung bergerak ke atas, gelembung tersebut
mengumpulkan karbondioksida dari sekitarnya dan bertumbuh menjadi lebih besar. Hal
tersebut menyebabkan volume gas CO2 semakin besar ketika bergerak ke atas.

5. Minuman soda berkaleng dalam keadaan baik (belum terbuka) akan muncrat setelah
beberapa saat dipanaskan di atas kompor.
Pembahasan:
Soda minuman keluar ketika minuman dipanaskan karena suhu dalam kaleng semakin
meningkat dan tekanan yang diberikan ke dinding kaleng juga terus meningkat. Hal ini sesuai
dengan hukum Gay Lussac, jika volume gas yang berada dalam bejana tertutup
dipertahankan konstan, maka tekanan (p) gas sebanding dengan suhu mutlaknya (T). Ketika
tekanan pada dinding kaleng semakin besar sehingga tutup kaleng akan terbuka karena tidak
dapat dapat menahannya lagi, soda dalam kaleng akan keluar.
D. Difusi
Difusi adalah proses berpindahnya molekul-molekul zat dari tempat yang
berkonsentrasi tinggi menuju tempat yang berkonsentrasi rendah. Yang dimaksudkan dengan
konsetrasi di sini adalah banyaknya molekul/mol zat per volume. Tempat yang berkonsentrasi
tinggi adalah tempat di mana terdapat banyak molekul zat per volume. Sebaliknya tempat
yang berkonsetrasi rendah adalah tempat di mana terdapat sedikit molekul atau bahkan tidak
ada molekul per volume.
Ketika dirimu membakar sampah, biasanya konsentrasi asap di sekitar tempat
pembakaran sampah cukup tinggi. Ketika seseorang merokok, tempat di sekitar ujung rokok
yang terbakar biasanya memiliki konsetrasi asap yang tinggi. Karena terdapat perbedaan
konsentrasi, maka molekul-molekul asap secara otomatis menyebar dari tempat yang
berkonsetrasi tinggi menuju tempat yang berkonsetrasi rendah. Molekul-molekul asap yang
pada mulanya berkumpul akhirnya tercerai berai ke segala arah.
Ketika dirimu menyemprot parfum ke tubuh, tempat di mana parfum tersebut
disemprot memiliki konsentrasi yang tinggi. karena terdapat perbedaan konsentrasi, maka
molekul-molekul parfum bergerak dari tempat yang berkonsetrasi tinggi menuju tempat yang
berkonsetrasi rendah.
Ketika dirimu memasukkan beberapa tetes tinta atau pewarna makanan ke dalam
gelas yang berisi air bening, bagian air yang pertama kali ditetesi tinta atau pewarna makanan
biasanya memiliki konsentrasi yang lebih tinggi. Karena terdapat perbedaan konsentrasi
maka molekul-molekul tinta atau molekul-molekul pewarna makanan menyebar ke seluruh
bagian air yang memiliki konsentrasi rendah. Proses difusi akan terhenti setelah konsentrasi
molekul tinta dalam semua bagian air sama.
Perlu diketahui bahwa proses difusi bisa dijelaskan menggunakan teori kinetic (Teori kinetic
mengatakan bahwa setiap zat terdiri dari molekul-molekul dan molekul-molekul tersebut
bergerak terus menerus secara acak).
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai