Anda di halaman 1dari 50

Pembangunan Struktur Atas Gedung Parkir RS.

Muhammadiyah Roemani

Dosen Pembimbing : Undayani Cita Sari, S.T., M.T.

Disusun dan Dipresentasikan Oleh :


ADRIAN SANTOSO
21010116130110
Tinjauan Umum Proyek
Struktur Organisasi
Latar Belakang Proyek Proyek

Maksud dan Tujuan Prosedur Pelaksanaan


Proyek

Pengendalian Mutu, Ba-


Lokasi Proyek han dan Pelaksanaan

Data-Data Proyek Kesimpulan dan Saran


Mengapa Gedung Parkir RS Muham-
madiyah Roemani dibangun?
Kendaraan
Dengan bertambahnya gedung, fasilitas
dan seringkali fasilitas tersebut penuh,
menimbulkan masalah baru yaitu
ketersediaan lahan parkir yang memadai

Gedung Rawat Inap


RS. Roemani Muhammadiyah semarang
memiliki banyak fasilitas kesehatan. Pada
tahun 2015 baru saja menambah gedung
baru untuk rawat inap dan klinik Pasien
RS. Roemani Muhammadiyah semarang
sering sekali penuh. Bahkan RS ini sam-
pai tidak menerima lagi pasien dari luar.
Maksud dan Tujuan Pembangunan Gedung Parkir RS. Roemani Muhammadiyah Semarang
Tujuan dan manfaat dari Pembangunan Struktur Atas Gedung Parkir Rumah Sakit Roemani antara lain:
1. Menambah kapasitas lahan parkir yang tersedia pada gedung RS. Roemani Muhammadiyah.
2. Memperlancar mobilitas kendaraan yang berada pada gedung RS. Roemani Muhammadiyah.
3. Menambah kenyamanan pengunjung RS. Roemani Muhammadiyah.
RS. Roemani Muhammadiyah Semarang
Jl. Wonodri Baru Raya No.22 Kecamatan Semarang Selatan,
Kota Semarang, Jawa Tengah memiliki lokasi yang sangat
LOKASI PROYEK strategis dari pusat kota Semarang. Dan juga tentunya tempat
dan akses ke lokasi Rumah Sakit sangat mudah untuk
dijangkau baik dari pusat kota Semarang maupun yang ada di
daerah Semarang Selatan.
DATA UMUM PROYEK
Pembangunan Gedung Parkir RS. Muhammadiyah Roemani
DATA ADMINISTRASI

Nama Proyek : Gedung Parkir Rumah Sakit Roemani


Pemilik Proyek : Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah
Lokasi Proyek : Jl. Wonodri No 22 Semarang
Konsultan MK : Perorangan, dipilih langsung oleh pihak owner
Konsultan Arsitek : PT. Mendisain Dadi Sempurna
Konsultan Struktur : PT. Mendisain Dadi Sempurna
Konsultan ME : PT. Mendisain Dadi Sempurna
Kontraktor Utama : PT. Eraguna Bumi Nusa
Sistem Kontrak : Lump Sum
Nilai Kontrak : ± Rp 25.000.000.000
Waktu Pelaksanaan : 330 Hari
Masa Pemeliharaan :180 Hari.
RUANG LINGKUP
KERJA PRAKTEK

PELAKSANAAN K3,
MANAJEMEN PENGENDALIAN
PELAKSANAAN MUTU DAN SUM-
DAN TENAGA BERDAYA, BIAYA
KERJA DAN WAKTU

PEKERJAAN PENGAWASAN
KOLOM, BALOK PERMASALAHAN
DAN PLAT LANTAI PROYEK DAN
PENYELESAIANNYA
UNSUR-UNSUR ORGANISASI PROYEK
PEMBANGUNAN GEDUNG PARKIR RS ROEMANI SEMARANG

RS MUHAMMADIYAH ROEMANI SEMARANG


Pemilik Proyek

PT. ERAGUNA BUMI NUSA PT MEDISAIN DADI SEMPURNA


Kontraktor Utama Konsultan Perencana
POLA HUBUNGAN ANTAR ORGANISASI
KONTRAKTOR UTAMA
PT ERAGUNA BUMI NUSA
Perencanaan Proyek
Mekanikal, Elektrikal
Struktur Bawah Struktur Atas Arsitektur dan Plumbing
Pekerjaan Core Pasangan Dinding dan
Pekerjaan Spun Pile
Wall Pelapis Dinding
Pekerjaan Plat Lan- Lantai dan Pelapis Lan-
Pekerjaan Pile Cap
tai tai

Pekerjaan IPAL Pekerjaan Kolom Pekerjaan Langit-Langit

Pekerjaan Balok Pekerjaan Atap

Pekerjaan Water Proof-


Pekerjaan Tangga
ing

Pekerjaan Dinding Pekerjaan Kaca

Pekerjaan Alumunium
Perencanaan Kolom
a) Kuat karakteristik beton rencana =
• K-300. (f’c= 25 Mpa).
• Pada kolom praktis K-175.
b) Tebal penutup beton minimum = 3,0 cm .
c) Mutu tulangan = 420 Mpa
d) Ukuran Tulangan =

• K-1 (600 x 800) dengan tulangan 18 D22 dan Sengkang D13-100/130

• K-2 (600 x 600) dengan tulangan 16 D22 dan Sengkang D10-100/150

• K-3 (500 x 500) dengan tulangan 12 D22 dan Sengkang D10-100/150

• K-4 (250 x 400) dengan tulangan 6 D19 dan Sengkang D10-100/150

• K-B ø60 dengan tulangan 10 D22 dan Sengkang D10-100/150 Gambar Perencanaan Kolom

• K-L (250x250x500) dengan tulangan 8 D19 dan Sengkang D10-

100/200.
Perencanaan Balok
a) Kuat karakteristik beton rencana = K-300. (f’c= 25 Mpa)
b) Tebal penutup beton minimum = 2,5 cm
c) Mutu tulangan = 420 Mpa
d) Ukuran Balok =
• Balok G-1 ( 400 x 800 )
• Balok G-2 ( 400 x 700 )
• Balok G-3 ( 400 x 600 )
• Balok G-4 ( 400 x 500 )
• Balok B-1 ( 300 x 600 )
• Balok B-2 ( 300 x 500 )
• Balok B-3 ( 250 x 400 )
• Balok B-4 ( 200 x 300 ) Gambar Perencanaan Balok
• Balok B-5 ( 150 x 300 )
• Balok B-6 ( 150 x 250 )
• Balok B-P ( 120 x 170 )
e) Ukuran Tulangan =D22, D19, D16, D13, D10, D8 dan D6
Perencanaan
Plat Lantai
a. Tebal pelat :
• 150 mm
• 120 mm
b. Tulangan Pokok :
• D10-200
• D10-150
c. Mutu Baja Tulangan: fy 420 Mpa
d. Mutu Beton : f’c 25 Mpa

Gambar Detail Potongan Plat Lantai


Alat Konstruksi

Beton
Bar Ready mix
Cutter Bar Bender Concrete Pump Truck Mixer

Concrete Vibrator Mesin Gerinda Scaffolding Jidar/ Rusukan


Alat Konstruksi

Mobile Crane
Las Listrik Waterpass Theodolit Las Oksidasi

Lighting Scaffolding Selang


Pipa Tremie Water Stop
Bahan Konstruksi

Beton Ready mix Baja Tulangan Kawat Bendrat Kawat Ayam Multiplek

Beton Decking Calbond Semen Floor Hardener Air Kerja


Pelaksanaan Pekerjaan Kolom
1. Persiapan

Pekerjaan pertama yang harus dilakukan adalah pekerjaan persiapan .Pekerjaan ini harus direncanakan agar
diperoleh hasil yang efisien. Kegiatan ini meliputi menyiapkan alat dan bahan

2. Marking As Kolom

1) Surveyor memasang digital theodolite di titik yang sudah ditentukan. Selanjutnya tripod digital theodolite
diatur agar tepat tegak lurus. Lalu atur digital theodolite pada keadaan horisontal.
2) Memeriksa posisi digital theodolite dengan menembak patok atau bangunan di luar bangunan yang
telah ditandai ketika membuat garis as existing.
3) Menggunakan acuan patok di luar bangunan sebagai acuan untuk membuat garis as pinjaman. Pantau
kelurusan penandaan titik untuk garis as pinjaman dengan digital theodolite. Dengan menggunakan 2
titik segaris digunakan sipatan untuk marking garis.
4) Memutar digital theodolite sebesar 90° sehingga menghasilkan garis as pinjaman yang tegak lurus garis
pinjaman pertama. Tembak lalu marking seperti langkah c.
Pelaksanaan Pekerjaan Kolom
2. Marking As Kolom

5) Memindahkan digital theodolite ke titik selanjutnya untuk marking garis as pinjaman yang selanjutnya.
Setelah dipindahkan lalu gunakan cara yang sama seperti langkah a. dengan titik as yang berada di garis
pinjaman dan titik yang diukur menggunakan meteran roll. Lalu gunakan langkah d, tembak dan marking.
6) Menggunakan garis as pinjaman sebagai acuan untuk menentukan as kolom dan as kolom pinjaman.
Pengukuran garis ini menggunakan meteran 5 meter. Lalu marking menggunakan sipatan dan selesai.

Gambar Pemeriksaan Theodolit Gambar Hasil Marking As Kolom


Pelaksanaan Pekerjaan Kolom
3. Penulangan Kolom

1) Pembuatan Tulangan Kolom


• Menyiapkan baja tulangan untuk merakit kolom sesuai ketentuan dalam shop drawing.
• Memotong tulangan dengan bar cutter sesuai dengan ukuran sengkang.
• Membengkokkan tulangan sengkang dengan bar bender untuk membentuk sengkang kolom.
• Perangkaian tulangan utama dengan tulangan sengkang kolom sesuai dengan shop drawing den-
gan kawat bendrat.
• Setelah tulangan selesai dirangkai, tulangan disimpan pada area fabrikasi yang berlokasi di be-
lakang site/proyek sebelum digunakan.
2) Pemasangan Tulangan Kolom
• Mengangkat secara manual tulangan dari bawah menuju tempat yang akan dipasang.
• Memasukkan tulangan tersebut kedalam tulangan sambungan lewatan (overlapping) kolom yang
telah tercor terlebih dahulu oleh elemen pelat lantai, setelah proses pemasukan selesai, kedua tulangan
diikat dengan kawat bendrat.
Pelaksanaan Pekerjaan Kolom
3. Penulangan Kolom

3) Pengecekan Tulangan Kolom


Sebelum pemasangan bekisting, tulangan kolom diperiksa
(checklist) oleh bagian quality control dan juga konsultan
pengawas. Bagian yang diperiksa adalah jumlah dan
diameter tulangan utama, diameter dan jarak tulangan
geser, serta pengikatan dengan kawat bendrat harus kuat

Gambar Pengecekan Tulangan Kolom Gambar Pemasangan Tulangan Kolom


Pelaksanaan Pekerjaan Kolom
4. Pemasangan Sepatu Kolom

Pemasangan sepatu kolom setelah tulangan kolom dipasang,


maka kemudian dipasang sepatu kolom. Pemasangan sepatu
kolom ini diletakkan pada garis marking yang telah dibuat ter-
lebih dahulu oleh tim surveyor sebagai penanda dari dimensi
kolom
Gambar Sepatu Kolom
tersebut. Pengecekan kelurusan pemasangan sepatu kolom
disesuaikan dengan
5.Pemasangan Betonmarking
Deckingpada sisi luar kolom.

Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, selan-


jutnya dilakukan pemasangan beton decking(tahu beton). Pada
proyek ini selimut beton yang ditetapkan yaitu 3,5 cm maka dari
itu beton decking yang dipakai setebal 3,5 cm dengan
diameter 10cm.
Gambar Beton Decking
Pelaksanaan Pekerjaan Kolom
6. Pemasangan Bekisting Kolom

Pemasangan bekisting dilakukan setelah pekerjaan pelat lantai


selesai. Langkah pekerjaan pemasangan bekisting adalah
sebagai berikut:
1. Memasang panel dinding pada kolom di satu sisi terlebih
dahulu lalu menguncinya.
2. Memasang keempat bagian bekisting disekitar kolom
sesuai marking yang telah ditentukan.
3. Memasang flat tie dan juga tie rod lalu mengencangkannya
agar bekisting sesuai dengan ukuran kolom.
4. Mengatur ketegakan bekisting (verticality) dengan
menggunakan unting- unting. Gambar Bekisting Kolom
Pelaksanaan Pekerjaan Kolom
7. Atur Kelurusan Kolom
Sebelum pengecoran kolom dilaksanakan, maka tim surveyor melakukan cek vertikalisasi pada kolom yang
sudah dipasang bekisting. Sehingga tidak terdapat kolom yang miring. Cara pengecekan dilakukan dengan
unting-unting.
8. Pengecoran Kolom

Pengecoran kolom dilakukan apabila pekerjaan bekisting telah selesai dipasang


dan mendapat persetujuan dari quality control. Urutan pengecoran kolom
adalah sebagai berikut :
1) Mendatangkan concrete pump guna memompa adukan beton menuju
tempat pengecoran.
2) Menyiapkan penyangga untuk pipa tremie.
3) Mendatangkan Beton redy mix dari batching plat menggunakan truk
concrete mixer
Gambar Pengecekan
4) Mengecek nilai slump beton yang sesuai dengan persyaratan (12±2 cm) Nilai Slump
dan mengambil sampel silinder yang akan diuji kuat tekannya di laboratorium
Pelaksanaan Pekerjaan Kolom
8. Pengecoran Kolom

5) Memompa Campuran beton dengan concrete


pump ke tempat pengecoran.
6) Melakukan pengecoran secara menerus tanpa
berhenti. Bersamaan dengan pengecoran juga
dilakukan pemadatan dengan concrete vibra-
tor dengan meletakkan alat ke bekisting kolom
lalu menggetarkannya pada setiap sisi dari
kolom supaya tidak terdapat gelembung
udara pada hasil cor. Penggetaran beton
harus dilakukan dengan baik agar meng-
hasilkan mutu beton yang sesuai dengan
Gambar Pengecoran Kolom
yang diinginkan
Pelaksanaan Pekerjaan Kolom
9. Pembongkaran Bekisting

Pembongkaran bekisting dilakukan setelah beton mengeras. Proses pembongkaran beskisting kolom pada
proyek ini dilakukan minimal 24 jam setelah pengecoran.

10. Perawatan Kolom

Pada saat setelah pembongkaran bekisting, harus diadakan perawatan beton (curing). Perawatan beton
dilakukan untuk menghindari kehilangan banyak air pada proses awal pengerasan beton yang akan
mempengaruhi proses pengikatan awal beton. Berikut ini adalah tahapan pelaksanaan curing kolom:
1) Siapkan bahan dan alat untuk curing compound (contoh : sika antisol)
2) Setelah bekisting dibongkar, kolom dibasahi air secara merata terlebih dahulu. Kemudian dilakukan
penyemprotan curing compound pada area kolom yang dicor. Penyemprotan dilakukan memakai
jet spraying. Penyemprotan cukup dilakukan 1 kali (2 lapisan)
3) Curing selesai
Pelaksanaan Pekerjaan Balok dan Pelat Lantai
1. Persiapan

Pekerjaan pertama yang harus dilakukan adalah pekerjaan persiapan .Pekerjaan ini harus direncanakan agar
diperoleh hasil yang efisien. Kegiatan ini meliputi menyiapkan alat dan bahan

2. Marking As Balok dan Pelat Lantai

1) Pemberian marking setinggi 1 m dari dasar kolom dan diberi kode pada kolom tersebut.
2) Kemudian dengan menggunakan autolevel, kolom yang lain juga diberi kode elevasi 1 m dari dasar
kolom
3) Dari kode tersebut, diukur sesuai tinggi yang diinginkan sebagai elevasi dasar bekisting balok
menggunakan meteran.
4) Kemudian dari dasar bekisting balok tersebut diukur setinggi ketinggian balok sebagai elevasi dasar
bekisting pelat lantai.
Pelaksanaan Pekerjaan Balok dan Pelat Lantai
3. Pemasangan Bekisting

Pekerjaan ini dilakukan dengan cara memasang bekisting balok di atas balok UZR yang sudah disesuaikan
dengan elevasi rencana. Lalu, bekisting pelat lantai dipasang di atas balok kayu yang dipasang di atas u-head
sesuai dengan elevasi yang direncanakan.

4. Cek Elevasi

Cek elevasi dilakukan oleh tim surveyor, pengecekan dilakukan pada plat dan juga balok, sehingga pemasan-
gan bekisting sesuai dengan perencanaan dan tidak ditemukan permukaan yang tidak rata akibat perbedaan
elevasi antar panel.

5. Penulangan Balok dan Pelat Lantai

1) Penulangan Balok
Pekerjaan perakitan tulangan balok dilakukan langsung pada lokasi. Tahapan penulangan balok adalah
sebagai berikut:
• Beton decking ukuran ± 4 cm diletakkan di atas bekisting alas balok.
Pelaksanaan Pekerjaan Balok dan Pelat Lantai
5. Penulangan Balok dan Pelat Lantai

1) Penulangan Balok
Tahapan penulangan balok adalah sebagai berikut:
• Ujung tulangan bagian tumpuan atas dan bawah balok dimasukkan
ke dalam tulangan kolom dengan panjang kait minimal 12 kali di-
ameter tulangan.
• Apabila terdapat sambungan pada penulangan dilakukan overlap-
ing sepanjang 40D.
• Tulangan atas dan bawah balok diikat sementara menggunakan
kawat bendrat sehingga tulangan bawah menggantung agar pe-
masangan tulangan sengkang dapat mudah dilakukan.
• Tulangan sengkang dipasang dan diatur jaraknya.
Gambar Penulangan Balok
• Ikatan sementara pada langkah 4 diputus, kemudian tulangan sen-
gkang dan tulangan balok diikat menggunakan kawat
Pelaksanaan Pekerjaan Balok dan Pelat Lantai
5. Penulangan Balok dan Pelat Lantai

2) Penulangan Pelat Lantai


• Tulangan pelat di lakukan dengan dua layers, dimulai dengan lay-
ers bawah arah x dan arah y, posisinya berada di bawah tulangan
atas balok ( antara tulangan atas dan bawah balok). Kemudian un-
tuk layers
• kedua dengan posisi di letakan ditas tulangan balok.
• Pemasangan tulangan layers pertama dimulai dengan tulangan
bentang terpendek, kemudian tulangan bentang yang panjang di-
pasang dengan cara menyilang dan di ikat dengan kawat bendrat
dengan jarak sesuai dengan rencana.
Gambar Penulangan Pelat Lantai
Pelaksanaan Pekerjaan Balok dan Pelat Lantai
5. Penulangan Balok dan Pelat Lantai

2) Penulangan Pelat Lantai


• Setelah tulangan layers pertama terpasang, kemudian dilakukan
pengikatan beton decking diantara tulangan dan papan multipleks
dengan jarak 1 m atau sesuai dengan kebutuhan dijadikan sebagai
selimut beton.
• Kemudian pemasangan cakar ayam yang telah di bentuk terlebih
dahulu dengan menggunakan bar bender. Cakar ayam berfungsi
memisahkan tulangan layers atas dan layers bawah.
• Kemudian dilakukan pemasangan tulangan layers kedua dan di
ikat dengan kawat bendrat.

Gambar Hasil Penulangan Pelat Lantai


Pelaksanaan Pekerjaan Balok dan Pelat Lantai
6. Checking Penulangan

Setelah pemasangan tulangan pada balok dan plat, maka tim kontraktor dan MK melakukan pengecekan
apakah tulangan sudah dipasang sesuai perencanaan dan sudah dipasang dengan benar, sehingga di dap-
atkan hasil sesuai perencanaan yang sudah direncanakan dari awal. Penjelasan yang lebih detail dapat dilihat
pada penjelasan pengecoran.
7. Pengecoran Balok dan Pelat Lantai

Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan hal-hal seperti :


1) Pemeriksaan dan Pengaturan Bottom Level Bekisting
2) Pemeriksaan Penulangan Balok dan Pelat
3) Pemeriksaan jumlah dan ukuran tulangan utama.
4) Pemeriksaan jumlah, jarak, dan posisi sengkang.
5) Pemeriksaan penyambungan tulangan.
6) Pemeriksaan kekuatan bendrat.
7) Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya
Pelaksanaan Pekerjaan Balok dan Pelat Lantai
7. Pengecoran Balok dan Pelat Lantai

Urutan pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai adalah sebagai berikut:
1) Sebelum dilakukan pengecoran, lantai bekisting pelat dan balok yang akan dicor dibersihkan dari kotoran
dan loose material.
2) Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai menggunakan concrete pump yang memompa be-
ton ready mix dari mixer truck menuju area yang dituju.
3) Sebelum dicor antara beton baru dan beton lama diberi calbon (lem beton) terlebih dahulu agar pengeco-
ran dapat lebih lengket.
4) Pengecoran dipadatkan dengan vibrator dengan maksud agar beton benar- benar menyebar, tidak
mengumpul di satu lokasi.
5) Setelah itu adukan diratakan dengan jidar ( kayu perata ) sesuai dengan tinggi peil yang sudah diten-
tukan. Tinggi peil dicek dengan waterpass yang ditembakkan ke titik sembarang dalam pelat lalu diukur
ketinggiannya. Semua titik harus memiliki ketinggian yang sama. Bila terjadi perbedaan yang besar, maka
terjadi ketidakrataan pelat lantai.
Pelaksanaan Pekerjaan Balok dan Pelat Lantai
8. Perawatan Balok dan Pelat Lantai

Pelat beton yang sudah mengeras ditutup / dilapisi dengan air. Hal ini dimaksudkan agar air pada beton tidak
langsung menguap karena terkena panas dari matahari yang dapat menyebabkan permukaan pelat retak – re-
tak.

9. Pembongkaran Bekisting Balok dan Pelat Lantai

Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati. Bekisting pelat dan balok harus dapat memikul berat sendiri
dan beban-beban pelaksanaannya. Pada kondisi normal pembongkaran bekisting pelat dan balok adalah saat
umur 7 hari dengan harapan sudah tercapainya mutu beton sesuai rencana. Namun terdapat pertimbangan
lain dengan melihat laporan hasil uji tekan dari laboratorium. Bekisting pelat dan balok dapat dilepas apabila
kekuatan beton sudah mencapai 80%, tetapi tetap dilakukan support shoring sampai cukup umur.
Pengendalian Proyek

Pengendalian Mutu

Pengendalian Waktu

Pengendalian Biaya

Pengendalian Kesehatan dan Ke-


selamatan Kerja (K3)
Pengendalian Mutu
Mutu Pekerjaan

Pengendalian terhadap kualitas fisik,

Pengendalian terhadap Dimensi,

Pengendalian terhadap Metode Pekerjaan yang


digunakan

Pada proyek dilakukan checklist oleh tim Quality Control dan


Konsultan MK yaitu pengawasan terhadap perakitan bekisting
serta balok, pelat, kolom sebelum dilakukan pengecoran. Tim
Quality Control dan Konsultan MK memeriksa apakah perakitan
telah sesuai dengan gambar pada shop drawing atau tidak.
Beton Ready Mix
Uji Slump
Mengetahui workability dari beton
segar, dengan cara memeriksa
tinggi slump-nya. Pengujian slump
pada proyek Gedung Parkir RS.
Roemani setiap kedatangan 35 m³
beton atau setiap kelipatan ke-
Hasil Uji Kuat Tekan datangan 5 truck mixer.

Uji Kuat Tekan


Mengetahui kuat tekan beton
karakteristik dari beton. Untuk se-
tiap pengambilan sampel dari truck
mixer, diambil sebanyak 3 sampel
silinder beton dan 1 cadangan,
Test ini dilakukan di Lab Bahan
UNDIP. Dan Juga pengujian Ham-
mer test yang dilakukan langsung
Hammer Test Uji Slump dilapangan.
Besi Tulangan
Uji Visual
untuk melihat diameter tulangan yang di-
pakai. Pengukuran diameter tulangan ini
dilakukan dengan alat jangka sorong
dengan toleransi ±0,5 mm. Selain itu
pemeriksaan visual ini meliputi penga-
matan untuk warna tulangan karena jika
ada perubahan akibat korosi, maka akan
menurunkan mutu dari besi tulangan itu
Uji Visual Uji Tarik besi sendiri.

Uji Laboratorium

Pengujian laboratorium dilakukan untuk


uji tarik dan uji tekuk besi tulangan. Pen-
gujian untuk mendapatkan data regan-
gan, tegangan leleh, maupun tegangan
putus dari besi. Pengujian dilakukan di
laboratorium UNS dan UNDIP

Hasil Uji Laboratorium


Pengendalian Waktu
Pengendalian Biaya

Dibandingkan
Rencana Anggaran Biaya
(RAB)

Biaya yang telah dikeluarkan


Rencana Anggaran Pelaksanaan
(RAP)

Progres dilapangan Progres direncanakan


Pengendalian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Penjelasan tentang keadaan/kondisi lapangan dan
Safety Induction pekerjaan yang akan dilakukan, tata tertib dan
peraturan K3 yang berlaku di proyek yang harus dipatuhi
dan dilaksanakan oleh semua pekerja yang berada di
area proyek

Penanganan Terhadap Kecelakaan

Pengendalian Penanganan pada proyek ini adalah dengan melalui RS. Roemani.
K3

Penyediaan Alat
dan Fasilitas

Pemasangan Fasilitas
Rambu-Rambu Alat Pelindung Diri Keamanan
Pengendalian Alat Berat
Pengecekan alat secara rutin, pemantauan alat yang terus di-
lakukan dan kalibrasi secara berkala

Pengecekan kondisi alat sebelum digunakan

Menjaga kebersihan alat


Permasalahan dan Solusi
Beton Keropos Saat pengecoran, penggunakan concrete
Pada Tahap Pelaksanaan vibrator harus lebih diperhatikan
sehingga beton menjadi padat secara
Adanya beton keropos terjadi pada merata serta tidak terjadi segregasi
proyek pembangunan gedung Parkir Rs melakukan treatment dengan cara
grouting bagian beton yang mengalami
Roemani. Terjadinya beton yang keropos Solusi
keropos.
setelah pelaksanaan pengecoran
tersebut dikarenakan tidak maksimalnya
dalam pemakaian alat concrete vibrator
saat pengecoran dilaksanakan. Bekist-
ing yang sudah tidak layak untuk dipakai
akibat pemakaian berulang lebih dari Masalah
tujuh kali
Permasalahan dan Solusi
membuat side plane alat berat yang
Pada Tahap Pelaksanaan
Masalah Lalu Lintas tepat dan berkoordinasi terhadap
RT/RW setempat dan Owner Proyek,
pada proyek pembangunan Gedung Solusi sehingga jika ada kesulitan akses
Parkir Rs.Roemani truk dan alat tidak merugikan Kontraktor.
berat yang di gunakan mengalami
kesulitan akses untuk keluar masuk
ke area proyek karena area yang
bersebelahan dengan Rumah sakit Masalah
dan area perkampungan warga
mengakibatkan pekerjaan tertunda
Permasalahan dan Solusi

Non Teknis
Melakukan safety induction kepada
Permasalahan K3L
pekerja baru yang akan bekerja di

Kendala pada faktor Keselamatan dan Solusi lapangan dan diadakannya safety

Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) talk setiap hari sebagai pencegahan

disebabkan oleh kurangnya kesadaran


pada sebagian pekerja di lapangan
untuk menggunakan Alat Pelindung Diri.
Sebagian besar pekerja sudah menge-
Masalah
nakan Alat Perlindungan Diri (APD),
tetapi masih ada beberapa pekerja
yang tidak mengenakan
Kesimpulan
Cukup baik. Walaupun sering terjadinya perubahan gambar
karena sifat proyek yang design and build, tetapi hal itu
tidak menjadi penghambat kontraktor dalam menyelesaikan
pekerjaan.

Koordinasi dan job description yang jelas menjadi salah satu


Manajemen Proyek faktor yang membuat proyek ini berjalan dengan baik.

Rapat mingguan dan bulanan antara owner, konsultan, dan


kontraktor menjadikan permasalahan – permasalahan yang
terjadi pada proyek ini dapat segera terselesaikan.

Menggunakan metode konvensional


Pelaksanaan Pekerjaan
Kolom Balok dan Pelat
Setiap pekerjaan dicek oleh QS (Quality Surveyor) agar
Lantai pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah disepakati.
Kesimpulan Pengendalian mutu material, dilaksanakan dengan pengujian secara
visual serta pengujian di laboratorium.

Mutu
Pengendalian mutu alat berjalan dengan baik.Pengecekan harian dan
kalibrasi alat sehingga apabila alat terjadi kerusakan dapat dilakukan
maintenance.
Pengendalian

Waktu
Dilaksanakan dengan cukup baik. Pembuatan kurva S dan master
Mutu,Biaya, schedule yang menunjukkan pencapaian dan jadwal pekerjaan antara
Waktu dan K3L rencana dan realisasi.

Dilakukan oleh pihak kontraktor dengan membuat laporan harian dan mingguan mengenai
Biaya

keuangan.
Bagian komersial akan memeriksa apakah biaya pengeluaran proyek untuk bulan tersebut
sesuai dengan detail, volume, dan harga satuan yang tertera pada RAB.
Pengendalian K3L berjalan dengan cukup baik.

Adanya safety officer pada setiap pelaksanaan pekerjaan dapat mengurangi bahaya-bahaya
K3L

yang mungkin timbul.


Safety induction selalu dilakukan kepada pekerja baru dan visitor proyek.
Alat Pelindung Diri (APD) banyak tersedia di site office.
Kesimpulan Pada proyek pembangunan gedung parkir RS. Roemani Muhammadiyah
Semarang terdapat permasalahan seperti :

Beton Keropos
Diatasi dengan melakukan grouting bagian beton yang keropos

Lalu Lintas ( Keluar-Masuk alat berat)


Diatasi dengan membuat side plane dan berkordinasi dengan
pihak RT maupun RW.

Permasalahan dan Solusi


Permasalahan K3L
Diatasi dengan melakukan safety induction kepada para pekerja
baru dan safety talk yang diadakan setiap hari.
Saran
Beberapa saran yang dapat bermanfaat bagi pihak yang terkait adalah sebagai berikut:
• Koordinasi antar pihak harus lebih dikuatkan, khususnya antara unsur – unsur proyek yang terlibat agar meningkatkan
kinerja masing – masing personilnya.
• Pemberitahuan struktur organisasi proyek agar setiap personil proyek mengetahui job description masing – masing, juga
agar hubungan koordinasi dari masing – masing personil proyek dapat diketahui dengan jelas dan pasti.
• Pemberitahuan master schedule kepada seluruh unsur – unsur proyek yang terlibat sehingga dapat dijadikan acuan setiap
harinya dan dapat meminimalisir resiko keterlambatan pekerjaan proyek.
• Adanya permasalahan dalam pelaksanaan seperti beton keropos haruslah ditangani dengan lebih meningkatkan
penggunaan alat dan lebih berhati – hati serta cermat dan teliti dalam pelaksanaan pengecoran. Hal ini dapat meminimalisir
permasalahan saat pelaksanaan.
• Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang sangat penting untuk menghindari hal – hal yang tidak diinginkan
seperti terjadinya kecelakaan kerja di lokasi proyek. Oleh karena itu, diperlukan kontrol dan evaluasi K3 secara berkala dan
berkelanjutan hingga proyek selesai dikerjakan.
• Pekerja yang memasuki area konstruksi harus diwajibkan memakai APD lengkap untuk menghindari kecelakaan kerja saat
melaksanakan pekerjaannya
Thank You

Anda mungkin juga menyukai