Anda di halaman 1dari 55

KETINDAN 13-08-2020

mempertahankan swasembada
beras tetapi mampu menurunkan
emisi gas rumah kaca, diperlukan
beberapa rekomendasi seperti :
1.manajemen air selektif,
2.menggunakan varitas rendah
emisi namun produktivitas tetap
tinggi,
3.paket teknologi budidaya ramah
lingkungan, mudah diterapkan
petani dan diterima konsumen.
STRATEGI PENURUNAN EMISI METANA

dari lahan sawah dilakukan melalui pengelolaan lahan


dengan mengintegrasikan beberapa komponen
teknologi,
1.meliputi penggunaan varietas unggul rendah emisi,
2.pemberian pupuk organik matang (pupuk kandang dan
kompos),
3.pemupukan nitrogen yang mengandung sulfur (ZA) atau
pupuk lambat urai,
4.sistem irigasi berselang/terputus, dan
5.sistem tanpa olah tanah atau olah tanah konservasi.
6.Varietas padi dengan emisi metana rendah adalah
Ciherang, Cisantana, Tukad Balian, Memberamo, Inpari
1,Dodokan, Way Apoburu, dan IR64,
sedangkan varietas dengan emisi metana tinggi antara
lain Cisadane, IR72, dan Ciliwung.
Optimalisasi Pengelolaan Air Budidaya padi sawah
merupakan sumber utama metana hingga 15% (25-
170 juta ton per tahun). Metana secara alamiah
terbentuk dari degradasi bahan organik melalui reaksi
biokimia yang kompleks oleh bakteri penghasil metana
(methanogen), bakteri ini hanya hidup dalam kondisi
anaerob (tergenang air). Apabila lahan tidak
tergenang air (aerob), maka bakteri penghasil metana
tidak dapat hidup dan diganti oleh bakteri yang dapat
mengonsumsi metana (methanotroph). Dengan
demikian pengaturan penggunaan air menjadi hal
yang penting untuk mengurangi emisi gas rumah
kaca. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Makarim
menunjukkan bahwa budidaya padi pada lahan kering
lebih mampu menurunkan emisi gas rumah kaca 37-
86% dibandingkan dengan lahan sawah irigasi (Tabel
8). Optimalisasi pengelolaan air yang
UPAYA MENGURANGI GRK MELALUI:
(1) penerapan sistem pengairan berselang
(2) penerapan sistem pengairan macak-macak.
Sistem pengairan berselang dapat menekan emisi gas metana bila
dibandingkan dengan perlakuan pengairan tergenang (Naharia,2004).
Adanya pengeringan pada sistem pengairan berselang mampu
menghambat turunnya potensial redoks tanah, sehingga tidak terjadi
kondisi optimal bagi perkembangan bakteri pembentuk metan (Wang
et al., 1992).
Penyebab lain rendahnya emisi gas metana pada perlakuan pengairan
berselang adalah dengan dua kali pengeringan pada setiap musim
tanam mengakibatkan kondisi lahan sawah berada pada keadaan
aerob. Dengan demikian suplai oksigen berlangsung secara optimal.
Sistem pengairan macak-macak merupakan sistem pengairan yang
mengemisikan gas metana paling sedikit bila dibandingkan dengan
pengairan tergenang dan pengairan berselang. Hal ini disebabkan
oleh potensial redoks yang optimal bagi perkembangan bakteri
metanogen tidak terbentuk pada kondisi tanah macak-macak, sebab
pada kondisi seperti ini difusi oksigen masih berlangsung karena
tipisnya permukaan air sehingga penurunan potensial redoks tanah
terhambat.
TANAH

1. Tanah yang baik adalah tanah sawah


yang kandungan fraksi pasir, debu dan
lempung dalam perbandingan tertentu
dengan diperlukan air dalam jumlah
yang cukup.

1. Padi dapat tumbuh dengan baik pada


tanah yang ketebalan lapisan atasnya
antara 18-22 cm dengan PH antara 4-7.
25% udara
45% padatan

25% air
5
% BHN ORGANIK

Perbandingan padatan, air,


dan udara tanah petanian
Penggenangan menyebabkan kerusakan
jaringan perakaran akibat terbatasnya
pasokan oksigen.

Semakin tinggi air, semakin kecil oksigen


terlarut. Dampaknya akar padi tak
mampu mengikat oksigen sehingga
jaringan perakaran rusak.
Latar Belakang
Air tidak hanya menentukan produktivitas tanaman, tetapi juga
mempengaruhi intensitas pertanaman (IP) dan luas tanam
potensial
Potensi penurunan hasil merupakan akibat tidak tercukupinya
kebutuhan air tanaman selama masa pertumbuhannya (Sosiawan
2007)
 secara parsial air menyumbang 16 % dari laju kenaikan produksi
padi nasional
Secara integrasi dengan varietas dan pupuk menjadi 75 % terhadap
produksi nasional

(Bank Dunia 1987 dalam Abdulrachman et.al 2000 dalam Setiobudi


dan Kartaatmadja, 2002)
Keterbatasan air merupakan ancaman
pada tanaman padi :

• Perlu pemilihan jenis varietas


• Pengelolaan air yang benar
Penggenangan menyebabkan kerusakan
jaringan perakaran akibat terbatasnya
pasokan oksigen.

Semakin tinggi air, semakin kecil oksigen


terlarut. Dampaknya akar padi tak
mampu mengikat oksigen sehingga
jaringan perakaran rusak.
PENGGENANGAN TERUS MENERUS.
Penggenangan dalam 15 cm dalam waktu
lama mengakibatkan kemasaman tanah
meningkat
Ketersediaan unsur hara Mikro berkurang
Infeksi penyakit hama dan penyakit dapat
meningkat
Rusaknya sistem perakaran tanaman
sehingga kapasitas penyerapan unsur hara
berkurang
Batang lemas tanaman mudah roboh
Terjadi peningkatan rembesan air
Uap air (H2O) dan Karbondioksida (CO2) masuk
melalui stomata/mulut daun
Karbondioksida Air

CO2

Stomata pada tanaman padi


Energi sinar matahari mengenai klorofil
Oksigen

Klorofil
Reaksi
kompleks O2
CO2

Glukosa

Sel Tanaman Padi


= energi
Glukosa

Pembelahan sel
Tanaman Tumbuh
WAKTU PEMUPUKAN DAN JENIS MOL YANG DIGUNAKAN
Pemberi Jenis Mol Fungsi Waktu Aplikasi (HST) Dosis
an
I Daun gamal Penyubur daun dan Disemprot pada hari 10 14 l/ha
pencegah serangan hst
cendawan
II Bonggol pisang - Dekomposer Disemprot pada hari ke- 20 l/ha
- Penyubur tanaman 10, 20, 30 dan 40 dst.
III Urine sapi Menambah nutrisi Umur 30 hst 30 l/ha
tanaman
IV Rebung bambu Untuk pertumbuhan Umur 40 hst 30 l/ha
tanaman
V Daun gamal Penyubur daun dan Umur 50 hst 30 l/ha
pencegah serangan
cendawan
VI Buah-buahan Pembentukan malai Umur 60 hst (saat malai 30 l/ha
dan sayuran padi agar berisi mulai terbentuk)
VII Keong Menambah nutrisi Umur 70 hst (saat 30 l/ha
mas/terasi pengisian bulir padi)
VIII Mimba dan Mencegah penyakit Tergantung serangan 30 l/ha
surawung
Hasil penelitian
Iwan Juliardi dan Ade Ruskandar, 2006

kebutuhan air untuk


padi sawah cukup
0,74 - 1,2 liter/det/ha
atau 6,39 - 10,37
mm/hari/ha.
Kebutuhan Hara tanaman

C, H, O
N, P, K  makro primer
S, Mg, Ca  makro sekunder
Fe, Mn, Cu, Cl
Na,Si, Zn, Mo,  unsur mikro
B, Co

19 hara esensial bagi tanaman


Aspek Kenaikan Metode Metode
Budidaya Hasil (%) SRI Konvensio
nal
Penggunaa 300 – 400 5 kg 20 – 30 kg
n benih
Penggunaa 250 2.000.000 5.500.000
n air l/periode l/periode
Waktu 300 – 400 5 – 12 hari 25 – 30 hari
pembibitan
Pemakaian 300 – 400 0 3 – 4 botol
Perbandingan antara Metode
pupuk
Tradisional dengan Metode
kimia
SRIpanen 300 – 400
Hasil 8 – 12 3–4
ton/ha ton/ha
TEHNIK PENGGUNAAN AIR DENGAN
SISTEM BASAH KERING

1. IRIGASI BERSELANG (INTERMITTENT)


2. PENGAIRAN TERGENANG (KONTINYU)

Tergenang

Intermitten
INTERMITTEN
(CARA PEMBERIAN AIR SECARA TERPUTUS-PUTUS)

1. PEMBERIAN AIR SECARA MACAK-MACAK


Tujuannya :
*) Mengurangi laju serapan air kedalam tanah,
*) Mengurangi rembesan
*) Mengurangi tekanan akibat perbedaan tinggi air
sehingga kebutuhan air irigasi dapat dikurangi

2. METODE GILIR GILING


Merancang sistem pergiliran air pada suatu wilayah tersier
bila kondisi debit air di saluran sekunder berada di bawah
normal
3. PENGAIRAN BERSELANG
Adalah cara pemberian air pada sawah
digenangi dan dikeringkan secara berselang.
Pengairan berselang tergantung jenis tanah
dan pola pengairan.
Pemberian airnya adalah sebagai berikut :
◦ Tanam Bibit air macak-macak
◦ Secara berangsur tanah diairi 2-5 cm s.d 10 hari
◦ Biarkan sawah mengering 5 - 6 hari
◦ Setelah terlihat permukaan tanah retak, airi
kembali 5 cm
◦ Keringkan tanpa diari 5 - 6 hari , lalu airi kembali 5
cm
◦ Ulangi hal di atas hingga Fase Stadia Pembungaan
◦ Fase keluar bunga s.d 10 hari sebelum panen airi
setinggi 5 cm, kemudian keringkan
INTERMITTEN
(Alternasi Basah Kering – Pengairan Berselang)

 Sistem pengairan alternasi basah kering tidak mempengaruhi


pertumbuhan maupun hasil padi dengan peningkatan efisiensi hingga
sekitar 20 %.

 Salah satu metode pengairan berselang yang dapat diukur secara praktis
adalah pengairan basah-kering/Alternate Wetting and Drying (AWD,
pengaturan air di lahan pada kondisi tergenang dan kering secara
bergantian)

 AWD dipraktekkan mulai tanam sampai satu minggu sebelum tanaman


berbunga. Sawah baru diairi apabila kedalaman muka air tanah mencapai
+ 15 cm, diukur dari permukaan tanah. Hal ini dapat diketahui dengan
bantuan alat sederhana dari paralon belubang yang dibenamkan ke
dalam tanah.
KEUNGGULAN INTERMITTEN
 Penghematan konsumsi air
 Tanaman lebih tahan rebah
 Memberi kesempatan akar untuk mendapatkan udara sehingga dapat
berkembang lebih dalam
 Mencegah penimbunan H2S dan asam organik yang dapat menghambat
perkembangan akar
 Mengaktifkan jasad renik mikroba karena temperatur tanah meningkat
 Pengairan berselang atau intermitten efektif mengurangi emisi gas metan berkisar
17 - 66% daripada pengairan terus menerus karena metoda ini dapat memutus
daur hidup bakteri methanogen (Baskoro, 2011)
 Menghambat perkembangan hama (penggerek batang, wereng coklat, keong
mas), dan penyakit (busuk batang dan busuk pelepah daun)
 Dapat menekan keracunan tanaman akibat akumulasi besi (Fe) dalam tanah
Hal – Hal
yang perlu diperhatikan :
Jenis tanah dan sifat drainase
Pola pengairan di wilayah setempat
Pengendalian gulma
Cara Peletakan/Pemasangan

1. Tekan Paralon secara 2. Gunakan Balok/papan serta


Palu untuk memudahkan
vertical ke bawah
Cara Peletakan/Pemasangan

3. Cek jarak dari 4. Posisi Paralon setelah


tertanam
permukaan tanah 15 cm (
Tabung 35 cm) atau 20
cm (tabung 40 cm)
Cara Peletakan/Pemasangan

5. Keluarkan tanah dari 6. Cek kembali kerataan


dengan waterpas
dalam Paralon samapai
kedalaman 20 cm
praktek cara tradisional mengetahui keasaman
tanahnya,
1.Ambil kunir sebesar jari telunjuk
2.Potong jadi dua
3.Salah satu potongan kunir tadi, masukkan kedalam tanah basah
yang akan kita ukur pH nya
4.Tunggu sampai kira-kira sengah jam (30 menit)
5.Ambil kunir tesebut dan lihat warna bagian potongan kunir tersebut
6.Jika warna bagian yang terpotong tadi pudar berarti tanah kita asam.
7.pH tanah kita netral jika hasil potongan tadi berwarna tetap cerah.
8.Akan tetapi jika warna kunir tadi biru berarti tanah kita cenderung
basa.
MANFAAT PENGAIRAN DENGAN SISTEM
BASAH KERING
Menghemat penggunaan air 15% sampai 30%
Meningkatkan produktivitas air,
Mengurangi populasi nematoda di daerah perakaran,
Mengurangi emisi gas metan
Dapat memperbaiki kualitas hasil gabah.
Serapan hara tinggi
Dapat menekan keracunan akibat akumulasi besi (Fe)
Pemupukan, lebih efisien
Menghambat perkembangan hama (penggerek batang,
wereng coklat, keong mas)
Menghambat penyakit (busuk batang, busuk pelepah
daun)
lebih tahan rebah,
sistem perakaran yang lebih dalam.
CARA
PELETAKAN/PEMASANGAN
Tabung silinder dipasang pada jarak 50 -
75 cm dari pematang,dengan tahapan
pemasangan adalah sebagai berikut :
a). Tekan Paralon secara vertical ke
bawah Lahan dlm kondisi tergenang

Water pas

Keluarkan
15 cm tanah 20
cm

Anda mungkin juga menyukai