Surat lamaran pekerjaan disusun dengan bahasa baku dan sistematika penulisan yang
terstruktur. Dalam menulis surat lamaran pekerjaan, seseorang harus memperkenalkan dan
mempromosikan dirinya dengan benar sesuai fakta tanpa harus mengada-ada. Oleh karena
itu, penulisan surat lamaran pekerjaan harus memerhatikan struktur, pilihan kata (diksi),
kejelasan kalimat, hubungan antar kalimat, hingga penggunaan PUEBI dengan saksama.
Prinsip-prinsip surat lamaran pekerjaan
a. Terarah
1) Surat dialamatkan kepada pihak yang berhak menerima.
2) Mencantumkan maksud dan tujuan yang jelas.
3) Tanpa basa-basi dan tidak bertele-tele.
b. Bahasa
1) Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang baik, benar, dan baku.
2) Kalimat yang digunakan sederhana dan mudah dipahami.
3) Gaya bahasa merendah, tetapi tidak menunjukkan rasa rendah diri.
4) Pelamar menyebut dirinya dengan kata ganti saya, bukan aku atau kami dan menyebut
pejabat/pimpinan kantor perusahaan/instansi dengan sapaan Bapak atau Ibu dan bukan
saudara atau saudari
Prinsip-prinsip surat lamaran pekerjaan
c. Sistematika
1) Surat harus ditulis sesuai dengan kerangka surat yang baku/lazim.
2) Perwajahan surat harus menarik, rapi, dan bersih.b. Bahasa
d. Tulisan
3) Surat lamaran pekerjaan lazim ditulis tangan. Tulisan tangan biasanya menunjukkan
kepribadian seseorang, sehingga tidak heran apabila perusahaan akan menjadikan tulisan
sebagai salah satu poin penilaian mengenai kepribadian pelamar.
4) Seiring perkembangan teknologi informasi, banyak orang menulis surat lamaran pekerjaan
secara daring menggunakan aplikasi e-mail. Dewasa ini, cara seperti ini sudah diterima
Sistematika surat lamaran kerja
a. Bagian pembuka surat lamaran kerja
Bagian pembuka terdiri atas unsur-unsur berikut.
1) Nama kota dan tanggal pembuatan surat.
2) Alamat surat (alamat yang dituju).
3) Lampiran dan perihal.
4) Salam pembuka.
Berdasarkan pembuatannya, surat lamaran kerja dapat dikelompokkan menjadi dua jenis
berikut.
a. Surat lamaran kerja yang digabungkan dengan riwayat hidup (curriculum vitae). Pada jenis
surat lamaran ini, riwayat hidup termasuk isi surat karena isinya berupa gabungan. Penulisan
surat dengan cara ini disebut juga model gabungan.
b. Surat lamaran kerja yang dipisahkan dari riwayat hidup. Pada jenis surat lamaran ini, riwayat
hidup merupakan lampiran. Cara penulisan ini sering disebut model terpisah
Mengungkap Masa Lalu
Melalui Cerita Sejarah
Teks cerita sejarah mengangkat suatu peristiwa sejarah yang terjadi pada masa
lampau. Peristiwa sejarah tersebut disusun secara kronologis berdasarkan urutan
waktu terjadinya dan bermakna penting bagi kehidupan masyarakat. Novel sejarah
termasuk dalam rekon imajinatif (novel ulang imajinatif). Artinya, novel ini disusun
berdasarkan fakta-fakta sejarah yang dikisahkan kembali dengan sudut pandang lain
yang tidak muncul dalam fakta sejarah, misalnya, kegemaran, emosi, dan keluarga .
Mengidentifikasi Informasi dan Unsur-unsur Teks
Novel Sejarah
Sebagai bagian dari karya sastra, teks cerita sejarah dibangun oleh dua unsur utama, yaitu unsur
intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun suatu karya sastra dari
dalam karya itu sendiri. Sementara unsur ekstrinsik adalah unsur yang memengaruhi karya sastra yang
berasal dari luar karya sastra. Berikut unsur intrinsik dan ekstrinsik yang membangun novel sejarah :
1. Unsur intrinsik
Unsur-unsur intrinsik yang membangun novel sejarah terdiri dari tema, tokoh dan perwatakannya,
latar, alur, sudut pandang, serta amanat.
2. Unsur ekstrinsik
Unsur ekstrinsik pada cerita sejarah yang sering dimunculkan antara lain, nilai pendidikan, nilai politik,
nilai patriotik, dan nilai moral.
a. Tema adalah suatu gagasan pokok atau ide pikiran mengenai suatu hal, salah satunya dalam
penyusunan teks cerita.
b. Tokoh adalah istilah yang merujuk pada si pelaku atau pada orangnya, sedangkan watak,
perwatakan, atau karakter, merujuk pada sifat dan sikap seorang tokoh. Penokohan karakter dapat
dilakukan melalui dua cara, yaitu penokohan langsung dan penokohan tidak langsung. Dalam
penokohan langsung, pengarang menyebutkan secara langsung sifat tokoh. Sementara itu, dalam
penokohan tidak langsung pengarang tidak menyebutkan secara langsung sifat si tokoh, melainkan
melalui tingkah laku tokoh, sikap tokoh, ucapan tokoh, maupun gerakan fisik tokoh.
c. Latar merupakan keterangan mengenai tempat, waktu, dan suasana yang ada dalam cerita. Oleh
sebab itu, latar dalam suatu cerita dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu latar waktu, latar tempat,
dan latar suasana.
d. Alur adalah urutan peristiwa yang berdasarkan pada hukum sebab akibat.
e. Sudut pandang adalah cara pandang pengarang dalam cerita novel.
f. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui novel yang ditulisnya.
Mengidentifikasi Struktur Teks Novel Sejarah
Struktur novel sejarah terdiri atas orientasi, pengungkapan peristiwa, konflik, komplikasi atau puncak
konflik, penyelesaian, dan resolusi.
1. Orientasi
Pada bagian orientasi terdapat gambaran umum tentang peristiwa yang diceritakan pada sebuah novel
sejarah
2. Pengungkapan peristiwa
Pada bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah, ataupun kesukaran-
kesukaran bagi para tokohnya.
3. Menuju konflik (rising action)
Terjadi peningkatan perhatian, kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan berbagai situasi yang
menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.
4. Komplikasi atau puncak konflik
Bagian ini berisi berbagai permasalahan yang menimbulkan konflik
Mengidentifikasi Struktur Teks Novel Sejarah
5. Penyelesaian (resolusi)
Sebagai akhir cerita, bagian ini berisi penjelasan ataupun penilaian tentang sikap dan nasib-nasib yang
dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak. Pada bagian ini sering pula dinyatakan wujud
akhir dari kondisi ataupun nasib akhir yang dialami tokoh utama.
6. Koda
Bagian ini berisi komentar terhadap keseluruhan isi cerita yang fungsinya sebagai penutup. Komentar
yang dimaksud bisa disampaikan langsung oleh pengarang atau dengan mewakilkannya pada seorang
tokoh. Bagian ini bersifat opsional, yaitu bisa disajikan atau tidak.
Mengidentifikasi Aspek Kebahasaan Teks Novel
Sejarah
Umumnya bahasa yang digunakan pada karya sastra bersifat konotatif (cenderung mengacu kepada hal-
hal/makna negative) dan emotif (cenderung mengacu kepada hal-hal/makna yang positif). Meskipun
bersifat konotatif dan emotif, namun bahasa yang digunakan dalam novel tetap mengacu pada bahasa
yang digunakan oleh masyarakat umum (konvensional) Hal ini bertujuan agar cerita yang dikisahkan
mampu dipahami oleh pembacanya. Penggunaan bahasa konotatif dan emotif dalam karya sastra
diwujudkan pengarang melalui rekayasa bahasa menggunakan beragam gaya bahasa, pencitraan, dan
pengucapan (syle).
Mengidentifikasi Aspek Kebahasaan Teks Novel
Sejarah
Berikut ciri kebahasaan teks cerita sejarah.
1. Kalimat simpleks
Kalimat simpleks adalah kalimat yang terdiri dari satu pola kalimat, minimal terdiri dari subjek (S) dan
predikat (P). Kalimat simpleks disebut juga kalimat tunggal. Ibu guru mengajari Anita membaca.
2. Kalimat kompleks
Kalimat kompleks adalah kalimat yang terdiri lebih dari satu aksi, peristiwa, atau keadaan
sehingga mempunyai lebih dari satu verba utama dan lebih dari satu struktur. Rani membeli mainan baru
jika tabungannya sudah banyak.
3. Konjungsi
a. Konjungsi subordinatif
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan antara anak kalimat dengan induk kalimat.
Konjungsi subordinatif juga menghubungkan dua (klausa) yang berkedudukan tidak sederajat.
1. Subordinatif atribut (yang)
2. Subordinatif syarat (jika, kalau, jikalau, asal[kan], bila, dan manakala)3) Subordinatif waktu (sejak,
semenjak, sedari, sewaktu, tatkala, ketika, sementara itu,
begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum, sehabis,
seusai, hingga, dan sampai)
4) Subordinatif perbandingan (sama ...dengan, lebih... daripada)
5) Subordinatif komplementasi (bahwa)
6) Subordinatif cara (dengan, tanpa) 7) Subordinatif alat (dengan, tanpa)
8) Subordinatif hasil (sehingga, sampai, dan maka[nya])
9) Subordinatif pembandingan (seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, dan lain-lain)
10) Subordinatif konsesif (biar[pun], walau[pun], sekalipun, dan lain-lain)
11) Subordinatif pengandaian (andiakan, seandainya, umpama, dan lain-lain)
b. Konjungsi tempora
Konjungsi temporal selalu ada dalam novel sejarah. Konjungsi temporal merupakan konjungsi yang
mengacu pada waktu dan sekaligus sebagai sarana kohesi teks. Konjungsi temporal yang menghubungkan
dua hal atau peristiwa terdiri dari dua bagian berikut.
1. Konjungsi temporal yang menghubungkan dua peristiwa yang tidak sederajat. Misal apabila, bila,
bilamana, demi, hingga, ketika, sambil, sebelum, sampai, sedari, sejak, dan lain-lain.
2. Konjungsi temporal yang menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat. Misal sebelumnya,
sesudahnya.
Mengidentifikasi Aspek Kebahasaan Teks Novel Sejarah
4. Kata rujukan
Kata rujukan adalah kata yang merujuk pada kata lain yang telah diungkapkan sebelumnya. Kata rujukan
dibedakan menjadi tiga jenis berikut.
a. Rujukan benda, seperti ini, itu, tersebut.
b. Rujukan tempat, seperti di sana, di sini. c. Rujukan personal, seperti dia, mereka, beliau, dan lain-lain.
5. Nomina
Nomina adalah sebuah kata yang menyatakan nama orang, tempat, atau semua benda dan segala yang
dibendakan. Singkatnya, nomina adalah kata benda. Fun fact, menurut KBBI, nomina adalah kata yang
tidak dapat digabung dengan kata tidak
6. Nominalisasi
Nominalisasi merupakan proses pembentukan nomina dari kelas kata yang lain dengan menggunakan afiks
tertentu.
7. Menggunakan kalimat bermakna lampau
8. Kalimat langsung
Kalimat langsung merupakan kalimat yang dinyatakan secara langsung, biasanya ditandai
dengan tanda petik ganda ("...")
Mengonstruksi Nilai-nilai Novel Sejarah ke dalam Teks Eksplanasi
Setiap karya sastra, termasuk novel sejarah memuat nilai (value)
1. Nilai sosial yaitu nilai yang berkaitan dengan tata pergaulan antara individu dalam masyarakat
2. Nilai budaya adalah nilai yang dapat memberikan atau mengandung hubungan yang mendalam
dengan suatu masyarakat, peradaban, atau kebudayaan.
3. Nilai moral adalah nilai yang dapat memberikan atau memancarkan petuah atau ajaran yang berkaitan
dengan etika atau moral.
4. Nilai agama yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan atau bersumber dari nilai-nilai agama.
5. Nilai estetis adalah nilai yang berkaitan dengan keindahan, baik keindahan struktur pembangun cerita
maupun teknik penyajian cerita.
Arts and literature Click icon to add picture