Anda di halaman 1dari 34

Ditjen Bina Pembangunan Daerah

Kementerian Dalam Negeri

Pendidikan Kesehatan

Pekerjaan Umum

Integrasi Standar Pelayanan Minimal


Trantibumlinmas
Kedalam Dokumen Perencanaan
Perkim

Dr. Zamzani Tjenreng, ST, M, Si


Kepala Bagian Perencanaan Ditjen Bina Pembangunan Daerah

Sosial
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

PENYAMPAIAN LAPORAN PENERAPAN SPM 2021


SELURUH INDONESIA
Sudah Menyampaikan Belum Menyampaikan Laporan
Laporan Penerapan Penerapan
SPM SPM

P ROVINS
34 0 (0%)
PROVINS
I (100%) I
400
523 19 15 (3,86%) KABUPATEN
KABUPATEN (96,31% (3,69%)
(96,14%) )
89 4 (4,30%) KOTA
KOTA
(95,70%)

Sumber : Sekber SPM Ditjen Bina


Bangda
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN PENERAPAN


SPM
T.A 2021

1. PROV. MALUT 2. PROV. PAPUA 3. PROV. PAPBAR


1. KOTA TERNATE 1. KAB PEGUNUNGAN BINTANG 1. KAB. MANOKWARI
2. KAB. YAHUKIMO 2. KAB. FAK FAK
3. KAB. TOLIKARA 3. KAB. SORONG SELATAN
4. KAB. MAMBERAMO TENGAH 4. KAB. TELUK BINTUNI
5. KAB. YALIMO 5. KAB. TAMBRAUW
6. KAB. LANNY JAYA 6. KAB. MAYBRAT
7. KAB. NDUGA 7. KAB. MANOKWARI SELATAN
8. KAB. PUNCAK 8. KAB. PEGUNUNGAN ARFAK
9. KAB. DEIYAI 9. KOTA SORONG
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

PEMBENTUKAN TIM PENERAPAN SPM


SELURUH INDONESIA

DAERAH YANG SUDAH DAERAH YANG BELUM


TIM PENERAPAN SPM TIM PENERAPAN SPM

33 (97,06%) 1 (2,94%) PROVINSI


PROVINSI
493 (90,96%) 49 (9,04%)
378 (91,08%) 37 (8,92%)
KABUPATEN TOTAL TOTAL KABUPATEN

88 (94,62%) 5 (7,93%)
KOTA KOTA

Seluruh Daerah Regional III telah membentuk dan menyampaikan SK Tim Penerapan SPM
DITJEN BINA PEMBANGUNAN
DAERAH
DAERAH YANG BELUM MENYAMPAIKAN TIM PENERAPAN SPM SELURUH
INDONESIA
5 Papua
1 Sulawesi Tengah 1. Kab. Lanny Jaya 8. Kab. Tolikara
2. Kab. Mamberamo 9. Kab. Waropen
1. Kab. Parigi Moutong 2. Kota Palu Tengah 10. Kab. Yahukimo
3. Kab. Mappi 11. Kab. Yalimo
4. Kab. Nduga 12. Kota Jayapura
4 Maluku Utara 5. Kab. Pegunungan
2 Sulawesi Utara Bintang
1. Kab. Halmahera Barat 5. Kab. Halmahera 6. Kab. Puncak
1. Kota Tomohon 2. Kab. Halmahera Utara 7. Kab. Supiori
Tengah 6. Kab. Kepulauan Sula
3. Kab. Halmahera 7. Kab. Pulau Morotai
Timur 8. Kab. Pulau Taliabu
4. Kab. Halmahera
Selatan
6 Papua Barat
1. Kab. Fakfak 5. Kab. Raja Ampat
2. Kab. Manokwari 6. Kab. Sorong
3 Sulawesi Tenggara 3. Kab. Manokwari 7. Kab. Sorong Selatan
1. Provinsi Sulawesi 5. Kab. Muna Selatan 8. Kab. Tambrauw
Tenggara 6. Kota Bau-Bau 4. Kab. Maybrat 9. Kab. Teluk Bintuni
2. Kab. Buton Selatan
3. Kab. Kolaka Timur
4. Kab. Konawe

bina_bangda Ditjen Bina Bangda Patuhi Prokes !!


Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia
CAPAIAN LAYANAN SELURUH BIDANG
NASIONAL TAHUN 2021 DI TAHUN 2022

PROVINSI KABUPATEN KOTA


94.01% 93.20% 73.05% 72.76% 73.09%
70.86% 70.71%
66.20% 67.19% 65.23%
61.71%
69.84% 72.83% 57.44%
58.80%
65.24%
49.11%
50.89%
50.40% 41.20%
42.56%
49.60% 38.29%
33.80% 32.81% 34.77%
34.76% 29.14% 29.29% 27.24%
26.95% 26.91%
30.16%
27.17%

5.99% 6.80%

CAPAIAN LAYANAN BELUM TERLAYANI CAPAIAN LAYANAN BELUM TERLAYANI CAPAIAN LAYANAN BELUM TERLAYANI
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

Permasalahan Dan Kendala

1 Pengumpulan
Data 3 Penyusunan
Rencana
4
Pelaksanaan
• PD Pengampu sulit untuk Pemenuhan
• Sistem Perencanaan dan
menentukan kriteria penerima
penganggaran kegiatan/program
Pelayanan
(contoh : Warga miskin)

1
• belum murni berbasis SPM

2
Sulitnya berkoordinasi dengan
pihak yang terkait dengan data Penghitungan • Adanya keterbatasan anggaran

yang dibutuhkan menyebabkan tidak semua Beberapa program/kegiatan tidak dapat

• Belum ada sistem penyediaan air


Kebutuhan program/kegiatan SPM tidak terlaksana
Penyusunan
dikarenakan
kondisi Pandemi Covid 19
terkendala

minum dan sistem penyediaan air dapat diakomodir •


• PD pengampu sulit untuk Berkurangnya anggaran akibat realokasi
limbah yang bersifat mengalokasikan anggaran
• Perencanaan dan penganggaran
belum mencapai target sasaran •
Rencana
dan refocusing akibat pandemic covid-19
regional/lintas kabupaten kota Belum ada SPAM dan SPALD yang
• Warga yang terdampak korban
• PD sulit untuk menterjemahkan
indikator (contoh : Mutu layanan)
yang tepat.

Pemenuhan
menjadi kewenangan provinsi
Luasnya wilayah mengakibatkan belum
• Belum semua indikator SPM • PD Pengampu sulit untuk menentukan
kebakaran ketika administrasi • Berkurangnya anggaran akibat meratanya akses pelayanan
kependudukan tidak bisa dapat dengan mudah •
kriteria penerima (contoh : Warga miskin)
Sulitnya penyediaan lahan untuk relokasi,
realokasi dan refocusing akibat • Sulitnya berkoordinasi dengan pihak yang
menunjukkan bukti dokumen yang diintegrasikan dengan RPJMD, Jumlah rumah yang rusak akibat
pandemic covid-19 terkait dengan data yang dibutuhkan
diminta karena musnah terbakar Rentra SKPD, RKPD dan Renja bencana
• Terbatasnya sarana dan •
sehingga menyebabkan Perangkat Daerah Masih rendahnya ibu untuk melahirkan ke
prasarana Fasilitas Kesehatan dan masih ada ibu
pendataan terhambat • Jumlah Personel dalam hamil yang melahirkan dengan Dukun
melakukan Pelayanan masih • Akses jalan dan jarak tempuh menuju
dinilai kurang memadai tempat kejadian kebakaran terhambat
karena luas wilayah dan jalur yang tidak
bisa terprediksi (jalur rusak dan sempit).

www.kemendagri.go.id Kemendagri_RI Kemendagri Kemendagri


Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

Permasalahan Per Bidang Urusan


02
01 KESEHATAN
03
1. Jarak tempuh Fasyankes yang jauh dari tempat tinggal
PENDIDIKAN 2. Masa pandemi covid-19 dan PPKM Mikro untuk PEKERJAAN UMUM
penanganan bencana hanya dapat koordinasi melalui
media telekomunikasi tidak turun langsung kelapangan
1. Luasnya wilayah mengakibatkan belum meratanya akses 3. Belum ada kolaborasi yang baik dalam pengelolaan 1. Masih kurangnya ketersediaan data dan informasi
pelayanan pendidikan, khususnya di daerah kawasan khusus data dan kegiatan penanganan bencana (masih bersifat yang akurat;
perbatasan, terpencil dan tertinggal.
parsial). 2. Masih kurangnya sarana untuk pengujian kualitas
2. Belum meratanya penyediaan sarana dan prasarana
pendidikan di kabupaten/ kota, 4. Tidak ada posko kesehatan penanganan bencana hasil pelaksanaan kegiatan;
3. Pemetaan pendidikan di Kabupaten/Kota terhadap data terpadu di Dinas Kesehatan. 3. Keterbatasan sumber dana
pendidikan di Provinsi masih belum sinkron dan sinergis 5. Masih rendahnya ibu yang memanfaatkan Jampersal
terhadap target dan indikator
4. Ketersediaan lahan yang kurang;
untuk melahirkan ke Fasilitas Kesehatan dan masih ada
4. Penginputan data pendidikan sekolah melalui aplikasi Data ibu hamil yang melahirkan dengan Dukun 5. Lokasi fokus yang sulit dijangkau sehingga belum
Pokok Pendidikan (Dapodik) oleh sekolah yang keliru
6. Masih kurangnya tenaga kesehatan yang profesional dapat memenuhi target SPM.
menyebabkan kualitas data yang dihasilkan tidak sesuai
untuk menangani kasus kesehatan tertentu seperti 6. Belum adanya database air bersih dan air baku
dengan kondisi yang sebenarnya.
5. Masih rendahnya jumlah Guru yang bersertifikat pendidik dan penanganan Orang dengan Gangguan Jiwa Berat 7. Masih ada masyarakat yang menolak pembangunan
masih rendahnya hasil Uji Kompetensi Guru dan pengawas. 7. Terbatasnya sarana dan prasarana promosi kesehatan Sanitasi (IPAL) karena ketidaktahuan fungsinya
6. Pandemi Covid-19 menyebabkan kegiatan belajar mengajar kepada masyarakat bahkan adanya keberatan atas pembangunan yang
(belajar tatap muka) terhambat dan digantikan dengan 8. Penentuan sasaran dalam penerapan SPM masih
pembelajaran daring, namun tidak begitu efektif. harus melewati tanah masyarakat
7. Masih tingginya angka putus sekolah atau tidak melanjutkan
menggunakan data proyeksi. 8. Rendahnya minat masyarakat untuk memasang
8. Tim penerapan SPM Dinas Pendidikan belum melakukan 9. Kurang dukungan Anggaran dari APBD dalam sambungan rumah (SR), sebagai pelanggan PDAM
koordinasi secara periodik dengan lintas sektoral secara penerapan dan pencapaian SPM
9. Kesulitan dalam proses pekerjaan dikarenakan lokasi
menyeluruh 10. Adanya mutasi pegawai yang terlalu cepat
9. pemahaman orang tua yang masih rendah terhadap arti penting menyebabkan pergantian pengelola program di berada pada bukit/gunung
pendidikan anak usia dini.
puskesmas yang telah terlatih
www.kemendagri.go.id Kemendagri_RI Kemendagri Kemendagri
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

Permasalahan Per Bidang Urusan

05
04 TRANTIBUMLINMAS
06
1. Jumlah Personel dalam melakukan Pelayanan masih

PERUMAHAN RAKYAT 2.
dinilai kurang memadai;
Belum semua indikator SPM dapat dengan mudah SOSIAL
diintegrasikan dengan RPJMD, Rentra SKPD, RKPD dan
Renja Perangkat Daerah;
1. Anggaran untuk menunjang Sub Kegiatan Penerapan 3. Keterbatan anggaran yang ada, sehingga penganggaran 1. Keterbatasan alokasi anggaran untuk pelaksanaan
SPM masih minim belum seluruhnya berorientasi pada SPM; berbagai program dan kegiatan Bidang Sosial, hal
2. Kekurangan tenaga/Personil baik di Kab/Kota maupun 4. Belum semua Pelaksana SPM, memahami SPM tersebut berdampak pada penerapan SPM yang tidak
Provinsi) Sumber Daya Manuasia yang ada di Dinas 5. Tidak semua data dasar tersedia dan data cenderung maksimal.
Bidang Perumahan baik di Kabupaten/Kota dan Provinsi kurang diperbarui 2. Refocusing anggaran terjadi pada waktu kegiatan
belum memahami secara maksimal tentang penerapan 6. Sarana yang dimiliki terutama mobil pemadam kebakaran sedang dalam proses pelaksanaan
SPM. didalam melakukan penanggulangan kebakaran hanya 3. Jumlah personil yang menangani administrasi kegiatan
3. Lokasi Rumah yang terkena bencana yang jauh dan terbatas 1 (satu) WMK saja untuk melayani seluruh dan pengelolaan gudang logistik tidak memadai,
medan yang sulit ditempuh sehingga menghambat Kabupaten sehingga pembagian tugas masih tumpang tindih.
penyaluran bahan material. 7. Jauhnya jarak tempuh daerah rawan bencana dari posko 4. Minimnya fasilitas pendukung layanan sosial.
4. Kurangnya Pemahaman Aparat Kecamatan/Desa terkait komando bencana 5. Kurangnya sarana dan prasarana seperti mobil
pemberian Bantuan untuk rumah Korban bencana 8. Belum tersedianya informasi potensi bencana alam yang operasional, dan peningkatan kualitas sdm Rehabilitasi
sebagaimana aturan dalam penerapan SPM. spesifik dan akurat. Sosial dan tanggap darurat bencana
5. Pendataan, sinkronisasi, dan validasi data terkait jumlah 9. Masih adanya kondisi jalan yang rusak dan sulit dijangkau 6. Warga yang terdampak korban kebakaran ketika
rumah yang terkena dampak bencana tidak mobil pemadam kebakaran administrasi kependudukan tidak bisa menunjukkan
terkoordinasikan dengan baik bukti dokumen yang diminta karena musnah terbakar
6. Sulitnya penyediaan lahan untuk relokasi, Jumlah rumah sehingga menyebabkan pendataan terhambat
yang rusak akibat bencana 7. lokasi bencana yang sulit dijangkau akibat sulitnya akses
ke lokasi bencana karena rusaknya akses jalan menuju
ke lokasi bencana
www.kemendagri.go.id Kemendagri_RI Kemendagri Kemendagri
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

Permasalahan Utama
3. SARANA DAN PRASARANA

2. SDM 4. DATA

80%

1. ANGGARAN 5. COVID-19

www.kemendagri.go.id Kemendagri_RI Kemendagri Kemendagri


Ditjen Bina Ditjen Bina
Pembangunan Daerah Pembangunan Daerah

URUSAN PEMERINTAHAN

ABSOLUT KONKUREN UMUM

1. Pembinaan Wawasan
1. Pertahanan WAJIB PILIHAN Kebangsaan
2. Keamanan 2. Pembinaan Persatuan
3. Agama 3. Pembinaan Kerukunan
4. Yustisi 4. Penanganan Konflik Sosial
5. Politik Luar Neger 5. Koordinasi Antar Lembaga
6. Moneter dan Fiskal 6. Pengembangan Demokrasi
Urusan Wajib Urusan Wajib Non Urusan Wajib Non 7. Urusan Pemerintahan Lainnya
Pelayanan Dasar : Pelayanan Dasar : Pelayanan Dasar :
6 Urusan 18 Urusan 18 Urusan

bina_bangda Ditjen Bina Pembangunan Daerah


Ditjen Bina Ditjen Bina
Pembangunan Daerah Pembangunan Daerah

URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN


WAJIB PILIHAN

Potensi, Ketenagakerjaan,
Pelayanan Dasar Non Pelayanan Dasar
Penggunaan Lahan
1. Kelautan dan Perikanan
2. Pariwisata
1. Tenaga kerja 3. Pertanian
1. Pendidikan
2. Perlindungan Perempuan dan Anak 4. Kehutanan
2. Kesehatan
3. Pangan 5. Energi dan Sumberdaya Mineral
3. Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
6. Perdagangan
4. Sosial 4. Pertanahan
7. Perindustrian, dan
5. Perumahan rakyat dan permukiman 5. Lingkungan Hidup
8. Transmigrasi
6. Ketentraman, ketertiban umum, dan 6. Administrasi dan Pencatatan Sipil
perlindungan masyarakat. 7. Pemberdayaan Masyarakat Desa/PMD
8. Pengendalian Penduduk dan KB
9. Perhubungan Urusan berbasis Ekosistem : Kehutanan,
10. Komunikasi-Informasi ESDM, Kelautan dan Perikanan
11. Koperasi dan UKM
12. Penanaman Modal
13. Kepemudaan dan Olahraga
14. Statistik
15. Persandian Provinsi
16. Kebudayaan
17. Perpustakaan, dan
18. Arsip
Kabupaten/Kota dapat
bagi hasilnya
bina_bangda Ditjen Bina Pembangunan Daerah
Ditjen Bina Ditjen Bina
Pembangunan Daerah Pembangunan Daerah

TUJUAN
PEMBANGUNAN DAERAH

Untuk peningkatan dan pemerataan :


 Pendapatan masyarakat,
 Kesempatan kerja,
 Lapangan berusaha, Kesejahteraa
 Akses dan kualitas pelayanan publik n
 Daya saing Daerah yang merupakan perwujudan Masyarakat
dari pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang
telah diserahkan ke Daerah sebagai bagian
integral dari pembangunan nasional.

2/3 Untuk Biaya Penyelenggaraan


Aparatur

APBD
1/3 Untuk Biaya Pembangunan.

bina_bangda Ditjen Bina Pembangunan Daerah


DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Perencanaan
Pembangunan Daerah

Rencana Rencana
Pembangunan Daerah Perangkat Daerah

RPJPD RPJMD RKPD Renstra Renja


 Penjabaran dari visi, misi, arah  Penjabaran dari visi, misi, dan  Penjabaran dari RPJMD yang  Tujuan, sasaran, program  Program, kegiatan, lokasi,
kebijakan, dan sasaran pokok program KDH : tujuan, sasaran, memuat rancangan kerangka dan kegiatan pembangunan dan kelompok sasaran yang
pembangunan daerah jangka strategi, arah kebijakan, ekonomi Daerah, prioritas dalam rangka pelaksanaan disertai indikator kinerja dan
panjang untuk 20 tahun pembangunan Daerah dan pembangunan Daerah, serta Urusan Pemerintahan Wajib pendanaan
 Disusun dengan berpedoman keuangan Daerah, serta rencana kerja dan pendanaan dan Urusan Pemerintahan  Sesuai dengan tugas dan
pada RPJPN dan RTRW. program PD dan lintas PD yang untuk jangka waktu 1 tahun Pilihan fungsi setiap PD.
disertai dengan kerangka yang disusun dengan  Sesuai dengan tugas dan
pendanaan bersifat indikatif berpedoman pada RKP dan fungsi setiap PD
untuk jangka waktu 5 tahun program strategis nasional
 Disusun dengan berpedoman  Ditetapkan oleh Pemerintah
pada RPJPD dan RPJMN. Pusat

Ditetapkan Ditetapkan Ditetapkan Ditetapkan Ditetapkan


dengan PERDA dengan PERDA dengan PERKADA dengan PERKADA Kepala Daerah

Paling lama 6 bulan setelah


Paling lama 6 bulan setelah Setelah RPJMD ditetapkan Setelah RPJMD ditetapkan Setelah RKPD ditetapkan
RPJPD periode sebelumnya
KDH terpilih dilantik
berakhir

www.kemendagri.go.id Kemendagri_RI Kemendagri Kemendagri


NYUSUNAN RENCANA: INTEGRASI SPM DALAM DOKRENDA

RPJMD Jenis & Mutu SPM

1 Jenis, Mutu, dan Penerima


Renstra-PD Proses Perencanaan
Pelayanan Dasar
2 1. Identifikasi penerima;
SPM 2. Identifikasi ketersediaan Integrasi ke dalam dokumen
Proses Penganggaran
3 RKPD barang/jasa kebutuhan perencanaan (Program
dasar; Pemenuhan SPM).
4 3. Identifikasi pemenuhan
Integrasi ke dalam
5 kebutuhan dasar yang
Renja-PD dokumen anggaran
menjadi tanggung jawab
• (Anggaran Pemenuhan
pemerintah daerah; Permendagri 86/2017
• SPM).
4. Pelaksanaan pemenuhan Permendagri 70/2019
APBD
Pelayanan Dasar. • Permendagri 90/2019
• Kepmendagri
050/5889/2021
- PP 2/2018 • Permendagri 40/2020
RAD SPM  Permendagri 70/2019
- Permendagri 59/2021 • Permendagri 17/2021
- Permenteknis tentang SPM  Permendagri 90/2019
 Permendagri 64/2020
 Permendagri 27/2021

www.kemendagri.go.id Kemendagri_RI Kemendagri Kemendagri


Isi Rencana Aksi Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

Bab I Bab II Bab III


Pendahuluan Kondisi Umum Wilayah
Kebijakan Nasional Dan Tim Penerapan SPM

1. Latar Belakang 1. Kondisi Geografi 1. Kebijakan SPM dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun
2. Landasan Hukum 2. Kondisi Demografi 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
3. Maksud dan Tujuan 3. Kondisi Perekonomian 2. Kebijakan SPM dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2
4. Ruang Lingkup 4. Kondisi Pembangunan Tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan Minimal.
5. Sistematika Laporan Manusia 3. Kebijakan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Bab IV Bab V Bab VI Bab VII


Program Prioritas Pemenuhan Rencana Aksi Daerah Monitoring, Evaluasi Kesimpulan dan Saran
SPM, Penghitungan Kebutuhan Pencapaian SPM Penerapan SPM
Pembiayaan Pencapaian SPM
dan Permasalahan
1. Strategi dan Kebijakan Pencapaian
1. Kondisi Pemenuhan SPM SPM 1. Monitoring dan Evaluasi 1. Kesimpulan
Pada Pelayanan Dasar 2. Target Pencapaian SPM Pelayanan 2. Mekanisme Pelaporan 2. Saran
2. Permasalahan yang Dasar 5 Tahunan dan Rumusan Pelaksanaan Pelayanan
Dihadapi Program, Kegiatan dan Sub Kegiatan Dasar Sesuai SPM
3. Integrasi Rencana Aksi Daerah
Pencapaian SPM Pelayanan Dasar
kedalam Dokumen Perencanaan
M DALAM DOK. RENCANA DAN DOK. ANGGARAN

PERENCANAAN SPM

RENSTRA
• PROGRAM / KEGIATAN /
PD
SUB KEGIATAN

• INDIKASI ANGGARAN

RENJA
PD

PP 12/2019
APBD KUA/PPAS
PENGANGGARAN SPM Penyusunan RKA SKPD salah satunya
berpedoman pada Standar Pelayanan
DPA SKPD RKA SKPD
Minimal.
Verifikasi oleh TAPD salah satunya
dilakukan untuk menelaah kesesuaian
antara RKA PD dengan Standar
Pelayanan Minimal

www.kemendagri.go.id Kemendagri_RI Kemendagri Kemendagri


Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

INTEGRASI SPM DALAM RPJMD


RPJMD DAN RKPD
BAB II GAMBARAN UMUM
KONDISI DAERAH RKPD
BAB III KERANGKA PENDANAAN BAB II GAMBARAN UMUM
PEMBANGUNAN DAERAH KONDISI DAERAH
MUATAN SPM KONDISI EKSISTING

BAB IV PERMASALAHAN DAN BAB III KERANGKA EKONOMI


ISU STRATEGIS DAERAH DAN KEUANGAN DAERAH
JENIS PELAYANAN DASAR

PENGHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV SASARAN DAN


BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN
KEBUTUHAN PRIORITAS PEMB. DAERAH
SASARAN
MUTU PELAYANAN DASAR

BAB VI STRATEGI, ARAH BAB V RENCANA KERJA DAN


KEBIJAKAN, DAN PROGRAM PENDANAAN PEMBANGUNAN
PENERIMA PELAYANAN DASAR PEMB. DAERAH

TARGET PEMENUHAN
BAB VII KERANGKA PENDANAAN BAB VI KINERJA
PEMB. DAN PROGRAM PD PENYELENGGARAAN

BAB VIII KINERJA


PENYELENGGARAN PD
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

Fokus :
Integrasi SPM dalam RPJMD
11. Apakah data SPM digunakan dalam menyusun gambaran umum kondisi daerah?
• Khususnya terkait dengan penyelenggaraan pemenuhan dan pencapaian kebutuhan dasar oleh Pemda.
• Beberapa informasi yang perlu dimonitor pada bagian ini antara lain adalah cakupan layanan SPM, capaian
SPM secara total perbidang SPM dan gap pemenuhan layanan SPM.
22. Apakah pemenuhan kebutuhan dasar (SPM) sudah tergambarkan dalam pengelolaan keuangan daerah serta
kerangka pendanaannya?
• Seberapa besar anggaran yang diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan dasar oleh Pemda.
33. Apakah SPM menjadi salah satu isu sentral dalam pembahasan permasalahan dan isu strategis daerah?
• Apakah isu pemenuhan kebutuhan dasar pada tiap bidang SPM menjadi bagian strategis dari perencanaan
pembangunan Pemda.
• Secara lebih detail lagi, apakah Pemda mencantumkan permasalahan penerapan SPM pada (1) aspek
kelembagaan, (2) aspek koordinasi, (3) aspek manajemen dan tata kerja, (4) aspek anggaran, dan (5) aspek
sumber daya manusia.
44. Apa strategi dan arah kebijakan yang diambil Pemda dalam usaha memenuhi kebutuhan dasar (SPM)?
Bagaimana menghubungkan strategi dan arah kebijakan yang diambil dengan program pembangunan daerah?
55. Apakah pelayanan dasar berpedoman SPM dituangkan dalam program daerah, didukung dengan kerangka
pendanaannya?
• Dalam konteks pendanaan kebutuhan dasar SPM, dari mana saja sumber-sumber pendanaan pemenuhan
SPM, termasuk sumber pendanaan non-pemerintah.
66. Apakah indikator pemenuhan kebutuhan dasar SPM menjadi bagian dari pengukur kinerja penyelenggaraan
Pemda?
• Apa dan bagaimana hubungan antara indikator SPM dan indikator makro pembangunan sebagai basis dari
evaluasi kinerja kepala daerah.
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

Fokus :
Integrasi SPM dalam RKPD
1
1. Apakah data SPM digunakan dalam menyusun gambaran umum kondisi daerah?
• Khususnya terkait dengan penyelenggaraan pemenuhan dan pencapaian kebutuhan dasar oleh Pemda.
• INFO gambaran umum: cakupan layanan SPM, capaian SPM secara total perbidang SPM, dan gap pemenuhan
2 layanan SPM.
2. Apakah pemenuhan kebutuhan dasar SPM sudah tergambarkan dalam kerangka ekonomi dan keuangan daerah? seberapa
besar anggaran yang diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan dasar oleh Pemda.
3
3. Apakah SPM menjadi salah satu sasaran dan prioritas pembangunan daerah?
• Apakah rencana pemenuhan kebutuhan dasar pada tiap bidang SPM menjadi bagian strategis dan prioritas dari
pembangunan Pemda.
• Terkait sasaran dan prioritas, apa keterkaitan SPM dengan sasaran dari indikator makro pembangunan, di samping
4 menarik konsistensi antara sasaran pembangunan terkait SPM dalam RKPD dan RPJMD.
4. Apakah pelayanan dasar berpedoman SPM dituangkan dalam program dan kegiatan tahunan daerah?
• Konsistensi penerapan SPM antara RKPD dan RPJMD,
• Kesesuaian target SPM dengan besaran kesenjangan satu tahun yang sudah dihitung pada tahap penghitungan
5 kebutuhan SPM (termasuk menghitung proyeksi target pemerintah dan mitra atau lembaga non-pemerintah).
5. Apakah rencana pemenuhan kebutuhan sudah mendapatkan indikasi alokasi anggaran?
• Berapa besar anggaran yang akan didistribusikan oleh Pemda untuk pemenuhan SPM?
• Apakah indikasi kebutuhan anggaran pemenuhan SPM sudah dirumuskan berdasarkan gap pemenuhan SPM?
6 • Sumber-sumber pendanaan pemenuhan SPM, termasuk sumber pendanaan non-pemerintah.
6. Apakah indikator pemenuhan kebutuhan dasar (SPM) menjadi bagian dari indikator kinerja penyelenggaraan Pemda?
hubungan antara indikator SPM dan indikator makro pembangunan sebagai basis dari evaluasi kinerja kepala daerah.
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

INTEGRASI SPM DALAM RENSTRA PD


RENSTRA DAN RENJA PD
BAB II GAMBARAN PELAYANAN
PERANGKAT DAERAH
RENJA PD
MUATAN SPM KONDISI EKSISTING BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU
STRATEGIS PERANGKAT DAERAH BAB II HASIL EVALUASI RENJA PD TAHUN
LALU

JENIS PELAYANAN DASAR BAB IV TUJUAN DAN SASARAN

PENGHITUNGAN DAN ANALISIS


KEBUTUHAN BAB III TUJUAN DAN SASARAN PD

MUTU PELAYANAN DASAR BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PENERIMA PELAYANAN DASAR BAB VI RENCANA PROGRAM DAN BAB IV RENCANA KERJA DAN
KEGIATAN PENDANAAN PD
TARGET PEMENUHAN

BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN


BIDANG URUSAN
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

STRATEGI PERUMUSAN PROGRAM, KEGIATAN,


INDIKATOR, TARGET DAN ANGGARAN
KISI KISI PENYUSUNAN CATATAN
Mengacu pada RPJMD dan  Penyusunan program,
PROGRAM Permendagri 90 Tahun
2019
Kegiatan, Sub kegiatan,
indikator, target dan
anggaran harus didasarkan
KEGIATAN, SUB KEGIATAN
Mengacu pada Renstra dan
pada data dan informasi
Permendagri 90 Tahun 2019 yang akurat
Jo. Kepmendagri 050-5889-2021  Program dan kegiatan, Sub
INDIKATOR Mengacu pada Permendagri 59
Tahun 2021, RPJMN dan kegiatan beserta indikator
Permendagri 18 tahun 2020
dan target harus mampu
Mengacu pada capaian tahun TARGET memenuhi standar mutu
sebelumnya dan hasil yang ditetapkan
penghitungan kebutuhan
 Program, kegiatan, Sub
Mengacu pada kemampuan keuangan
ANGGARAN daerah dan hasil penghitungan kegiatan, indikator dan
kebutuhan target harus sinkron atau
tegak lurus dengan target
nasional
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

INSTRUKSI MENTERI DALAM NEGERI


Inmendagri
Nomor 70 Tahun 2021
Tentang
Penyusunan Dokumen Rencana Pembangunan Daerah Bagi Daerah
Dengan Masa Jabatan Kepala Daerah Berakhir Pada Tahun 2022

Ditujukan Kepada

Kepala Daerah Yang Masa


Daerah Yang Masa Jabatan Jabatannya Berakhir Pada
Kepala Daerah Berakhir Tahun 2023 Dan 2024 Akan
Tahun 2022 Diatur Lebih Lanjut

23
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

IMPLIKASI PILKADA SERENTAK TAHUN 2024


(UU 10 Tahun 2016)

Sejumlah daerah otonom tidak memiliki kepala daerah dikarenakan masa


jabatan berakhir pada tahun 2022 atau tahun 2023

TAHUN 2022 TAHUN 2023 TAHUN 2024


NO WILAYAH KAB/ KAB/ KAB/
PROV PROV PROV
KOTA KOTA KOTA
1 Sumatera 2 36 2 24 2 11
2 Jawa-Bali 2 14 3 35 1 12
3 Kalimantan-Sulawesi 2 19 4 35 0 14

Nusa Tenggara-Maluku-
4 Papua 1 25 3 11 2 11

  Sub Total 7 94 12 105 5 48


TOTAL = 271 101 117 53

Ket : Total daerah otonom 542,


Sumber : Ditjen Otonomi Daerah Pilkada 2020 sebanyak 270 daerah
Sisa Daerah yang belum pilkada sebanyak 272
24
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

Pasal 201 ayat (9) menegaskan bahwa untuk mengisi kekosongan kepala daerah, diisi dengan penjabat
gubernur/penjabat bupati/penjabat walikota sejak tahun 2022 sampai dengan pelantikan kepala daerah hasil Pilkada
Serentak Tahun 2024

Tabel Variasi Akhir Masa Jabatan KDH Tahun 2022, 2023, dan
NO DAERAH2024 2022 2023 2024

PROVINSI 
Bulan Mei 5 Provinsi  Nihil Bulan Januari 1 Provinsi
1.  Bulan Juli 1 Provinsi  Nihil Bulan Februari 1 Provinsi
Bulan September  Nihil 10 Provinsi Bulan Maret 1 Provinsi
Bulan Oktober 1 Provinsi 2 Provinsi Bulan Mei 1 Provinsi
Bulan Juni 1 Provinsi
KABUPATEN/KOTA 
Bulan Mei 43 Kab/Kota  Nihil Bulan Januari 10 Kab/Kota
Bulan Juli 10 Kab/Kota  Nihil Bulan Februari 14 Kab/Kota
Bulan Agustus 12 Kab/Kota  Nihil Bulan Maret 8 Kab Kota
2.  
Bulan September 3 Kab/Kota 72 Kab/Kota Bulan April 9 Kab/ Kota
  Bulan Oktober 10 Kab/Kota 6 Kab/Kota Bulan Mei 3 Kab/Kota
Bulan November 3 Kab/Kota 7 Kab/Kota Bulan Juni 2 Kab/Kota
Bulan Desember 13 Kab/Kota 20 Kab/Kota Bulan September 2 Kab/Kota
3. JUMLAH PROV/ KAB/KOTA 101 117 53
Ket :
Variasi ini akan berdampak terhadap proses penyusunan dan penetapan dokumen perencanaan pembangunan daerah.
25
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN DIKTUM


DAERAH 1,2
TAHUN 2023-2026
INMENDAGRI NOMOR 70 TAHUN 2021
Agar menyusun Dokumen Perencanaan Pembangunan Menengah
1 Daerah Tahun 2023-2026 yang selanjutnya disebut sebagai
Rencana Pembangunan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun
2023-2026

Agar memerintahkan seluruh Kepala Perangkat Daerah (PD)


2 untuk menyusun Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra
PD) Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun 2023-2026 KEPALA DAERAH YANG
JABATANNYA BERAKHIR
TAHUN 2022

3 Rencana Pembangunan Daerah Tahun 2023-2026 dan Renstra PD


Tahun 2023-2026 ditetapkan dengan Perkada

NB : Terkait kebutuhan teknis agar Bappeda Provinsi berkoordinasi dengan Kemendagri (Ditjen Bina Bangda),
dan Bappeda Kabupaten/Kota agar berkoordinasi dengan Provinsi (Bappeda Provinsi) 2
6
Ditjen Bina Ditjen Bina
Kementerian Dalam NegeriPembangunan Daerah
Pembangunan Daerah
Republik Indonesia

Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah LAMPIRAN


KETENTUAN UMUM
Tahun 2023-2026 Memperhatikan:

PROVINSI KABUPATEN/KOTA

Penyelarasan target indikator makro dan program prioritas nasional dalam RPJMN Penyelarasan target indikator makro dan program prioritas nasional dalam RPJMN
Tahun 2020-2024 Tahun 2020-2024

Kesesuaian sasaran pokok dan arah kebijakan RPJPD Provinsi sampai dengan Kesesuaian sasaran pokok dan arah kebijakan RPJPD Kabupaten/Kota sampai
Tahun 2025 dengan Tahun 2025

Hasil evaluasi capaian indikator kinerja daerah RPJMD Kabupaten/Kota Tahun


Hasil evaluasi capaian indikator kinerja daerah RPJMD Provinsi Tahun 2017-2022
2017-2022

Isu-isu strategis yang berkembang RPJMD Provinsi atau Rencana Pembangunan Daerah Provinsi Tahun 2023-2026

Kebijakan nasional Isu-isu strategis yang berkembang

Regulasi yang berlaku Kebijakan nasional

Regulasi yang berlaku


Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

PENYUSUNAN PROGRAM/KEGIATAN/SUB KEGIATAN


DALAM RPD DAN RENSTRA PD : LAMPIRAN
KETENTUAN
UMUM

1 2 3
Penyelarasan program Evaluasi hasil capaian kinerja tujuan, Evaluasi kontribusi keluaran
prioritas nasional dalam sasaran dan hasil (outcome) Renstra PD (output) dari seluruh Memperhatikan :
RPJMN Tahun masing-masing melalui evaluasi capaian kegiatan/subkegiatan sampai
2020-2024; RKPD atau Renja PD sampai dengan dengan tahun 2021 dalam
Kepmen Nomor
tahun 2021; pencapaian hasil (outcome); 050-5889 Tahun
2021 Tanggal 27
Desember Tahun
2021
4 5 6 7
Isu-isu strategis yang
Kebijakan nasional; Regulasi yang berlaku; Saran dan/atau masukan
terkait dengan bidang
dari pemangku kepentingan
urusan dan tugas pokok
(stakeholders) pembangunan
dan fungsi (tupoksi)
daerah.
perangkat daerah;
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia
LAMPIRAN
SISTEMATIKA
SISTEMATIKA DOKREN TAHUN 2023- DOKUMEN

2026
RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH RENSTRA PD TAHUN 2023-2026
TAHUN 2023-2026

BAB I Pendahuluan BAB I Pendahuluan

BAB II Gambaran Umum BAB II Gambaran Pelayanan PD

BAB III Gambaran Keuangan Daerah BAB III Permasalahan dan Isu Strategis PD

BAB IV Permasalahan dan Isu Strategis BAB IV Tujuan dan Sasaran

BAB V Tujuan dan Sasaran BAB V Strategi dan Arah Kebijakan

BAB VI Strategi, Arah Kebijakan dan Program Prioritas BAB VI Rencana Program dan Kegiatan serta

BAB VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Pendanaan

Program PD BAB VII Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan

BAB VIII Kinerja Penyelenggaran Pemerintah Daerah BAB VIII Penutup

BAB IX Penutup

29
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

SURAT MENDAGRI KEPADA GUBERNUR BUPATI WALIKOTA


SELURUH INDONESIA PERIHAL PENERAPAN SPM DI DAERAH
APAKAH SPM SUDAH DAPAT
DIPAKAI
Meningkatakan akuntabilitas Pemda
Menjamin setiap warga 2 Terhadap masyarakat.
negara mendapat layanan. 1

Merangsang transparansi
Menentukan arah anggaran 8 3 dan partisipasi masyarakat.

Menjadi landasan penentuan Menjadi argumen bagi peningkatan


perimbangan keuangan yang 7 4 pajak dan retribusi daerah.
adil dan transparan.

Membantu penilaian kinerja 6 5


Membantu dalam merasionalisasikan
KDH jumlah dan kualifikasi pegawai.
www.kemendagri.go.id Kemendagri_RI Kemendagri Kemendagri
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

STANDAR PELAYANAN MINIMAL

• SPM : Wajib hukumnya


• SPM merupakan prioritas nasional
• SPM adalah pelayanan dasar : Bila tidak dilaksanakan :
Masyarakat akan mengalami kendala
• Pelaksanaannya dituangkan dalam Dokumen Perencanaan
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia

JIKA PENCAPAIAN SPM SUDAH BAIK


(PARIPURNA)

1 Masyarakat akan sejahtera dan maju

2 Mengurangi kemiskinan, tingkat stunting

3 Dasar untuk memberikan DAU, Dasar untuk memberikan DAK

4 Diberikan Reward kepada daerah yang Pencapaian Paripurna

33
Ditjen Bina Pembangunan Daerah
Kementerian Dalam Negeri

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai