Pendidikan Kesehatan
Pekerjaan Umum
Sosial
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia
P ROVINS
34 0 (0%)
PROVINS
I (100%) I
400
523 19 15 (3,86%) KABUPATEN
KABUPATEN (96,31% (3,69%)
(96,14%) )
89 4 (4,30%) KOTA
KOTA
(95,70%)
88 (94,62%) 5 (7,93%)
KOTA KOTA
Seluruh Daerah Regional III telah membentuk dan menyampaikan SK Tim Penerapan SPM
DITJEN BINA PEMBANGUNAN
DAERAH
DAERAH YANG BELUM MENYAMPAIKAN TIM PENERAPAN SPM SELURUH
INDONESIA
5 Papua
1 Sulawesi Tengah 1. Kab. Lanny Jaya 8. Kab. Tolikara
2. Kab. Mamberamo 9. Kab. Waropen
1. Kab. Parigi Moutong 2. Kota Palu Tengah 10. Kab. Yahukimo
3. Kab. Mappi 11. Kab. Yalimo
4. Kab. Nduga 12. Kota Jayapura
4 Maluku Utara 5. Kab. Pegunungan
2 Sulawesi Utara Bintang
1. Kab. Halmahera Barat 5. Kab. Halmahera 6. Kab. Puncak
1. Kota Tomohon 2. Kab. Halmahera Utara 7. Kab. Supiori
Tengah 6. Kab. Kepulauan Sula
3. Kab. Halmahera 7. Kab. Pulau Morotai
Timur 8. Kab. Pulau Taliabu
4. Kab. Halmahera
Selatan
6 Papua Barat
1. Kab. Fakfak 5. Kab. Raja Ampat
2. Kab. Manokwari 6. Kab. Sorong
3 Sulawesi Tenggara 3. Kab. Manokwari 7. Kab. Sorong Selatan
1. Provinsi Sulawesi 5. Kab. Muna Selatan 8. Kab. Tambrauw
Tenggara 6. Kota Bau-Bau 4. Kab. Maybrat 9. Kab. Teluk Bintuni
2. Kab. Buton Selatan
3. Kab. Kolaka Timur
4. Kab. Konawe
5.99% 6.80%
CAPAIAN LAYANAN BELUM TERLAYANI CAPAIAN LAYANAN BELUM TERLAYANI CAPAIAN LAYANAN BELUM TERLAYANI
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia
1 Pengumpulan
Data 3 Penyusunan
Rencana
4
Pelaksanaan
• PD Pengampu sulit untuk Pemenuhan
• Sistem Perencanaan dan
menentukan kriteria penerima
penganggaran kegiatan/program
Pelayanan
(contoh : Warga miskin)
1
• belum murni berbasis SPM
2
Sulitnya berkoordinasi dengan
pihak yang terkait dengan data Penghitungan • Adanya keterbatasan anggaran
•
yang dibutuhkan menyebabkan tidak semua Beberapa program/kegiatan tidak dapat
05
04 TRANTIBUMLINMAS
06
1. Jumlah Personel dalam melakukan Pelayanan masih
PERUMAHAN RAKYAT 2.
dinilai kurang memadai;
Belum semua indikator SPM dapat dengan mudah SOSIAL
diintegrasikan dengan RPJMD, Rentra SKPD, RKPD dan
Renja Perangkat Daerah;
1. Anggaran untuk menunjang Sub Kegiatan Penerapan 3. Keterbatan anggaran yang ada, sehingga penganggaran 1. Keterbatasan alokasi anggaran untuk pelaksanaan
SPM masih minim belum seluruhnya berorientasi pada SPM; berbagai program dan kegiatan Bidang Sosial, hal
2. Kekurangan tenaga/Personil baik di Kab/Kota maupun 4. Belum semua Pelaksana SPM, memahami SPM tersebut berdampak pada penerapan SPM yang tidak
Provinsi) Sumber Daya Manuasia yang ada di Dinas 5. Tidak semua data dasar tersedia dan data cenderung maksimal.
Bidang Perumahan baik di Kabupaten/Kota dan Provinsi kurang diperbarui 2. Refocusing anggaran terjadi pada waktu kegiatan
belum memahami secara maksimal tentang penerapan 6. Sarana yang dimiliki terutama mobil pemadam kebakaran sedang dalam proses pelaksanaan
SPM. didalam melakukan penanggulangan kebakaran hanya 3. Jumlah personil yang menangani administrasi kegiatan
3. Lokasi Rumah yang terkena bencana yang jauh dan terbatas 1 (satu) WMK saja untuk melayani seluruh dan pengelolaan gudang logistik tidak memadai,
medan yang sulit ditempuh sehingga menghambat Kabupaten sehingga pembagian tugas masih tumpang tindih.
penyaluran bahan material. 7. Jauhnya jarak tempuh daerah rawan bencana dari posko 4. Minimnya fasilitas pendukung layanan sosial.
4. Kurangnya Pemahaman Aparat Kecamatan/Desa terkait komando bencana 5. Kurangnya sarana dan prasarana seperti mobil
pemberian Bantuan untuk rumah Korban bencana 8. Belum tersedianya informasi potensi bencana alam yang operasional, dan peningkatan kualitas sdm Rehabilitasi
sebagaimana aturan dalam penerapan SPM. spesifik dan akurat. Sosial dan tanggap darurat bencana
5. Pendataan, sinkronisasi, dan validasi data terkait jumlah 9. Masih adanya kondisi jalan yang rusak dan sulit dijangkau 6. Warga yang terdampak korban kebakaran ketika
rumah yang terkena dampak bencana tidak mobil pemadam kebakaran administrasi kependudukan tidak bisa menunjukkan
terkoordinasikan dengan baik bukti dokumen yang diminta karena musnah terbakar
6. Sulitnya penyediaan lahan untuk relokasi, Jumlah rumah sehingga menyebabkan pendataan terhambat
yang rusak akibat bencana 7. lokasi bencana yang sulit dijangkau akibat sulitnya akses
ke lokasi bencana karena rusaknya akses jalan menuju
ke lokasi bencana
www.kemendagri.go.id Kemendagri_RI Kemendagri Kemendagri
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia
Permasalahan Utama
3. SARANA DAN PRASARANA
2. SDM 4. DATA
80%
1. ANGGARAN 5. COVID-19
URUSAN PEMERINTAHAN
1. Pembinaan Wawasan
1. Pertahanan WAJIB PILIHAN Kebangsaan
2. Keamanan 2. Pembinaan Persatuan
3. Agama 3. Pembinaan Kerukunan
4. Yustisi 4. Penanganan Konflik Sosial
5. Politik Luar Neger 5. Koordinasi Antar Lembaga
6. Moneter dan Fiskal 6. Pengembangan Demokrasi
Urusan Wajib Urusan Wajib Non Urusan Wajib Non 7. Urusan Pemerintahan Lainnya
Pelayanan Dasar : Pelayanan Dasar : Pelayanan Dasar :
6 Urusan 18 Urusan 18 Urusan
Potensi, Ketenagakerjaan,
Pelayanan Dasar Non Pelayanan Dasar
Penggunaan Lahan
1. Kelautan dan Perikanan
2. Pariwisata
1. Tenaga kerja 3. Pertanian
1. Pendidikan
2. Perlindungan Perempuan dan Anak 4. Kehutanan
2. Kesehatan
3. Pangan 5. Energi dan Sumberdaya Mineral
3. Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
6. Perdagangan
4. Sosial 4. Pertanahan
7. Perindustrian, dan
5. Perumahan rakyat dan permukiman 5. Lingkungan Hidup
8. Transmigrasi
6. Ketentraman, ketertiban umum, dan 6. Administrasi dan Pencatatan Sipil
perlindungan masyarakat. 7. Pemberdayaan Masyarakat Desa/PMD
8. Pengendalian Penduduk dan KB
9. Perhubungan Urusan berbasis Ekosistem : Kehutanan,
10. Komunikasi-Informasi ESDM, Kelautan dan Perikanan
11. Koperasi dan UKM
12. Penanaman Modal
13. Kepemudaan dan Olahraga
14. Statistik
15. Persandian Provinsi
16. Kebudayaan
17. Perpustakaan, dan
18. Arsip
Kabupaten/Kota dapat
bagi hasilnya
bina_bangda Ditjen Bina Pembangunan Daerah
Ditjen Bina Ditjen Bina
Pembangunan Daerah Pembangunan Daerah
TUJUAN
PEMBANGUNAN DAERAH
APBD
1/3 Untuk Biaya Pembangunan.
Perencanaan
Pembangunan Daerah
Rencana Rencana
Pembangunan Daerah Perangkat Daerah
1. Latar Belakang 1. Kondisi Geografi 1. Kebijakan SPM dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun
2. Landasan Hukum 2. Kondisi Demografi 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
3. Maksud dan Tujuan 3. Kondisi Perekonomian 2. Kebijakan SPM dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2
4. Ruang Lingkup 4. Kondisi Pembangunan Tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan Minimal.
5. Sistematika Laporan Manusia 3. Kebijakan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
PERENCANAAN SPM
RENSTRA
• PROGRAM / KEGIATAN /
PD
SUB KEGIATAN
• INDIKASI ANGGARAN
RENJA
PD
PP 12/2019
APBD KUA/PPAS
PENGANGGARAN SPM Penyusunan RKA SKPD salah satunya
berpedoman pada Standar Pelayanan
DPA SKPD RKA SKPD
Minimal.
Verifikasi oleh TAPD salah satunya
dilakukan untuk menelaah kesesuaian
antara RKA PD dengan Standar
Pelayanan Minimal
TARGET PEMENUHAN
BAB VII KERANGKA PENDANAAN BAB VI KINERJA
PEMB. DAN PROGRAM PD PENYELENGGARAAN
Fokus :
Integrasi SPM dalam RPJMD
11. Apakah data SPM digunakan dalam menyusun gambaran umum kondisi daerah?
• Khususnya terkait dengan penyelenggaraan pemenuhan dan pencapaian kebutuhan dasar oleh Pemda.
• Beberapa informasi yang perlu dimonitor pada bagian ini antara lain adalah cakupan layanan SPM, capaian
SPM secara total perbidang SPM dan gap pemenuhan layanan SPM.
22. Apakah pemenuhan kebutuhan dasar (SPM) sudah tergambarkan dalam pengelolaan keuangan daerah serta
kerangka pendanaannya?
• Seberapa besar anggaran yang diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan dasar oleh Pemda.
33. Apakah SPM menjadi salah satu isu sentral dalam pembahasan permasalahan dan isu strategis daerah?
• Apakah isu pemenuhan kebutuhan dasar pada tiap bidang SPM menjadi bagian strategis dari perencanaan
pembangunan Pemda.
• Secara lebih detail lagi, apakah Pemda mencantumkan permasalahan penerapan SPM pada (1) aspek
kelembagaan, (2) aspek koordinasi, (3) aspek manajemen dan tata kerja, (4) aspek anggaran, dan (5) aspek
sumber daya manusia.
44. Apa strategi dan arah kebijakan yang diambil Pemda dalam usaha memenuhi kebutuhan dasar (SPM)?
Bagaimana menghubungkan strategi dan arah kebijakan yang diambil dengan program pembangunan daerah?
55. Apakah pelayanan dasar berpedoman SPM dituangkan dalam program daerah, didukung dengan kerangka
pendanaannya?
• Dalam konteks pendanaan kebutuhan dasar SPM, dari mana saja sumber-sumber pendanaan pemenuhan
SPM, termasuk sumber pendanaan non-pemerintah.
66. Apakah indikator pemenuhan kebutuhan dasar SPM menjadi bagian dari pengukur kinerja penyelenggaraan
Pemda?
• Apa dan bagaimana hubungan antara indikator SPM dan indikator makro pembangunan sebagai basis dari
evaluasi kinerja kepala daerah.
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia
Fokus :
Integrasi SPM dalam RKPD
1
1. Apakah data SPM digunakan dalam menyusun gambaran umum kondisi daerah?
• Khususnya terkait dengan penyelenggaraan pemenuhan dan pencapaian kebutuhan dasar oleh Pemda.
• INFO gambaran umum: cakupan layanan SPM, capaian SPM secara total perbidang SPM, dan gap pemenuhan
2 layanan SPM.
2. Apakah pemenuhan kebutuhan dasar SPM sudah tergambarkan dalam kerangka ekonomi dan keuangan daerah? seberapa
besar anggaran yang diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan dasar oleh Pemda.
3
3. Apakah SPM menjadi salah satu sasaran dan prioritas pembangunan daerah?
• Apakah rencana pemenuhan kebutuhan dasar pada tiap bidang SPM menjadi bagian strategis dan prioritas dari
pembangunan Pemda.
• Terkait sasaran dan prioritas, apa keterkaitan SPM dengan sasaran dari indikator makro pembangunan, di samping
4 menarik konsistensi antara sasaran pembangunan terkait SPM dalam RKPD dan RPJMD.
4. Apakah pelayanan dasar berpedoman SPM dituangkan dalam program dan kegiatan tahunan daerah?
• Konsistensi penerapan SPM antara RKPD dan RPJMD,
• Kesesuaian target SPM dengan besaran kesenjangan satu tahun yang sudah dihitung pada tahap penghitungan
5 kebutuhan SPM (termasuk menghitung proyeksi target pemerintah dan mitra atau lembaga non-pemerintah).
5. Apakah rencana pemenuhan kebutuhan sudah mendapatkan indikasi alokasi anggaran?
• Berapa besar anggaran yang akan didistribusikan oleh Pemda untuk pemenuhan SPM?
• Apakah indikasi kebutuhan anggaran pemenuhan SPM sudah dirumuskan berdasarkan gap pemenuhan SPM?
6 • Sumber-sumber pendanaan pemenuhan SPM, termasuk sumber pendanaan non-pemerintah.
6. Apakah indikator pemenuhan kebutuhan dasar (SPM) menjadi bagian dari indikator kinerja penyelenggaraan Pemda?
hubungan antara indikator SPM dan indikator makro pembangunan sebagai basis dari evaluasi kinerja kepala daerah.
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia
PENERIMA PELAYANAN DASAR BAB VI RENCANA PROGRAM DAN BAB IV RENCANA KERJA DAN
KEGIATAN PENDANAAN PD
TARGET PEMENUHAN
Ditujukan Kepada
23
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia
Nusa Tenggara-Maluku-
4 Papua 1 25 3 11 2 11
Pasal 201 ayat (9) menegaskan bahwa untuk mengisi kekosongan kepala daerah, diisi dengan penjabat
gubernur/penjabat bupati/penjabat walikota sejak tahun 2022 sampai dengan pelantikan kepala daerah hasil Pilkada
Serentak Tahun 2024
Tabel Variasi Akhir Masa Jabatan KDH Tahun 2022, 2023, dan
NO DAERAH2024 2022 2023 2024
PROVINSI
Bulan Mei 5 Provinsi Nihil Bulan Januari 1 Provinsi
1. Bulan Juli 1 Provinsi Nihil Bulan Februari 1 Provinsi
Bulan September Nihil 10 Provinsi Bulan Maret 1 Provinsi
Bulan Oktober 1 Provinsi 2 Provinsi Bulan Mei 1 Provinsi
Bulan Juni 1 Provinsi
KABUPATEN/KOTA
Bulan Mei 43 Kab/Kota Nihil Bulan Januari 10 Kab/Kota
Bulan Juli 10 Kab/Kota Nihil Bulan Februari 14 Kab/Kota
Bulan Agustus 12 Kab/Kota Nihil Bulan Maret 8 Kab Kota
2.
Bulan September 3 Kab/Kota 72 Kab/Kota Bulan April 9 Kab/ Kota
Bulan Oktober 10 Kab/Kota 6 Kab/Kota Bulan Mei 3 Kab/Kota
Bulan November 3 Kab/Kota 7 Kab/Kota Bulan Juni 2 Kab/Kota
Bulan Desember 13 Kab/Kota 20 Kab/Kota Bulan September 2 Kab/Kota
3. JUMLAH PROV/ KAB/KOTA 101 117 53
Ket :
Variasi ini akan berdampak terhadap proses penyusunan dan penetapan dokumen perencanaan pembangunan daerah.
25
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia
NB : Terkait kebutuhan teknis agar Bappeda Provinsi berkoordinasi dengan Kemendagri (Ditjen Bina Bangda),
dan Bappeda Kabupaten/Kota agar berkoordinasi dengan Provinsi (Bappeda Provinsi) 2
6
Ditjen Bina Ditjen Bina
Kementerian Dalam NegeriPembangunan Daerah
Pembangunan Daerah
Republik Indonesia
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
Penyelarasan target indikator makro dan program prioritas nasional dalam RPJMN Penyelarasan target indikator makro dan program prioritas nasional dalam RPJMN
Tahun 2020-2024 Tahun 2020-2024
Kesesuaian sasaran pokok dan arah kebijakan RPJPD Provinsi sampai dengan Kesesuaian sasaran pokok dan arah kebijakan RPJPD Kabupaten/Kota sampai
Tahun 2025 dengan Tahun 2025
Isu-isu strategis yang berkembang RPJMD Provinsi atau Rencana Pembangunan Daerah Provinsi Tahun 2023-2026
1 2 3
Penyelarasan program Evaluasi hasil capaian kinerja tujuan, Evaluasi kontribusi keluaran
prioritas nasional dalam sasaran dan hasil (outcome) Renstra PD (output) dari seluruh Memperhatikan :
RPJMN Tahun masing-masing melalui evaluasi capaian kegiatan/subkegiatan sampai
2020-2024; RKPD atau Renja PD sampai dengan dengan tahun 2021 dalam
Kepmen Nomor
tahun 2021; pencapaian hasil (outcome); 050-5889 Tahun
2021 Tanggal 27
Desember Tahun
2021
4 5 6 7
Isu-isu strategis yang
Kebijakan nasional; Regulasi yang berlaku; Saran dan/atau masukan
terkait dengan bidang
dari pemangku kepentingan
urusan dan tugas pokok
(stakeholders) pembangunan
dan fungsi (tupoksi)
daerah.
perangkat daerah;
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia
LAMPIRAN
SISTEMATIKA
SISTEMATIKA DOKREN TAHUN 2023- DOKUMEN
2026
RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH RENSTRA PD TAHUN 2023-2026
TAHUN 2023-2026
BAB III Gambaran Keuangan Daerah BAB III Permasalahan dan Isu Strategis PD
BAB VI Strategi, Arah Kebijakan dan Program Prioritas BAB VI Rencana Program dan Kegiatan serta
BAB IX Penutup
29
Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia
Merangsang transparansi
Menentukan arah anggaran 8 3 dan partisipasi masyarakat.
33
Ditjen Bina Pembangunan Daerah
Kementerian Dalam Negeri
Terima Kasih