Anda di halaman 1dari 65

XE 2000

TRAINING AND DEVELOPMENT


General Komponen
X E 2000

Berat siap operasi (2000 x 0,1 = 200 ton)

EXCAVATOR

XCMG

TRAINING AND DEVELOPMENT


General Komponen
Dimensi XE 2000

TRAINING AND DEVELOPMENT


General Komponen
Dimensi XE 2000

TRAINING AND DEVELOPMENT


General Komponen
ENGINE
Definisi dan fungsi engine
Engine adalah suatu alat yang menghasilkan tenaga melalui proses tertentu, yaitu proses thermis atau panas dirubah
menjadi tenaga mekanis.
Fungsi engine sebagai sumber tenaga penggerak utama untuk diteruskan ke penggerak lainnya.
Prinsip kerja engine 4 langkah

TRAINING AND DEVELOPMENT


General Komponen
Engine System
a. Air intake & exhause system

Naturally Aspirate Turbocharger Aspirate

TRAINING AND DEVELOPMENT


General Komponen
Engine System
a. Air intake & exhause system

Turcocharger With Aftercooler Aspirate

TRAINING AND DEVELOPMENT


General Komponen
Engine System
b. Fuel System

Skema CRI ( Common Rail Injection)

TRAINING AND DEVELOPMENT


General Komponen NO KOMPONEN FUNGSI
Engine System 1. Oil Pan Tempat penampung dan pendingin oli.
2. Strainer Penyaring oli dari kotoran yang kasar.
c. Lubricating System 3. Oil Main Pump
Sebagai pompa oli utama, memberikan oli bertekanan dari oil Pan ke system /
bagian–bagian yang dilumasi.
Membantu memompakan oli pada waktu unit mendaki maupun menurun sehingga
4. Scavenging Pump
selalu ada pelumasan pada komponen engine.

Membersihkan oli dari kotoran dan partikel lain yang timbul selama sirkulasi
5. Oil Filter
sehingga dapat memperpanjang daya tahan umur engine.
Untuk mendinginkan oli dengan perantara sirkulasi air pendingin atau dengan
6. Oil Cooler
media pendinginannya adalah air.
Mengatur tekanan oli dalam system dengan tekanan yang di tentukan 2 s/d 5
7. Regulator Valve/ Relief Valve
kg/cm2.
Menjadi by pass waktu oil filter kotor / buntu atau menjaga oli tetap ada dalam
8. Safety Valve system bila di lengkapi dengan caution lamp oil filter. Lampu akan menyala bila
filter buntu.
9. Oil Pressure Gauge Sebagai petunjuk tekanan oli mesin.
10.
Main gallery Sebagai tempat bertemunya oli dan mendistribusikan oli pada komponen engine.

Menyaring oli dari oil pan melalui main gallery dan sebagai pendingin oli karena
11. Bypass Filter
tempatnya diluar engine.
1. Membentuk lapisan film minyak.
2. Sebagai pendingin.
3. Sebagai penyekat.
12.
Oli 4. Sebagai pembersih.
Skema Lubricating System 5. Sebagai pencegah anti karat.
6. Sebagai media pemindah tenaga ( hydraulic system )
7. Sebagai media pemindah daya pada torque converter.

TRAINING AND DEVELOPMENT


General Komponen
Engine System
d. Cooling system

Skema Cooling System

TRAINING AND DEVELOPMENT


General Komponen
Engine System
e. Electic system
NO KOMPONEN FUNGSI
1. Alternator Fungsinya sebagai sumber listrik untuk mensuplay ke battery pada saat
engine hidup dengan merubah energi mekanik menjadi energi elektrik

2. Battery Fungsinya sebagai penyimpan arus listrik dengan merubah energi kimia
menjadi tenaga listrik

3. Battery relay Fungsinya untuk memutus dan menghubungkan arus battery dengan body
secara automatis dan mencegah atau memperkecil hubungan singkat bila
battery tidak digunakan

4. Regulator Fungsinya untuk menjaga agar arus yang keluar dari alternator tetap konstan
pada saat engine dalam putaran rendah atau putaran tinggi

5. Starting switch Fungsinya untuk menghubungkan atau memutuskan arus listrik

6. Fuse Sebagai pengaman arus listrik

9. Cable Sebagai penghubung system kelistrikkan


Skema Electric System

TRAINING AND DEVELOPMENT


General Komponen
Basic Hidrolik
NO KOMPONEN FUNGSI
Sebagai tempat penampungan oli dari sistem. Selain
1. Tangki hidrolik ( hydraulic tank ) itu juga berfungsi sebagai pendingin oli yang
kembali.
Sebagai pemindah oli dari tangki ke dalam sistem.
2. Pompa hidrolik (hydraulic pump) Dan bersama komponen lain menimbulkan
hydraulic pressure ( tenaga hidrolik ).
Control valve Untuk mengarahkan jalannya oli ke tempat yang
3.
  diinginkan
Untuk membatasi tekanan maksimum yang diijinkan
Main relief valve
4. dalam hydraulic system, agar sistem sendiri tidak
 
rusak.
5. Pressure line Saluran oli hidrolik bertekanan tinggi, baik
berbentuk pipa atau hose.
Actuator ( hydraulic cylinder ) Sebagai perubah dari tenaga hidrolik menjadi tenaga
6.
  mekanik.
Untuk menyaring kotoran-kotoran agar tidak ikut
7. Filter Oil Hydraulic
Skema Basic Hidrolik EXCAVATOR bersirkulasi.
8. Accumulator Untuk menyimpan energy bertekanan dan meredam
gaya kejut dari attachment hydraulic.

TRAINING AND DEVELOPMENT


General Komponen
Pengenalan komponen

Gambar unit XE 2000

TRAINING AND DEVELOPMENT


General Komponen
Power Train
suatu urutan / rangkaian penggerak tenaga yang di mulai dari Engine hingga final drive sehingga unit itu dapat bergerak /
berjalan.

TRAINING AND DEVELOPMENT


General Komponen
Power Train

Berfungsi meneruskan tenaga langsung dari engine dan menggerakkan beberapa


sistim yang lain misal untuk pompa hidrolik , transmisi dan pompa steering.
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Oli pelumasan harus sesuai dengan spesifikasinya
2. Engine tidak boleh idle terlalu lama
3. Rawan terhadap kebocoran / rembesan

PTO

TRAINING AND DEVELOPMENT


General Komponen
Power Train

Berfungsi untuk mensuplai aliran oli ke sistem hidrolik dan bersama komponen lain
menimbulkan oil pressure. Prinsip kerjanya yaitu putaran pump didapat dari putaran
drive gear PTO dimana putaran pump ini digunakan untuk memompa oli dari tanki
hidrolik ke sistem hidrolik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan pump adalah:
1. Jangan memaksakan beban yang berlebihan karena selain merusak attachment
juga komponen sistem hidrolik terutama main pump.
2. Jangan menggerakkan rod cylinder sampai akhir langkah.
3. Pastikan oli hidrolik selalu pada level aman

Main Pump
TRAINING AND DEVELOPMENT
General Komponen
Power Train

Berfungsi untuk mengarahkan oli sesuai dengan yang dikehendaki. Prinsip kerjanya
yaitu aliran oli (oil flow) yang dihasilkan pump akan diatur jumlah alirannya, arah
alirannya dan tekanannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk merawat control
valve, antara lain :
1. Periksa kebocoran pada o-ring/gasket.
2. Periksa linkage-linkage yang menggerakkan control valve.

Control Valve

TRAINING AND DEVELOPMENT


General Komponen
Power Train

Berfungsi untuk memutar upper structure unit kekiri atau kekanan


360°.Prinsip kerjanya yaitu merubah pressure oli hidrolik menjadi
tenaga mekanis untuk menggerakkan ring gear pada swing machinery

Swing Motor

Berfungsi mengarahkan aliran oli dari control valve ke travel


motor. Prinsip kerjanya yaitu center swivel joint digunakan
sebagai saluran antara upper structure (bila swing) dan
undercarriage. Aliran oli yang datang dari control valve
Center swivel joint (terpasang pada upper structure) menuju ke travel motor.

TRAINING AND DEVELOPMENT


General Komponen
Power Train
Berfungsi merubah tenaga oil flow hidraulic menjadi tenaga mekanis. Prinsip kerjanya meneruskan tekanan oli
yang diterima piston motor dari travel control valve sehingga out put shaft memutar penggerak akhir (Final
drive). Putaran travel motor secara langsung di atur oleh travel control valve.Kecepatan putaran motor dapat
dirubah dengan mengoperasikan travel speedselector switch. Ketika switch ini dioperasikan, solenoid valve
bekerja membuka atau menutup tekanan oli yang mengalir ke motor.Pada travel motor ini dilengkapi brake
untuk hidrolik excavator. Ketika travel controllever ”netral” saluran oli untuk masuk dan keluar di motor tertutup
oleh counter balance valve, akibatnya motor tidak dapat berputar
Travel Motor

- Lokasi : Terletak pada bagian akhir urutan power train.


- Fungsi : Mereduksi putaran akhir yang bertujuan untuk mendapatkan daya dorong yang lebih besar
melalui perbandingan jumlah gigi – giginya.
- Prinsip Kerja
Putaran yang masuk kedalam Final Drive direduksi (diperkecil) oleh gigi – gigi utama, sehingga
hasil akhir putaran output menjadi lebih kecil tetapi tenaga yang dihasilkan lebih besar.
- Komponen utama dari Final Drive :
1. Sun Gear
Final Drive 2. Planetary Gear
3. RingGear
TRAINING AND DEVELOPMENT
General Komponen
Undercarriage
1. Track frame
Track frame merupakan tulang punggung dari undercarriage dan sebagai tempat kedudukan dari komponen – komponen.
Track frame di buat khusus mampu melawan beban kejut selama operasi berat atau ringan dari kondisi kerja unit . Pada setiap unit terpasang 2 buah pada sisi
kanan dan kiri dan dipasang di frame unit bagian belakang melalui diagonal brace.
Track frame bisa mengalami ketidak lurusan atau center, hal ini disebabkan karena :
- Pemasangan Track Rolleryang salah.
- Terjadinya benturan antara batu dengan permukaan bawah diagonal brace yang dapat mengakibatkan fisik diagonal brace rusak.
- Unit sudah beroperasi dalam waktu lama sehingga dengan variasi beban dapat menyebabkan perubahan kelurusan track frame .
2. Roller
Roller dibagi menjadi 2 yaitu track roller yang dipasang pada bagian bawah dan carrier roller dipasang pada bagian atas.
Track roller berfungsi untuk sebagai pembagi berat unit ke track link assy. Carrier roller berfungsi untuk menahan berat gulungan bagian atas dari track shoe
assy agar tidak melentur dan menjaga gerakan track shoe tetap lurus pada posisi sprocket dan front idlernya.
3. Front idler
Berfungsi untuk membantu menegangkan atau mengendorkan track dan meredam kejutan dari arah depan.
4. Recoil spring
Berfungsi untuk meredam kejutan dari idler
5. Track adjuster
Berfungsi untuk mengatur kekencangan track
6. Sprocket
Terletak dibagian luar final drive.Meneruskan gerak putar dari final drive ke track link melalui teeth sprocketnya dan merubah gerak putar menjadi gulungan
agar unit dapat bergerak baik maju atau mundur. Tipe sprocket yang digunakan pada excavator adalah tipe solid.

TRAINING AND DEVELOPMENT


General Komponen
Undercarriage
7. Track link
Fungsinya antara lain :
- Merubah gerak putar menjadi gerakan gulungan.
- Tempat tumpuan atau rel dari track roller sehingga unit dapat berjalan.
- Tempat kedudukan pin, bushing dan track shoe.
- Tempat bersinggungan dengan roller saat unit diam maupun bergerak.
- Meopang berat unit ke landasan
8. Track shoe
Fungsinya disamping tempat persinggungan dengan tanah juga merupakan alas gerak dari unit
dan juga merupakan pembagi berat unit ke permukaan.
Tipe track shoe :
a. Triple grouser shoe
Dirancang untuk daerah atau medan Normal
b. Swamp shoe
Dirancang untuk daerah berlumpur (Swamp area) dengan tipikal Shoe berbentuk segitiga
dengan bidang kontak lebih luas sehingga mempunyai daya apung lebih besar.

TRAINING AND DEVELOPMENT


General
Attachment
Komponen

Attachment merupakan perlengkapan kerja pada suatu unit.Terdapat


beberapa perlengkapan kerja yang digunakan pada unit Excavator
yaitu Bucket, arm dan Boom

TRAINING AND DEVELOPMENT


Instrument Panel Dan Kontrol
1. Stand pedal kiri 7. Instrument Monitor 13. Seat
2. Tuas travel kiri 8. Control Console 14. Safety Belt depan
3. Pedal Travel Kiri 9. Monitor camera 15. Safety belt belakang
4. Tuas travel kanan 10. Control lever 16. Control lever
5. Stand pedal kanan 11. Armrest right Box 17. Pedal travel kanan
6. Control wiper 12. AC control
 

TRAINING AND DEVELOPMENT


Instrument Panel Dan Kontrol
Basic Console

TRAINING AND DEVELOPMENT


Instrument Panel Dan Kontrol
AC Controller Item

TRAINING AND DEVELOPMENT


Instrument Panel Dan Kontrol
Radio console

TRAINING AND DEVELOPMENT


Instrument Panel Dan Kontrol
Meter Display Portion

TRAINING AND DEVELOPMENT


Instrument Panel Dan Kontrol

TRAINING AND DEVELOPMENT


Instrument Panel Dan Kontrol

TRAINING AND DEVELOPMENT


Instrument Panel Dan Kontrol
Control Lever Kiri

TRAINING AND DEVELOPMENT


Instrument Panel Dan Kontrol
Control Lever Kanan

TRAINING AND DEVELOPMENT


Instrument Panel Dan Kontrol
Operator Seat

TRAINING AND DEVELOPMENT


Instrument Panel Dan Kontrol
Control Pedal

a. Travel pedal LH berfungsi untuk menggerakkan undercarriage


sebelah kiri dengan menggunakan kaki, agar track berputar hingga
unit dapat berjalan maju atau mundur dan steering jika
dikombinasikan.
b. Travel pedal RH berfungsi untuk menggerakkan undercarriage
sebelah kanan dengan menggunakan kaki, agar track berputar
hingga unit dapat berjalan maju atau mundur dan steering jika
dikombinasikan.
c. Foot rest berfungsi sebagai pijakan kaki saat travel pedal tidak
digunakan

TRAINING AND DEVELOPMENT


P2H
Adalah suatu kegiatan pemeriksaan unit yang dilakukan oleh operator pada saat sebelum dan setelah operasi.
Tujuan dari P2H ini untuk mengetahui kondisi unit sebelum dioperasikan, dan mencegah terjadinya kerusakan
yang lebih parah.
P2H yang wajib dilakukan seorang operator dibagi menjadi 4 langkah :
1. Pemeriksaan keliling sebelum menghidupkan Engine (Walk around)
2. Pemeriksaan di atas unit dan didalam kabin
3. Pemeriksaan setelah menghidupkan engine
4. Pemeriksaan setelah selesai operasi

TRAINING AND DEVELOPMENT


P2H
Walk Arraund Inspection ( Mengelilingi Unit )

Lakukan selalu pemeriksaan berikut sebelum menghidupkan engine setiap hari :


- Periksa komponen undercarriage (track, sprocket, idler, guard) dari kerusakan, keausan, kekendoran baut-baut atau
kebocoran oli dari roller. Jika ditemukan ketidaknormalan, laporkan ke pengawas atau mekanik untuk dilakukan perbaikan.
- Periksa kebocoran oli dari power train case, final drive case, tangki hidrolik, hose dan joint. Periksa kebocoran oli pada cover
bawah dan pastikan tidak terdapat ceceran oli atau air di tanah. Jika ditemukan ketidaknormalan, laporkan segera.
- Periksa kerusakan, keausan, pada perlengkapan kerja, silinder-silinder, sambungan-sambungan, atau hose. Jika ditemukan
ketidaknormalan, laporkan segera.
- Periksa bagian body unit dari kemungkinann kerusakan dari pengoperasian sebelumnya.
- Periksa kerusakan tangga dan kekendoran baut-baut. Perbaiki kerusakan dan kencangkan baut segera.
- Naik ke unit untuk melakukan pemeriksaan selanjutnya, pergunakan Three body contact (tiga titik tumpu/ dua tangan
berpegang dan satu kaki berpijak secara bergantian)

TRAINING AND DEVELOPMENT


P2H
Pemeriksaan diatas alat dan didalam kabin
Pemeriksaan air pendingin dan penambahan
a. Buka cover engine samping kiri chassis, dan periksa bahwa air pendingin berada diantara tanda FULL
dan LOW pada sub tank (1). Jika jumlah air kurang tambahkan air hingga ketanda FULL.
b. Setelah menambahkan air, kencangkan penutupnya.
c. Jika sub tank kosong, utamakan periksa kebocoran air, kemudian buka penutup radiator dan periksa
bahwa air pendingin terlihat berada dipermukaan bawah strainer. Tambahkan air jika kurang.
d. Setelah penambahan air, tutup cover engine.

Pemeriksaan bahan bakar dan penambahan


a. Periksa ketinggian bahan bakar.
b. Isilah tangki solar melalui lubang pengisian. Periksa jumlah solar yang terisi dari gelas penduga.
c. Setelah penambahan solar, kencangkan penutupnya.
d. Periksalah water separator, buanglah endapan air yang terkandung dalam water separator bila air sudah
mencapai ketinggian tertentu. 

TRAINING AND DEVELOPMENT


P2H
Pemeriksaan diatas alat dan didalam kabin
a. Buka cover engine .
b. Tarik dipstik (G) dan usaplah oli dengan kain bersih.
c. Masukkan dipstik (G) sepenuhnya, kemudian tarik kembali.
d. Jumlah oli harus berada diantara tanda H dan L pada dipstik (G).
e. Jika jumlah oli kurang dari tanda L, tambahkan oli melalui lubang pengisian (F).
f. Jika jumlah oli melebihi tanda H, buka plug, kendorkan kran pembuang untuk mengurangi jumlah oli yang
Pemeriksaan oli engine berlebihan, kemudian periksa dipstik kembali. Jika jumlah oli sesuai, kencangkan tutup pengisian oli dan tutup
cover engine.
PERHATIAN :
 Jika unit parkir di kemiringan, pindahkan ketempat yang rata.
 Ketika penambahan oli, cabut dipstiknya untuk membebaskan tekanan udara didalam crankcase.
 Terdapat tanda pada dipstik untuk (ENGINE MATI) pada satu sisi dan (ENGINE HIDUP) pada sisi yang lain.
Dapat pula memeriksa oli saat engine hidup, yakinkan mengingat hal berikut :
 Periksa suhu air pendingin engine terlihat diwarna hijau.
Lihat tanda dipstik sisi ENGINE IDLING.

TRAINING AND DEVELOPMENT


P2H
Pemeriksaan diatas alat dan didalam kabin
Pemeriksaan oli power take off (PTO)
a. Buka pintu (cover) sebelah kanan dari mesin.
b. Cabut dipstik (G) lalu usap dengan kain bersih.
c. Masukkan dipstik (G) sepenuhnya pada lubangnya, kemudian tarik kembali.
d. Permukaan oli harus berada diantara tanda H dan L.
e. Jika permukaan oli kurang dari tanda L tambahkan oli melalui lubang pengisian (F).
Jika jumlah oli diatas tanda H, kurangi olinya.

Pemeriksaan tangki oli hidrolik dan penambahan


a. Posisi attachment harus seperti gambar di samping dan rata untuk memeriksa jumlah oli. Permukaan oli
harus berada diantara tanda H dan L.
CATATAN :
Jika permukaan oli berada diatas garis H, jangan ditambah oli. Melakukan ini dapat menimbulkan
kerusakan sirkuit tekanan oli dan oli tersembur keluar.
Jika permukaan oli dibawah tanda L, tambahkan oli melalui lubang pengisian (F).

TRAINING AND DEVELOPMENT


P2H
Pemeriksaan diatas alat dan didalam kabin
Pemeriksaan dust indicator
a. Periksa piston kuning yang berada didalam tidak terlihat pada area merah sisi luar diameter dust indicator
(1).
b. Jika piston kuning terlihat diwarna merah, bersihkan! Dan setelah 6 kali dilakukan pembersihan pada
elemen air cleaner, segera ganti dengan elemen yang baru.
Setelah pemeriksaan, pembersihan dan penggantian, tekan knob dust indicator (1) untuk mengembalikan
piston kuning keposisinya semula

Pemeriksaan oli swing


a. Cabut dan keluarkan dipstick (G) dan bersihkan dengan menggunakan kain pembersih.
b. Masukkan kembali dipstick ke dalam holder pipe sepenuhnya kemudian cabut keluarkan kembali dan
periksalah ke tinggian olinya.
c. Ketinggian oli seharusnya berada diantara tanda H dan L pada sisi dipstick.
d. Apabila ketinggian olinya berada di atas tanda H kurangilah dengan membuang kelebihannya melalui
drain plug (P), jika ketinggian olinya kurang dari L tambahkan oli lewat lubang (F)
Ketika pengisian oli swing cabut bleeding plug (1).

TRAINING AND DEVELOPMENT


P2H
Pemeriksaan diatas alat dan didalam kabin

Pemeriksaan battery
a. Buka cover battery.
b. Cek level air battery, jika kurang di tambah sampai posisi antara upper dan
lower.
Bersihkan terminal battery dan vent plugnya dari kotoran-kotoran.

Sebelum menghidupkan engine, operator harus memastikan


dan memeriksa :
a. Safety lock lever harus posisi LOCK.
b. Lever peralatan kerja harus netral.
c. Fuel control dial posisi idle.
d. Pastikan master key posisi off.
e. Tekan lever pedal untuk memastikan langkah pedal posisi normal.
f. Pasang safety belt untuk keselamatan.

TRAINING AND DEVELOPMENT


P2H
Pemeriksaan setelah engine hidup
 Dengarkan suara engine, apakah normal atau tidak. Apabila ada ketidak normalan, segera periksa dan laporkan
 Lihat warna asap gas buang yang keluar dari exhaust pipe. Warna asap gas buang yang normal adalah Transparan (tidak kelihatan)
 Pastikan semua lampu instrument panel (lampu indicator) mati.
 Low idle engine kurang lebih 5 menit untuk pemanasan dan sirkulasi pelumasan.
 Bila malam hari putar switch lamp, pastikan lampu menyala dengan baik. 1
Periksa juga lampu rotary

Apabila dalam proses pemeriksaan alat terdapat ketidak normalan segera laporkan ke atasan sebelum unit di operasikan, agar dilakukan
perbaikan oleh mekanik.
Bila semua sudah normal, lakukan langkah berikut ini :
 Tarik fuel control dial atau lever posisi setengah.
 Lepaskan safety lock lever dan lock yang lainnya.
 Lakukan pergerakan atau pegontrolan pada semua attachment (boom, arm dan bucket) apakah normal.
 Untuk maju unit klakson dulu 2x, untuk mundur 3x dan perhatikan apakah sekeliling aman.
 Gerakkan unit maju dan mundur, kemudian steering kiri kanan. Pastikan unit dapat bergerak pada tiap posisi lever.

TRAINING AND DEVELOPMENT


P2H
Pemeriksaan setelah selesai operasi

Setelah selesai operasi, jangan langsung mematikan engine. Lakukan beberapa hal dibawah ini :
1. Parkirlah unit pada posisi yang rata, landasan keras, aman, jauh dari bahaya banjir, pohon kering dan tanah longsor.
2. Parkir unit pada tempat yang mudah dijangkau oleh lub truck maupun fuel truck.
3. Bila parkir ada unit lain perhatikan jarak aman (minimal 1 x lebar unit) 1
4. Letakkan semua peralatan kerja diatas tanah dan aktifkan semua lock lever, kemudian kecilkan gas / fuel control dial
pada posisi rendah (low idle).
5. Low idle engine selama kurang lebih 5 menit sambil mengecek kembali apakah ada kebocoran dan kekendoran selama
operasi.
6. Matikan engine dan turun dari unit memakai metode tiga titik tumpu.
7. Periksa bagian undercarriage, attachment, apakah ada kerusakan, keausan, kebocoran selama pengoperasian. Apabila
ditemukan ketidak normalan, segera laporkan ke pengawas dan beritahukan kepada operator shift berikutnya.
8. Bersihkan unit dari kotoran yang menempel terutama pada carrier roller sebelum meninggalkan unit.

TRAINING AND DEVELOPMENT


P2H
Maintenance
Suatu kegiatan service untuk mencegah timbulnya keausan, kerusakan yang tidak normal sehingga umur alat dapat mencapai
atau sesuai umur yang direkomendasikan oleh pabrik.
Tujuan perawatan dapat disimpulkan menjadi 4 yaitu :
1. Agar alat selalu dalam keadaan siap pakai (High availability ,berdaya guna fisik yang tinggi ).
2. Agar alat selalu dalam keadaan prima berdaya guna mekanis paling baik (Best Performance).
3. Agar biaya perbaikan alat menjadi lebih hemat ( Reduce Repair Cost ).
4. Untuk memperpanjang masa pakai mesin.
Sasaran :
Memaksimalkan waktu operasi / produksi.
Mencegah kemungkinan terjadinya gangguan / hambatan pada saat operasi .
Mengetahui kondisi mesin / unit yang digunakan , untuk menyiapkan suku cadangnya.
Mengatasi gangguan / hambatan dengan cepat pada saat operasi atau produksi.
Memanfaatkan mesin atau unit dalam keadaan layak pakai / produksi selama mungkin.
Mencegah hal – hal yang membahayakan kesehatan dan keselamatan.
Meminimalkan biaya perawatan.

TRAINING AND DEVELOPMENT


P2H
Maintenance
Perawatan adalah suatu kegiatan service untuk mencegah timbulnya keausan yang tidak normal sehingga umur alat dapat mencapai atau sesuai umur
yang direkomendasikan oleh pabrik.
Tujuan perawatan dapat disimpulkan menjadi 4 :
A. Agar suatu alat selalu dalam keadaan siap pakai ( High availability, berdaya guna fisik yang tinggi).
B. Agar suatu alat selalu dalam keadaan prima berdaya guna mekanis yang paling baik (Best Performance).
C. Agar biaya perbaikan alat menjadi lebih hemat (reduce Repair Cost).
D. Untuk memperpanjang masa pakai mesin.
Sasaran Perawatan :
1. Memaksimalkan waktu operasi / produksi.
2. Mencegah kemungkinan terjadinya gangguan / hambatan pada saat operasi.
3. Mengetahui kondisi mesin / unit yang digunakan, untuk menyiapkan suku cadangnya.
4. Mengatasi gangguan / hambatan dengan cepat pada saat operasi atau produksi.
5. Memanfaatkan mesin atau unit dalam keadaan layak pakai / produksi selama mungkin.
6. Mencegah hal – hal yang membahayakan kesehatan dan keselamatan.
Pekerjaan yang harus dilakukan dalam melaksanakan pekerjaan perawatan adalah
7. Pengontrolan 4. Penyetelan
8. Penggantian 5. Perbaikan
9. Pemeliharaan 6. Pengetesan

TRAINING AND DEVELOPMENT


P2H
Maintenance
Pekerjaan yang harus dilaksanakan dalam melakukan maintenance/ perawatan adalah :
1. Pengontrolan 4. Penyetelan
2. Penggantian 5. Perbaikan
3. Pemeliharaan 6. Pengetesan
Agar dapat melakukan atau melaksanakan hal tersebut harus mengerti dan memahami :
a. Periode Service.
b. Nama , fungsi , lokasi dan prinsip kerja sistim yang ada pada komponen.
c. Lain – lain contohnya melaksanakan P2H dengan benar.
Kunci Maintenance / Perawatan :
 Ketrampilan dan prilaku manusia.
 Kegiatan pemeliharaan .
 Perencanaan yang baik.
 Peralatan yang memadai dan standart.
 Keselamatan kerja
 Pengadaan spare part.

TRAINING AND DEVELOPMENT


P2H
Maintenance
Istilah - istilah pada perawatan :
PPM : Program / Perawatan Pemeriksaan Mesin
PPU : Program Pemeriksaan Undercarriage.
PAP : Program Analisa Pelumas
Tujuan diadakan PPM adalah :
Melaksanakan pemeriksaan mesin / engine lengkap untuk mendapatkan petunjuk
Kondisi unit terakhir saat diperiksa.
Rekomendasi jadwal pemeliharaan, perbaikan dan estimasi biaya kebutuhan suku cadang.
Melakukan koreksi atas penyimpangan terhadap cara pengoperasian /mis operation dan
pemeliharaan.
Tujuan diadakan PPU adalah :
Melakukan pemeriksaan dan pengukuran bagian under carriage untuk mengetahui tingkat
pressentase keausan bagian under carriage.
Rekomendasi waktu kapan dilakukan penggantian.
Melakukan koreksi atas penyimpangan terhadap cara pengoperasian /mis operation dan
pemeliharaan .
TRAINING AND DEVELOPMENT
P2H
Maintenance
Tujuan diadakan PAP adalah :
Untuk mengetahui gejala – gejala kerusakan dan pencegahan kerusakan yang mungkin
akan timbul atau sedang terjadi .
Mengurangi down time dan biaya repair , memperbaiki sehingga tercegah kerusakan
yang lebih fatal./ parah.
Melakukan koreksi, penyimpangan terhadap cara pengoperasian/ misoperation dan
pemeliharaan .
Fungsi oli :
1. Membentuk lapisan film
2. Sebagai media pendingin pada sistim.
3. Sebagai penyekat.
4. Sebagai pembersih .
5. Sebagai pencegah anti karat .
6. Sebagai media pemindah tenaga

TRAINING AND DEVELOPMENT


P2H
Maintenance

Jenis Oli:  Hidraulic oil ( ISO VG 32 – 150 / SAE 10 ).


 Engine oil ( API : CA, CB, CC, CD, CE, CF , / SAE 10 – 50 ).
 Gear oil ( AGMA , GL- 1, GL- 8A / SAE 60 – 250 ).
 Brake oil ( SAE 10 ).
 Automatice Tranmission fluid (ATF)
Kerusakan oli dapat diklasifikasikan sbb :
Kontaminasi adalah peristiwa rusaknya oli karena pengaruh dari luar
sistim oli tersebut. Penyebabnya antara lain : Debu , Air dan
Kotoran.
Deteriotasi adalah peristiwa rusaknya oli karena pengaruh dari sistim
oli tersebut . Penyebabnya antara lain : Karena proses pembakaran
atau campuran kimia.

TRAINING AND DEVELOPMENT


Methode dan Tehnik Operasi
Metode loading adalah suatu cara pengambilan material yang dilakukan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Ada beberapa metode loading yang sering digunakan di pertambangan, diantaranya yaitu level loading dan side loading
Metode level loading dapat dikategorikan menjadi :
a. Top Level Loading
Top level loading adalah cara loading, dimana posisi DT / HD sejajar atau se-level dengan track excavator.
Hal hal yang harus diperhatikan saat melakukan top level loading adalah :
 Tempatkan Dump Truck berada disebelah kiri excavator (cab side loading).
 Berilah tanda pengaman atau tanggul sebagai bund wall pada saat DT / HD mundur dan parkir.
 Posisikan track tegak lurus terhadap stock material.
 Posisi front idler berada didepan, bilamana terjadi keretakan tanah (longsor) unit cepat digerakkan mundur.
 Rendahkan bucket terhadap vessel saat melakukan dump material
 Tempatkan bucket ditengah vessel
 Gunakan selalu alat komunikasi.
Kerugian melakukan metode loading ini diantaranya :
 Loading Time tinggi.
 Operator tidak dapat melihat dasar Vessel DT / HD.
 Keamanan dan keselamatan terhadap alat loading kurang.
Keuntungan melakukan Metode loading ini diantaranya :
 Dapat digunakan untuk tempat yang sempit.
 Apabila stock tidak dapat dinaiki.
 Dilakukan apabila tidak ada akses jalan TRAINING AND DEVELOPMENT
Methode dan Tehnik Operasi
b. Low Level Loading / Bench Loading
Low level (bench) loading adalah cara loading, dimana posisi excavator lebih tinggi dari pada DT / HD.
Yang harus diperhatikan saat melakukan low level (bench) loading adalah :
 Siapkan selalu front loading yang rata.
 Perhatikan selalu level atau ketinggian stock material.
 Posisi front idler berada didepan, bilamana terjadi keretakan tanah (longsor) unit cepat digerakkan mundur.
 Rendahkan bucket terhadap vessel saat melakukan dump material.
 Tempatkan bucket ditengah vessel.
 Gunakan selalu alat komunikasi.
Kerugian melakukan Metode loading ini diantaranya :
 Membutuhkan alat support yang tinggi, khususnya area front loading.
 Kemungkinan unit akan mudah miring saat posisi di bibir stock material.
 Selalu melakukan repair front loading.
Keuntungan melakukan Metode loading ini diantaranya :
 Loading time rendah.
 Operator dapat melihat dasar vessel.
 Keamanan dan keselamatan terhadap alat loading terjamin.
 Sudut swing dapat diperkecil.

TRAINING AND DEVELOPMENT


Methode dan Tehnik Operasi
c. Double Bench Loading
Double bench loading adalah cara loading, dimana posisi excavator lebih tinggi dari pada DT / HD dan material yang di loading lebih tinggi dari loading point
(dudukan excavator).
Hal hal yang harus diperhatikan apabila harus melakukan metode double bench loading adalah :
 Siapkan selalu front loading yang rata.
 Sebelum loading buatlah selalu lubang pada front loading untuk menjaga bahaya kelongsoran.
 Posisi front idler berada didepan, bilamana terjadi kelongsoran stock material unit dapat bergerak mundur dengan cepat.
 Rendahkan bucket terhadap vessel saat melakukan dump material.
 Tempatkan bucket ditengah vessel.
 Gunakan selalu alat komunikasi.
Kerugian melakukan metode loading ini diantaranya :
 Unit mudah kelongsoran material.
 Loading time tinggi.
 Rod cylinder bucket dapat terkena material saat digging.
 Selalu melakukan repair front atau pad loading.
 Sudut swing tinggi.
 Keamanan dan keselamatan kurang terjamin.
Keuntungan melakukan metode loading ini adalah :
 Tidak membuat front loading 2 kali.
 Material yang ketinggian atau ketinggalan dapat diatasi.
TRAINING AND DEVELOPMENT
Methode dan Tehnik Operasi
Side Loading
Metode side Loading dapat dikategorikan menjadi 3, diantaranya adalah :
a. Cab side loading
Cab side loading adalah metode loading dimana posisi DT / HD berada di sisi cabin atau disisi kiri alat loading.
Metode ini lebih banyak keuntungannya dari pada kerugiannya. Keuntungannya adalah :
 Loading time lebih rendah
 Keselamatan terjamin
 Dapat menempatkan material dengan centre

b. Blind side loading


Blind side loading adalah metode loading dimana posisi DT / HD berada di sisi boom atau disisi kanan alat loading.
Metode ini lebih banyak kerugiannya daripada keuntungannya jika dibandingkan dengan metode
cab side loading, walaupun tetap digunakan untuk menghilangkan spooting time saat DT / HD
maneuver dan mundur di front.
Kerugiannya antara lain :
 Loading time lebih tinggi.
 Keselamatan kurang terjamin.
 Penempatan material kurang baik / rapi.
TRAINING AND DEVELOPMENT
Methode dan Tehnik Operasi
c. Double side loading
Double side loading adalah metode loading dimana posisi DT / HD berada di sisi kanan dan sisi kiri alat loading.
Metode ini digunakan apa bila semua dalam kondisi standar.
Kerugianya adalah :
 Membutuhkan skill yang tinggi.
 Keselamatan kurang terjamin.
 Hanya dapat dilakukan pada kondisi yang standar.
 Membutuhkan alat support yang tinggi.
Keuntungannya adalah :
 Time loading sangat rendah.
 Produksi maksimal.
 Tidak ada spooting time (waktu tunggu).

TRAINING AND DEVELOPMENT


Methode dan Tehnik Operasi
Tehnik Loading

Dalam melakukan teknik loading terdapat 2 faktor efisiensi dan efektifitas kerja diantaranya : Primary work dan secondary
work
a. Primary work
Primary work adalah pekerjaan pokok / utama excavator untuk melakukan loading material yang telah ditentukan. Efisisensi
dan efektifitas primary work ditentukan dengan CYCLE TIME.
- Cycle time adalah waktu yang dibutuhkan dalam satu putaran untuk mendapatkan loading time dan menentukan poductivity
suatu alat dalam ukuran satuan tertentu.
- Cycle time Excavator meliputi beberapa langkah, yaitu :
 Digging time
 Swing loaded time
 Dumping time
 Swing empty time
 Digging Time

TRAINING AND DEVELOPMENT


Methode dan Tehnik Operasi
Tehnik Loading
Digging time adalah waktu yang dibutuhkan untuk menggali dari awal teeth bucket masuk ke material sampai terangkat dalam kondisi bucket
terisi. Kualitas digging tergantung dari kombinasi attachment, yang hasilnya diukur dari kerapihan base front dan kapasitas materialnya (heaped
capacity).
Syarat – syarat kualitas digging yang baik adalah :
1. Posisikan teeth bucket dengan permukaan material membentuk sudut 400.
2. Tarik bucket kearah unit dengan menggunakan arm sebagai tenaga utama (main digging force).
3. Ketika material melebihi kapasitas bucket, gerakan bucket atau arm kedepan / kebelakang untuk mengurangi material.
4. Saat menurunkan boom, jangan menghentikan gerakan secara mendadak agar tidak terjadi beban kejut yang bisa merusak unit.
5. Saat mengoperasikan arm, jangan mengoperasikan rod cylinder sampai full stroke, agar tidak merusak hydraulic cylinder.
6. Saat digging membentuk sudut, jangan sampai teeth bucket membentur track.
7. Saat digging dalam pekerjaan mengggali, jangan sampai hose hydraulic pada boom atau bucket cylinder terkena tanah.
8. Tarik arm mendekat secara perlahan (posisi vertikal).
9. Tarik arm ke dalam sambil sedikit mengangkat boom, setelah satu gerakan arm, turunkan boom perlahan sambil menarik bucket perlahan
untuk mendapatkan permukaan yang rata.
10. Pembentukan lantai kerja bisa menghasilkan permukaan yang rata dengan menggunakan gerakan kombinasi antara boom, arm dan bucket.

TRAINING AND DEVELOPMENT


Methode dan Tehnik Operasi
Tehnik Loading

Swing loaded time


Swing loaded time adalah waktu yang dibutuhkan dari selesai menggali
sampai bucket berada di atas vessel tetapi belum ditumpahkan atau
dumping.
1. Lakukan swing kekanan atau kekiri max 90o agar efektif.
2. Jaga selalu muatan bucket tidak tumpah saat melakukan swing loaded.
3. Pastikan muatan bucket tidak ada material yang menggantung saat
melakukan swing loaded.
4. Perkirakan saat mengangkat bucket sudah berada di belakang centre
vessel, baik pada shovel maupun backhoe.

TRAINING AND DEVELOPMENT


Methode dan Tehnik Operasi
Tehnik Loading

Dumping time
Dumping time adalah waktu dibutuhkan untuk menumpahkan material ke dalam vessel DT / HD.
Tempatkan material centre ditengah tengah vessel, dengan tujuan :
 Material tidak mudah tumpah saat HD/DT melewati tikungan.
 Beban material centre / ditengah.
 Muatan vessel maksimal.
 Lebih stabil saat hauling.
 Pemuatan lebih rapi.
 Aman saat HD/DT melakukan dump.
Swing empty
Yang dimaksud dengan swing empty disini adalah waktu yang dibutuhkan bucket kembali ke
posisi siap digging yang sudah di rencanakan atau di tentukan.
Rumus Cycle Time Excavator: 
Faktor-faktor yang mempengaruhi cycle time excavator :
CT Load = Dt + St + BDt + SWt
- Physical Availability alat.
- Dt : Digging time (detik)
- Kondisi material. - St : Swing Loaded time(detik)
- Kondisi front loading. - BDt : Bucket Dump time (detik)
- Metode dan teknik operasi. - SWt : Swing Empty time (detik)
- Skill operator
 
TRAINING AND DEVELOPMENT
Methode dan Tehnik Operasi
Tehnik Loading
b. Secondary Work
Secondary work adalah pekerjaan tambahan excavator diluar aktifitas loading yang harus diminimalisasi atau dihilangkan. Disamping itu juga
Secondary work dapat mengurangi time loading sehingga menyebabkan produktifitas tidak tercapai.
Contoh pekerjaan secondary work antara lain :
 Menggali dengan tujuan membenahi front loading.
 Traveling / memposisikan track excavator.
 Membantu menarik unit amblas.
Tehnik memposisikan track saat habis material (berbelok arah).
 Posisikan selalu idler didepan saat melakukan loading maupun travel yang bertujuan :
 Agar beban unit seimbang.
 Menahan benturan material / boulder / batu.
 Apabila terjadi longsor unit mudah bergerak mundur ke belakang.
 Lakukan selalu loading menyamping dan mundur terus hingga lebar bench tinggal 1 phase.
 Belokkan / serongkan track seperti pada gambar secara berlahan-lahan.
 Posisikan track tegak lurus dengan stock material.
 Belokkan / serongkan lagi sesuai gambar secara berlahan – lahan.
 Luruskan track kembali sejajar stock material.
 Tetap melakukan loading ke kanan dan mundur terus.
 Ikuti langkah – langkah dari awal kembali.

TRAINING AND DEVELOPMENT


Methode dan Tehnik Operasi
Tehnik Traveling
Hindari traveling atau moving alat pada jarak yang jauh, selalu gunakan Low boy apabila diperlukan. Jika
dalam jarak yang pendek, hentikan alat setiap jarak 300 meter, agar oli reduction drive tidak mudah overheat
dan travel motor tidak mudah rusak karena beban yang berlebihan. Jika terpaksa mengharuskan untuk travel,
lakukan penyemprotan dengan air bersamaan dengan travel untuk mengurangi panas yang berlebihan karena
proses gesekan travel tersebut.
Prosedur travel
 Posisikan idler selalu di depan.
 Angkat bucket dan posisikan arm tegak lurus di tempat yang rata.
 Turunkan bucket lebih rendah jika di jalan turunan.
 Panjangkan arm dan turunkan lebih rendah jika di jalan tanjakan.

TRAINING AND DEVELOPMENT


Methode dan Tehnik Operasi
Matching dan productivity
Yang dimaksud dengan Matching unit adalah angka yang menunjukkan hasil perbandingan antara produksi alat muat dengan alat
angkut yang dilayani.
Match = seimbang jika nilainya 1 (satu).
Apabila penggunaan alat tidak matching maka productivity salah satu alat atau semua alat tidak akan tercapai.
- Loader terlalu besar akan berakibat
1. Kerusakan terhadap body dump truck.
2. Produksi loader tidak tercapai.
3. Muatan terlalu penuh dan tumpah di jalan angkut (spillage).
4. Terjadi kelebihan beban (over load).
5. Tidak efisien dan mengakibatkan biaya tinggi.
- Dump Truck terlalu besar akan berakibat
Produksi hauler tidak tercapai.
Cycle time loading menjadi lama.
Material tidak mencukupi.
Tidak efisien dan mengakibatkan biaya tinggi.

TRAINING AND DEVELOPMENT


Methode dan Tehnik Operasi
Matching dan productivity
•Productivity
Productifity adalah kemampuan alat untuk mencapai produksi dalam satuan jam yang telah
ditentukan.
Contoh :
•Target productivity XE 1250 = 525 BCM
QE = Kapasitas produksi Excavator
Q = Produksi per cycle = (q x K)
E = Efisiensi kerja
Cm = Cycle time (secon)
(q = kapasitas bucket , K = faktor bucket)

3600
QE = q x ---------- x E m3 / JAM
Cm

TRAINING AND DEVELOPMENT


Methode dan Tehnik Operasi
Matching dan productivity
Beberapa factor yang mempengaruhi productivity excavator antara lain :
 Ukuran / kapasitas bucket.
 Swell factor, sifat fisik material yang diukur dari perubahan volume padat (bcm) menjadi volume urai (lcm).
 Bucket fill factor, persentase / porsi bucket terhadap kapasitas bucket (munjung / peres).
 Cycle time meliputi digging, swing loaded, dumping, swing empty.
 Efeciency factor, faktor efesiensi kerja operator
 
Disamping kondisi front harus luas, agar efektif dan menghasilkan produktifitas yang diharapkan, maka ketinggian
Excavator terhadap DT / HD harus sesuai standar, dengan tujuan :
 Landasan atau lokasi parkir DT dapat dibersihkan.
 Posisi bucket dapat menjangkau hingga / sampai ke depan bak / vessel.
 Hasil muatan tertata rapi dan center.
 Stock material excavator maximal setinggi vessel atau rata dengan bak DT / HD yang di-loading.

TRAINING AND DEVELOPMENT


Methode dan Tehnik Operasi
Mis Application & Mis Operation
a. Mis application b. Mis operation
Mis aplikasi adalah kesalahan atau Mis operation adalah kesalahan dalam mengoperasikan alat oleh
ketidakcocokan dalam menempatkan operator, yang dapat mengakibatkan kerusakan pada alat.
(menggunakan) suatu alat yang tidak sesuai Akibat yang terjadi apabila sering melakukan mis operation adalah :
dengan tempatnya, sehingga menyebabkan  Produksi tidak tercapai / terganggu.
kerusakan dini.  Kerusakan alat.
Contoh mis-aplikasi diantaranya adalah :  Biaya perbaikan yang tinggi.
 Menumbuk batu keras dengan bucket.  Hilangnya waktu beroperasi.
 Travel lebih dari satu jam tanpa istirahat.  Citra perusahaan menjadi jelek.
 Beroperasi di air dengan ketinggian di atas Contoh mis operation diantaranya adalah :
carrier roller.  Menarik material bersamaan dengan travel.
 Mencuci unit dengan menyiram langsung dari  Melakukan jack swing.
bucket.  Loading dengan final drive di depan.
 Melakukan loading air.  Travel dengan posisi sprocket di depan.
 Mendorong unit.  Saat loading posisi track miring.
 Menarik pompa / tower lamp. 
TRAINING AND DEVELOPMENT
Methode dan Tehnik Operasi
Prosedur
Naik dan Turun Bidang Terjal
Yang di maksud naik pada bidang terjal adalah : Excavator naik pada bidang miring lebih dari 450 diarea tambang
maupun naik keatas Lowbad (Lowboy) pada saat mobilisasi. Pada saat Excavator naik pada bidang terjal, contohnya
naik pada slope atau loading point dengan kemiringan antara 300 - 450, posisikan bucket serendah mungkin ke tanah
(antara 20 – 40 cm) diatas permukaan tanah dengan catatan posisi arm dikeluarkan sampai di depan, hal ini bertujuan
untuk menjaga keseimbangan unit pada saat pendakian.
Injak travel pedal dan kurangi kecepatan engine, gunakan kecepatan rendah. Pada saat melintas pada bidang terjal,
jangan merubah arah dengan mengoperasikan steering berbelok ke kiri / kanan dengan kejut. Hal ini akan
mengakibatkan :
- Unit tergelincir kesamping.
- Kemungkinan unit bisa berubah arah / berbelok dengan sendirinya karena berat unit itu sendiri.

TRAINING AND DEVELOPMENT


TERIMA KASIH

TRAINING AND DEVELOPMENT

Anda mungkin juga menyukai