Oleh
Capt. Indra Priyatna
Pasal 1
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.
Pasal 45
Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang
dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
3
II. HAL IHWAL DOSEN (UU No. 14 Tahun 2005)
Pasal 1
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.
Pasal 45
Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang
dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
4
Pasal 46
(1) Kualifikasi akademik dosen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45
diperoleh melalui pendidikan tinggi program pascasarjana yang
terakreditasi sesuai dengan bidang keahlian.
(2) Dosen memiliki kualifikasi akademik minimum:
a. lulusan program magister untuk program diploma atau program
sarjana; dan
b. lulusan program doktor untuk program pascasarjana.
(3) Setiap orang yang memiliki keahlian dengan prestasi luar biasa dapat
diangkat menjadi dosen.
5
Pasal 47
(1) Sertifikat pendidik untuk dosen
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45
diberikan setelah memenuhi syarat
sebagai berikut:
a. memiliki pengalaman kerja sebagai
pendidik pada perguruan tinggi
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun;
b. memiliki jabatan akademik sekurang-
kurangnya asisten ahli; dan
c. lulus sertifikasi yang dilakukan oleh
perguruan tinggi yang
menyelenggarakan program
pengadaan tenaga kependidikan
pada perguruan tinggi yang
ditetapkan oleh Pemerintah.
(2) Pemerintah menetapkan perguruan
tinggi yang terakreditasi untuk
menyelenggarakan program pengadaan
tenaga kependidikan sesuai dengan
kebutuhan. 6
Sertifikasi guru untuk jenjang
pendidikan menengah tingkat
atas (BP2IP atau SMK), pada
masa lalu AKTA IV (sekarang
Pekerti) memiliki bobot 22 SKS.
7
Sertifikasi dosen untuk jenjang pendidikan tinggi (masa lalu)
8
Sertifikasi dosen sekarang
9
Jika akan mengajar / melatih
pada program studi Nautika /
Tehnika / ETO / Radio, maka
sertifikasi guru / dosen untuk
semua jenjang pendidikan
berbasis kepada IMO Model
Course 6.09 dan IMO Model
Course 6.10
10
Jika akan menguji /
menilai pada
program studi
Nautika / Tehnika /
ETO / Radio, maka
sertifikasi guru /
dosen berbasis
kepada IMO
Model Course 3.12
11
Sertifikasi untuk program
diklat SAT Sertifikasi untuk OTTP 12
Pasal 48
(1) Status dosen terdiri atas dosen tetap dan dosen tidak tetap.
(2) Jenjang jabatan akademik dosen-tetap terdiri atas asisten ahli,
lektor, lektor kepala, dan profesor.
(3) Persyaratan untuk menduduki jabatan akademik profesor harus
memiliki kualifikasi akademik doktor.
(4) Pengaturan kewenangan jenjang jabatan akademik dan dosen
tidak-tetap ditetapkan oleh setiap satuan pendidikan tinggi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
13
III. HAK DAN KEWAJIBAN
DOSEN
Pasal 51
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai hak dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
14
Pasal 60
15
Pasal 61
(1) Dalam keadaan darurat, Pemerintah dapat memberlakukan
ketentuan wajib kerja kepada dosen dan/atau warga negara
Indonesia lain yang memenuhi kualifikasi akademik dan kompetensi
untuk melaksanakan tugas sebagai dosen di daerah khusus.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penugasan warga negara Indonesia
sebagai dosen dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
16
Pasal 67
(1) Dosen dapat diberhentikan dengan hormat dari jabatan sebagai
dosen karena:
a. meninggal dunia;
b. mencapai batas usia pensiun;
c. atas permintaan sendiri;
d. tidak dapat melaksanakan tugas secara terus-menerus selama 12
(dua belas) bulan karena sakit jasmani dan/atau rohani; atau
e. berakhirnya perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama
antara dosen dan penyelenggara pendidikan.
(2) Dosen dapat diberhentikan tidak dengan hormat dari jabatan sebagai
dosen karena:
a. melanggar sumpah dan janji jabatan;
b. melanggar perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama; atau
c. melalaikan kewajiban dalam menjalankan tugas selama 1 (satu)
bulan atau lebih secara terus-menerus.
17
IV. TANTANGAN DAN
ANTISIPASINYA
Pasal 60
GATT =
General Agreement on
Tariffs and Trade
Mulai 1947
Focus on Competence :
• Human error (systematic
error, semi – systematic error,
faults / blunder) and serious
accidents;
• Changes in attitudes to
technology;
• Transport of pollutants and
passenger trade emphasized.
Safety
21
Standar internasional yang
mengatur kapal, pengoperasian
dan pengawakan kapalnya ada 2
kelompok:
FISHERY
o Kapal penangkap ikan (fishing
STANDARDS
vessel), dan
o Kapal niaga (merchant
vessel).
UN FAO/ILO/IMO FAO
UNCLOS & UNIA 1995 Voluntary Guidelines, Code of Conduct for
Code of Safety for Responsible Fisheries
Fishing Vessels & 1995 & Compliance
Fishermen Agreement 1993
ILO C-188, ILO R-199 and The STCW-F 1995, Torremolinos SFV
ILO C-69 77/93 and Protocol 1993,
London Convention 72 Protocol 96
22
Cara yang dapat ditempuh oleh dosen untuk memahami seluk beluk
Konvensi/peraturan internasional tertentu
antara lain dengan mengikuti
seminar / workshop yang relevan
23
STRUKTUR STCW-F 1995
Attachment-1
Appendix to Regulations
15 Articles
Final Act
I General Provisions
Attachment-2
Resolution 1 sd 9
24
Perikanan sebagai bagian dari maritim
26
Pertanyaan:
Apakah kita
menginginkan urusan
maritim sebagai
penambah sakit
kepala atau sebagai
modal untuk
menyejahterakan
masyarakat?
Contoh
pengembangan
kawasan maritim
27
Budi daya ikan air laut (budi daya mutiara juga sangat penting)
31
Jika dosen terlibat dalam perkuliahan prodi Nautika, Tehnika, ETO dan atau
Radio GMDSS, maka dosen wajib memahami seluk beluk
The 2010 Manila Amendment to the STCW Convention and Code
32
V. PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. IPTEK dan peraturan pada industri pelayaran terus berkembang dan ukuran kapal
semakin besar sehingga dosen perlu meningkatkan KUPS melalui pendidikan,
kursus, seminar, workshop, dan diskusi ilmiah.
2. Dalam meningkatkan daya saing dan kesejahteraan, diperlukan pemahaman
posisi Indonesia sebagai negara maritim dan sistem logistik terpadu yang
menempatkan dosen sebagai salah satu agent of change yang penting.
3. Menghadapi kapal generasi mendatang (NGV) dan disain pelabuhan yang baru
dalam angkutan manusia dan barang, diperlukan dosen yang mampu
menyesuaikan diri dengan perubahan.
B. SARAN
1. Perkembangan IPTEK dan peraturan tak pernah berhenti sehingga dosen dituntut
untuk terus mengembangkan KUPS sebagai suatu proses yang tak pernah
berakhir (proses belajar sepanjang hayat).
2. Dosen (khususnya pada perguruan tinggi maritim) harus faham dengan konsep
negara maritim dan menguasai mata rantai logistik yang mengadopsi berbagai
pendekatan dan teknologi informasi.
3. Kita perlu mendefinisikan ulang deskripsi tugas dari setiap jenjang jabatan
akademik dosen dan penguji. 33
Maksud saran:
“Kita perlu mendefinisikan ulang
deskripsi tugas dari setiap jenjang
jabatan akademik dosen dan
penguji”.
34
Terima kasih
atas perhatiannya
35