Alquran Sains Teologi Saintek A
Alquran Sains Teologi Saintek A
SAINS MODERN
TEOLOGI
SAINTIFIK
Di susun Oleh :
David Alviano Balvas (2020200022)
Fikri Fatkhurrohman (2020200055)
Teologi Keesaan Tuhan Dalam Kitab-
Kitab Pra Al-Qur’an
Di negara negara barat yang serba rasional dan
sekuler, telah terjadi saintifikasi teologi yang bermula
dari berbagai keraguan terhadap doktrin-doktrin
teologi yang berasal dari kitab suci mereka sendiri .
Teologi Saintifik
(Alur Menaik)
.
alur menaik dari penemuan sains Ketika ia dididik tidak bertuhan
menuju keimanan. Artinya saintis
karena guru dan lingkungannya
sebelumnya orang yang atheis (Tidak
percaya adanya tuhan / skeptis yang menganggap tuhan tidak ada setelah
meragukan adanya tuhan) kemudian merenungkan anasir.
menjadi beriman setelah meneliti
fenomena sains dalam pengalaman Dengan paparan tersebut saatnya
hidupnya sekarang manusia tidak hanya
membuktikan adanya tuhan, tapi bagi
kaum atheis dan spektis juga harus bisa
membuktikan ketidak adaan tuhan.
Al-Qur’an Antara
Rasul Dan Lisan Al
Lebih lanjut ketika
Qaum (Bahasa
.
bangsa Arab dan dunia
gandrung etika-estetika-
Kaumnya) keadaan serupa
ketika Allah SWT
retorika, jenis-jenis
kemajuan sains dan lain,
mengutus nabi Isa As
Salah satu keistimewaan setiap rasul Allah, Allah SWT mengutus
di samping tentunya
mereka berdakwah senantiasa menggunakan rasul-Nya yang terakhir,
dengan menggunakan
lisan atau bahasa kaumnya nabi Muhammad Saw.
Aramai, sub bahasa
Akan tetapi disamping diartikan bahasa Dengan mukjizat
hebrew, juga
lisan, lebih jauh beliau menafsirkan bahwa pada aqliyyah (rasio). Yakni Al-
hakikatnya ia memiliki arti bahwa karena kaum memberikan
qur’an yang bisa
nabi Musa As lagi gandrung sihir, maka Allah kemampuan melebihi
dibuktikan semua
mengutusnya dengan mukjizat yang melalap sihir kemampuan kaumnya
kalangan sampai
mereka
kapanpun
Al-Qur’an
Berorientasi Problem
01 TITLE HERE
Ayat-ayat Al-Qur’an baik perintah, larangan, ajakan, himbauan,
kebanyakan bersifat global atau ijmali akan tetapi sebagaimana
dikatakan para ahli, ayat-ayat tersebut bersifat problem
oriented. Perintah-perintah menata bumi dan benda langit
mengindikasikan agar manusia mau merenungkannya. Lebih
jauh, Al-Qur’an memerintahkan shalat dalam waktu-waktu yang
sudah ditentukan