Anda di halaman 1dari 8

L US

PAU Pengantar
Pembimbi
Perjanjian ng
Baru II

la k a n g&
Be
Latar upannya Tirsanika S
Kehid u rbakti, M.T
h
Paulus merupakan seorang sosok yang begitu kontroversial, namun juga sentral
dalam Kekristenan.
Paulus juga merupakan sosok kunci dalam Kekristenan. Setelah Yesus, ia adalah
pribadi yang paling mendominasi bagian-bagian Perjanjian Baru. Selain itu, dari
dua puluh tujuh kitab dalam Perjanjian Baru, tiga belas surat atau sekitar
separuh kitab Perjanjian Baru, ditulis oleh Paulus.
seorang penganut agama Yahudi garis keras yang sempat terkenal sebagai
penganiaya para pengikut Yesus, dan dia pulalah yang mengalami perjumpaan
dengan Yesus secara pribadi lalu berubah menjadi Paulus, sang rasul pemberita Injil
ke berbagai belahan dunia dan penulis berbagai surat yang menjadi sebagian isi
Alkitab Perjanjian Baru yang kita baca pada masa sekarang.
Seorang Saulus dengan segala latar belakangnya yang begitu kelam, berubah total
menjadi seorang Paulus yang menorehkan warna yanng sangat kuat dalam sejarah
kekristenan hingga berabad-abad selanjutnya, oleh sebuah perjumpaan yang luar
biasa.
PAULUS DAN KEHIDUPANNYA
Paulus yang awalnya bernama Saulus, merupakan seorang Yahudi kelahiran Tarsus di
tanah Kilikia (Kis 21: 39 ). Asal usulnya dari suku Benyamin dan dia tumbuh besar di
kota Yerusalem. Seperti halnya orang-orang Yahudi pada masa itu, Paulus sejak lahir
memiliki dua nama, yakni nama versi bahasa Ibrani: Sya’ul (yang kemudian
ditransliterasikan menjadi Saulus); dan satu nama versi bahasa Yunani atau Romawi:
Paulus (yang digunakannya kemudian setelah menjadi pengikut Yesus Kristus).
Pergantian penggunaan kedua nama ini kita kenal menjadi pembeda antara masa
kehidupan Saulus yang belum bertobat (yang berkiprah di kalangan Yahudi) dan
masa kehidupan Paulus yang sudah bertobat (yang bermisi di kalangan bukan
Yahudi).
PAULUS DAN KEHIDUPANNYA
● Paulus adalah orang yang taat terhadap hukum Taurat dan menyebut dirinya seorang
Farisi (Filipi 3:5; Kisah Para Rasul 23:6). Pendidikan keagamaannya berakar pada
kepatuhan terhadap Hukum Taurat, sebagaimana diterangkan oleh para rabi Yahudi.
Sejak usia 5 tahun, Paulus sudah dibiasakan untuk membaca Kitab Suci. Pada usia 10
tahun, dia dibiasakan untuk mempelajari tafsiran tentang Hukum Taurat, mendalami
sejarah, adat-istiadat, dan bahasa bangsanya. Pada usia 13 tahun, dia diharapkan
sudah bisa mempertanggungjawabkan ketaatannya pada Hukum Taurat.
PAULUS DAN KEHIDUPANNYA
● Saulus bertumbuh besar dalam lingkungan kaum helenis serta dia memelihara secara sungguh-
sungguh tradisi Yahudi yang mengalir di dalam dirinya. Dia merupakan orang terpelajar dan
secara khusus pandai beretorika (terampil/fasih berargumentasi dan berdebat dengan kata-
katanya). Dia dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel (seorang rabi Yahudi yang
paling dihormati pada masa itu). Dalam masa mudanya, Saulus hidup sebagai orang
Farisi menurut mazhab (golongan dalam hal seperangkat aturan cara beribadah dan cara hidup
sehari-hari) yang paling keras dalam agama Yahudi. Itulah sebabnya, dia tumbuh menjadi
penganiaya paling kejam bagi orang-orang Kristen yang percaya bahwa Yesus adalah Mesias.
Bahkan, Saulus merupakan salah satu algojo yang melaksanakan eksekusi pembunuhan Stefanus
(salah satu pengikut Yesus Kristus mula-mula, ref: Kis. 7:54-60). Namun, perjalanan dinasnya ke
Damsyik, yang awalnya bertujuan untuk melakukan misi penangkapan lebih banyak lagi para
pengikut Yesus Kristus, menjadi titik balik yang membuat sejarah baru dalam hidupnya.  
PAULUS DAN KEHIDUPANNYA
● Saulus dari Tarsus melewatkan masa mudanya di Yerusalem, di bawah pimpinan
Gamaliel -- salah seorang rabi Yahudi yang sangat termasyhur. Di sana, ia dididik
menurut hukum nenek moyangnya (Kisah Para Rasul 22:3). Sebagai calon rabi,
Saulus diwajibkan memiliki keterampilan tertentu, sehingga ke depannya dia bisa
mengajar tanpa membebani masyarakat. Paulus memilih industri yang khas dari kota
Tarsus, yaitu membuat tenda dari bulu domba. Kemahirannya dalam membuat tenda
inilah yang nantinya sangat bermanfaat dalam tugas-tugas misinya.
PAULUS DAN KEHIDUPANNYA
● Setelah menyelesaikan masa belajarnya bersama Gamaliel, Paulus kemungkinan
kembali ke Tarsus selama beberapa tahun. Setelah itu, ia kembali ke Yerusalem untuk
menganiaya orang-orang Yahudi yang telah menerima ajaran Yesus, orang Nazaret.
Paulus sendiri tidak pernah bisa melupakan apa yang pernah ia perbuat kepada orang-
orang Yahudi, yang telah menerima ajaran Yesus (1 Korintus 15:9). Bahkan, ia sendiri
menjuluki dirinya sebagai "penganiaya jemaat" (Filipi 3:6; Galatia 1:13) dan orang
"yang paling berdosa" (1 Timotius 1:15), karena ia telah menganiaya Yesus dan para
pengikut-Nya.
Pertobatan
di Jalan Damsyik

Anda mungkin juga menyukai