Anda di halaman 1dari 41

Studi Kasus

KIMIA FARMASI ANALISIS


Penetapan Kadar Obat Dosis Tunggal
Obat-obat dosis tunggal adalah sedian yg
mengandung dosis yg dirancang untuk
penggunaan secara terpisah

Contoh sediaan ini diantaranya adalah tablet,


kapsul, suppositoria, sediaan semi solid dan
liquid
Titrasi Bebas Air
Titrasi yg dilakukan tanpa adanya air
Titrasi ini berguna terutama u/penetapan kadar obat-obatan yg
bersifat asam atau basa yg sangat lemah hingga tidak akan
terion dlm kondisi berair
Semua perlengkapan dan peralatan bahan gelas u/ titrasi bebas
air, harus benar-benar kering karena setetes air sekalipun
akan merusak keseluruhan penetapan kadar
Pembilasan alat dilakukan dengan pelarut yg mudah menguap
seperti aseton, kemudian dikeringkan dgn seksama di
dalamnya oven
• Titrasi bebas air banyak digunakan dlm
penetapan kadar senyawa obat
• Sejumlah besar obat bersifat asam sangat
lemah (barbiturat, fenitoin, sulfonamida)
atau basa lemah (antihistamin, anetetik
lokal, morfin)
• Asam-asam lemah dititrasi dgn
butilamonium hidroksida (N(Bun)4OH) atau
kalium metoksida (CH3OK) dalam dimetil
formamida (DMF) sebagai pelarut
• Basa lemah dilarutkan di dalam asam asetat
glasial dan dititrasi dgn asam perkolarat
(HCLO4)
• Rx. Kimia yg terjadi:
Asam kuat dilarutkan di dalam asam lemah,
asam lemah akan bertindak sebagai basa dan
menerima proton dr asam kuat. Rx. Ini akan
mengahasilkan ion onium yg berfungsi sebagai
asam kuat dgn tidak adanya air, dan senyawa
inilah yang bereaksi dengan obat yg bersifat
basa
Titrasi REDOKS
• Titrasi yg melibatkan proses oksidasi dan
reduksi
• Kedua proses ini terjasi secara bersamaan
• Rx. Kimia ini memeiliki peran yg sangat
penting mulai dari reaksi ionik yg sederhana
hingga pada proses pembentukan energi di
dalam mitokondria manusia, bergantung
kepada kedua proses ini
• Okisdasi didefinisikan sebagai hilangnya hidrogen
atau perolehan oksigen atau hilangnya elektron
• Reduksi didefinisikan sebagai perolehan hidrogen,
atau hilangnya oksigen atau perolehan elektron

• Dlm titrasi REDOKS persamaan reaksinya


disetarakan bukan dgn menghitung jumlah mol
yang bereaksi, tetapi dengan menghitung jumlah
mol elektron yg dipindahkan didalam proses
Titrasi Kompleksometri
• Titrasi ini berdasarkan pd pembentukan
kompleks anatra ion-ion logam dan senyawa-
senyawa yg dapat memberikan elektron dan
membentuk kompleks yg stabil dan dapat larut
• Indikator yg digunakan dlm titrasi
kompleksometri biasanya adalah senyawa
pengompleks itu sendiri yg membentuk kompleks
lemah dgn ion logam ketika ditambahkan pada
awalnya
• Indikator yg paling serin digunakan adalah EBT
• Indikatror ini membentuk kompleks bewarna
merah anggur dgn ion-ion logam, tetapi berubah
menjadi warna biru tua pd titik akhir
Tittrasi Argentometri
• Penetapan kadar ini menggunakan perak
nitrat (AgNO3)
• Garam ini merupakan satu-satunya garam
perak yg terlarutkan air sehingga reaksi perak
nitrat dgn garam lain akan mengahasilkan
endapan
• Garam-garam, seperti natrium klorida (NaCl)
dan kalim sianida (KCN)
• Pada penetapan kadar NaCl, kalium kromat
ditambahkan ke dalam larutan setelah semua
NaCl bereaksi, tetesan pertama AgNO3
berlebih menghasilkan endapan perak kromat
bewarna merah yg mengubah warna larutan
menjadi cokelat merah
Uji Batas
• Pengujian kuantitatif atau semi kuantitatif yang
digunakan untuk mengidentifikasi dan
mengendalikan sejumlah kecil pengotor yg
mungkin terdapat di dalam sampel obat
• Sampel obat direaksikan untuk mengasilkan
warna (biasanya) dan intensitas warna yg
dihasilkan dibandingkan dgn warna yg diperoleh
dr obat standar yg telah diketahui jumlahnya.
• Warna yg didapat dr sampel standar
menunjukkan batas atas absolut pengotor yg
diperbolehkan dlm sampel obat
Yang perlu diperhatikan dalam analisis
volumetri

menimbang
melarutkan dan memindahkan secara kuantitatif
membilas, mengisi dan menggunakan buret
titrasi
mengamati titik akhir titrasi
1. Penimbangan
Proses penimbangan merupakan salah satu tahapan yang sangat
penting dalam proses analisis volumetri karna dapat menentukan
validitas dari hasil analisis
Dibawah ini merupakan penimbangan yang benar:
1. Lakukan penimbangan dengan alat timbang yang memiliki akurasi
dan presisi yang tinggi serta terkalibrasi
2. Gunakan timbangan dengan kemampuan menimbang hingga
minimal 3 angka dibelakang koma (0,000)
3. Tidak dibenarkan menimbang dengan menggunakan kertas
perkamen atau kaca arloji kecuali dipergunakan untuk menimbang
zat yang sifatnya standar sekunder yang akan dibakukan
4. Gunakan wadah tertutup dan melindungi dari kemungkinan
terjadinya kehilangan zat standar primer sebagai pembaku dan
sampel yang akan dianalisis
Neraca
• Neraca digunakan untuk mengukur
massa sejumlah kuantitas zat
• Jenis neraca :
– konvensional
• analitikal/makro (kapasitas 100 – 200 g,
sensifitas 0,1 mg)
• semi mikro (sensitifitas 0,01 mg)
• mikro (sensitifitas 1 µg)
Kelemahannya lama dan tidak semua orang
dapat menggunakannya.
– elektrik
• analitical/makro (kapasitas 160 g,
sensitifitas 0,1 mg)
• semimikro (kapasitas 30 g, sensitifitas
0,01 mg)
• ultramikro (sensitifitas 1µg)
copyright:hendri.apt@gmail.com 14
Penimbangan
• Penimbangan adalah proses
pengukuran massa sejumlah
kuantitas zat
• Jenis penimbangan :
– rough weiging / timbangan
kurang lebih
• penimbangan kira-kira
• batas toleransi 10 % (90 – 110 %)
– accurate wiging / timbangan
seksama
• penimbangan tepat
• batas toleransi 0,1 % (99 – 101,1 %)

copyright:hendri.apt@gmail.com 15
2. Melarutkan dan mengencerkan
secara kuantitatif
TEKNIK PELARUTAN
I. Pelarutan sederhana tanpa reaksi kimia
• Digunakan air/pelarut berair / buffer tetapi tidak terjadi reaksi
kimia.
• Pelarut tidak boleh menginterferensi analisis  kemurnian tinggi
dapat dipertahankan, hilangnya analit dapat diminimalisir, tidak
bereaksi dengan wadah (adsorpsi/ absorpsi), larut sempurna dan
prosedurnya cukup aman.
Sebagian besar senyawa aktif obat dapat dilarutkan dengan cara
pelarutan sederhana yaitu hanya dengan menggunakan air dan
sedikit kosolven
II. Dekomposisi dan pelarutan sampel dengan asam
A. Penggunaan asam encer.
 Jika sampel tak larut dalam air, maka dilarutkan dalam asam encer : logam
yg lebih elektropositif dari pada H (potensial reduksi positif berarti logam
tsb lebih elektronegatif dibanding H, sebagai reduksi dan reaksi berjalan
spontan) , serta yang berbentuk oksida logam, karbonat, sulfida, misalnya
logam Zn, MgO, CaCO3 dan FeS larut dalam HCl.
B. Penggunaan asam pekat panas.
Jika pemakaian asam encer tidak dapat melarutkan semua sampel,
maka dapat diganti dengan asam pekat panas’
 Sampel dididihkan dengan asam dalam beker yang
ditutupi kaca arloji
 sampel dididihkan dengan asam secara refluks.
 Sampel dididihkan dengan asam dan diikuti dengan
penguapan sampai hampir kering (dryness).
Penambahan lebih dari satu jenis asam dapat
dilakukan.
 Asam pekat panas dapat melarutkan logam yang
kurang elektropositif, alloy (stainless steel), oksida
logam, sulfida, fosfat dan silikat.
Jenis asam pekat yang dipakai untuk pelarutan:
HCl (12 M)
Jika dididihkan, gas HCl akan lepas dan TD akan
naik sampai campuran azeotrop terbentuk (HCl
6M, TD=109oC).

campuran azeotrop : campuran cairan ketika titik


didihnya menghasilkan komposisi uap = cairannya.
Titik didih campuran azeotrop pada tekanan tetap
adalah konstan. Komponen campuran azeotrop
tidak dapat dipisahkan oleh destilasi.
HNO3.65-69%.

 HNO3 adalah asam kuat dan zat pengoksidasi paling kuat,


dapat mengoksidasi semua logam kecuali logam mulia,
dan melarutkan sedikit logam Al, Cr, Ti, Nb dan Ta. Logam-
logam tsb menjadi pasif dengan adanya asam.
H2SO4 98%

 TD 3300C (TD nya paling tinggi), dapat digunakan pada suhu tinggi untuk
proses pelarutan, termasuk asam kuat dan zat pengoksidasi kuat ketika
dipanaskan. Dapat menghancurkan bahan organik. Logam sulfat larut
dalam air kecuali CaSO4 (sedikit), SrSO4, BaSO4 dan PbSO4.
C. Campuran asam.
1. Asam pengompleks dan asam pengoksidasi: HF + HNO3 , HF +
HClO4, HF + H2SO4

2. Membentuk produk yang reaktif: Akua radjia (HCl + HNO3 = 3


+ 1).

3. Satu asam bersifat moderat terhadap lainnya: HNO3 + HClO4 .

4. Penggantian satu asam dengan asam lain: HF + H2SO4 (1+10)


Mengencerkan
• Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengenceran:
1. Lakukan perhitungan secara cermat dan akurat
2. Gunakan wadah pengencer yang memiliki permukaan yang kecil
(seperti labu Ukur). Semakin kecil permukaan wadah maka
keakuratan akan lebih mudah diperoleh
3. Memindahkan dengan cara mengukur larutan yang hendak di
encerkan haruslah menggunakan alat ukur yang memiliki bentuk
tetap (pipet Gondok atau pipet ukur) jika menggunakan alat ukur
yang bisa dirubah volumenya (mikropipet) hendaknya melakukan
kalibrasi secara berkala.
Peringatan:
Jangan mengeringkan alat yang disebutkan diatas dengan
menggunakan suhu tinggi, karna suhu yang tinggi dapat
mengakibatkan pemuaian yang sifatnya ireversibel sehingga
pengukuran sudah tidak akurat lagi.
Cuci bersih alat yang dipergunakan untuk
melarutkan standar atau sampel dengan
detergen dan bilas dengan cairan inert
(apabila ingin mengeringkan alat bilaslah
dengan cairan inert yang mudah menguap
seperti aseton)
3. Membilas, mengisi dan menggunakan buret

Ada dua tahapan dalam membilas buret.


Tahapan pertama yaitu membilas dengan
blanko (pelarut yangdipergunakan untuk
melarutkan), dan tahap kedua yaitu dengan
menggunakan larutan yang akan dimasukan ke
buret.
Tujuan membilas dengan larutan yaitu untuk
menghilangkan gelembung yang menempel
dibagian dalam buret yang sekiranya dapat
mempengaruhi volume.
Peringatan:
Tidak dibenarkan mengeringkan buret dengan
cara dipanaskan. Kehilangan pentiter pada
proses titrasi berlangsung akan
mengakibatkan kesalahan dalam pengamata
(ganti buret apabila ada kebocoran)
4. Pelaksanaan titrasi
Hal-hal yang harus diperhatikan pada pelaksanaan titrasi :
1. titrasi dilakukan dalam keadaan santai dan tidak tergesa-gesa
2. Tidak dibenarkan melakukan titrasi dalam posisi duduk dan
melakukan hanya dengan satu tangan
3. Tetesan pentiter yang jatuh kedalam labu titrasi harus diatur,
tidak boleh terlalu cepat juga tidak boleh terlalu lambat,
karna analisis kuantitatif dengan teknik volumetri melibatkan
reaksi kimia yang mana analit dan pentiter harus bereaksi
sempurna secara stoikiometri. Kelebihan pentiter akan
terhitung meski tidak bereaksi yang menyebabkan kesalahan
dalam analisis.
5. Mengamati titik akhir titrasi
titik equivalent
Titik dimana titrasi mencapai setara secara
stoikiometri. Titik equivalent hanya dapa ditentukan
dengan bantuan instrumen potensiometri

titik akhir titrasi


titik dimana proses titrasi diakhiri, ditandai dengan indicator
sehingga mudah dilihat secara manual.

Jarak antara titik equivalent dan titik akhir titrasi tidak


boleh terlalu jauh sehingga akan mempengaruhi hasil
akhir titrasi.
Titik akhir titrasi

• Titik akhir titrasi tercapai ketika titik


equivalen telah terlewati.

• Biasanya terjadi setelah terdapat sedikit


titran yang tidak lagi bereaksi (berlebih).

• Pada sebagian besar kasus, perbedaan


antara titik akhir titrasi dan titik equivalen
tidak signifikan dan dapat diabaikan.
Contoh Analisis Obat dengan
Zat Aktif Tunggal
Contoh obat generik
• Tablet Ibuprofen
• Tablet aspirin
• Tablet Vitamin C
• Tablet Antalgin
• Tablet Vitamin B1
• Tablet Vitamin B2
• Tablet Vitamin B6
• Tablet Parasetamol
• Suspensi Asam Salisilat
• Larutan Ambroxol HCl

Jika Anda bekerja dibagian PPIC dan QC apa yang akan anda lakukan untuk
mengevaluasi bahan baku keseragaman kadar pada sediaan tersebut
Ibuprofen
• Bila ditinjau dari harga pKa nya, ibuprofen
dapat ditetapkan kadarnya secara alka limetri,
Btitish Pharmacopoeia tahun 2007 dan The
International Pharmacopoeia third edition
tahun 2003, kadar ibuprofen dapat ditetapkan
secara titrasi menggunakan larutan NaOH 0.1
N dengan indikator fenolftalein.
H3C CH3 H3C CH3
H2
CH C CH H2
+ NaOH CH C CH
+ H2O
H3C COOH H3C COONa
Thiamin HCl
NH2 CH3
NH2 CH3

OH N N+ OH
N N+
S AgCl
S Cl- + Ag+
N
CH3 N CH3

Thiamin HCl

NH2 CH3
NH2 CH3

N N+ OH
N N+ OH
S HCl + NaOH NaCl + H2O
S
CH3 N N
CH3

Thiamin HCl
Parasetamol
• Metode volumetrinya adalah nitrimetri
• titrasi diazotasi ini sangat sederhana dan berguna
untuk menetapkan kadar senyawa senyawa
sulfonamid dan senyasenyawa anastetik lokal
golongan asam amino benzoat.
• Nitrimetri adalah metode penetapan kadar
secara kuantitatif dengan menggunakan larutan
baku natrium nitrit, metode ini didasarkan pada
reaksi diazotasi yakni reaksi antara amina
aromatik primer dengan asam nitrit dalam
suasana asam membentuk garam diazonium (
NaNO2 + HCl NaCl

O
H HCl HCl
H+ + HO N C CH3 HO NH2 + HNO3

HO N+ N Cl- + H2O
Contoh Analisis Obat dengan
Zat Aktif tidak Tunggal
• Dalam sebuah tablet terdapat ibuprofen dan
parasetamol apa yang akan anda lakukan agar
masing masing senyawa tersebut dapat
ditentukan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pemilihan metode analisis yang sesuai adalah
sifat fisiko kimia dari masing masing zat aktif
(kelarutan, keasaman dan kebasaan, kekhasan
unsur dalam senyawa seperti unsur halogen,
logam, amin)
Bagaimana jika dalam sampel terdapat analit
yang memiliki sifat yang sama???
Dalam sediaan sirup terdapat zat aktif Vit. C dan
pengawet Asam benzoat
• Asam askorbat ditentukan kadarnya secara iodometri dan titrasi asam basa
• Asam Benzoat ditentukan kadarnya dengan Asam basa
• Lakukan titrasi asam basa untuk menentukan kadar total Vitamin C + Asam
benzoat
• Ekivalen NaOH = ekivalen asam Benzoat + ekivalen vitamin C
• Lakukan titrasi yang ke-2 untuk menentukan kadar Vitamin C dalam campuran
Perhitungan Kadar

BE Vit. C = ½ BM Vit C

Ekivalen asam benzoat = ekivalen NaOH - Ekivalen Vit. C


ekivalen NaOH - Ekivalen Iodium
(V.N) NaOH - (V.N) Iodium
 
Bagaimana jika ada tiga zat aktif yang memiliki sifat
sama misal suatu sediaan sirup terdapat vit.C,
Thiamin HCl dan Asam benzoat

Maka ekivalennya adalah


(V.N) NaOH – (V.N)iodium – (V.N) AgNO3

Anda mungkin juga menyukai