menimbang
melarutkan dan memindahkan secara kuantitatif
membilas, mengisi dan menggunakan buret
titrasi
mengamati titik akhir titrasi
1. Penimbangan
Proses penimbangan merupakan salah satu tahapan yang sangat
penting dalam proses analisis volumetri karna dapat menentukan
validitas dari hasil analisis
Dibawah ini merupakan penimbangan yang benar:
1. Lakukan penimbangan dengan alat timbang yang memiliki akurasi
dan presisi yang tinggi serta terkalibrasi
2. Gunakan timbangan dengan kemampuan menimbang hingga
minimal 3 angka dibelakang koma (0,000)
3. Tidak dibenarkan menimbang dengan menggunakan kertas
perkamen atau kaca arloji kecuali dipergunakan untuk menimbang
zat yang sifatnya standar sekunder yang akan dibakukan
4. Gunakan wadah tertutup dan melindungi dari kemungkinan
terjadinya kehilangan zat standar primer sebagai pembaku dan
sampel yang akan dianalisis
Neraca
• Neraca digunakan untuk mengukur
massa sejumlah kuantitas zat
• Jenis neraca :
– konvensional
• analitikal/makro (kapasitas 100 – 200 g,
sensifitas 0,1 mg)
• semi mikro (sensitifitas 0,01 mg)
• mikro (sensitifitas 1 µg)
Kelemahannya lama dan tidak semua orang
dapat menggunakannya.
– elektrik
• analitical/makro (kapasitas 160 g,
sensitifitas 0,1 mg)
• semimikro (kapasitas 30 g, sensitifitas
0,01 mg)
• ultramikro (sensitifitas 1µg)
copyright:hendri.apt@gmail.com 14
Penimbangan
• Penimbangan adalah proses
pengukuran massa sejumlah
kuantitas zat
• Jenis penimbangan :
– rough weiging / timbangan
kurang lebih
• penimbangan kira-kira
• batas toleransi 10 % (90 – 110 %)
– accurate wiging / timbangan
seksama
• penimbangan tepat
• batas toleransi 0,1 % (99 – 101,1 %)
copyright:hendri.apt@gmail.com 15
2. Melarutkan dan mengencerkan
secara kuantitatif
TEKNIK PELARUTAN
I. Pelarutan sederhana tanpa reaksi kimia
• Digunakan air/pelarut berair / buffer tetapi tidak terjadi reaksi
kimia.
• Pelarut tidak boleh menginterferensi analisis kemurnian tinggi
dapat dipertahankan, hilangnya analit dapat diminimalisir, tidak
bereaksi dengan wadah (adsorpsi/ absorpsi), larut sempurna dan
prosedurnya cukup aman.
Sebagian besar senyawa aktif obat dapat dilarutkan dengan cara
pelarutan sederhana yaitu hanya dengan menggunakan air dan
sedikit kosolven
II. Dekomposisi dan pelarutan sampel dengan asam
A. Penggunaan asam encer.
Jika sampel tak larut dalam air, maka dilarutkan dalam asam encer : logam
yg lebih elektropositif dari pada H (potensial reduksi positif berarti logam
tsb lebih elektronegatif dibanding H, sebagai reduksi dan reaksi berjalan
spontan) , serta yang berbentuk oksida logam, karbonat, sulfida, misalnya
logam Zn, MgO, CaCO3 dan FeS larut dalam HCl.
B. Penggunaan asam pekat panas.
Jika pemakaian asam encer tidak dapat melarutkan semua sampel,
maka dapat diganti dengan asam pekat panas’
Sampel dididihkan dengan asam dalam beker yang
ditutupi kaca arloji
sampel dididihkan dengan asam secara refluks.
Sampel dididihkan dengan asam dan diikuti dengan
penguapan sampai hampir kering (dryness).
Penambahan lebih dari satu jenis asam dapat
dilakukan.
Asam pekat panas dapat melarutkan logam yang
kurang elektropositif, alloy (stainless steel), oksida
logam, sulfida, fosfat dan silikat.
Jenis asam pekat yang dipakai untuk pelarutan:
HCl (12 M)
Jika dididihkan, gas HCl akan lepas dan TD akan
naik sampai campuran azeotrop terbentuk (HCl
6M, TD=109oC).
TD 3300C (TD nya paling tinggi), dapat digunakan pada suhu tinggi untuk
proses pelarutan, termasuk asam kuat dan zat pengoksidasi kuat ketika
dipanaskan. Dapat menghancurkan bahan organik. Logam sulfat larut
dalam air kecuali CaSO4 (sedikit), SrSO4, BaSO4 dan PbSO4.
C. Campuran asam.
1. Asam pengompleks dan asam pengoksidasi: HF + HNO3 , HF +
HClO4, HF + H2SO4
Jika Anda bekerja dibagian PPIC dan QC apa yang akan anda lakukan untuk
mengevaluasi bahan baku keseragaman kadar pada sediaan tersebut
Ibuprofen
• Bila ditinjau dari harga pKa nya, ibuprofen
dapat ditetapkan kadarnya secara alka limetri,
Btitish Pharmacopoeia tahun 2007 dan The
International Pharmacopoeia third edition
tahun 2003, kadar ibuprofen dapat ditetapkan
secara titrasi menggunakan larutan NaOH 0.1
N dengan indikator fenolftalein.
H3C CH3 H3C CH3
H2
CH C CH H2
+ NaOH CH C CH
+ H2O
H3C COOH H3C COONa
Thiamin HCl
NH2 CH3
NH2 CH3
OH N N+ OH
N N+
S AgCl
S Cl- + Ag+
N
CH3 N CH3
Thiamin HCl
NH2 CH3
NH2 CH3
N N+ OH
N N+ OH
S HCl + NaOH NaCl + H2O
S
CH3 N N
CH3
Thiamin HCl
Parasetamol
• Metode volumetrinya adalah nitrimetri
• titrasi diazotasi ini sangat sederhana dan berguna
untuk menetapkan kadar senyawa senyawa
sulfonamid dan senyasenyawa anastetik lokal
golongan asam amino benzoat.
• Nitrimetri adalah metode penetapan kadar
secara kuantitatif dengan menggunakan larutan
baku natrium nitrit, metode ini didasarkan pada
reaksi diazotasi yakni reaksi antara amina
aromatik primer dengan asam nitrit dalam
suasana asam membentuk garam diazonium (
NaNO2 + HCl NaCl
O
H HCl HCl
H+ + HO N C CH3 HO NH2 + HNO3
HO N+ N Cl- + H2O
Contoh Analisis Obat dengan
Zat Aktif tidak Tunggal
• Dalam sebuah tablet terdapat ibuprofen dan
parasetamol apa yang akan anda lakukan agar
masing masing senyawa tersebut dapat
ditentukan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pemilihan metode analisis yang sesuai adalah
sifat fisiko kimia dari masing masing zat aktif
(kelarutan, keasaman dan kebasaan, kekhasan
unsur dalam senyawa seperti unsur halogen,
logam, amin)
Bagaimana jika dalam sampel terdapat analit
yang memiliki sifat yang sama???
Dalam sediaan sirup terdapat zat aktif Vit. C dan
pengawet Asam benzoat
• Asam askorbat ditentukan kadarnya secara iodometri dan titrasi asam basa
• Asam Benzoat ditentukan kadarnya dengan Asam basa
• Lakukan titrasi asam basa untuk menentukan kadar total Vitamin C + Asam
benzoat
• Ekivalen NaOH = ekivalen asam Benzoat + ekivalen vitamin C
• Lakukan titrasi yang ke-2 untuk menentukan kadar Vitamin C dalam campuran
Perhitungan Kadar
BE Vit. C = ½ BM Vit C