0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan11 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi dari aspek sosial, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan. Dokumen juga membahas tentang peran perempuan tradisional dan kontemporer dalam masyarakat serta upaya pencegahan untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi.
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi dari aspek sosial, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan. Dokumen juga membahas tentang peran perempuan tradisional dan kontemporer dalam masyarakat serta upaya pencegahan untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi.
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi dari aspek sosial, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan. Dokumen juga membahas tentang peran perempuan tradisional dan kontemporer dalam masyarakat serta upaya pencegahan untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi.
ISI KESPRO • Kesehatan Reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecatatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Baik laki-laki maupun perempuan memerlukan landasan psikis yang memadai agar perkembangan emosinya berlangsung dengan baik. • Faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi meliputi: • Faktor sosial-ekonomi dan demografi (kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah dan pengetahuan tentang perkembangan seksual dan reproduksi, serta tempat tinggal didaerah terpencil). Faktor budaya dan lingkungan (praktek tradisional, kepercayaan banyak anak banyak rejeki). • Faktor psikologis (akibat dari keretakan orang tua, depresi, kehilangan rasa kebebasan). Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit menular seksual). Kesehatan reproduksi sangat penting dalam masa kehamilan dan proses persalinan agar ibu dan bayi bisa selamat sampai melahirkan Pelayanan Kesehatan Reproduksi meliputi :
1.Kesejahteraan Ibu dan Anak
2.Keluarga Berencana (KB) 3.Kesehatan Remaja 4.Pencegahan dan Penanggulangan penyakit Hubungan Seksual (HIV/AIDS) 5.Kesehatan Usia Lanjut 6.Pelayanan terpadu Kekerasan dalam Keluarga KEDUDUKAN PEREMPUAN • Kedudukan atau status seseorang dalam masyarakat mempengaruhi peran yang dilakukan. Dalam melaksanakan perannya, perempuan berhadapan dengan nilai-nilai yang disematkan masyarakat kepadanya, nilai-nilai yang terkadang diskriminatif hanya karena perbedaan jenis kelamin dengan laki-laki. • Peran Perempuan • Pada umumnya masyarakat di Indonesia, pembagian kerja antara lelaki dan perempuan menggambarkan peran perempuan. Basis awal dari pembagian kerja menurut jenis kelamin ini tidak diragukan lagi terkait dengan kebedaan peran lelaki dan perempuan dalam fungsi reproduksi. Dalam masyarakat mempresentasikan peran yang ditampilkan oleh seorang perempuan. Analisis peran perempuan dapat dilakukan dari perspektif posisi mereka dalam berurusan dengan pekerjaan produktif tidak langsung (domestik) dan pekerjaan produktif langsung (publik), yaitu sebagai berikut; 1. Peran Tradisi menempatkan perempuan dalam fungsi reproduksi (mengurus rumahtangga, melahirkan dan mengasuh anak, serta mengayomi suami). 2. Peran transisi mempolakan peran tradisi lebih utama dari peran yang lain. 3. Dwiperan memposisikan perempuan dalam kehidupan dua dunia, yaitu menempatkan peran domestik dan publik dalam posisi sama penting. 4. Peran egalitarian menyita waktu dan perhatian perempuan untuk kegiatan di luar. 5. Peran kontemporer adalah dampak pilihan perempuan untuk mandiri dalam kesendirian. 5. Peran kontemporer Dalam perkembangan kajian peran perempuan, konsep peran seks (sex roles) memberi makna tersendiri. Peran seks adalah seperangkat atribut dan ekspektasi yang diasosiasikan dengan perbedaan gender, dengan hal ihwal menjadi laki-laki atau perempuan dalam masyarakat. SOSIAL The Social Determinants Pendapatan dan ekonomi : kesempatan kerja, akses pendidikan Lingkungan sosial dan status sosial : jaringan yang mendukung, paparan terhadap diskriminasi Lingkungan fisik Budaya dan faktor masyarakat : kesehatan diri dan praktik seksual, gender, ras, tekanan dan perilaku masyarakat, biologi, genetik Pelayanan kesehatan : akses yang setara dalam aspek pengobatan dan pencegahan melalui pendekatan gender dan sosial budaya, pelayanan yang mendukung akses tersebut Masalah sosial terkait KR Pemberdayaan Perempuan didalamnya mencakup : Peningkatan kualitas hidup perempuan Terlaksananya Pengarusutamaan Gender (PUG) di seluruh tingkat dan sektor pemerintahan Perwujudan kesetaraan dan keadilan gender Penghapusan kekerasan terhadap perempuan Contoh aspek sosial budaya Masa nifas Dilarang makan telur, daging, udang, ikan laut, lele, keong, daun lembayung, buah pare Setelah melahirkan/setelah operasi hanya boleh makan tahu dan tempe tanpa garam, dilarang banyak makan dan minum Dilarang tidur siang Minum abu dari dapur, dicampur air, disaring dicampur garam dan asam diminumkan supaya ASI-nya banyak Memakai gurita/stagen Tidak boleh makan buah2an berbentuk bulat (pepaya, mangga, jeruk, alpukat Makanan licin (daun : talas, kanggkung genjer, kacang) Contoh aspek sosial budaya Keyakinan perawatan pada anak Mengompres anak demam dengan parutan mentimun Dikerok menggunakan bawang Pengobatan anak menggunakan darah haid ibu Jika anak kejang diberi kopi Kepala anak ditaruh irisan bawang merah ketika anak flu Bayi harus dipijat/diurut, diberi pilis/lerongan dan tapel PENCEGAHAN • Upaya pencegahan dengan melakukan edukasi edukasi kesehatan mengenai cara perawatan organ reproduksi, edukasi mengenai perkembangan remaja saat pubertas, edukasi kesehatan mengenai dampak pornografi, edukasi kesehatan mengenai kehamilan tidak diinginkan (KTD) dan aborsi, edukasi kesehatan mengenai HIV/AIDS dan infeksi menular seksual, serta edukasi kesehatan mengenai pendewasaan usia pernikahan dengan melibatkan peran Pemerintah, orang tua, dan juga peer group Lanjutan… • Dengan melakukan kegiatan tersebut diharapkan akan dapat meningkatkan pengetahuan remaja, sehingga dapat meningkatkan kesadaran remaja akan pentingnya masalah kesehatan reproduksi. Dan menekan angka kejadian kasus – kasus kesehatan reproduksi remaja.