Kelompok 17 - Pajak Rumah Kos Atau Kos-Kosan
Kelompok 17 - Pajak Rumah Kos Atau Kos-Kosan
RU MA H
K OS
- A D I N D A N A B I L L A M A U L I D I YA ( 1 9 0 6 0 2 0 0 3 9 )
- E L F I N K R I S D AYA N T I H I A ( 1 9 0 6 0 2 0 0 6 1 )
MARAKNYA BISNIS KOS-KOSAN
Seperti yang Anda ketahui, bisnis properti di Indonesia merupakan salah satu bisnis yang cukup
diminati banyak orang. Bisnis properti yang dimaksud, salah satunya adalah bisnis kos-kosan
atau indekos. Bisnis ini dianggap sangat menjanjikan dan menghasilkan keuntungan. Biasanya,
bisnis kos-kosan ini akan banyak Anda jumpai di wilayah industri atau bahkan instansi
pendidikan. Namun, tentu saja usaha kos-kosan ini pun tidak luput dari ketentuan pajak kos-
kosan.
PAJAK KOS-KOSAN
• Berdasarkan Pasal 2 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 46 tahun 2013
tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib
Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu, PPh Final dikenakan pada wajib pajak pribadi
dan badan dengan perolehan omzet di bawah 4,8 miliar rupiah dalam 1 tahun.
• Jadi, apabila usaha kos-kosan mendapatkan omzet selama satu tahun tidak lebih dari 4,8 miliar,
maka akan dikenakan PPh Final. Seperti yang Anda juga ketahui bahwa
tarif dari PPh Final berbeda-beda bagi setiap jenis penghasilannya. Untuk pajak kos-kosan
sendiri, dikenakan tarif sebesar 1% dari total pendapatan yang pengusaha terima selama 1
bulan. Semula tarif pajak kos-kosan ini berkisar 5-10% dari total pemasukan setiap bulannya.
CONTOH PERHITUNGAN PAJAK
KOS-KOSAN
Ibu Dina memiliki kos-kosan di Bojong sebanyak 5 kamar yang terisi penuh. Pembayaran kamar
sewa masing-masing sebesar Rp800.000/kamar yang harus dibayarkan setiap bulannya.
Pada November, pemasukan dari sewa kamar sebesar 4 juta rupiah, maka pajak yang harus
disetorkan oleh Ibu Dina sebesar:
1% x Rp4.000.000 = Rp40.000.
TERIMA KASIH