Anda di halaman 1dari 14

CVL206

Pengantar
REKAYASA
TRANSPORTASI
Dosen : Fredy Jhon Philip.S.T.,M.T
Pertemuan 4
TRANSPORTASI PEDESAAN

Jl.Cendrawasih Raya No.1 Blok B7/P Bintaro Jaya,


Tangerang Selatan 15413
OUTLINE
 Tranportasi pedesaan
 Pelayanan transportasi pedesaan
 Kebutuhan layanan transportasi pedesaan
 Strategi percepatan pembangunan daerah tertinggal

SUB CAPAIAN MK :
 Mahasiswa mampu menjelaskan sistem transportasi pedesaan dan infrastruktur
pendukungnya
KARAKTERSIT
IK PEDESAAN

• Dusseldorp (1980) mengatakan


bahwa ciri-ciri suatu perdesaan
adalah 60% atau lebih
masyarakatnya bermatapencaharian
sebagai petani. Lebih dari separuh
bagian daerah perdesaan mungkin
dimanfaatkan untuk pertanian,
peternakan atau kehutanan
• Infrastruktur pedesaan masih
tertingagl dibandingkan perkotaaan
 masih Sebagian besar
menggunakan transportasi
konvensional seperti gerobag,
pedati, sepeda atau pun agkutan air
seperti sampan, perahu
• karakteristik penduduk pedesaan
adalah tingkat pendapatan yang
rendah Konsep Standar Pelayanan
Angkutan Pedesaan, Zulfikri dan
Herawati 207 dan kepemilikan
kendaraan pribadi yang terbatas.

Universitas Pembangunan Jaya Jl.Cendrawasih Raya No.1 Blok B7/P Bintaro Jaya, Tangerang Selatan 15413
AKSESIBILITAS
PEDESAAN
Secara umum, kondisi infrastruktur jalan tidak sebaik di
perkotaan, missal tidak semua jalan beraspal, sehingga
aktifitas masyarakat pedesaan lebih rendah dibandingkan
masyarakat kota.

Keterbatasan ini menimbulkan beberapa permasalahan :


• Distribusi hasil panen ke pasar yang tidak optimal
karena kesulitan biaya transportasi
• Produktifitas pertanian rendah dan kurang inovasi
• Tingkat Pendidikan yang rendah
• Standar Kesehatan yang rendah

Universitas Pembangunan Jaya Jl.Cendrawasih Raya No.1 Blok B7/P Bintaro Jaya, Tangerang Selatan 15413
TUJUAN PERJALANAN MASYARAKAT DESA

Dennis (1998) merinci kebutuhan perjalanan dan kegiatan transportasi pada kawasan
perdesaan ditujukan untuk:

AKTIFITAS SUBSINTEN/TRADISIONAL PENGEMBANGAN SUMBER DAYA


MANUSIA

01
meliputi aktivitas pengumpulan air,
bahan bakar, dan bahan pangan meliputi aktivitas untuk memperoleh

02
layanan pendidikan, kesehatan dan
lainnya
TUJUAN
PERJALANAN
MASYARAKAT
DESA

TUJUAN EKNOMIS TUJUAN SOSIAL LAINNYA


meliputi aktivitas pertanian, non
pertanian dan perdagangan 04 Meliput mengunjungi teman, kerabat,

03
tempat iabadah dan kantor
pemerinatahan
Sistem Jaringan Jalan Pedesaan

JALAN KOLEKTOR

01 Menghubungkan secara berdaya


guna antara pusat kegiatan
JALAN LOKAL
kecamatan dengan pusat kegiatan
kota
02 Menghubungkan secara berdaya
guna antara pusat kegiatan
kecamatan dengan pusat kegiatan
kota

JALAN LINGKUNGAN

03 Menghubungkan antara pusat


kegiatan di dalam Kawasan JALAN DESA
pedesaan dan jalan di dalam
lingkungan pedesaan 04 Jalan umum yang menghubungkan
antara pemukiman di dalam lingkup
desa serta di jalan lingkungan

Universitas Pembangunan Jaya Jl.Cendrawasih Raya No.1 Blok B7/P Bintaro Jaya, Tangerang Selatan 15413
Kebutuhan Layanan
Transportasi Pedesaan

• Angkutan pedesaan merupakan salah satu sarana


transportasi umum yang penting untuk mendukung
aktifitas dan mobilitas penduduk, serta
mempercepat pemerataan hasil pembangunan
terutama pada daerah-daerah pinggiran
• Kawasan perdesaan dengan sarana dan prasarana
yang sangat terbatas meskipun mempunyai banyak
potensi akan menjadi suatu kawasan yang miskin
dan terisolir bila kebijakan pembangunan daerah
tidak memberikan perhatian yang cukup dalam
perencanaan pembangunan.
• Sarana Angkutan (truck sedang/kecil) dalam
mengangkut berbagai komoditas hasil pertanian
untuk dipasarkan ke Kawasan perkotaan
• Volume berfluktuasi dipengaruhi masa panen

Universitas Pembangunan Jaya Jl.Cendrawasih Raya No.1 Blok B7/P Bintaro Jaya, Tangerang Selatan 15413
Karakteristik Jalan Pedesaan
• umumnya dikelola di tingkat lokal, misalnya tingkat kelurahan atau masyarakat lokal
• arus lalu lintas sangat kecil, berupa kendaraan bermotor maupun tak bermotor
• mempunyai arti penting sebagai penghubung antara desa dengan jalan utama
DASAR PEMIKIRAN
KEBIJAKAN
TRANSPORTASI
PEDESAAN
• Tidak dapat dihitung berdasarkan
permintaan perjalanan
• Harus dilihat dari manfaat yang
didapat dari keseluruhan masyarakat
di daerah tersebut, dan pertambahan
produksi dengan adanya perbaikan
transportasi pedesaan tersebut
• Keandalan jalan jika dilakukan
perbaikan, misalnya jika tidak diberi
lapis keras akan rusak di musim hujan
Pengembangan Infrastruktur Pedesaan

 Wilayah Timur di Indonesia hanya 17% dari total Perlu peningkatan aksesibilitas terutama
ke sumber daya produktif untuk
CTpenduduk Indonesia dengan luas mencapai 45% total
FA wilayah Indonesia pengembangan lahan untuk usaha,
 Tingkat kesejahteraan wilayah Timur masih rendah prasarana ekonomi dan sosial layanan
dengan infrastruktur terbatas publik

Mendorong peningkatan keterkaitan kegiatan ekonomi di wilayah pedesaan dengan


perkotaan melalui sarana dan prasarana yang menunjang aksesibilitas dan mobilitas

STRANAS PPDT Mendorong percepatan pembangunan dan pertumbuhan Kawasan wilayah strategis
nasional sehingga dapat mengembangkan wilayah tertinggal

Menyediakan prasarana dan sarana transportasi pedesaan, kebutuhan listrik, sarana


air bersih, Pendidikan dan kesehatan
PELAYANAN ANGKUTAN PERINTIS

Wilayah tertinggal umumnya wilayah TERISOLASI DAN TERPENCIL, dimana belum terjangkau oelh
fasilitas transportasi menuju ke dan dari wilayah tersebut.

SOLUSI : ANGKUTAN PERINTIS

 Angkutan perintis adalah angkutan yang melayani daerah-daerah terisolir, terpencil dan belum berkembang serta
belum tersedia sarana angkutan yang memadai dengan tarif yang terjangkau
 Angkutan perintis adalah sebagai akses baru tidak dapat diprediksi dari bangkitan dan tarikan karena fungsinya
adalah stimulan bagi mobilitas suatu wilayah yang terisolir namun punya potensi dikembangkan (Ferry dan Hanggoro,
2015)

Universitas Pembangunan Jaya Jl.Cendrawasih Raya No.1 Blok B7/P Bintaro Jaya, Tangerang Selatan 15413
ANGKUTAN
PERINTIS

Anda mungkin juga menyukai