Be A Counselor
Septi Dwi Hastuti, S.Psi
Widha Priambodho, S.Psi
01 02 03
Individu Kelompok Keluarga
Antara konselor
dan klien saja Berisi 5 - 10 orang Anggota Keluarga
Prinsip Umum Dalam konseling
1. Mendengarkan 20% : 80%
2. Menanyakan dengan pertanyaan yang baik
3. Memberikan informasi yang tepat
4. Menjaga kepercayaan klien
5. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kadang-kadang sulit
dijawab
6. Perasaan tidak nyaman dan ketakutan (pada diri konselor)
7. Memilih tempat konseling yang cocok
Konseling Efektif
Pemahaman Perencanaan
Mengidentifikasi, penyebab dan Membuat rencana untuk
merancang alternatif pemecahan mengatasi masalah
masalah
Faktor yang mempengaruhi proses
konseling
Kualitas Kualitas
Setting Fisik
Klien Konselor
Keseriusan Masalah Struktur
Adalah pemahaman bersama antara
konselor dan klien mengenai
karakteristik, kondisi, prosedur, dan
Klien dengan tingkat stress yang parameter konseling
tinggi pada awal sesi konseling (Gladding ,2009)
membutuhkan lebih banyak sesi Struktur membantu memperjelas
untuk mencapai kemanfaatan hubungan, hak & kewajiban, etika,
proses konseling maupun peran konselor-klien
Struktur memperjelas arah& jalannya
konseling
Peninjauan ulang terhadap struktur
disetiap sesi konseling itu oenting,
tapi tetap fleksibel
Inisiatif Setting Fisik
Keinginan, motivasi, dorongan untuk
melakukan proses konseling – Ruangan yang nyaman tidak
melakukan perubahan mengancam, dan kondusif
Ada klien yang datang ataas Space antara konselor-klien
kemauannya sendiri begitu pula Privacy & no interuption
sebaliknya
Jenis klien yang “menolak” :
reluctant & resistant
Bentuk resistensi : membatasi
jumlah informasi, membatasi tipe
informasi, memanipulasi cara
komunikasi, melanggar aturan2
dasar konseling
Kualitas Klien Kualitas Konselor
Kesan pertama penting Ahli , profesional, dan kompeten
Perhatikan gesture tubuh, kontak Karakteristik personal : sabar, jujur,
mata, ekspresi wajah, kualitas vokal. kongruen, komunikatif, self
komunikasi verbal, pesan nonverbal awareness, dapat dipercaya
(perhatikan latar belakang budaya).
3 karakteristik konselor yang efektif
Keterbukaan & kapasitas inteligensi
(Rogers, 1971) :
yang memadai
1. congruence (Genuineness,
Kesiapan klien : niat, kesadaran
authenticity)
mengenai permasalahannya,
2. unconditional positive regard
kesiapan menghadapi semua proses
(Acceptance)
konseling & perubahan
3. empathy
Keterampilan Konseling
Non Verbal Verbal
Kontak mata : - jarak
Mengajukan pertanyaan open
Bahasa tubuh : - menempatkan posisi question
duduk Membaca pikiran ; mengulang frasa
- posisi tubuh atau kata
- gerak tubuh Merefleksikan perasaan
- sentuhan Memelihara tetap pada alur cerita
- ekspresi wajah Interpretasi
Klarifikasi
Kualitas vokal : - suara dalam berbicara Memusatkan pada cerita
- volume Menyimpulkan
- tinggi suara Konfrontasi
- pemilihan kata
Ventilasi
Mendorong
Konsekuensi logis
Penampilan : - pakaian yangdipakai
- kerapihan
Keterampilan dasar Konselor
Basic interviewing
Attending behavior Basic listening skill
skill
Ketrampilan Ketrampilan Mendengar reflektif.
mengekspresikan (baik mendengarkan aktif. Misalnya :bertanya,
verbal/nonverbal) bahwa Didalamnya mengandung : membuat hipotesa,
konselor “ada” bersama mendengarkan, niat & mempersuasi, konfrontasi
klien. Contohnya??? perhatian informasi dari klien
(ekspresi wajah, posture & (komitmen&komplimen) , (konfirmasi) untuk
gesture, kontak mata, ketrampilan memahami meningkatkan kesadaran
kedekatan fisik) kom.verbal&nonverbal klien.
klien, mendengar reflektif
Tujuan & Fungsi Konselor
Tujuan Fungsi
Saya merasa harus selalu tahu Ibu merasa khawatir bila putri
dimana dan ngapain saja putri Ibu tidak memberi
saya seharian. Dan saya akan kabar/informasi jika ia terlambat
terus bertanya pada dia pulang atau pergi dengan
aktivitasnya seharian. Saya teman-temannya.
tidak mau dia tergelincir dalam
“lembah dosa”
Summative Reflection
Klien Konselor
Peran 1 Peran 2