Anda di halaman 1dari 7

Perkembangan islam di

prancis
Oleh : Indah Sukaesih &
Koriah
XII MIPA 1
Republik Prancis merupakan sebuah negara yang
terletak di Eropa Barat dan juga memiliki berbagai
pulau dan teritori seberang laut yang terletak di
benua lain. Prancis Metropolitan memanjang dari
Laut Mediterania hingga Selat Inggris dan Laut
Prancis
berbatasan dengan
Utara, dan Belgia,
dari Rhine Luksemburg,
ke Samudera Jerman, Swiss, Italia, Monako, Andorra, dan
Atlantik.
Spanyol. dengan
Prancis berbatasan Prancis Belgia,
Metropolitan menempati
Luksemburg, wilayah
Jerman, seluas
Swiss, Italia, 547.030 kilometer persegi
dengan jumlah penduduk mencapai 67.012.000 Jiwa (2015)
Monako, Andorra, dan spanyol. Prancis Metropolitan menempati wilayah
seluas 547.030 kilometer persegi.Mayoritas penduduk Prancis memeluk
agama Kristen dengan total sebanyak 44,6 juta jiwa atau sekitar 64,5
persen,pada tahun 2022 ini Prancis berhasil menduduki jumlah pemeluk
agama Islam terbanyak di Benua Biru dengan total sebanyak 5,7 juta

jiwa atau sekitar 8,8 persen dari total penduduk.


Masuk nya islam di prancis
Ekspansi dakwah Islam mencapai Prancis semenjak kekuasaan Dinasti
Umayyah pada abad ke-8 yang dipimpin panglima Abdurrahman Al-Ghafiki
lewat pegunungan Pyrenia. Di masa tersebut, pasukan Islam menduduki
daerah Septimenia. Sampainya Islam di Prancis tak lepas dari jatuhnya
Andalusia (sekarang Spanyol) ke tangan penguasa Arab. Sejak saat itu,
Dinasti Umayyah meluaskan ekspansinya hingga ke Prancis. Secara
perlahan, Abdurrahman Al-Ghafiki juga menguasai daerah Politiers dan Tour
(dekat kota Paris). Inilah yang kemudian menjadi cikal bakal pemukiman
Islam di wilayah sana.Proses Islamisasi di Prancis terjadi melalui jalur
peperangan yakni pada masa perang salib kemudian melalui jalur
perdagangan. Dan di masa perkembangannya proses Islamisasi di Prancis
terjadi melalui jalur dakwah dan perkawinan.
Perkembangan islam di prancis
Di Prancis, Islam berkembang pada akhir abad ke-19 dan
awal ke-20 M. Bahkan, pada tahun 1922, telah berdiri sebuah masjid yang sangat
megah bernama Masjid Raya Yusuf di ibu kota Prancis, Paris.Pada tahun 1960-an Perancis
menyaksikan hijrahnya para buruh arab besar-besaran yang
datang dari negara Islam. Khususnya negara-negara arab Maghribi
(Aljazair, Libya, Maroko, dan Mauritania). Peristiwa itu dikenal dengan nama
imigrasi kaum buruh. Peran buruh migran asal Afrika dan sebagian Asia itu membuat
agama Islam berkembang dengan pesat. Para buruh ini mendirikan komunitas atau
organisasi untuk mengembangkan Islam.Saat ini, jumlah penganut agama Islam di Prancis
mencapai tujuh juta jiwa. Dengan jumlah tersebut, Prancis menjadi negara dengan pemeluk Islam
terbesar di Eropa.
Selama beberapa tahun terakhir ini, ada upaya untuk mengkoordinasi
organisasi-organisasi kaum Muslim di Prancis yang cukup banyak itu. Hal
ini ditandai dengan didirikannya Federation Nationale des Musulmans de
France (FNMF = Federasi Nasional Muslim Prancis), Union des
Organisation Islamiques de France (UDIF = Serikat Organisasi Islam
Perancis), dan Conceil Relegieux de Islam en France (CORIF = Dewan
keagamaan Islam di Perancis).Selain banyaknya organisasi-organisasi
Islam, keberadaan kaum Muslimin di Prancis itu ditandai dengan :
a) Didirikannya masjid-masjid, pemukiman-pemukiman warga Muslim,
dan sekolah-sekolah untuk warga Muslim.
b) Makin banyaknya wanita yang berjilbab di jalan-jalan.
c) Mengadakan pameran buku-buku Islam di Prancis.
d) Banyaknya toko-toko yang menyediakan makanan-makanan halal.
e) Berkembangnya beberapa kelompok tarekat (kelompok sufi), seperti
Tarekat Qadiriah, Tarekat Tijaniah, Tarekat Naqsyabandiah, dan Tarekat
Bektasyi
Diskriminasi kaum muslim di prancis
Peningkatan Islamofobia yang dipicu akibat krisis imigran serta
pengaruh gerakan sayap kanan yang terindikasi masuk ke pemerintahan
mengakibatkan umat Islam seringkali dizholimi untuk kali kesekian oleh
negara-negara Barat sekuler. Mulai 3 Februari 2004 parlemen Prancis
membahas usulan pemerintahan Presiden Jacques Chirac untuk melarang
pemakaian jilbab, kerudung dan hijab, mungkin juga jenggot, di sekolah
Diskriminasi kaum muslim di prancis
dan instansi negeri serta tempat-tempat umum.
Kerudung dan jenggot dianggap simbol agama , bisa menimbulkan aksi
kekerasan, membahayakan kehidupan rakyat dan negara yang berdasar
sekulerisme. Sehingga para siswa, tenaga pengajar, pegawai di sekolah
negeri, sampai pegawai di lembaga milik pemerintah dilarang mengenakan
jilbab. Hal tersebut mengakibatkan para aktivis dan umat islam
mengerahkan berbagai cara dengan menggelar aksi unjuk rasa
supaya bisa memperoleh kebebasan dalam beragama.
THANK YOU
FOR
LISTENING

Anda mungkin juga menyukai