Anda di halaman 1dari 56

Hukum Tindak Pidana

Khusus
Rina Melati Sitompul, SH. MH
Fakultas Hukum Universitas Dharmawangsa
Pengertian,
Ruang
Lingkup, Asas
Materi I
Hukum Pidana yang berlaku ada dua yakni :
Pengertian 01 Secara KUHP dan Hukum Pidana Khusus

Istilah “special criminal law” (Inggris)


02 Speciaal crimineel recht (Belanda)

Sudarto “Hukum pidana untuk golongan orang


khusus, berhubungan dengan perbuatan-
03 perbuatan khusus
Termasuk Hukum pidana militer (golongan orang khusus) dan hukum pidana
fiskal (perbuatan-perbuatan khusus) yakni pidana ekonomi

Konsep Khusus menurut Sudarto


1. Pelaku atau orang khusus
04 2. Perbuatan-perbuatan khusus
Pidana Fiskal diberlakukan kepada :
1. Perbuatan pidana yang dilanggar, yaitu UU perpajakan;
2. Pelakunya orang yang melanggar UU Perpajakan
Van Hattum Aziz Syamsudin
Hukum Pidana khusus : Hukum Pidana dengan Sebagai perundang-undangan dibidang
sengaja telah dibentuk untuk diberlakukan bagi tertentu yang memiliki sanksi pidana, atau
orang-orang tertentu misal bagi anggota tindak pidana yang diatur dalam UU khusus, di
Angkatan Bersenjata ataupun merupakan luar KUHP, baik perundang-undangan pidana
hukum pidana yang mengatur tindak pidana maupun bukan tindak pidana, tetapi memiliki
tertentu missal pidana Fiskal sanksi pidana (Ketentuan yang menyimpang
dari KUHP)
Esensi Van Hattum: UU Sengaja
dibentuk dan untuk orang-orang Karakteristik Aziz Syamsudin :
tertentu 1. Perundnag-undangan dibidang
tertentu;
2. Memiliki sanksi

HIGH
LOW
Rudy Satrio
Hukum tindak pidana khusus
mengatur perbuatan tertentu atau
berlaku terhadap orang tertentu,
Hukum pidana khusus “Keseluruhan dari
oleh karen itu hukum pidana Mendefensilkan konsep hukum,
khusus dilihat dari substansi dan harus melihat beberapa aspek Kaidah-kaidah atau norma-norma-norma
berlaku kepada siapa hukum yang mengkaji dan menganalisis
yakni : tentang pelaku, jenis-jenis pidana dan sanksi
Fokus kajian yaitu :
1. Pengaturan perbuatan tertentu
1. Norma; pidana yang tersebar di luar di dalam berbagai
peratura perundang-undangan , baik yang
2. Berlaku terhadap orang tertentu 2. Subjek Pidana dan ; disebutkan Namanya secara khusus maupun
3. Sanksi Pidana yang tidak disebutkan namanya secara
khusus, namun tercantum sanksi pidananya
Unsur Hukum Pidana Khusus
Adanya Khaidah Tersebar di luar Kitab
dan Norma Undang-undang
Kaidah atau norma hukum Hukum Pidana.
adalah aturan-aturan hukum
yang diterapkan oleh 2
pemerintah dengan
persetujuan DPR. Norma
hukum itu dibuat dalam Fokus Kajian
bentuk UU
a. Pelaku yang khusus
b. Jenis Pidana
c. Sanksi Pidana
Jenis Pidana : Sanksi Pidana : standar
Pelaku dari tindak minimal untuk delik-delik
1. Mengambil uang
1 pidana khusus yaitu
: orang-orang atau
negara secara 3
tertentu yang sangat dicela
dan merugikan atau
melawan hukum;
badan organisasi membahayakan masyarakat
2. Pelaku yang
tertentu dan negara
menerima suap
Ruang Lingkup Kajian

Tindak
pidana
Tindak
pidana pencuci
Perdagn an uang
Tindak gan
pidana orang
pertambangan

Tindak Tindak
Pidana pidana
Perikanan Tindak
Tindak informasi
pidana
transaksi
pidana Kekerasan
elektronik
Tindak narkotika dalam
Pidana rumah
Korupsi tangga
(KDRT)
Asas-asas Hukum Pidana khusus
Asas-asas hukum yang
tercantum dalam KUHP
Asas Legalitas
Tidak ada satu perbuatan pidana dapat Asas Teritorial
dihukum kecuali atas kekuatan Artinya ketentuan hukum pidana Indonesia
aturanpidana dalam peraturan berlaku atas semua peristiwa pidana yang
perundang-undangan, maka yang terjadi di daerah yang menjadi wilayah
dipakai adalah ataruan yang paling terotorial NKRI, termasuk kapal berbendera
Indonesia, pesawat terbang Indonesia,
ringan sanksinya bagi terakwa. Pasal 1 Gedung kedutaan dan konsul
ayat (2) KUHP.

Asas Nasionalitas Aktif dan Pasif


Artinya ketentuan hukum pidana Indonesia berlaku bagi semua
WNI yang melakukan tindak pidana dimanapun ia berada.
Asas nasionalitas pasif artinya ketentuan hukum pidana
Indonesia berlaku bagi semua tindak pidana yang merugikan
kepentingan negara Indonesia
Asas-asas Hukum Pidana Khusus

Asas yang tersebar di luar KUHP

Asas pembuktian Asas yang bersifat


terbalik Umum
Asas yang berisi ketentuan Asas Kriminalitas Merupakan asas yang
dimana terdakwa diberi Asas Hukum Tidak diketahui dan dikenal
Ganda (doble
kesempatan untuk membuktikan Tertulis dalam ilmu hukum.
harta kekayaan bukan berasal criminality) Asas Keadilan
Contoh Asas Praduga
dari tindak pidana. Dikenal dalam Merupakan asas tindak pidana Asas-asas yang hdup,
yang dilakukan oleh pelaku di
Setiap orang tidak bersalah.
tindak pidana korupsi
luar wilayah Negara RI dan (tersangka/terda tumbuh dan
tindak pidana tersebut kwa)diperlakuka berkembang dalam
merupakan tindak pidana masyarakat (living
menurut hukum Indonesia
n sama didepan law)
maka UU ini dalam pengadilan. Asas ini tidak
menentukan hasil tindak tercantum dalam
pidana menganut asas
kriminalitas ganda. Dikenal
perundang-undangan
pada UU TPPU.
Hubungan
PIDANA UMUM DAN PIDANA KHUSUS
Hukum pidana khusus merupakan Jadi hubungan dengan pidana umum
ketentuan – ketentuan tentang hukum ada pada pasal 103 Buku I KUHP
pidana yang ada diluar kodifikasi “ketentuan-ketentuan dalam Bab VIII
hukum pidana itu sendiri (KUHP) buku ini juga berlaku bagi perbuatan-
Sebagaimana pemberlakuan pidana khusus untuk orang
perbuatan yang oleh ketentuan
tertentu, sebagaimana diungkap SUDARGO yang menyebutkan perundnag-undangan yang lain
sebagai hukum pidana khusus adalah hukum pidana yang
ditetapkan untuk golongan orang khusus diancam dengan pidana, kecuali bila
oleh undang-undang ditetukan lain.

START Setelah ada pengaturan maka pokok


ketentuan sebagaimana Asas “lex specialis
d’rogat lex generalis” artinya UU yang
Khusus mensampingkan UU yang Umum
Hubungan Pidana Khusus dengan Hukum Acara, Kriminologi

Hukum acara pidana mengkaji dan


menganalisis tentang proses Pelanggaran terhadap tindak pidana
beracara, mulai dari penyelidikan, khusus, tetap diproses menurut hukum
penyidikan, penuntutan dan putusan acara pidana tidak ada pengkhususan
pengadilan dalam hukum formil

Kaitan dengan Kriminologi adalah


mengkaji dan menganalisis tentang
penyebab pelaku melakukan tindak
pidana di luar KUHP. Misalnya A telah
melakukan korupsi, penyebab karena
ingin kaya
Sejarah Konsep Teori
dan Penggolongan
Tindak Pidana
Materi II
PENGERTIAN TINDAK PIDANA
Bagi masyarakat, orang atau Badan
Dua Suku Kata : Hukum yang melakukan pelanggaran
Tindak = Langkah atau perbuatan hukum pidana disebut dengan tindak
Pidana = sanksi secara pidana pidana
Tindak Pidana = criminal acr atau a criminal
offense Pelanggaran UU bisa digolongkan
Strafbaar feit (Belanda) kepada 3 (tiga) bagian:
1.Perdata
2.Administrasi
START
3.Pidana
Pengertian pidana menurut para ahli
Andi Hamzah :
Istilah Hukuman adalah istilah umum yang dipergunakan Sudarto mengartikan Pidana Sebagai :
untuk semua jenis sanksi baik dalam ranah hukum perdata, Penderitaan yang disengaja dibebankan
administratif, disiplin dan pidana, sedangkan istilah pidana kepada orang yang melakukan perbuatan
yang memenuhi syarat-syarat tertentu.
secara sempit merupakan sanksi yang berkaitan dengan
hukuman pidana
Unsur yang terkandung dari defenisi yang
Ada dua konsep dari pengertian Andi dikemukakan Sudarto :
Hamzah yakni : 1. Penderitaan
Pengertian Umum dan Pengertian Sempit 2. Adanya Orang;
3. Memenuhi Syarat tertentu
Hukuman dalam arti Umum meliputi
sanksi dalam ranah : Perdata,  Penderitaan adalah proses perbuatan, cara
Administratif, Disiplin dan Pidana. menderita.
Menderita mengandung konsep
menanggung sesuatu yang tidak
Sedangkan istilah pidana dalam arti menyenangkan;
sempit adalah hanya sanksi yang  Orang adalh manusia yang berakal yang
berkaitan dengan hukum pidana melakukan perbuatan pidana;
 Orang dapat dihukum harus memenuhi
syarat missal, ia mengambil milik orang lain
KBBI : Pidana artinya kejahatan atau
kriminal Pandangan ahli dan kamus,
menyajikan pengertian pidana
sedangkan pengertian tindak pidana
a. Prilaku yang bertentangan dnegan nilai-nilai dan norma-
tidak Nampak dalam defenisi diatas.
norma yang berlaku yang telah disahkan oleh hukum
Berikut konsep pandangan ahli
tertulis (hukum pidana)
terhadap pengertian tindak pidana:
b. Perbuiatan yang jahat;
1. Frans Maramis : ia mengartikan
c. Sifat yang jahat.
tindak pidana sebagai “Perbuatan
yang pelakunya harus dipidana”;
2. Ada tiga unsur yang tercantum
dalam defenisi yang meliputi :
Pengertian pidana diatas Norma yang berlaku
dikonsepkan sebagai
a. Adanya perbuatan;
merupakan aturan-aturan yang
kejahatan. Kejahatan telah disahkan dan ditetapkan
b. Adanya pelaku;
merupakan prilaku yang pejabat yang berwenang. c. Harus dipidana
bertentangan dengan : Pejabat yang berwenang untuk
a. Nilai-nilai; dan menetapkan UU, yaitu Presiden
b. Norma-norma yang berlaku dengan persetujuan DPR
Kejahatan
1. Kejahatan terhadap keamanan negara
Teguh Prasetyo 2. Kejahatan terhadap martabat presiden dan wakil
presiden.
Perbuatan yang oleh aturan 3. Kejahatan terhadap negara, sahabat dan terhadap
hukum dilarang dan diancam kepala negara sahabat serta wakil
dengan pidana, di mana 4. Kejahatan terhadap melakukan kewajiban dan hak
kenegaraan.
penegrtian perbuatan di sini selain 5. Kejahatan terhadap ketertiban umum
perbuatan yang bersifat aktif 6. Perkelahian tandingan
(melakukan sesuatu yang 7. Kejahatan yang membahayakan keamanan umum bagi
orang atau barang
sebenarnya dilarang oleh hukum)
8. Kejahatan terhadap penguasa umum
juga perbuatan yang bersifat pasif 9. Sumpah palsu
(tidak berbuat yang sebenarnya 10. Pemalsuan mata uang dan uang kertas
11. Pemalsuan mata uang dan uang kertas
yang diharuskan oleh hukum)
12. Pemalsuan surat
13. Kejahatan terhadap asal-usul perkawinan
14. Kejahatan terhadap kesusilaan
Ada 3 unsur yang tercantum 15. Meninggalkan orang yang perlu ditolong
Penggolongan 1. Kejahatan
dalam defenisi Teguh Prasetyo Tindak Pidana 2. Pelanggaran 16. dll
a. Adanya perbuatan
b. Adanya aturan hukuman; dan Pidana Pelanggaran
c. Sifat perbuatan 1. Pelanggaran keamanan umum bagi orang atau
Sifat perbuatan yang dilakukan pelaku barang dan Kesehatan
meliputi : 2. Pelanggaran ketertiban umum
a. aktif; dan 3. Pelanggaran terhadap penguasa umum
b. Pasif 4. Pelanggaran mengenai asal-usul dan perkawinan
5. Pelanggaran terhadap orang yang melakukan
Sifat Aktif artinya pelaku giat melakukan pertolonga
perbuatan pidana yang dilarang oleh 6. Pelanggaran kesusilaan
hukum. 7. Pelanggaran mengenai tanah, tanaman dan
Sifat Pasif artinya bahwa pelaku tidak pekarangan
berbuat yang sebenarnya yang diharuskan 8. Pelanggaran jabatan
oleh hukum. 9. Pelanggaran pelayaran
Hukum Pidana khusus merupakan bagian dari hukum pidana
yang tersebar dalam berbagai undang-undang yang dibentuk
untuk mengatur materi hukum seacara khusus.
Karakteristik atau kekhususan penyimpangan hukum pidana
khusus terhadap hukum pidana materiil, digambarakan oleh
Teguh Prasetyo, sebagai berikut:
7. Memiliki sifat terbuka, maksudnya adanya
1. Hukum pidana bersifat elastis (ketentuan ketentuan untuk memasukan tindak pidana
khusus). yang berada dalam UU lain asalkan UU lain
2. Percobaan dan membantu melakukan itu menentukan menjadi tindak pidana
tindak pidana diancam dengan hukuman (ketentuan khusus).
(menyimpang). 8. Pidana denda ditambah sepertiga terhadap
3. Pengaturan tersendiri tindak pidana korporasi (menyimpang).
kejahatan dan pelanggaran (ketentuan 9. Perampasan barang bergerak, tidak bergerak
khusus). (ketentuan khusus).
4. Perluasan berlakunya asas territorial 10.Adanya pengaturan tindak pidana selain
(eksteritorial) (menyimpang/ketentuan yang diatur dalam UU itu (ketentuan khusus).
khusus). 11.Tindak pidana bersifat transnasional
5. Subjek hukum berhubungan/ditentukan (ketentuan khusus).
berdasarkan kerugian keuangan dan 12. Adanya ketentuan yurisdiksi dari negara lain
terhadap tindak pidana yang terjadi
peroekonomian negara (ketentuan
(ketentuan khusus).
khusus).
13.Tindak pidana dapat bersifat politik
6. Pegawai negeri merupakan subjek hukum (ketentuan khusus)
tersendiri (ketentuan khusus).
Selain aspek-aspek yang menggambarkan kekhususan dan
penyimpangan dari hukum pidana materiil, juga dapat pula berlaku
asas retro active (Asas Berlaku Surut) Pengecualian Asas Legalitas

Penyimpangan terhadap hukum pidana formil dapat


ditemukan dalam hal-hal, sebagai berikut :
1. Penyidikan dapat dilakukan oleh
6. Dianutnya peradilan in
Jaksa, Penyidik Komisi
Pemberantasan Korupsi. absentia.
2. Perkara pidana khusus harus di 7. Diakuinya terobosan
dahulukan dari perkara pidana terhadap rahasia bank.
lain. 8. Dianut pembuktian terbalik.
3. Adanya gugatan perdata 9. Larangan menyebutkan
terhadap tersangka/terdakwa identitas pelapor.
tindak pidana korupsi. 10.Perlunya pegawai
4. Penuntutan kembali terhadap penghubung.
pidana bebas atas dasar
kerugian negara.
5. Perkara pidana khusus diadili di
pengadilan Khusus.
Disimpulkan bahwa hukum pidana khusus, memang memiliki karakteristik tertentu
sehingga berbeda dengan hukum pidana umum. Perbedaan itu terlihat baik pada
substansi hukum pidana materiilnya maupun substansi hukum formilnya

Perbedaan itu terlihat pada


institusi penegak hukumnya,
peradilan, dan subjek
Pidana Pidana
hukumnya
Formil Materil
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Pasal 68 UndangUndang KPK yang
(KUHAP) atau UU No. 8T ahun 1981: berbunyi:
Pasal 1 KUHAP tentang defenisi Semua tindakan penyelidikan,
1. Penyedikan penyidikan, dan penuntutan tindak
2. Penyelidikan
pidana korupsi yang proses hukumnya
3. Penuntutan
Pasal 39 ayat (1) Undang-Undang KPK yang belum selesai pada saat terbentuknya
menyatakan bahwa: Penyelidikan, penyidikan, Komisi Pemberantasan Korupsi, dapat
dan penuntutan Tipikor dilakukan berdasarkan diambil alih oleh Komisi
KUHAP yang berlaku dan berdasarkan UU Pemberantasan Korupsi berdasarkan
31/1999 sebagaimana diubah dengan UU 20/
2001, kecuali ditentukan lain dalam
ketentuan sebagaimana dimaksud
UndangUndang ini. dalam Pasal 9
Sanksi Pidana istilah criminal Sanctions (Inggris) Strafrechttelijke sancties
(Belanda), sebagai hukuman yang dijatuhkan kepada pelaku yang
melakukan perbuatan pidana.
NE Algra Sanksi Pidana dibagi
Sanksi adalah : dua jenis :
a. Pengukuhan, persetujuan dari atasan,
penguatan suatu Tindakan yang tanpa a. Pidana pokok
itu tidak akan sah menurut hukum
b. Dalam hukum pidana, hukum (straf) b. Pidana tambahan.
c. Alat pemaksa, selain oleh hukuman,
juga untuk mentaati ketetapan yang
ditentukan dalam peraturan atau Pidana Pokok
perjanjian, syarat yang diadakan
1. Pidana mati
2. Pidana Penjara
3. Pidana Kurungan
Esensi Sanksi
4. Pidana Denda; dan
a. Hukuman; dan 5. Pidana Tutupan
b. Alat pemaksa
Sanksi sebagai alat pemaksa diartikan
orang atau pelaku harus mentaati berbagai KKBI Sanksi diartikan:
peraturan per-UU-an yang berlaku a. Pengesahan atau penangguhan
b. Tindakan dan huikuman utk memaksa orang
menepati perjanjian atau mentaati UU
c. Tindakan-Tindakan (mengenai perekonomian)
sebagai hukuman kepada suatu negara
Pidana Penjara
Pasal 12 KUHP Pengertian
Pidana penjara dalam
ketentuan berkaitan jangka
waktu terhukum
melaksanakan hukuman
penjara.

Pidana Mati Pidana denda


Menurut lamanya:
Pidana yang 1. Seumur hidup Meminta pelaku
dijatuhkan atau selama Pidana Kurungan untuk membayar
kepada terpidana Pidana Penjara waktu tertentu; hialngnya
sejumlah uang
2. Selama waktu berdasarkan
atau terhukum Disni berkaitan kemerdekaan
tertentu paling putusan pengadilan
yang berupa dengan jangjka sementara
pendek 1 hari
pencabutan waktu hukuman Lama kurungan :
dan paling lama
1. Palig sedikit 1 hari palig Pidana Tambahan
nyawa.. . penjara 15 thn
lama 1 tahun Dapat berupa :
3. Selama waktu
2. Dpt ditsmbsh 1 thn 4 Pencabutan hak-hak
tertentu boleh
bulan (sebab karena tertentu
dijatuhkan dua
pidana perbarengan atau Perampasan Barang
puluh tahun
pengulangan Pengumuman putusan
berturut-turut
hakim
Sabjek Hukum Pertanggung
Jawaban Pidana Korporasi

Materi III
KOMPONEN SUBJEK HUKUM
2. Teori ambtelijk vermogen (Tujuan
Manusia (Natuurlijk Persoon) harta kekayaan)
setiap manusia dipandang memiliki kewenangan Suatu badan hukum memiliki harta kekayaan
hukum. Sejak lahir sampai meninggal, hukum sudah tidak terpisah dari harta kekayaan para
menentukan bagainnya bahwa ia dapat memiliki hak anggotanya. Harta kekayaan tersebut
dan kewajiban. dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tertentu, yaitu tujuan badan hukum.

Badan Hukum (Recht Persoon)


Keberadaan badan hukum sebagai 3. Teori organ (alat) dari Von Gierke
pendukung hak dan kewajiban, badan hukum dapat dipersamakan dengan
dilandasi oleh teori-teori berikut manusia, karena memiliki organ (alat) yang
fungsinya sama dengan fungsi organ tubuh
manusia, yaitu untuk melaksanakan hak dan
1. Teori Fictie (perumpamaan) dari Von kewajibannya. Organ badn hukum berupa
Savigny RUPS, pengurus, komisaris, dan sebagainya
Badan Hukum dianggap sebagai pendukung 4. Teori Pemilikan Bersama dari Marcell Planioll, Star
hak dan kewajiban, sama dengan manusia. Busman, Molengraf
Oleh karena itu, badan hukum dapat
Badan Hukum merupakan kumpulan manusia yang
bertindak (melalui pengurus dan anggotanya)
untuk mempertahankan hak dan memiliki kepentingan. Kepentingan badan hukum,
melaksanakan kewajiban pada hakikatnya merupakan kepentingan para
anggota secara Bersama-sama, para anggota identik
dengan badan hukum.
Perluasan Sabjek Hukum
Korporasi sebagai sabjek hukum tidak
terlepas dengan ketentuan perdata yakni
ketentuan Badan Hukum
Utrecth : Korporasi adalah suatu gabungan orang
yang dalam pergaulan hukum, bertindak
bersama-sama sebagai suatu subjek hukum
tersendiri, sebagai badan hukum yang
beranggota, tetapi mempunyai hak dan kewajiban
sendiri terpisah dari hak dan kewajiban anggota
masing-masing.
Contents Alasan penolakan sebagai sabjek hukum karena :
Here 1. Menyangkut masalah kejahatan sebenarnya
kesengajaan dan kesalahan hanya terdapat pada
persona alamiah;
2. Bahwa tingkah laku materiel yang merupakan syarat
dapat dipidananya beberapa macam delik, hanya
8. Bahwa dalam praktiknya tidak mudah dapat dilaksanakan oleh persona lamiah (mencuri
menentukan norma-norma atas dasar barang, menganiaya orang dan sebagaianya)
apa yang dapat diputuskan, apakah
3. Bahwa pidana dan merampas kebebasan orang tidak dapat dikenakan
pengurus saja atau koroporasi itu sendiri
terhadap korporasi
atau keduanya harus dituntut dan 4. Bahwa tuntutan dan pemidanaan terhadap korporasi dengan sendirinya
dipidana mungkin menimpa orang yang tidak bersalah.
Alasan
Penerimaan Korporasi Sebagai Sabjek Hukum

1 2 3 4

Ternyata dipidananya Fungsi Hukum Jenis Kejahatan Korporasi


pengurus saja tidak Kehidupan sosial pidana dalam Pemidanaan (Simpson)
dan ekonomi masyrakat, Korporasi ancaman 1. Tindakan illegal korporasi dan agen-agennya
cukup untuk pidana adalah salah
melindungi berbeda dengan perilaku criminal kelas sosio-
mengadakan represi korporasi
masyarakat dan satu upaya untuk ekonomi pada prosedur administrasi.
terhadap delik-delik semakin menghindari (pelanggaran atas hukum pidana dan
menegakan norma-
yang dilakukan oleh memainkan peran tindakan administrasi.).
norma dan 2. Baik korporasi (sebagai subjek hukum
atau dengan suatu yang penting. ketentuan yang ada pemidanaan perorangan, legal person) dan perwakilannya
korporasi. dalam masyarakat. terhadap para termasuk sebagai pelaku kejahatan, dalam
pegawai korporasi praktik yudisial kejahatan yang dilakukan
Karenanya diperlukan pula itu sendiri dilihat pada aturan dan kualitas pembuktian
untuk dimungkinkan dan penuntutan.
memidana korporasi, dan 3. Motivasi kejahatan yang dilakukan korporasi
bukan bertujuan untuk keuntungan pribadi
mengurus, atau pengurus
pemenuhan kebutuhan dan pencapaian
sajapula untuk keuntungan organisasional. Motif tidak
dimungkinkan memidana menutup adanya topangan, oleh norma
korporasi, dan mengurus, operasional (internal) dan subkultur
atau pengurus saja organisasional.
Steven Box memberikan kulaifikasi, tentang kejahatan korporasi

01 Crime for corporation (corporate crime).


kejahatan yang dilakukan oleh korporasi
untuk mencapai tujuan korporasi berupa
perolehan keuntungan untuk kepentingan Criminal corporation, korporasi
korporasi. 03 digunakan sebagai sasaran untuk
melakukan kejahatan
02 Crime against corporation (employee
crime)
kejahatan terhadap korporasi, misalnya
seorang bendahara yang mencuri uang
korporasi. Dalam hal ini yang menjadi
sasaran kejahatan yakni korporasi
sehingga korporasi menjadi korban,
Doktrin Pertanggung
Jawaban Pidana Korporasi

Materi IV
DOKTRIN DAPAT DIHUKUMNYA KORPORASI

Pertanggungajwaban pidana Teori atau ajaran atau doktrin ini


dibebankan kepada yang Doctrin of
Doctrin of strict diambil dari hukum perdata, kontek
bersangkutan dengan tidak perlu liability Doctrin of vicarious
pertanggungjawaban perbuatan
dibuktikan adanya kesalahan strict liability liability melawan hukum menerapkan hukum
(kesengajaan atau kelalaian) pidana.
pelaku, disebut juga absolute Konteks perdata majikan
liability. bertanggungjawab untuk kesalahan-
kesalahan yang dialkukan oleh
Alasan untuk dapat bawahnnya sepanjang hal itu terjadi
membebankan Doctrine of dalam rangka pekerjaan.
delegation Doctrine of
pertanggungjawaban pidana Pertanggungjawabkan pidana kepada suatu
secara vikarius, adanya indetification korporasi harus mampu diindetifikasi siapa
pendelegasian wewenang dari Doktirn ini memberi alasan yang melakukan tindak pidana tersebut.. bila
seseorang kepada orang lain pembenar pertanggungjawaban tindak pidana itu dilakukan oleh mereka yang
untuk melaksanakan pidana kepada korporasi yang merupakan directing mind dari korporasi,
notabene tidak dapat berbuat atau maka baru pertanggungjawaban dari tindak
kewenangan yang dimilikinya tidak mungkin memilki mens rea pidana dapat dibebankan kepada korporasi..
karena tidak memiliki kalbu
Secara yuridis formal, directing mind dari korporasi dapat diketahui dari
anggraan dasar korporasi tersebut

Orang-orang tertentu yang


Selain itu dapat diketahui dari suart-surat sekalipun menurut angaran
keputusan pengurus pengangkatan pejabat- dasar korporasi tidak
pejabat atau manjer untuk mengisi jabatan- mempunyai kewenangan untuk
jabatan tertentu (misalnya, untuk menjadi melakukan tindakan
kepala kantor cabang atau kepala divisi dari kepengurusan dari suatu
korporasi yang bersangkutan) dan pemberian perseroan, tetapi kenytaan
wewenang untuk melaksanakan tugas dan orangorang itulah yang
kewajiban terkait dengan jabatan tersebut. mengendalikan orang-orang
secara formal yuridis adalah
penguru perseroan (seperti,
Sering terjadi bahwa pengurus formal
pemegang saham)
korporasi (dalam hal korporasi adalah
suatu perseroan terbatas, pengurus Oleh karena itu, penentuan
yang dimaksud adalah direksi pidana bukan saja dapat
perseroan) berada dibawah pengaruh dilakukan terhadap direski,
kendali formal yang sangat kuat dari tetapi juga terhadap
orang-orang yang secara yuridis pemegang saham pengendali
formal bukan pengurus, suatu korporasi.
Lanjutan Doktrin Perluasan Korporasi Dapat Dihukum

Doctrine of aggregation
75% Dalam korporasi dapat saja seorang
melaksanakan perintah atasnnya tanpa
Bahwa seseorang dianggap
tahu latar belakang, yang ia lakukan.
mengagregasikan (menkombinasikan) Karena pelaku actus reus (unsur
semua perbuatan di mana semua unsur perbuatann) ini tidak memiliki mens rea
mental (sikap kalbu) dari berbagai (unsur kesalahan), maka pelaku
orang yang terkait secara relevan sesungguhnya tidak dapat
dalam lingkungan perusahaan untuk dipertanggungjawabkan atas perbuatan
dapat memastikan bahwa semua tersebut. Namun demikian, korporasi
harus tetap bertabnggungjawab atas
perbuiatan dan unsur-unsur mental
perbutan pidana yang dilakukan karen
tersebut adalah suatu tindak pidana terpenuhi syarat adanya actus reus dan
seperti seakan akan semua perbuatan adanya mens rea sebagai hasil agrgasi
dan unsur mental itu telah dilakukan (gabungan) dari beberapa orang
oleh satu orang saja
Doctrine reavtive corporate fault
Ajaran ini mengajarkan bahwa, korporasi yang
menjadi terdakwa diberi kesempatan oleh
01 pengadilan untuk melakukan sendiri 83%
pemeriksaan, siapa yang dianggap paling
bersalah, dan tindakan apa yang telah diberikan
02 kepada orang yang dianggap bersalah tersebut,
Apabila laporan perusahaan atau korporasi ini
dianggap cukup memadai, maka korporasi
dibebaskan dari pertanggungjawaban tersebut. 65%
Namun apabila laporan korporasi tersebut
dianggap tidak memadai oleh pengadilan, maka
baik korporasi maupun para pemimpin dan 52%
dibebani pertanggung jawaban. 43%
Korporasi Sebagai sabjek Hukum

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA
Segala sesuatu yang berdasarkan
KORPORASI tuntutan kebutuhan masyarakat,
Perkembangan Hukum Pidana terhadap pengaturan hukum mengakui sebagai pendukung
korporasi sebagai tindak pidana dilihat dari sistem hak dan kewajiban
pertanggung jawaban korporasi :
1. Pengurus korporasi sebgai pembuat, maka penguruslah Pemikiran menjadikan Badan Hukum
yang bertanggug jawab; sebagai sabjek hukum khusus,
2. Korporasi sebagai pembuat, maka pengurus yang dikarenakan konsep Kerjasama dalam
bertanggung jawab memperoleh keutungan dan membagi
3. Korporasi sebagai pembuat dan yang bertanggung jawab resiko jika sewaktu-waktu timbul
kerugian

Hukum memberi kemudahan siapa


yang bertenggung jawab dalam
himpunan orang-orag yang berkumpul
adalah Badan sebagai Sabjek hukum
yang bertanggung jawab
Pengaturan Koporasi Sebagai Sabjek Tindak
Pidana
Alasan yang menolak, Korporasi sebagai Sabjek Hukum Pidana

Keterkaitan masalah Kejahatan Tuntutan Pemidanaan


Kesengajaan dan kesalahan hanya Terhadap Korporasi dengan
terdapat pada persona alamiah sendirinya menimpa pada orang yang
tidak bersalah

Terhadap tingkah laku Materil


Syarat dapat dipidananya beberapa macam
tindak pidana, hanya dapat dilaksanakan Pada praktek, Tidak mudah
oleh persona alamiah (mencuri barang, menentukan norma-norma atas
menganiaya orang, perkosaan dll) dasar apa yag dapat diputuskan,
apakah penguirus saja atau
korporasi itu sendiri atau kedua
Tentang pidana dan Tindakan harus dituntut dan dipidana
Berupa merampas kebebasan orang,
tidak dapat dikenakan kepada
kor[porasi
Dasar alasan yang setuju menempatkan
korporasi sebagai sabjek hukum pidana :

Pemidaan Pengurus tidak cukup untuk mengadakan represi ter-


hadap delik-delik yang dilakukan oleh atau dengan suatu korporasi.
Karenanya perlu pemidaan korporasi, korporasi dan pengurus atau
pengururs saja

Pada kehidupan social ekonomi korporasi se-


makin memainkan peranan penting

Hukum pidana harus berfungsi dalam masyarakat, yaitu melindungi masyarakat dan mene-
gakan norma-norma dan ketentuan-ketentuan yang ada dalam masyarakat. Kalau hukum
pidana hanya ditentukan pada segi perorangan, hanya berlaku pada manusia, maka tujuan
itu tidak efektif, oleh karena itu tidak ada alas an untuk selalu menekankan dan menentang
dapat dipidanya korporasi

Pemidanaan korporasi merupakan salah satu upaya untuk


menghindarkan Tindakan pemidanaan terhadap para pegawai kor-
porasi itu sendiri
Klasifikasi Tindak Pidana
Khusus

Materi V
Tindak Pidana Korupsi
Pengertian Tindak Pidana
Korupsi Sudarto, kata korupsi menunjuk
pada
Korupsi berasal dari bahas Latin
perbuatan yang rusak, busuk, tidak
corruption atau corruptus
jujur yang dikaitkan dengan
Inggris : corruption, corrupt,
keuangan
Perancis : corrupratio, dan
Belanda : corruption (korruptie)

Sayed Hussein Latas korupsi


Henry Campbell Balck

HIGH
mendefinisikan LOW adalah

Korupsi perbuatan yang dilakukan Subordinasi kepentingan umum


dengan maksud untuk memberikan dibawah kepentingan tujuan-tujuan
suatu keuntungan yang tidak resmi pribadi yang mencakup pelanggaran
dengan hak-hak dengan hakhak dari normanorma, tugas, dan
pihak lain secara salah kesejahteraan umum, dibarengi

RISK
menggunakan jabatannya atau dengan kerahasaiaan, pengkhianatan,
karakternya untuk mendapatkan penipuan dan kemasa bodohan yang
suatu keuntungan untuk dirinya luar biasa akan akibat-akibat yang
sendiri atau orang lain, berlawqaan diderita oleh masyarakat
dengan kewaibannya dan hak-hak
dari pihak lain.
Jeremy Pope mengungkap
bahwa korupsi adalah b.Penggelapan,
menyalahgunakan Konvensi PBB Menentang Korupsi penyalahgunaa, atau
kepercayaan untuk (United Nation Convention Againts penyimpangan lain
kepentingan pribadi. Corruption, UNCAC) tahun 2003, telah oleh pejabat publik
Korupsi juga merupakan diratifikasi dengan UU No. No. 7 Tahun atau swasta atau
prilaku yang tidak mematuhi
2006, menggolongkan Korupsi : internasional.
prinsip “memeprtahankan
jarak” artinya cendrung a. Penyuapan, janji, tawaran, atau
menyalahgunakan pemberian kepada pejabat publik c. Memperkaya diri sendiri
kewenangan, yang
atau swasta, permintaan atau dengan tidak sah
bertentangan dengan prinsip
kepentingan umum dengan
penerimaan oleh pejabat publik
mengedepankan kepentingan atau swasta atau internasional,
pribadi dan golongan secara langsung atau tidak
langsung, manfaat yang tidak
semestinya untuk pejbat itu
bertindak atau berhenti bertindak
dalam pelaksanaan tugas-tugas
resmi mereka untuk memperoleh
keuntungan dari tindakan tersebut
Sabjek Hukum Tindak Pidana Korupsi
Orang perseorangan ataupun Korporasi
Praktik penegakan hukum saat ini, pelaku tindak pidana korupsi
dominan melibatkan direksi atau pegawai peusahaan, baik perusahaan
negara (BUMN dan BUMD) maupun perusahaan swasta

Pasal 1 angka 1, 2 dan angka 3 UU b. Pegawai negeri yang meliputi :


Nomor 31 Tahun 1999, subjek 1. Pegawai negeri sebagaimana
hukum tindak pidana korupsi, yakni : dimaskud dalam Undang-Undang
tenteng Kepegawaian;
a. Korporasi, yaitu kumpulan orang
2. Pegawai negeri sebagaimana
dan/atau kekayaan yang dimaksud dalam Kitab Undang-
terorganisasi baik merupakan Undang Hukum Pidana;
badan hukum maupun bukan 3. Orang yang menerima gaji atau upah
badan hukum. dari keuangan negara atau daerah;

4. Orang yang menerima gaji atau 5. Orang yang menrima gaji atau
upah dari suatu korporasi yang upah dari korporasi lain yang
menerima bantuan dari keungan menggunakan moadal atau
negara atau daerah; fasilitas dari negara atau
masyarakat
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
Pasal 2 ayat (1)
Setiap orang;
Melawan hukum;
Memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi;
Dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara;
Dipidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling
singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun
dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).
Unsur Tindak Pidana
Korupsi Pasal 3
 Setiap orang;
 Menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi;
 Menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada
padanya karena jabatan atau kedudukan;
 Dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara;
 Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara
paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun
dan/atau denda paling sedikit 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
unsur setiap orang tidak hanya sebatas
orang perorangan, akan tetapi juga
meliputi korporasi
seluruh kekayaan
Unsur secara melawan hukum mencakup Keuangan negara dalam bentuk
perbuatan melawan hukum dalam arti negara apa pun, yang
formil dan materiil yakni perbuatan yang adalah dipisahkan.

juga tidak diatur dalam UU tetapi


dianggap tercela karena tidak sesuai
dengan rasa keadilan atau norma-norma
kehidupan sosial dalam masyarakat, Perekonomian
maka perbuatan tersebut dapat dipidana. negara adalah
Unsur melawan hukum materiil telah Unsur Tindak
dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi. Pidana Kehidupan perekonomian negara yang disusun
Sehingga penjelasan tentang melawan sebagai usaha bersama berdasrkan asas
kekeluargaan ataupun usaha masyarakat secara
hukum hanya terbatas pada perbuatan
mandiri yang berdasarkan kepada kebijakan
melawan hukum formil yakni perbuatan pemerintah, baik ditingkat pusat maupun daerah
yang harus melanggar undang-undang. sesaui dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku yang bertujuan
memberikan manfaat, kemakmuran, dan
kesejahteraan kepada seluruh kehidupan
masyarakat.
Pasal 2 ayat (2),
Pidana mati dapat diajatuhkan kepada pelaku tindak pidana korupsi, yang mana
perbuatan korupsi itu dilakukan dalam keadaan tertentu.
Penjelasan ayat (2) ditegaskan bahwa keadaan tertentu dimaskudkan sebagai
pemberatan bagi pelaku tindak pidana korupsi apabila tindak pidana tersebut dilakukan
pada waktu negara dalam keadaan bahaya, pada waktu terjadi bencana alam
nasional, sebagai pengulangan tindak pidana korupsi, atau pada waktu negara dalam
keadaan krisis ekonomi dan moneter

Pasal 3 ayat (1) a kata Yaitu tindak pidana korupsi cukup dengan dipenuhinya unsur-unsur perbuatan
“dapat’ sebelum frasa yang sudah dirumuskan bukan dengan timbulnya akibat.
“merugikan keuangan Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri, orang lain atau sautu korporasi.
negara atau perekonomian Menguntrungkan diri sendiri berarti meanmbah kekayaan aharta benda.
negara” menunjukan bahwa Menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya
tindak pidana korupsi karena jabatan atau kedudukan yang disalahgunakan itu adalah kekuasaan
merupakan delik formil atau hak yang ada pada pelaku. Misalnya untuk menguntungkan: anak,
sauadara, cucu atau kroni sendiri.
Menyalahgunakan kesempatan berarti menyalahgunakan waktu yang ada padanya dalam kedudukan
atau jabatannya itu.
Menyalahgunakan sarana berarti menyalahgunakan alat-alat atau perlengkapan uang ada padanya
karena jabatan atau kedudukannya.
Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara berarti mengurangi atau mengganggu
keuangan negara atau perekonomian negara

Adapun keuangan negara itu adalah seluruh kekatyaan negara


dalam bentuk apapun juga, yang dipisahkan atau yang tidak
dipisahkan.
Termasuk didalamnya adalah segala kekayaan negara dan
segala hak dan kewajiban yang timbul karena berada dalam
penguasaan, pengurusan, dan pertanggungjawaban pejabat,
lembaga negara dan segala hak dan kewajiban yang timbul
karena berada dalam penguasaan, pengurusan, dan
pertanggungjawaban, lemabga negara, baik ditingkat pusat
maupu ditingkat daerah
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima)
tahun dan/atau pidana denda paling sedikit Rp. 50.000.0000,00 (lima puluh juta rupiah)
dan paling banyak Rp. 250.000.0000,00 (dua ratus lim apuluh juta rupiah) setiap orang
yang :
TINDAK PIDANA DALAM UNDANG-UNDANG PENCUCIAN UANG
(MONEY LAUNDERIMNG) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang
Tindak Pidana Pencucian Uang kemudain
undang-undang ini diubah dengan Undang-
Perkembangan Pengaturan Tindak Undang Nomor 25 Tahun 2003 tentang
Pidana Pencucian Uang Perubahan Atasa Undang-Undang Nomor 15
Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian
Kriminalisasi terhadap pencucian uang
Uangperubahan adalah agar pencegahan dan
baru dimulai sejak diundangkannya
pemberantasan tindak pidana pencucian uang
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002
dapat berjalan secara efektif karena tuntutan
tentang Tindak Pidana Pencucian Uang
dengan perkembangan hukum pidana tentang
pencucian uang dan standar internasional.
Kejahatan yang menghasilkan harta kekayaan
dalam jumlah yang besar semakin meningkat,
baik kejahatan yang dilakukan dalam batas Undang-Undang Nomor 15 tahun 2003 dicabut dan diganti dengan
wilayah negara Republik Indonesia maupun Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010. Undang-undang ini dibentuk
yang melintasi batas wilayah dengan pertimbangan bahwa tindak pidana pencucian uang tidak
hanya mengancam stabilitas perekonomian dan integritas sistem
Bahwa asal-usul harta kekyaan yang keuangan, tetapi juga dapat membahayakan sendi-sendi kehidupan
merupakan hasil dari kejahatan bermasyarakat berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan
tersebut disembunyikan atau Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
disamarkan dengan berbagi cara yang
dikenal sebagai pencucian uang Jamin kepastian hukum,untuk efektivitas penegakan hukum, serta
penelusuran dan pengembalian harta kekayaan hasil tindak
pidana.
Sejarah Tindak Pidana Pencucian Uang
 Money laundering muncul pertama  Investasi terbesar adalah
kali pada tahun 1920 di Amerika perusahaan pencucian pakaian
Serikat yakni Laundromats yang waktu
 Dimana para mafia memperoleh itu terkenal di Amerika Serikat.
uang dari hasil kejahatan seperti  Usaha pencucian ini kemudian
pemerasan, prostitusi, perjudian, semakin maju dan berbagai uang
dan penjualan minuman beralkohol hasil kejahatan yang diperoleh
ilegal serta perdagangan narkotika. ditanamkan pada usaha pencucian
 mereka membeli perusahaan yang pakaian ini
sah dan resmi sebagai strategi  Pencucian uang secara sederhana
penggabungan uang haram hasil merupakan upaya
kejahatan, uang yang diperoleh menyembunyikan atau
secara sah dari kegiatan usaha menyamarkan uang atau dana
adalah untuk menutupi sumber yang diperoleh dari suatu aksi
dana agar seolah-olah berasal dari kejahatan atau hasil tindak pidana
sumber yang sah. sehingga seolah-olah tampak
menjadi harta kekayaan yang sah.
Pembuktian Uang tersebut, dinegara
Pencucian uang adalah TPPU tujuan dimasukan ke
tindak pidana ikutan Contoh dalam beberapa
TPPU merupakan Tindak pidana rekening anggota,
(underlying kejahatan yang praktik Money
yang kemudian uang itu
Dari tindak pidana asal berdiri sendiri pun Laundring melalui
menghasilkan ditarik secara tunai dan
(predicate crime). Pidana dalam prakteknya sistem
seluruh atau dimasukan kerekening
asal tersebut akan menjadi belum dapat perbankan.
sebagian dari anggota sindikat yang
dasar apakah suatu diterapkan secara Sindikat
harta kekayaan lain.
transaksi dapat dijerat murni. kejahatan
yang akan Bila di negara tersebut
dengan undang-undang anti dirampas. internasional
pencucian uang. Jika suatu ada kewajiba untuk
Penerapan melakukan
perbuatan dikategorikan meminta informasi
pembuktian transfer uang dari
sebagai tindak pidana, maka mengenai asal usul
terbalik oleh bank di suatu
uang hasil kegiatan tersebut uang itu baik dari segi
terdakwa pun negara ke suatu
akan dikategorikan sebagai ekonomi maupun
sangat bank di negara
tindak pidana pencucian yuridid, maka uang
dimungkinkan lain dengan
uang. tersebut aman dari
justru merugikan dokumen palsu
pendektesian, sehingga
proses dengan cara
hal ini dapat
penuntutan memalsukan
dikategorikan sebagai
tested telex”
uang yang sudah
diputihkan.
Perbuatan-perbuatan yang menjadi tindak pidana pencucian uang menurut UU No. 8
Tahun 2010 adalah sebagai berikut:
1. Menempatkan, mentransfer, mengalihkan membelanjakan, membayarkan,
menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah bentuk,
menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas
harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak
pidana dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta
kekayaan.
2. Menyembunyikan atau menyamarkan asal usul, sumber, lokasi, peruntukan,
pengalihan hak-hak, atau kepemilikan yang sebenarnya atas harta kekayaan
yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana.
3. Menerima, menguasai penempatan, pentransferan, pembayaran, hibah,
sumbangan, penitipan, penukaran, atau menggunakan harta kekayaan yang
diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana.

START
Prakteknya, kegiatan pencucian uang mencakup tiga langkah yang
menjadi dasar operasional pencucian uang, yaitu 

yakni proses masuknya uang tunai ke dalam


Placement sistem finansial. Pada tahapan ini, pergerakan
Tindakan awal dari uang sangat rawan untuk dideteksi, maka untuk
pencucian uang menghindari terdeteksinya pola ini, cara yang
adalah placement atau biasa dilakukan adalah dengan memecah uang
penempatan uang, menjadiContent
satuanHereyang lebih kecil agar tidak mudah
dicurigai. Di samping itu, terdapat cara lain yaitu
dengan menempatkan uang tersebut ke dalam
instrumen penyimpanan uang yang berbeda-beda
seperti cek dan deposito, menyelundupkan uang
atau harta hasil tindak pidana ke negara lain,
melakukan penempatan secara elektronik, dan
Placement menggunakan beberapa pihak lain dalam Content Here
melakukan transaksi.
Cara yang biasa digunakan adalah dengan
Layering membeli aset, berinvestasi, atau dengan menyebar
Layering merupakan uang tersebut melalui pembukaan rekening bank di
aktivitas yang beberapa negara. Di sinilah tempat suaka pajak
dilakukan untuk (tax havens) memperlancar tindak pencucian
menjauhkan uang yang uang. Defenisi tax havens adalah wilayah tertentu
Content Here
diperoleh dari yang menyediakan fasilitas penampungan aset
kejahatan
atau investasi asing tanpa kewajiban membayar
pajak. Adapun cara lain adalah  transfer melalui
kegiatan perbankan lepas pantai (offshore
banking) serta transaksi menggunakan perusahaan
boneka (shell corporation).
Layering
Content Here
Integration Adapun cara yang biasa dilakukan adalah dengan
merupakan upaya melakukan investasi pada suatu kegiatan usaha,
menggabungkan atau penjualan dan pembelian aset, serta pembiayaan
menggunakan harta
kekayaan yang telah korporasi.
tampak sah, baik untuk
dinikmati langsung,
diinvestasikan ke dalam
Praktiknya, tindak kejahatan pencucian uang
berbagai jenis produk
keuangan dan bentuk tidak selalu berjalan dengan bertahap,
material lainnya, melainkan
Content dengan
Here saling menggabungkan
dipergunakan untuk tahapan kemudian melakukan tahapan-
membiayai kegiatan bisnis
tahapan pencucian uang berulang-ulang kali
yang sah, ataupun untuk
membiayai kembali sehingga terjadi proses pencucian uang yang
kegiatan tindak pidana rumit dan melibatkan banyak pihak dan
lembaga penyedia barang dan jasa sehingga
kejahatan pencucian uang atau money
Integration
laundering merupakan salah satu kejahatan
Content Here
yang terorganisir dengan rapi. Fakta inilah
yang menjadi alasan mengapa kejahatan ini
tidak mudah ditangani
Undang Nomor 8 Tahun 2010 Pasal 2 ayat (1) kedudukan harta
kekayaan yang di peroleh dari tindak pidana Pencucian Uang asal dari
harta kekayaan dapat berupa :

14. Pencurian;
1. Korupsi; 23. Dibidang kelautan dan
15. Penggelapan;
2. Penyuapan; perikanan; atau
16. Penipuan;
3. Narkotika; 24. Perdagangan senjata gelap;
17. Pemalsuan uang;
4. Psikotropika 25. Terorisme
18. Perjudian;
5. Penyelundupan tenaga kerja; 26. Tindak pidana lain yang
19. Prostitusi;
6. Penyelundupuan migran diancam dengan pidana
20. Di bidang perpajakan
7. Di bidang perbankan; penjara empat tahun atau
21. Di bidang kehutanan;
8. Di bidang pasasr modal; lebih
22. Dibidang lingkungan
9. Di bidang perasuransian; hidup
10. Kepabeanan;
11. Cukai
12. Perdagangan orang
13. Penculikan;

Anda mungkin juga menyukai