H. Pidana
H. Pidana
Pokok Materi
Materi Pokok yang akan dipelajari
KUHP
02 UU di luar KUHP yang
01 Buku I bagian
berupa tindak pidana
khusus, UU
umum, Buku II Pemberantasan Korupsi,
tentang kejahatan, UU Pemberantasan
Buku III tentang Tindak Pidana
Pelanggaran Pencucian Uang, UU
Narkotika, UU KDRT,
dst.
Hukum Pidana Adat
03 Hukum Pidana Adat di daerah-daerah
tertentu untuk perbuatan tertentu
yang tidak diatur hukum positif,
hukum pidana adat masih tetap
berlaku
Fungsi Hukum Pidana
Menurut Soedarto Menurut HLA Hart
Hukum Pidana memiliki fungsi umum dan fungsi khusus Hukum pidana memiliki tugas utama melindungi
masyarakat terhadap kejahatan yang diakibatkan
Fungsi Umum oleh setiap pelanggaran undang-undang. Hukum
pidana tidak saja bertujuan memperbaiki pelaku
Hukum pidana mengatur hidup
kemasyarakatan dan kejahatan agar tidak melakukan kejahatan lagi,
menyelenggarakan tata dalam tetapi juga mencegah masyarakat untuk
masyarakat. melakukan kejahatan. Sedangkan menurut Wilkins
mengatakan bahwa tujuan utama hukum pidana
Fungsi Khusus adalah memperkecil kemungkinan pelaku
kejahatan mengulangi perbuatannya
Hukum Pidana melindungi
kepentingan hukum terhadap
perbuatan yang hendak
memperkosanya, dengan sanksi yang
berupa pidana yang sifatnya lebih
tajam dari sanksi hukum lainnya.
Sanksi dalam Hukum Pidana
Pidana menurut Muliadi
Kriminologi
Penologi
Ilmu Hukum
Ilmu Bantu Pidana
Pemecahan
permasalahan
pidana Viktimologi
membutuhkan ilmu
bantu
Psikologi
Sejarah dan Perkembangan Hukum
Pidana di Indonesia
BUKU II
Kejahatan
Delik/Tindak Pidana
BUKU III
Pelanggaran
Asas Hukum Pidana
Asas Legalitas
Asas Publisitas
Asas Personalitas
Asas Dobio in Proreo
Para sarjana sepakat bahwa unsur tindak pidana secara luas antara lain
unsur orang sebagai pelaku, perbuatan yang bersifat melawan hukum,
kesalahan dan pidana.
Maksud
Sifat Melawan
Hukum
Objektif
Kualitas dari si
Pelaku
Kausalitas
Penempatan Norma dan Sanksi
Dalam satu • Penempatan norma dan sanksi menjadi
pasal satu dalam satu pasal. tindak pidana
dalam KUHP (Buku II dan Buku III)
Terpisah
Sanksi
didahulukan
Jenis Tindak Pidana
Delik kejahatan dan delik pelanggaran Delik Tunggal dan Delik Berganda
A Delik kejahatan dirumuskan Buku II dan Delik E Delik tunggal bilamana perbuatan dilakukan
Pelanggaran dirumuskan Buku III KUHP satu kali saja;
Delik berganda perbuatan dilakukan
Delik formil dan Delik Materiil berulang kali
B Delik Formil Penekanan pada dilarangnya suatu Delik selesai dan Delik berlangsung terus
perbuatan, sedangkan delik materiil penekanannya Delik selesai adalah tidak lebih dari satu
pada dilarangnya akibat F perbuatan yang melakukan/tidak melakukan
kewajiban hukum atau menimbulkan suatu
Delik Commissionis, Ommissionis, akibat tertentu;
C Commissionis per ommissionem commissa Delik berlangsung terus Perbuatan menjadi
Delik Commissionis berupa pelanggaran terhadap delik bila keadaan yang dilarang tersebut
larangan dengan aktif; berlangsung terus menerus
Delik Ommissionis berupa pelanggaran terhadap
Delik aduan dan Delik biasa
perintah;
Delik commssionis per ommissionem comissa G Delik aduan merupakan delik yang baru dapat
berupa pelanggaran terhadap larangan tetapi dituntut mutlak bila ada pengaduan
dilakukan dengan pasif Delik biasa dilakukan orang yang memiliki
hubungan dengan korban
Delik dolus dan delik culpa
D Dolus mengandung unsur kesengajaan; H Delik sederhana
Culpa mengandung unsur kealpaan Contoh: Pasal 351, 362 KUHP
Hal yang Perlu Diperhatikan dalam
Rumusan Tindak Pidana
2. ALIRAN DUALISTIS
• Suatu perbuatan
• Melawan Hukum
• Diancam dgn sanksi pidana
Sifat Melawan Hukum
A. PENGERTIAN SIFAT MELAWAN HUKUM
Salah satu unsur utama tindak pidana yang bersifat obyektif adalah sifat melawan
hukum, hal ini dikaitkan dengan Azas Legalitas pada PS 1 ayat 1 KUHP.
Pembentuk UU menjadikan unsur melawan hukum sebagai unsur yang tertulis, ta
npa unsur ini rumusan UU akan menjadi terlampau luas, selain itu sifat dapat dibel
ah kadang dimasukkan dalam rumusan Delik, yaitu dalam rumusan Delik Culpa.
Konsep KUHP yang beru menganut azas melawan hukum materil PS 17 yang dirumus
kan sbb :
“ perbuatan yang dituduhkan harus merupakan perbuatan yang dilarang dan diancam d
engan pidana oleh suatu peraturan per UU dan perbuatan tersebut juga bertantangan d
engan hukum”.
Menurut :
➢ METZGER : [kesalahan syarat yang meberi dasar untuk adanya pence
laan pribadi terdapat pelaku hukum pidana]
➢ SIMON : [keadaan psikis
➢ VAN HAMEL : [keadaan psikologis]
➢ POMPE : [segi luar]
➢ MOELJATNO : [segi masy]
B. UNSUR-UNSUR KESALAHAN
Ketiga unsur tersebut diatas tidak bisa dipisahkan antra satu dengan yang l
ain [Menurut Roslan Saleh]
C. PERTANGGUNG JAWABAN
Dengan sengaja
Cara merumuskan kese Sedangkan ia mengetahui
Yang diketahuinya
ngajaan Dengan maksud
Dengan tujuan yang diketahui
PREMEDITATUS [rencanakan]
DETERMINATUS [kesengajaan]
Macam Dolus ALTERNATIFUS
INDIRECTUS
DIRECTUS
GENERALIS
Tidak berhati-hati
2. Culpa/Kealpaan Dapat menduga
Kelalayan
JENIS HUKUMAN PS 10
1. PIDANA POKOK
PIDANA MATI
PIDANA PENJARA
PIDANA KURUNGAN
DENDA
KURUNGAN
2. PIDANA TAMBAHAN
PS 10
Pada umumnya perbuatan persi
PERSIAPAN apan juga belum diancam pidan
a [belum dikriminalisasi
PS 104
PS 106 Permulaan pela
PS 107 ksanaan
DSB MAKA Kejahatan biasa lain de
R ngan kekecualian untuk
beberapa pasal
Delik Formil Tujuan untuk mencari hubungan sebab dan a Delik Materil
kibat seberapa jauh akibat tersebut ditentuka
PS 362 KUHP n oleh sebab PS 338 KUHP
PS 242 KUHP PS 351 KUHP
PS 181 KUHP
PERBARENGA
N Perbuatan Berlanjut = PS 64 KUHP
GABUNGAN
✓ Perbuatan berlanjut terjadi apabila sesorang melakuk
PERBUATAN an perbuatan kejahatan dan pelanggaran dan perbuat
an itu ada hubungan sedemikian rupa sehingga harus
dipandang sebagai suatu perbuatan berlanjut.
Pengulangan atau residive terdapat dalam hal seseorang telah melakukan beberapa perbu
atan yang masing-masing merupakan tindak pidana yang berdiri sendiri, diantara perbuatan
mana satu atau lebih telah dijatuhi hukuman oleh pengadilan. Pertanyaan sangat mirip den
gan gabungan dari beberapa perbuatan yang dapat dihukum dan dalam pidana mempunyai
arti bahwa pengulangan merupakan dasar yang memberatkan hukuman.
Pengulangan (residivis) menurut sifat terbagi dalam 2 jenis
PENGANJUR [UITLO
KKER]
KESIMPULAN MATERI
1. Adaya orang atau pelaku harus memenuhi unsur kesalahan ada 3 unsur kesalahan sbb:
a. Adanya sikap batin sengaja maupun tidak sengaja
b. Adanya Tanggung Jawab
c. Tidak ada alasan pemaaf
2. Adanya perbuatan tersebut harus dirumuskan dalam kitab undang-undang KUHP dan harus a
danya sifat melawan hukum
3. Adanya sanksi Pidana yang di atur dalam KUHP (lihat pasal 10 KUHP)
B. ADA TIGA PERLINDUNGAN HUKUM DALAM SISTEM HUKUM PIDANA
1. Menerima Perkara
2. Memeriksa Perkara
3. Mengadili serta Mentelesaikan perkara dengan memperhatikan hal2 sbb :
a. Hakim mengkonsartir
b. Hakim mengkualifisir
c. Hakim mengkonstituir
Dalam rangka untuk menciptakan sistem peradilan yang jujur fair yang objektif dan impersial
Thank you