Anda di halaman 1dari 29

MPPD KEDOKTERAN FORENSIK MEDIKOLEGAL

U N I V E R S I TA S H A S A N U D D I N

IDENTIFIKASI PRIMER
Residen Pembimbing
dr. Andini Febrianty

PADA PEMERIKSAAN
Supervisor Pembimbing
drg. Peter Sahelangi, Sp.OF, DFM

Waode Irma Nuraini C014202250

JENAZAH Hanif Uzwa Hasanah S


Ratih Puspitasari Rohyat
C014202273
C014202285
Sri Rayahu Igirisa C014202289
Identifikasi Primer pada Pemeriksaan Jenazah

Kerangka Teori
Identifikasi Primer pada Pemeriksaan Jenazah

Kerangka Konsep
Identifikasi Primer pada Pemeriksaan Jenazah

Sidik Jari
Forensik
Sidik jari adalah teknik analisis Sidik jari dapat diambil tapak jari, baik yang
mengidentifikasi pada pola-pola garis sidik jari sengaja diambil, dicapkan dengan tinta,
seseorang (garis papiler) yang secara genetik maupun bekas yang ditinggalkan pada benda
permanen melekat pada seseorang. karena pernah tersentuh kulit, telapak tangan,
atau kaki
Identifikasi Primer pada Pemeriksaan Jenazah

Pola Sidik Jari

Arch Loop Whort

450+
Arch adalah pola dermatoglifi Loop pada tangan dikenal loop
yang dibentuk oleh rigi epidermis radial dan loop ulnar sedang
yang berupa garis-garis sejajar pada kaki dikenal dengan loop
melengkung seperti busur. Loop tibial dan loop fibular
adalah pola dermatoglifi berupa
Whorl adalah pola dermatoglifi
alur garis-garis sejajar yang
yang dibentuk oleh garis-garis
berbali 180o
rigi epidermis yang memutar
bentuk pusaran.
Identifikasi Primer pada
Pemeriksaan Jenazah

Pengambilan Sidik
Jari
1. Jenazah yang Baru
2. Jenazah Telah Kaku dan Mulai
Membusuk
Identifikasi Primer pada Pemeriksaan Jenazah

Jenazah yang Baru

a. Pada Jenazah dengan Jari-jari yang Bisa Digerakkan b. Pada Jenazah dengan Jari-Jari yang Sulit Digerakkan

• Gunting Formulir AK-23 pada batas kolom tangan


• Telungkupkan mayat
kiri dan kanan tangan kiri dan kanan.
• Cap jari seperti biasa • Jepit potongan formulir tersebut pada kedua sisi
sendok mayat bagian cekung dengan kolom sidik
jari menghadap ke luar.
• Bersihkan jari mayat dengan hati-hati, kemudian
bubuhkan tinta
• Capkan jari mayat tersebut dengan menekan pada
kolom sidik jari yang terjepit di sendok mayat.
• Rekatkan hasil pengambilan tersebut pada formulir
AK-23 dan rumuslah sidik jari tersebut.
Identifikasi Primer pada Pemeriksaan Jenazah

Jenazah Telah Kaku dan Mulai Membusuk

a. Jari-Jari Jenazah yang Menggenggam


Tarik jari-jari mayat tersebut sehingga menjadi lurus; bila jari-jari sulit diluruskan, sayatlah pada bagian dalam
jari pada ruas kedua sehingga jari dapat diluruskan.
b. Ujung-ujung jari mayat sudah lembek (belum rusak tetapi sudah mengkerut)
Suntiklah jari tersebut dengan cairan pengembang (tissue builder) atau air panas sehingga kulit jari mengembang.
Jarum suntik ditusuk pada ujung jari atau pada bagian dalam jari antara ruas pertama dan kedua.

c. Mayat mulai membusuk/ awal dekomposisi (kulit ari mulai terlepas)


Periksa kulit jari tersebut apakah masih baik atau ada bagian yang rusak. Bersihkan kulit jari tersebut dengan
hati-hati.
Identifikasi Primer pada Pemeriksaan Jenazah

Jenazah Telah Kaku dan Mulai Membusuk

Kondisi Kulit Tangan Yang Busuk Dan Kulit Dipasang Kembali Pada Jari Mayat Kulit Yang Telah Dilepas Dipasang Ke
Terlepas Atau Dimasukkan Dalam Jari Terugas Tangan Petugas
Sehingga Pengambilan Dapat Dilakukan

Kulit Yang Telah Dilepas Diberi Tinta Dan Kulit Yang Telah Dilepas Dari Tangan
Ambil Sidik Jari Seperti Cara Rutin Jenazah
Identifikasi Primer pada Pemeriksaan Jenazah

Odontologi
Forensik
Odontologi forensik adalah cabang kedokteran gigi yang berkaitan dengan kepentingan keadilan,
penanganan yang tepat serta pemeriksaan bukti gigi dan penyajian temuan gigi.

Salah satu peran dari odontologi forensik ialah membantu tugas pelayanan kedokteran forensik pada
penanganan kasus-kasus yang memerlukan identifikasi dengan sarana gigi seperti sisa manusia dari
orang yang meninggal membusuk, dibakar atau bahkan tidak berlaku untuk prosedur visual atau sidik
jari. Kasus-kasus tersebut antara lain bencana massal, pembunuhan, kekerasan seksual, penganiayaan
anak dan bahkan bencana alam seperti tsunami.
Identifikasi Primer pada Pemeriksaan Jenazah

Metode Identifikasi Identitas

Metode identifikasi identitas dengan


sarana gigi salah satunya adalah dengan
cara membandingkan:

• Data Postmortem
Data dari hasil pemeriksaan gigi
korban mati

• Data Antemortem
Data gigi sebelumnya yang pernah
dibuat korban saat masih hidup

11
Identifikasi Primer pada Untuk data postmortem yang perlu dicatat pada
Pemeriksaan Jenazah
pemeriksaan gigi :
1. Gigi yang ada dan tidak ada, bekas gigi yang tidak
ada apakah lama atau baru terjadi.

Data Postmortem 2.
3.
Gigi yang ditambal, jenis bahan dan kalsifikasinya.
Anomali bentuk dan posisi gigi.
4. Karies atau kerusakan gigi yang ada.
5. Jenis dan bahan restorasi, perawatan dan rehabilitasi
yang mungkin ada.
6. Atrisi atau pengikisan dataran kunyah karena proses
mengunyah. Derajat atrisi akan berbanding lurus
dengan usia.
7. Pertumbuhan gigi molar ketiga.
Identifikasi Primer pada
Pemeriksaan Jenazah

Data antemortem bisa dapat berupa:


1. Dental record, keterangan tertulis tentang keadaan

Data gigi pada pemeriksaan, pengobatan, atau perawatan


gigi.

Antemortem
2. Foto rontgen gigi.
3. Cetakan gigi.
4. Prothesis gigi atau alat ortodonsi.
5. Foto close up muka atau profil daerah gigi atau
mulut.
6. Keterangan dari keluarga satau rekan terdekat korban
yang diambil di bawah sumpah.
Identifikasi Primer pada Pemeriksaan Jenazah

Metode Odontologi Forensik untuk


Identifikasi Jenis Kelamin
Identifikasi jenis kelamin melalui lengkung Identifikasi jenis kelamin melalui lengkung
rahang atas rahang bawah

Lengkung rahang lebih besar pada pria daripada Lengkung rahang bawah pada pria lebih besar daripada
wanita. Palatum pada pria lebih luas dan wanita.
berbentuk seperti huruf U, sedangkan pada
wanita lebih kecil dan berbentuk parabola
Identifikasi Primer pada Pemeriksaan Jenazah
Metode Odontologi Forensik untuk
Identifikasi Umur

a. Metode Schour-Massler
Estimasi usia gigi dapat diidentifikasi dalam 21 tahap perkembangan
dan melibatkan gigi sulung serta gigi geligi pada rahang atas dan
rahang bawah.
b. Metode Blenkin Taylor
Metode ini mengamati perkembangan tujuh buah gigi dan mampu
membedakan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan sehingga
dapat melengkapi kekurangan dari metode-metode sebelumnya.

c. Metode Al-Qahtani
Pada atlas ini terdapat 31 diagram yang menggambarkan
perkembangan gigi semenjak 30 minggu kandungan sampai usia
23,5 tahun. Delapan diagram diantaranya hanya mendeskripsikan
perkembangan gigi molar tiga dimulai dari usia 16,5 tahun.
Identifikasi Primer pada Pemeriksaan Jenazah
Metode Odontologi Forensik untuk
Identifikasi Umur
d. Metode Demirjian
Metode ini dilakukan berdasarkan tahapan perkembangan gigi permanen pada rahang bawah kiri yang dilihat dari
foto rontgen panoramik sesuai kriteria bentuk dan nilai relatif dan bukan pada panduan mutlak gigi.

1. Setiap gigi dengan teliti dicocokkan terhadap 8 tahap 2. Tahap perkembangan setiap gigi kemudian dikonversi
perkembagan (A-H dan membandingkannya dengan menjadi skor.
ilustrasi dan gambaran radiografis
Identifikasi Primer pada Pemeriksaan Jenazah
Metode Odontologi Forensik untuk
Identifikasi Umur
d. Metode Demirjian
1. Skor yang telah dibuat untuk setiap gigi (31-37) kemudian dijumlahkan semuannya. Hasil penjumlahannya
merupakan dental maturity score.
2. Dental maturity score pada setiap sampel kemudian dikonversikan menjadi dental age dengan membandingkan
mereka dengan tabel yang tersedia terpisah antara laki-laki dan perempuan.
3. Perbedaan nilai pada setiap sampel dihitung dengan mengurangi umur kronologi dengan umur dental.
Identifikasi Primer pada Pemeriksaan Jenazah

Analisis DNA
Forensik
• DNA profiling = DNA fingerprinting = DNA typing
• Cara terbaik untuk mengidentifikasi korban/bagian tubuh korban
• Peluang kesamaan profil DNA antara 2 individu  1: 30-300 miliar
• Membutuhkan sampel dari korban dan sampel pembanding

Tidak perlu mencocokkan darah dengan darah dan air mani dengan air mani,
karena DNA dalam satu tubuh individu selalu identik. Pelaku yang meninggalkan sel
atau cairan tubuhnya di tempat kejadian berarti meninggalkan bukti
keberadaannya.
Metode Identifikasi Identitas

Sel dan DNA Struktur DNA


Identifikasi Primer pada
Pemeriksaan Jenazah

• Teknik RFLP
(Restriction Fragment Length Polymorphism)

Metode Analisis • Teknik PCR


(Polymerase Chain Reaction)

DNA • Metode STR


(Short Tandem Repeats)

• Analisis DNA mitokondria


Identifikasi Primer pada
Pemeriksaan Jenazah

Teknik RFLP
Keuntungan/Kelebihan Metode RFLP
1. Dapat membedakan dua sampel yang berasal dari dua
sumber berbeda
2. Dapat menentukan dengan lebih mudah apakah
sampel tunggal mengandung DNA dari lebih dari satu
orang
3. Kemampuan diskriminasi yang lebih, dikarenakan
adanya hipervariabilitas pada setiap locus dan
kemampuannya untuk melihat banyak lokus.
Identifikasi Primer pada Pemeriksaan Jenazah

Teknik PCR

1. Langkah pertama – ekstrak DNA, dilakukan Keuntungan teknik PCR


denaturasi DNA untuk membentuk DNA untai • Hanya membutuhkan sedikit DNA
tunggal. • Prosedurnya cepat dan membutuhkan
2. Langkah kedua – campurkan DNA untai waktu lebih sedikit
tunggal ini dengan DNA primer untai tunggal • Metode yang sangat sensitif.
3. Langkah ketiga – DNA disintesis dengan Kelemahan teknik PCR
ekstensi primer dari ujung 3', dengan arah 5' ke • Rentan terhadap kontaminasi
3'. • Amplifikasi PCR sulit dilakukan dari
sampel DNA yang telah terdegradasi.
Metode Identifikasi Identitas

Sel dan DNA Struktur DNA


Identifikasi Primer pada Pemeriksaan Jenazah

Metode STR

Keuntungan DNA profilling Kelemahan DNA profilling


1. Metode identifikasi individu yang 1. Tidak dapat membedakan kembar
konklusif monozigot
2. Metode dapat diterapkan pada noda lama 2. Mahal
atau bahan biologis 3. Proses interpretasi membutuhkan tenaga
3. Diperlukan sampel dalam jumlah kecil. yang terlatih/ahli
4. Rentan terhadap kontaminasi
Identifikasi Primer pada
Pemeriksaan Jenazah

Metode
Analisis DNA

 Bukti DNA (sampel) dapat


diperoleh dari TKP, dari
pemeriksaan klinis seseorang atau
dari mayat.

Sumber bahan yang ditemukan di TKP


Identifikasi Primer pada Pemeriksaan Jenazah

Pengumpulan, Pengawetan & Pengiriman Sampel

Pengumpulan
Konsekuensi dari pengumpulan dan penyimpanan
sampel yang tidak tepat :

Tidak dikumpulkan dengan benar Tidak dikemas dengan benar  Tidak diawetkan dengan baik 
 aktivitas biologis sampel dapat kontaminasi silang. dekomposisi dan degradasi dapat
hilang. terjadi.
Identifikasi Primer pada Pemeriksaan Jenazah

Pengumpulan, Pengawetan & Pengiriman Sampel

Sampel dan bahan pengawet yang digunakan


Identifikasi Primer pada Pemeriksaan Jenazah

Pengumpulan, Pengawetan & Pengiriman Sampel

• Penyimpanan jangka pendek • Sampel tidak boleh dikemas • Darah untuk DNA typing
pada suhu 25°C – 37°C  dalam kantong plastik tidak boleh diambil
degradasi DNA yang (polythene bag)  langsung dari orang yang
diekstraksi dari noda semen. kelembapan  degradasi baru saja menerima
DNA, membantu transfusi darah. Darah
pertumbuhan bakteri  dapat diambil setelah 4
kesulitan dalam analisis sampai 6 bulan setelah
DNA menerima transfusi.
MPPD KEDOKTERAN FORENSIK MEDIKOLEGAL
U N I V E R S I TA S H A S A N U D D I N

THANK
THANK
YOU
YOU

Anda mungkin juga menyukai