Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS MANAJEMEN TANGGAP DARURAT DAN SARANA

PROTEKSI KEBAKARAN DALAM UPAYA MITIGASI KEBAKARAN DI


MALL X SEMARANG
Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan
Masyarakat dengan Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Oleh:
Alexander Dendy Febriant
25000118140277
PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2022
LATAR BELAKANG

Beberapa shopping centre / K3 Gedung Bertingkat/Pusat


mall yang kurang Perbelanjaan mempunyai ciri
memperhatikan K3 berbeda dibanding sektor lain

UU No 28 Tahun 2002
Bangunan Gedung , PP No Kebakaran di Kota Semarang
36 Tahun 2005 tentang meningkat (2017-2019, dan
Peraturan Pelaksanaan UU puncaknya 2019)
diatas

Penelitian sebelumnya di
Mall, mengenai
ketidaksesuaian APAR di
mall
STUDI PENDAHULUAN

• Terdapat APAR di tiap lantai

• Terdapat jalur evakuasi di tiap lantai

• Terdapat pengurangan karyawan yang berdampak ke


security

• Tidak ditemukannya security di pintu belakang


METODE PENELITIAN
Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian Kualitatif dengan Metode Instrumen Penelitian


Observasi dan Wawancara Mendalam
• Lembar Observasi
• Pedoman Wawancara
Subjek Penelitian • Lembar Informed Consent

• Informan Utama : Teknisi dan


Security
• Informan Triangulasi : Manajer Prosedur Pengambilan
Operasional
Menggunakan purposive sampling dan
Teknik keabsahan data menggunakan
triangulasi sumber data
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Karakteristik Informan
Utama
Karakteristik Informan
Triangulasi
Kebijakan Tanggap Darurat

Dari perusahaan sudah ada kebijakan perusahaan, untuk


implementasi kebijakan tersebut berdasarkan ke 4 informan sudah
dilakukan dengan adanya rencana-rencana tanggap darurat, pelatihan
kebakaran, pelatihan evakuasi, prosedur evakuasi

Perusahaan sudah memiliki kebijakan tanggap darurat dan sesuai dalam PP


50 Tahun 2012 dalam penetapan kebijakan K3, namun dalam lapangan
ditemukan kebijakan belum dipajang di tempat yang bisa dilihat para
karyawan perusahaan dan tidak sesuai dengan UU No 1 Tahun 1970 dan
hanya disimpan di loker perusahaan. Untuk implementasinya dalam
perusahaan sudah sesuai dengan ISO 45001 mengenai tanggap darurat
Prosedur Tanggap Darurat

Dari ke 4 informan yang membuat prosedur tanggap darurat yaitu adalah


manajemen dan juga tim tanggap darurat. Untuk wewenang dilakukan oleh
koordinator masing-masing kemudian diarahkan oleh pimpinan perusahaan.
Untuk koordinasi ke pemadam sudah melakukan koordinasi dengan pihak
pemadam kebakaran dan juga polres di saat mall awal terbentuk

Dari pembuatan prosedur dan wewenang sudah sesuai dengan Permenkes


No 48 Tahun 2016 tentang Standar K3 di Perkantoran. Koordinasi dengan
pihak pemadam sudah sesuai dengan PP 50 Tahun 2012 tentang SMK3
Organisasi Tanggap Darurat

Dari informan utama menyatakan bahwa di perusahaan terdapat tim tanggap


darurat namun anggotanya tidak banyak, informan triangulasi menjelaskan jika
ada pengurangan pegawai karena masa Covid-19 dan beberapa regu digantikan
security, dan ditemui tidak ada personil K3 dan P3K. Dan di dalam tim
mencakup gabungan security dan teknisi yang menjadi double job

Tim tanggap darurat sudah sesuai dengan Permenkes No 48 Tahun 2016,


namun personil K3 belum sesuai Permenaker No 2 Tahun 1992, untuk
personil P3K belum sesuai dengan PP 50 Tahun 2012 mengenai penyediaan
personil dan fasilitas P3K dan kesesuaian anggota tim tidak sesuai dengan
Permenakertrans No PER.15/MEN/VIII/2008 tentang P3K.
Pelatihan dan Komunikasi

Dari informan menjelaskan pelatihan di perusahaan terdapat pelatihan


pemadaman api dan evakuasi darurat namun tidak rutin dan dilakukan sudah 3
tahun lalu, Untuk komunikasi internal perusahaan sudah dipersiapkan dengan
HT, grup WA tim tanggap darurat, kontak-kontak penting. Untuk komunikasi
eksternal sudah sempat komunikasi ke masyarakat

Pelatihan kebakaran dan pelatihan lain harus diterapkan secara rutin sesuai
Permen PUPR No 26/PRT/M/2008. Dari komunikasi internal sudah
dilakukan persiapan dengan baik, dan komunikasi eksternal sejalan dengan
Peraturan Kepala Nasional Penanggulangan Bencana No 10 Tahun 2008
tentang Pedoman Komando Tanggap Darurat Bencana bahwa perlu
membentuk jaringan komunikasi serta menyebarkan informasi ke
masyarakat luas
Sistem Proteksi Aktif

Tersedianya sistem proteksi aktif, untuk pemeriksaan dan inspeksi dari APAR
dilakukan tiap hari, untuk alat lain jarang dilakukan. Penanggung jawab
pemeriksaann ke teknisi dan pelaporan ke GM. Perencanaan APAR terdapat 20
setiap lantai, 7 hidran box, alarm kebakaran di tiap pojok gedung, alarm dan
smoke detector sudah automatik, namun belum ada sprinkler. Untuk evaluasi
hanya kepada APAR saja

Penyediaan proteksi aktif sesuai dengan Permen PUPR No


26/PRT/M/2008. Untuk pemeriksaan APAR sudah Permenakertrans No 4
Tahun 1980, namun untuk alat lain tidak rutin dilakukan dan tidak sesuai
dengan Permen PUPR No 26/PRT/M/2008 yang mensyaratkan untuk semua
alat diperiksa dan diuji. Penngadaan APAR disesuaikan lagi seperti NFPA
10 dan untuk hidran seperti di SNI 03-1745-2000, sedangkan sprinkler
seperti di SNI 03-3989-2000. Evaluasi mengenai sistem proteksi aktif harus
dilakukan semua sesuai dengan Permen PUPR No 26/PRT/M/2008
Sarana Penyelamatan Jiwa

Ketersediaan pintu darurat dan tangga darurat di mall ada di pojok gedung di
setiap lantai, namun untuk pintu darurat tidak sesuai standar karena terhalang
budget. Untuk tanda jalur evakuasi dan eksit sudah terpasang dan mengarahkan
ke titik kumpul, namun belum ada denah evakuasi perusahaan

Pintu darurat belum sesuai dengan Permenkes No 48 Tahun 2016 minimal 3


engsel, alat penutup pintu otomatis, tuas pembuka pintu, tanda peringatan
PINTU DARURAT-TUTUP KEMBALI”, dan kaca tahan api, dan
ditemukan pintu tersebut terkunci sehingga tidak sesuai dengan Permen
PUPR No 26/PRT/M/2008. Untuk tanda jalur evakuasi sudah sesuai
Permen PUPR No 26/PRT/M/2008, namun peta jalur evakuasi belum sesuai
dengan Permenkes No 48 Tahun 2016
Kesimpulan
• Manajemen tanggap darurat dari kebijakan, organisasi, prosedur,
perencanaan dan implementasi keadaan darurat untuk ketersediaan
dan pengadaan sudah sesuai dengan acuan yang ada, namun di
dalamnya beberapa masih belum sesuai penerapannya seperti
kebijakan K3 mengenai tanggap darurat yang tidak dipajang, tidak
ada personil K3 dan P3K, pelatihan pemadaman kebakaran yang
tidak rutin.
• Untuk sistem proteksi kebakaran juga dari beberapa aspek sudah
terpenuhi namun untuk aspek lain yaitu alat proteksi aktif selain
APAR tidak dilakukan pemeriksaan rutin dan evaluasi, tidak adanya
sprinkler, ketidaksesuaian pintu darurat, dan tidak adanya peta
evakuasi gedung.
Saran

1. Saran untuk Mall X adalah pemasangan kebijakan K3 terkhusus di dalamnya

kebijakan tanggap darurat di dalam perusahaan, penyediaan personil K3 dan P3K,

pengadaan pelatihan P3K dan pelatihan tanggap darurat kebakaran yang diadakan

secara rutin. Kemudian penyesuaian kelengkapan, penyesuaian sistem proteksi

aktif, penyesuaian pintu darurat. dan pembuatan denah evakuasi.


Produk HAKI

Anda mungkin juga menyukai