Anda di halaman 1dari 10

i

SEHAT VS SAKIT

TUGAS MATA KULIAH DASAR ILMU KESEHATAN


MASYARAKAT

Disusun oleh:

Alif Luqman Wijaya


25000118140273
KELAS E 2018

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
ii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Sehat Normal ............................................................................................... 2
2.2 Sehat Fisik ....................................................................................................3
2.3 Sehat Mental.................................................................................................4
2.4 Sehat Sosial ..................................................................................................5
2.5 Sehat Spiritual ..............................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................8
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyaknya paradigma mengenai sehat dan kesehatan dapat dikatakan
membentuk sebuah pola pikir di masyarakat dimana masyarakat pada umumnya,
dan orang-orang yang berprofesi di bidang kesehatan, berpikir bahwa kesehatan
adalah sesuatu yang normal dan wajar dijumpai pada setiap individu seperti
halnya hak asasi manusia. Hal ini dianggap lumrah, mengingat kesehatan itu
sendiri yang menunjang aktivitas manusia setiap harinya. Padahal, biasanya orang
akan berbicara tentang kesehatan apabila ia sudah kehilangan kesehatannya atau
seolah-olah merasa tidak sehat. Akibatnya, ketika orang ingin berbicara tentang
kesehatan maka yang timbul adalah pembicaraan mengenai hal yang berlawanan
dengan sehat itu sendiri, yaitu penyakit.
Menurut KBBI, sehat adalah baik seluruh badan serta bagian-bagiannya
(bebas dari sakit) dan waras secara mental. Sementara sehat menurut WHO seperti
yang tercantum dalam situs http://www.who.it adalah “state of complete physical,
mental, and social well-being, and not merely the absence of disease or infirmity,”
atau artinya keadaan sempurna pada seseorang yang dinilai dari tiga aspek, yaitu
fisik, mental dan sosial, tidak hanya tentang ketidakadaan penyakit atau cacat
pada orang tersebut.
Pada dasarnya, sehat merupakan salah satu bagian dari kondisi normal
dimana keberadaan kondisi normal itu adalah bagian dari hak asasi manusia yang
ada sejak lahir. Seseorang dapat dikatakan sehat apabila ia memiliki kemauan
untuk hidup secara alamiah pada segi fisik, mental, sosial dan spiritual. Hukum
alam tentang kesehatan alamiah yang tadi berkaitan dengan kebutuhan sehari-hari,
seperti cahaya, sinar matahari, gizi seimbang, gerakan badan yang teratur,
istirahat, relaksasi, tidur secukupnya, kebersihan fisik dan mental, kebiasaan dan
perilaku hidup sehat serta sikap pikiran yang benar.
Berbicara tentang batasan sehat, orang awam cenderung mengartikan sehat
sebagai ‘kondisi badan tanpa penyakit atau kondisi tanpa rasa tidak nyaman’.
WHO, sebagai organisasi yang bergerak di bidang kesehatan dengan cakupan
seluruh warga dunia, memberikan batasan kesehatan berdasarkan pengertian yang
telah disampaikan di paragraf sebelumnya. Pengertian ini kemudian diadopsi oleh
Pemerintah Republik Indonesia pada Undang-Undang Kesehatan RI No. 23
Tahun 1992 (yang kemudian diperbarui menjadi UU Kesehatan RI No. 36 Tahun
2009). Kemudian, pengertian tersebut mengalami penyesuaian sehingga muncul
penambahan satu aspek lagi pada pengertian yaitu aspek spiritual. Hal ini
disebabkan oleh penyesuaian pengertian tersebut dengan dasar negara, yaitu
Pancasila, yang menempatkan ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’ di Sila Pertama nya.
2

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Sehat Normal


Sehat tidak dapat diartikan sesuatu yang statis, menetap pada kondisi
tertentu, tetapi sehat harus dipandang sesuatu fenomena yang dinamis. Sehat
bukan merupakan suatu kondisi, tetapi merupakan penyesuaian, bukan merupakan
suatu keadaan tapi merupakan proses. Proses disini adalah adaptasi individu yang
tidak hanya terhadap fisik mereka tetapi juga terhadap lingkungan sosialnya.
Proses adaptasi ini juga memiliki pengaruh yang kuat kepada mental.
Normal tidak selalu berarti sehat. Sehat lebih bermakna pengertian khusus,
yaitu keadaan yang ideal atau keadaan mental yang positif. Meskipun istilah
normal dapat digunakan untuk menyebut istilah sehat, namun tidak selalu tepat
digunakan. Normal secara harfiah berarti “konformitas” dengan suatu norma atau
ukuran. Normal atau ukuran itu kerap kali berarti rata-rata dalam istilah statistik.
Misalnya, tinggi normal pria indonesia adalah rata-rata 160 cm. Abnormal dalam
arti ini adalah penyimpangan jauh dari rata-rata.
Konsep sehat normal dapat diartikan sebagai sehat secara keseluruhan
setidaknya pada tiga aspek berikut: fisik, mental dan sosial. Seseorang tidak dapat
dikatakan sehat secara normal apabila salah satu dari tiga aspek tersebut
bermasalah. Konsep kesehatan dikemas berdasarkan:
1. Dimensi Emosional
Menurut Daniel Goleman (2003), emosional merupakan hasil campur dari rasa
takut, gelisah, marah, sedih dan senang.
2. Dimensi Intelektual
Memecahkan masalah dengan pikiran yang tenang, yang dapat memecahkan
masalah tersebut. Misalnya, berhenti sejenak dan memijit pada bagian kaki yang
terkilir saat bermain futsal.
3. Dimensi Fisik
Suatu kondisi tubuh yang di haruskan dengan kondisi tubuh sehat.
4. Dimensi Sosial
Seseorang dapat melakukan perannya dalam lingkup yang lebih besar dan
dapat berinteraksi dengan baik
5. Dimensi Spiritual
Dimensi spiritual yang dimaksud merupakan kehidupan kerohanian. Dengan
menyerahkan diri dengan memohon kepada Tuhan berdasarkan kepercayaan
agama masing-masing.
3

Contoh kasus: Mohamed Salah

Mohamed Salah adalah seorang pesepakbola aktif asal Mesir yang


sekarang merumput bersama klub sepakbola Liverpool, Inggris. Salah berposisi
sebagai penyerang di klub dan timnas sepakbola Mesir. Ia secara fisik merupakan
pribadi yang sehat karena sebagai seorang atlet wajib hukumnya untuk menjaga
kondisi fisiknya dalam keadaan prima karena harus berlaga setiap pekannya.
Sementara untuk memelihara kesehatan mental, setiap pesepakbola biasanya
diharuskan untuk berhenti melihat sosial media mereka satu jam sebelum
pertandingan dimulai. Hal ini bertujuan untuk menjaga mental pesepakbola yang
akan bertanding agar hanya fokus ke pertandingan yang akan dihadapi. Salah pun
demikian. Ia harus selalu siap dalam menghadapi lawan-lawannya dan siap
apabila harus menerima kekalahan.
Hal yang membuat Mohamed Salah berbeda dari kebanyakan pesepakbola
adalah aspek kesehatan sosial dan spiritualnya. Ia selalu bersikap rendah hati dan
taat pada ajaran agama. Hal ini terungkap ketika ia dijumpai oleh fans setelah
mengerjakan salat di beberapa masjid di kota Liverpool. Salah selalu menyambut
permintaan untuk tanda tangan dan berswafoto bersama penggemarnya. Selain itu,
ketimbang menghabiskan gaji yang ia terima untuk berlibur dan hura-hura dalam
mengisi liburan, Salah lebih memilih untuk kembali ke kampung halamannya di
Nagrig, Mesir dan membangun rumah sakit serta sekolah disana.

2.2 Sehat Fisik


Sehat fisik berhubungan dengan segala sesuatu tentang tubuh kita sebagai
entitas fisik. Sehat fisik artinya, seluruh organ tubuh berada dalam ukuran
sebenarnya dan berada dalam kondisi optimal serta dapat berfungsi normal. Sehat
secara fisik diukur dari parameter nilai-nilai normal dari tanda-tanda vital tubuh,
antara lain denyut nadi dan tekanan darah.
Kesehatan fisik didefinisikan sebagai seseorang yang dapat mencapai
kondisi ideal secara fisik dengan mengembangkan semua komponen yang terkait
dengan kesehatan atau gaya hidupnya. Kebugaran kardiorespirasi mencerminkan
daya tahan seseorang, kekuatan otot, fleksibilitas, dan komposisi tubuh.
Komponen lain untuk mencapai kesehatan fisik termasuk nutrisi yang tepat,
manajemen berat badan, tidak melakukan penyalahgunaan narkoba, menghindari
penyalahgunaan alkohol, perilaku seksual yang bertanggung jawab (kesehatan
seksual diperhatikan), kebersihan, hiburan, istirahat yang cukup dan tidur yang
teratur.
Contoh kasus: obesitas
Obesitas adalah penumpukan lemak yang sangat tinggi di dalam tubuh
sehingga membuat berat badan berada di luar batas ideal. Obesitas dapat terjadi
ketika kita sering mengonsumsi makanan berkalori tinggi tanpa diimbangi dengan
aktivitas fisik yang cukup sehari-hari. Akibatnya, sisa energi dari hasil
4

pembakaran kalori tersebut akan disimpan di tubuh dalam bentuk lemak. Lama
kelamaan lemak tersebut akan menumpuk dan membuat tubuh terlihat membesar
alias gemuk.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh WHO pada tahun 2008, sekitar
4,8% dari total jumlah penduduk Indonesia mengalami obesitas. Untuk
mendeteksi apakah seseorang terkena obesitas atau tidak dapat dilihat melalui
metode penghitungan Indeks Massa Tubuh (IMT). Rumus yang dipakai untuk
menghitung IMT seseorang yaitu berat badan seseorang dibagi kuadrat tinggi
badannya (dalam meter). Indikator bahwa seseorang mengalami obesitas adalah
ketika orang tersebut memiliki IMT antara 30-39,9. Sementara, seseorang
dianggap memiliki berat badan normal apabila IMT orang tersebut berada dalam
range 18,5-24,5.
Sejumlah komplikasi dapat timbul akibat obesitas, bahkan beberapa di
antaranya membahayakan nyawa. Beberapa contoh komplikasi yang cukup serius
tersebut di antaranya stroke, penyakit jantung koroner, diabetes tipe 2, kanker
usus, dan kanker payudara. Selain penyakit fisik, penderita obesitas juga dapat
mengalami masalah psikologis seperti kurang percaya diri pada bentuk tubuh
mengakibatkan munculnya stress dan depresi.
Langkah pencegahan/preventif
Obesitas dapat ditangani sendiri dengan disiplin menerapkan pola makan
sehat, yaitu dengan mengonsumsi makanan rendah lemak dan gula serta
berolahraga secara teratur. Olahraga yang dimaksud adalah olahraga ringan
seperti aktivitas berjalan 30 menit sehari, bersepeda, bermain bulu tangkis atau
berenang sebenarnya sudah cukup, asalkan dilakukan secara rutin.

2.3 Sehat Mental


Seseorang dapat dikatakan memiliki kesehatan mental apabila ia dalam
keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan dirinya untuk menikmati
kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar. Seseorang yang
bermental sehat dapat menggunakan kemampuan atau potensi dirinya secara
maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta menjalin hubungan positif
dengan orang lain. Sebaliknya, orang yang kesehatan mentalnya terganggu akan
mengalami gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi yang
pada akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk.
Ada ungkapan yang menyatakan, “Mensana en corpore sano” yang
artinya “Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”. Ungkapan ini
menyatakan bahwa keadaan kesehatan mental berbanding lurus dengan keadaan
kesehatan fisik.
Semua manusia memiliki masa-masa dimana kita merasa tertekan, sedih,
atau takut. Dalam beberapa kasus perasaan itu hilang sejalan dengan selesainya
permasalahan yang dihadapi. Namun terkadang perasaan itu berkembang menjadi
masalah yang lebih serius seperti penyakit mental atau lebih parah lagi, gangguan
5

jiwa. Masalah-masalah ini tidak hanya dapat merusak interaksi atau hubungan
dengan orang lain, tetapi juga dapat menurunkan prestasi akademik dan
produktivitas kerja.
Contoh kasus: depresi

Depresi dapat didefinisikan sebagai gangguan suasana hati (mood) yang


memengaruhi perasaan, pola pikir dan cara menghadapi aktivitas sehari-hari..
Seseorang dalam kondisi depresi umumnya mengalami perasaan sedih, cemas,
gelisah, atau kosong. Mereka juga cenderung merasa terjebak dalam kondisi yang
tidak ada harapan, tidak ada pertolongan, penuh penolakan, atau perasaan tidak
berharga.
Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mengalami depresi antara lain:

a. Faktor organo-biologis
Ketidakseimbangan kerja neurotransmitter di otak terutama serotonin.
b. Faktor psikologis
Ketidaksiapan mental dalam menghadapi tekanan dari situasi yang tidak
diinginkan.
c. Faktor sosio-lingkungan
Lingkungan yang kurang mendukung seperti keluarga yang tidak kondusif
atau pasangan hidup yang meninggalkan hidup kita dapat mendukung
terjadinya depresi.

Langkah pencegahan/preventif

Cara menangani depresi berbeda sesuai dengan keadaan pasien, namun


biasanya merupakan gabungan dari farmakoterapi (penggunaan obat-obatan) dan
psikoterapi (konseling). Dukungan dari orang-orang terdekat serta dukungan
spiritual juga sangat membantu dalam penyembuhan depresi.

Mencegah depresi bisa dimulai dengan olahraga teratur. Olahraga akan


merangsang otak untuk mengeluarkan hormon endorfin yang menimbulkan efek
perasaan bahagia bagi tubuh serta menekan sekresi hormon kortisol yang memicu
perasaan stress dan adrenalin dalam tubuh. Selain itu, selalu berpikir positif,
meluangkan waktu untuk bersenang-senang dan menjaga hubungan baik terutama
dengan keluarga dan kerabat dekat juga dapat mencegah depresi.
2.4 Sehat Sosial
Kesehatan sosial dapat didefinisikan dengan hal atau cara yang
menyangkut pergaulannya dengan orang lain, reaksi orang lain terhadap dirinya,
dan interaksinya dengan lingkungan sosial masyarakatnya.
6

Individu yang sehat secara sosial adalah individu yang mampu berinteraksi
dengan lingkungan masyarakat dengan baik, baik secara individu maupun secara
massal (masyarakat dan adat-istiadatnya), serta mampu mempertahankannya
dengan baik.

Contoh kasus: perilaku seks di luar nikah

Perilaku seks yang dilakukan di luar nikah juga menjadi salah satu
penyakit sosial. Tak hanya ditentang oleh norma sosial, namun juga dalam ajaran
agama. Perilaku ini biasanya dilakukan oleh pria dan wanita yang belum atau
tidak memiliki ikatan yang resmi, sehingga dampak negatif yang bisa terjadi
adalah anak yang lahir di luar pernikahan, terjangkit Penyakit Menular Seksual
(PMS), HIV/AIDS, serta turunnya moral dari pelaku.

Langkah pencegahan/preventif

Pendidikan seks, terutama untuk anak-anak dan remaja, adalah langkah


yang tidak boleh dilupakan dan merupakan salah satu cara mencegah seks bebas
paling penting. Ada banyak kasus di mana pergaulan bebas terjadi karena
ketidaktahuan seseorang terhadap berbagai risiko seks bebas, seperti kehamilan
dan penyakit menular. Perilaku seks bebas juga terjadi karena terlalu banyak
waktu yang dilewatkan dalam lingkungan yang tidak sehat. Oleh karena itu, untuk
mencegahnya diperlukan aktivitas positif yang menyibukkan. Yang terakhir dan
yang paling penting adalah selalu mendekatkan diri kepada Tuhan dan memohon
agar terhindar dari perilaku seks bebas.

2.5 Sehat Spiritual


Sehat secara spiritual tercermin dari cara seseorang mengekspresikan rasa
syukur, pujian, kepercayaan dan lain sebagainya, terhadap sesuatu di luar alam
fana, yakni Tuhan Yang Maha Esa. Sehat spiritual bisa dilihat dari praktik
keagamaan seseorang. Dengan kata lain, sehat secara spiritual adalah keadaan
seseorang dalam menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agamanya.
Kesehatan spiritualitas merupakan keadaan yang dialami oleh manusia
yang ditandai dengan penguatan emosional terhadap sebuah keyakinan, sehingga
menyebabkan munculnya perasaaan damai, selaras, dan adanya peradaban yang
dekat dengan sesuatu yang bersifat "suci ". Kebutuhan terhadap spiritualitas ini
oleh Maslow ditempatkan di hierarki tertinggi diatas kebutuhan aktualisasi diri.
Karena sebagai kebutuhan puncak, dalam fase spiritualitas ini sering digambarkan
bahwa apabila seseorang telah mencapai pemenuhan kebutuhan spiritualitasnya,
maka ia tidak lagi tertuntut memenuhi kebutuhan egonya.
Contoh kasus: Iri hati
Iri hati atau bisa juga disebut dengki merupakan emosi yang muncul dari
dalam diri kita saat kita ingin memiliki suatu keunggulan yang orang lain miliki
7

pada suatu aspek—baik kekuasaan, prestasi maupun hal lainnya—yang tidak kita
miliki dan kita ingin agar orang tersebut kehilangan keunggulan tersebut.
Menurut Bertrand Russell, seorang filsuf, iri hati merupakan salah satu
sumber hilangnya kebahagiaan dalam diri seorang manusia. Tidak hanya
menghilangkan kebahagiaan dalam diri sendiri, tetapi juga mengharapkan
kemalangan pada orang lain. Apabila sifat ini tetap dipelihara dalam diri seorang
manusia, maka dikhawatirkan kesehatan spiritualnya akan terganggu dengan
munculnya penyakit-penyakit spiritual lainnya seperti sombong, gelap mata dan
ambisius dalam mencapai tujuan, pemarah dan lainnya.

Langkah pencegahan/preventif

Berikut beberapa cara untuk mencegah rasa iri hadir di hati kita antara lain:
a. Mengubah cara pandang kita terhadap keunggulan orang lain.
b. Belajar bersyukur dengan apa yang kita miliki.
c. Menjadikan rasa iri tersebut sebagai motivasi bagi kita untuk memperoleh
sesuatu yang sama dengan atau bahkan lebih dari keunggulan orang lain tersebut.
d. Berhenti berprasangka buruk terhadap orang lain, terutama yang memiliki
keunggulan yang kita inginkan tersebut.
8

DAFTAR PUSTAKA

Brotosapoetro, Boedioro. 1997. Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat.


Semarang: Penulis.

Sehat secara Mental, Fisik, dan Sosial. Diambil dari:


https://www.bersosial.com/threads/sehat-secara-mental-fisik-dan-sosial.32113/
(23 September 2018)

Why Mohamed Salah may be the world’s most important footballer. Diambil dari:
https://www.givemesport.com/1304496-why-mohamed-salah-may-be-the-worlds-
most-important-footballer (23 September 2018)

11 Cara Menghilangkan Iri Hati – Ciri-Ciri & Bahaya Nafsu Iri, Mengubah Rasa
Dengki menjadi kekuatan. Diambil dari:
https://lasealwin.com/2017/01/07/menetralisir-iri-hati-dan-mengubahnya-menjadi-
kekuatan/ (23 September 2018)

Depresi - Gejala, penyebab dan mengobati. Diambil dari:


https://www.alodokter.com/depresi (22 September 2018)

Depression (major depressive disorder). Diambil dari:


https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/depression/symptoms-
causes/syc-20356007 (23 September 2018)

Obesitas – Gejala, penyebab dan mengobati. Diambil dari:


https://www.alodokter.com/obesitas (22 September 2018)

Iri hati. Diambil dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Iri_hati (23 September 2018)

10 cara mencegah seks bebas. Diambil dari:


https://www.top10indo.com/2013/07/10-cara-mencegah-seks-bebas.html

(21 September 2018)

Anda mungkin juga menyukai