Anda di halaman 1dari 52

*Leadership & Advokasi

*Decission Making Process in


Midwifery Practice Diani
Aliansy
Leadership & Advokasi
Leadership
• Menurut Robert Dubin definisi atau pengertian kepemimpinan diartikan
sebagai pelaksanaan otoritas dan pembuatan keputusan.
• Menurut J.L. Hemphill definisi atau pengertian kepemimpinan adalah suatu
inisiatif untuk bertindak yang menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam
rangka mencapai jalan pemecahan dari suatu persoalan bersama.
• George R. Terry memberikan definisi atau pengertian kepemimpinan sebagai
aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan untuk
mencapai tujuan organisasi.
• Menurut Stoner, kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu
proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari
sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya.
Dapat disimpulka kepemimpinan akan muncul
bahwa
apabila ada seseorang yang karena sifat – sifat
perilakunya mempunyai dan kemampuan untuk
orang lain untuk berpikir,mendorong
bersikap, dan ataupun
berbuat sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Bakat-bakat yang diperlukan
The great men theory untuk menjadi seorang
(teori orang besar) atau pemimpin diperolehnya sejak
Trait theory (teori bakat) lahir.

Teori
Kepemimpinan

Situasional
Seseorang dapat dibentuk Teori Ekologi theory (teori
menjadi seorang pemimpin, situasi)
tetapi untuk menjadi pemimpin
yang baik ada bakat-bakat
tertentu yang ada di diri Orang biasa yang jadi pemimpin
seseorang yang diperoleh dari a/ karena adanya situasi yang
alam. menguntungkan dirinya.
Upaya untuk mencapai satu
tujuan dilakukan dengan
menimbulkan ketakutan serta
Diktator ancaman.

Santai Gaya
Kepemimpinan Autokratis
Segala keputusan ada
ditangan pemimpin.

Peran pemimpin hampir tidak


terlihat karena segala keputusan
diserahkan ke bawahan.

Demokratis
Peran serta bawahan dalam
pengambilan keputusan yang
dilakukan secara musyawarah.
Pemimpin 1. Menentukan tujuan yang jelas, cocok, dan bermakna bagi kelompok. Memilih
pengetahuan dan keterampilan kepemimpinan dalam bidang profesinya.
Yang
Efektif 2. Memiliki kesadaran diri dan menggunakannya untuk memahami kebutuhan
sendiri serta kebutuhan orang lain.
menurut
Ruth M. 3. Berkomunikasi dengan jelas dan efektif

Trapper
4. Mengarahkan energi yang cukup untuk kegiatan kepemimpinan

5. Mengambil tindakan
Pimpinan dan Kepemimpinan
Pimpinan tingkat pertama (Lower Manager)

• Technical skill

Pimpinan tingkat menengah (Middle Manager)

• Saluran informasi dan komunikasi timbal balik antara Lower Manager dan Top
Manager.

Pimpinan puncak (Top Manager)

• Konseptual skill yang terbesar dan technical skill yang terkecil


Kepemimpinan dalam Pelayanan Kebidanan

Bidan dituntut harus mampu menerapkan aspek kepemimpinan dalam organisasi & manajemen
pelayanan kebidanan (KIA/KB), kesehatan reproduksi dan kesehatan masyarakat di komunitas dalam
praktik kebidanan (Permenkes 149 pasal 8). Bidan sebagai seorang pemimpin harus :
– Berperan serta dalam perencanaan pengembangan dan evaluasi kebijakan kesehatan.
– Melaksanakan tanggung jawab kepemimpinan dalam praktik kebidanan di masyarakat.
– Mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan data serta mengimplementasikan upaya perbaikan
atau perubahan untuk meningkatkan mutu pelayanan kebidanan di masyarakat.
– Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah secara proaktif, dengan perspektif luas dan kritis.
– Menginisiasi dan berpartisipasi dalam proses perubahan dan pembaharuan praktik kebidanan.
Bidan adalah profesi yang benar-benar harus dijiwai karena sangat menuntut tanggung
jawab. Bidan juga nantinya akan menjadi pemimpin di tengah masyarakat. Bidan adalah
orang yang berperan penting dalam terciptanya ibu dan anak yang sehat dan keluarga
bahagia serta generasi bangsa yang sehat. Oleh karena itu dalam menjalankan tugasnya,
bidan harus mempunyai prinsip sebagai berikut:

Don’t make
Love your do, do mistake Customer Improved your
your love • Sesuai standar profesi service
Oriented quality

Work with
reverence for the Say thanks to the
Do the best Behaviour change
Lord problem
Keterampilan Bidan sebagai Leader

• Mengenali keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan dan


menolak setiap tugas atau tanggung jawab diluar wewenang dan
tanggung jawab bidan.

• Menerima tanggung jawab kepemimpinan dalam praktik


kebidanan.

• Menggunakan kemampuan untuk berfikir secara


proaktif, perspektif luas dan kritikal dalam konteks penyelesaian
masalah.
Advokasi
• Istilah advocacy (advokasi) mulai digunakan dalam program kesehatan
masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984, sebagai salah satu strategi global
pendidikan atau promosi kesehatan.

• Webster’s New Collegiate Dictionary mengartikan advokasi sebagai tindakan atau proses
untuk membela dan memberi dukungan. Advoksai dapat pula diterjemahkan tindakan
yang mempengaruhi seseorang.
• Advokasi adalah kombinasi individu dan sosial tindakan yang dirancang untuk keuntungan
politik dan masyarakat dukungan untuk tujuan kesehatan atau program tertentu.
Tindakan dapat diambil oleh, atau atas nama, individu dan kelompok untuk menciptakan
kondisi hidup yang mempromosikan kesehatan dan gaya hidup sehat.
• Advokasi adalah suatu pendekatan kepada seseorang atau bidan/organisasi yang di duga
mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau pelaksanaan suatu
kegiatan. Secara operasional, advokasi adalah kombinasi antara gerakan perorangan dan
masyarakat yang di rancang untuk memperoleh komitmet politis, dukungan kebijakan,
penerimaan gagasan, atau dukungan terhadap system untuk suatu tujuan atau program
tertentu.
Dapat disimpulkan bahwa advokasi adalah kombinasi
antara pendekatan atau kegiatan individu dan social, untuk
memperoleh komitmen politik, dukungan kebijakan,
penerimaan social, dan adanya sistem yang mendukung
terhadap suatu program atau kegiatan.
Tujuan Advokasi

Adanya
komitmen
dan dukungan
Adanya dari
kemauan atau kebijakan
Adanya
Adanya kepedulian Adanya pemerintah,
pemahaman
ketertarikan menyelesaika tindakan sumberdaya,
atau Adanya
dalam n masalah nyata dalam dan
kesadaran tindak lanjut
menyelesaik kesehatan menyelesaik keikutsertaka
terhadap kegiatan
a n masalah dengan a n masalah n berbagai
masalah
kesehatan memberikan kesehatan pihak untuk
kesehatan
alternatif memberikan
solusi kemudahan
dalam
menyelesaika
n masalah
kesehatan.
Advokasi dalam pelayanan Kebidanan

Bidan Mempromosikan dan melindungi kepentingan orang-orang dalam pelayanan kebidanan, yang
mungkin rentan dan tidak mampu melindungi kepentingan mereka sendiri.
berperan Membantu masyarakat untuk mengakses kesehatan yang relevan dan informasi kesehatyan dan
sebagai membertikan dukungan sosial.

advocator Melakukan kegiatan advokasi kepada para pengambil keputusan berbagai program dan sektor
yang terkait dengan kesehatan.
dengan
tugas Melakukan upaya agar para pengambil keputusan tersebut meyakini atau mempercayai bahwa
program kesehatan yang ditawarkan perlu di dukung melalui kebijakan atau keputusan politik.
antara lain:
Kebijakan itu dalam bentuk peraturan, Undang-Undang, instruksi yang menguntungkan
kesehatan publik.
Bentuk Kegiatan Advokasi
• Melakukan pendekatan dengan para pembuat keputusan
setempat, agar mereka menerima commited atau usulan, dan
Lobi Politik akhirnya mereka bersedia mengeluarkan kebijakan atau
keputusan-keputusan untuk membantu atau mendukung program
tersebut, baik di tingkat pusat maupun daerah.

• Melakukan pendekatan dan pelatihan-pelatihan kepada tokoh


Pendekatan dan para masyarakat setempat, baik tokoh masyarakat formal maupun
informal.
Pelatihan Masyarakat

• Petugas kesehatan bersama-sama tokoh masyarakat melakukan kegiatan


Penyuluhan Kesehatan penyuluhan kesehatan, konseling melalui berbagai kesempatan dan media.
• Seminar atau presentasi yang di hadiri oleh para pejabat lintas program dan
(Seminar atau lintas sektoral. Petugas kesehatan menyajikan masalah kesehatan di
wilayahnya, lengkap dengan data dan iliutrasi yang menarik, serta rencana
Presentasi) program pemecahannya.
Media Advokasi dalam Pely. Kebidanan
– Lisan (langsung kepada sasaran) / Seminar
– Artikel (media massa)
– Berita
– Diskusi
– Penyampaian pendapat untuk membentuk opini publik
dan lain sebagainya.
Decision Making Process in Midwifery
Practice
Suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakekat
suatu masalah dengan pengumpulan fakta-fakta
dan data, menentukan alternatif yang matang
untuk mengambil suatu tindakan yang tepat dalam
praktek kebidanan.
Bagaimana
seseorang
Memutuskan
Sesuatu itu Etis ?
Ada 2 Pendekatan
Non Rasional
Kepatuhan

Mengikuti aturan atau perintah dari penguasa, tidak memandang


apakah anda setuju atau tidak

Imitasi

Mengambil penilaian dari orang lain sebagai acuan dengan


mengesampingkan benar dan salah.

Perasaan/Kehendak
Yang dianggap benar adalah yang dirasakan benar atau memuaskan
kehendak dan begitupun sebaliknya apabila yang dirasakan salah
adalah yang tidak sesuai dengan kehendak.

Intuisi
Persepsi yang terbentuk dengan segera bagaimana bertindak dalam
situasi tersebut. Namun intuisi hanya sebatas mengarahkan
keputusan berdasarkan apa yang terbesit dalam pemikiran saat itu.

Kebiasaan

Keputusan di ambil dari keputusan yang lalu apabila muncul masalah


yang sama dengan masalah yang pernah dihadapi.
Rasional
Deontologi
Keputusan yang diambil berdasarkan aturan-aturan yang
berhubungan dengan tugas. Dalam pengambilan keputusan ini
perhatian utama pada tugas.

Konsekuensialisme
Menganalisa bagaimana konsekuensi (hasil) yang akan didapat
dari berbagai pilihan tindakan. Tindakan yang benar adalah
tindakan yang memberikan hasil yang terbaik.

Prinsiplisme
Menggunakan prinsip-prinsip etik sebagai dasar dalam
membuat keputusan etis, dengan tetap mempertimbangkan
aturan & konsekuensi yang mungkin timbul.

Etika budi pekerti


Kurang berfokus pada pembuatan keputusan, tetapi lebih pada
karakter dari si pengambil keputusan yang tercermin dari
perilakunya.
– Tidak satupun dari 4 pendekatan ini yg dapat mencapai
persetujuan universal
– Setiap org berbeda dlm memilih pendekatan krn setiap
pendekatan mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri
– Dengan mengkombinasikan ke 4 pendekatan tsb maka akan
didapatkan keputusan etis yg rasional dengan tetap
memperhatikan situasi yg dihadapi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan
keputusan
Pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan

Pengambilan keputusan dilakukan pada sistematika tertentu


• Tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan keputusan yang akan diambil
• Kualifikasi tenaga kerja yang tersedia - Falsafah yang dianut
organisasi
• Situasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

Masalah harus diketahui dengan jelas

Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul


dengan sistematis

Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dianalisa secara


matang
Metode Pemecahan Masalah

Pengumpulan Mengembangkan
Masalah Analisa data
data pemecahan

Evaluasi Implementasi Memilih alternatif


Gaya Pengambilan Keputusan
Ada 7 Variabel Pentingnya kualitas keputusan untuk keberhasilan institusi
yang
mempengaruhi Derajat informasi yang dimiliki oleh bidan
dalam
pengambilan Derajat pada masalah yang terstruktur dalam organisasi
keputusan
Pentingnya komitmen bawahan dan keterampilan membuat keputusan

Kemungkinan keputusan autokratik dapat diterima

Komitmen bawahan yang kuat terhadap tujuan intitusi

Kemungkinan bawahan konflik dalam proses akhir


pada keputusan final
CIRI KEPUTUSAN YANG ETIS

1. Mempunyai pertimbangan tentang apa yang benar dan


apa yang salah
2. Sering menyangkut pilihan yang sukar
3. Tidak mungkin dielakan
4. Dipengaruhi oleh norma-norma, situasi, iman, tabiat
dan lingkungan sosial
PROSES YG DAPAT DITEMPUH DALAM
MEMBUAT KEPUTUSAN
– Tentukan apakah masalah yg dihadapi adalah masalah etis
– Konsultasi kpd sumber2 kewenangan spt IBI, serta kolega lain utk mengetahui
bagaimana biasanya berhadapan dg masalah tsb
– Pertimbangan solusi alternatif berdasarkan prinsip dan nilai yg dipegang serta
konsekuensinya
– Diskusikan usulan solusi anda dg siapa solusi itu akan berpengaruh
– Buatlah keputusan
– Evaluasi keputusan
NEGOSIASI
GAMBARAN KONFLIK

• Konflik terjadi di mana saja, di masyarakat konflik


dapat terjadi secara tersembunyi, terselubung atau
terbuka.
• Dalam hubungan pribadi, konflik dapat terjadi pada
saudara kandung, suami/istri, orang tua dan anak-
anak, teman-teman dan tetangga, teman kerja,
teman usaha, dan lainnya.
• Konflik atau perselisihan dengan orang dekat sering
mengakibatkan kerusakan hubungan penting dalam
jangka waktu yang lama.

2
Konflik di Organisasi
• Pada organisasi-organisasi sosial, sering juga
terjadi atau berpotensi perang dan emosi
tinggi, dan menjurus pada konflik.
• Seperti tempat ibadah, rumah tangga,
organisasi masyarakat, organisasi profesi,
organisasi politik, organisasi kepemuda- an,
organisasi pekerja, organisasi pengu- saha dan
lainnya semuanya telah menjadi ajang
perkelahian atau konflik.

3
Konflik di Tempat Kerja
• Tempat kerja sering menjadi ajang konflik, antara
rekan kerja, manajer dan pengawas, atasan dan
pegawai, dan kadang-kadang direktur, staf eksekutif,
atau direktur utama. serikat pekerja, dan lainnya.
• Banyak perusahaan yang harus mengeluarkan biaya
proses pengadilan yang besar, karena berusaha
menyelesaikan konflik di dalam atau di luar
perusahaan.

4
Konflik Di Sektor Umum
• Di sektor umum perselisihan antar indus- tri,
antar kelompok kepentingan umum, lembaga
pemerintah terjadi secara teratur, demikian
juga perselisihan antar negara.
• Banyak perselisihan tersebut yang merusak
kesehatan mental, kehilangan sumber energi,
membuang waktu dan uang, serta kerugian
fisik.

5
Negosiasi - Pengertiannya
 Metode penyelesaian sengketa yang paling dasar, sederhana, dan tidak
formal.
 Suatu proses untuk mencapai kesepakatan dengan pihak lain (Goodpaster,
1993).
 Komunikasi dua arah yang dirancang untuk mencapai kesepakatan pada saat
kedua belah pihak memiliki kepentingan yang sama maupun berbeda, tanpa
keterlibatan pihak ketiga penengah, baik pihak ketiga yang tidak berwenang
mengambil keputusan (mediator) atau pihak ketiga yang berwenang
mengambil keputusan (ajudikator)(Fisher & Ury, 1991).
Prasyarat negosiasi yang
efektif
 Kemauan (willingness): mau masalah dan
menyelesaikan bernegosiasi secara sukarela;
 Kesiapan (preparedness): siap melakukan
 negosiasi;
Kewenangan (authoritative): mempunyai wewenang mengambil
keputusan;
 Keseimbang kekuatan (equal bargaining power): memiliki
an
kekuatan yang relatif seimbang sehingga dapat menciptakan saling
ketergantungan;
 Keterlibatan seluruh pihak terkait (stakeholdership):
dukungan seluruh pihak terkait dalam proses negosiasi;
 Holistik (comprehensive): pembahasan permasalahan
secara menyeluruh.
KAREKTERISTIK DARI NEGOSIATOR YANG
EFEKTIF
• Persiapan dan kemampuan perencanaan.
• Pengetahuan tentang materi yang dirundingkan.
• Kemampuan mengekspresikan pikiran-pikiran secara verbal.
• Kemampuan untuk berpikir utuh, jernih dan cepat dalam kondisi
dibawah tekanan (waktu) dan ketidakpastian (informasi terbatas).
• Kemampuan dan ketrampilan mendengarkan (cepat,
tepat,
menyederhanakan, reformulasi, rephrase, mensistematisasikan).
• Intelegensia Umum dan ketrampilan mengambil keputusan.
• Integritas tinggi.
• Kemampuan mempengaruhi.
• Sabar.
• Kemampuan mengundang respek dan kepercayaan diri lawan.
Strategi dan Teknik Bernegosiasi
James G Patterson dalam bukunya How to Become a Better Negotiator
sebagaimana dukutip oleh Joni Emirzon(2001,57-59),menjelaskan ada lima
strategi dalam melakukan negosiasi,yaitu ;

• Withdrawall/Avoidance, yaitu strategi menghindar atau melarikan diri


dari persoalan yang sedang dihadapi,strategi ini dapat digunakan
dalam hal :

– apabila permasalahan sederhana;


– bila pihak-pihak yamg terlibat dalam konflik tidak mampu memberikan
tawaran win-win solution;
– bila potensi kekalahan dalam konflik berat (berdasarkan analisis cost
benefit);
– bila tidak cukup waktu untuk menyelesaikan konflik
• Smoothing /Accommodation, strategi ini merupakan
strategi negosiasi untuk menyelesaikan konflik dengan
menjaga agar setiap orang merasa senang ,dengan
mengakomodasi kepentingan-kepentingan bersama yang
lebih komprehensip. Strategi ini tepat digunakan apabila :

– permasalahan yang menjadi sumber konflik bersifat kecil;


– kerugian yang timbul dari konflik akan diderita oleh semua pihak
yang terlibat dalam konflik;
– ada pengurangan tingkat konflik agar mendapatkan informasi lebih
banyak;
– sifat melunak diantara para pihak yang konflik juga berkembang.
• Compromise , strategi ini merupakan strategi
penyelesaian sengketa yang lebih mengedepankan
penyelesaian sengketa untuk menemukan solusi bersama
yang saling menguntungkan kedua belah pihak ,para pihak
mempunyai kesempatan yang berimbang dalam
menyampaikan pendapatnya. Strategi ini dapat dilakukan
dalam hal :

– kedua belah pihak akan mendapatkan keuntungan yang sama dalam


dalam kompromi;
– apabila solosi edial tidak dapat diujutkan;
– apabila diperlukan solusi sementara untuk masalah yang sangat
komplek;
– apabila kedua belah pihak memiliki kemampuan dan kekuatan yang
sama.
• Force/competition, strategi ini menempatkan kedudukan dari
para pihak saling berhadap-hadapan sebagai lawan untuk
mempertahankan hak yang bersifat menang- kalah (win- lose).
Strategi ini dapat digunakan dalam hal :

- konflik memerlukan penyelesaian yang sifatnya segera;


- para pihak yang bersengketa mengharapkan dan senang
dengan menggunakan kekuasaan dan kekuatan;
- semua pihak dalam konflik mengerti dan menerima hubungan
kekuasaan diantara mereka.
• Problem solving , strategi ini menempatkan keterbukaan
dan kejujuran dari para pihak untuk secara bersama-sama
menemukan penyelesaian secara adil melalui konsensus-
konsensus yang mereka bangun bersama. Strategi ini akan
efektif digunakan apabila :

- para pihak yang bersengketa sudah terbiasa dan terlatih


menggunakan metode pemecahan masalah;
- para pihak memiliki pemahaman dan tujuan yang sama
dalam penyelesaian konflik;
- konflik yang terjadi timbul karena adanya perbedaan
pendapat dalam menafsirkan sesuatu.
Kendala Dan Cara
Mengatasinya
Kendala Cara Mengatasi

1. Reaksi Tidak bereaksi


mereka “Go to the balcony”

2. Emosi mereka (marah, takut, jangan melakukan kontra


curiga) serangan
“Step to the
their
side ”
3. Posisi mereka Coba memahami keinginan
pihak lawan
“Reframe”
Kendala Dan Cara Mengatasinya

(Cont’d...)
Kendala Cara Mengatasi

4. Ketidakpuasan 1. Identifikasi kepentingan mereka,


mereka terutama kepentingan yang bersifat
substantif, prosedural dan
psikologis.
2. Gambarkan hasil yang akan
mencerminkan keberhasilan
mereka.
5. Kekuatan Meyakinkan mereka
“build thembahwa “harga”
a golden
mereka (keinginanbridge”
“mengalahkan” yang harus
mereka bayar akan “win pihak lain –
loose” lebih “mahal” dibandingkan
apabila mereka berhasil mencapai
kesepakatan
“Use power to educate”
Jenis Negosiasi (Perolehan Para
Pihak)
DISTRIBUTIVE
apa yang didapatkan
pihak yang satu merupakan
pengeluaran bagi pihak
lain
NEGOTIATION
INTEGRATIVE
kedua pihak bekerja sama
secara maksimal dengan
memadukan kepentingan
mereka dalam kesepakatan
BATN
A
• BATNA= Best alternative to a negotiated
agreement
• Mengetahui BATNA anda, berarti
mengetahui tentang apa yang anda
lakukan, konsekuensi apa yang akan
terjadi pada anda bila negosiasi gagal
mencapai kesepakatan

17
Kapan Negosiasi Tidak Perlu Dilakukan ?

Bila salah satu atau para pihak:

1. Tidak mempunyai kewenangan memutuskan


2. Mempunyai power sangat kuat untuk memaksakan
kehendak*
3. Tidak ada waktu cukup untuk mempersiapkan
negosiasi
4. Tidak bersedia melakukan gain-gain solution atau
sharing the pain
5. Tidak mengetahui teknik bernegosiasi
MEDIASI
• Mediasi pada dasarnya adalah negosiasi yang
melibatkan pihak ketiga yang memiliki keahlian
mengenai prosedur mediasi yang efektif dan
dapat membantu dalam situasi konflik untuk
mengkoordianasikan aktifitas mereka sehingga
lebih efektif dalam proses tawar menawar …….
Bila tidak ada negosiasi ……. Tidak ada mediasi.
• (Moore C.W, “The Mediation Process”. 1986 Hal
14).
MEDIATION
• DEFINISI

– Upaya penyelesaian sengketa secara damai dimana ada


keterlibatan pihak ketiga yang netral (mediator) , yang secara
aktif membantu pihak-pihak yang bersengketa untuk
mencapai suatu kesepakatan yang dapat diterima oleh
semua pihak (MEDIASI).

– Kovach
• Facilitated negotiation. It is a process by which a
neutral third party, the mediator, assist disputing
parties in reaching a mutually satisfactory resolution.
– Nolan Haley
• A short term, structured, task, oriented,
participatory intervention process. Disputing
parties work with a neutral third party, the mediator,
to reach a mutually acceptable agreement
SKEMA MEDIATION

PIHAK A Meeting PIHAK B

MEDIATOR
Tugas Mediator
Tugas mediator sebagai pihak ketiga yang netral adalah membantu para
pihak dalam menyelesaikan sengketa,oleh karena itu mediator dapat bertindak
sebagai :

• Katasilator, untuk mendorong penyelesaian sengketa yang kondusif diantara


para pihak yang bersengketa
• Pendidik , mediator harus memahami kehendak,keinginan dan aspirasi dari
semua pihak yang bersengketa.
• Nara sumber, mediator adalah tempat para pihak untuk bertanya tentang
sengketa yang mereka hadapi,sebagai pihak pemberi saran dan sumber
informasi yang dibutuhkan oleh para pihak.
• Penyampai pesan, mediator juga berperan sebagai penyampai pesan dari para
pihak untk dikomunikasikan pada pihak lainnya,oleh karena itu seorang
mediator juga harus mampu membuka jalur komunikasi dengan para pihak yang
bersengketa.
• Pemimpin, mediator juga harus mampu mengambil inisiatif untuk mendorong
agar proses perundingan dapat berjalan secara prosedural sesuai dengan
kerangka waktu yang sudah dirancang.
PERAN MEDIATOR DALAM PROSES
MEDIASI
• Mengontrol proses dan menegaskan aturan dasar.
• Mempertahankan struktur dan momentum dalam negosaisi
• Menumbuhkan dan mempertahankan kepercayaan diantara
para pihak.
• Menerangkan proses dan para pihak dalam
mendidik komunikasi yang baik.
• Menguatkan suasana komunikasi.
• Membantu para pihak untuk menghadapi situasi
dan kenyataan.
• Memfasilitasi creative problem solving diantara para
pihak.
• Mengakhiri proses bilamana sudah tidak lagi produktif.
MEDIATOR SKILLS
1. Sebagai pendengar aktif (Active Listening)
2. Mempunyai emphaty
3. Komunikasi verbal dan non verbal
4. Refraining dan Reframing
5. Toleransi terhadap emosi
6. Tidak bersifat mengadili orang lain (Non Judgemental)
7. Menyiapkan rangkuman (Summarizing)
8. Menyusun pertanyaan-pertanyaan (Questioning)
9. Menahan diri dalam memberikan solusi
10. Berpikir kreatif
11. Menyiapkan dokumen
Tahapan Mediasi
Tahap pendefinisian masalah
Segitiga Mediasi

Persiapan
Sambutan mediator
Presentasi para pihak
Identifikasi kesepahaman
Mendefinisikan & mengagendakan
masalah

Negosiasi Para Pihak


Pertemuan Terpisah (bila perlu)
Keputusan Para Pihak
Pencatatan Keputusan (Mediator)
Closing
Pembuatan Dokumen

Boulle, Mediation:
Tahap penyelesaian masalah Principles, Process, Practice
(Bitterworths 1966)

25

Anda mungkin juga menyukai