Anda di halaman 1dari 101

PENYAKIT KULIT

KARENA VIRUS
Erika Agustina Kasdjono
(1061050173)
Pembimbing:
dr. Heryanto Syamsuddin,SpKK

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Kulit dan


Kelamin
Periode 4 April – 7 Mei 2016
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
1
PENYAKIT KULIT KARENA
VIRUS
• HERPES SIMPLEKS
• HERPES ZOOSTER
• VERUKA
• KONDILOMA AKUMINATUM
• MOLUSKUM KONTANGIOSUM
• VARISELLA
• VARIOLA
HERPES SIMPLEX
HERPES SIMPLEX
• infeksi akut yg disebabkan oleh Virus Herpes
Simplex (HSV) tipe I atau II.

• Secara periodik, virus ini akan kembali aktif dan


mulai berkembangbiak, seringkali menyebabkan
erupsi kulit berupa lepuhan pada lokasi yang
sama dengan infeksi sebelumnya.
HERPES SIMPLEX
• Timbulnya erupsi pada penyakit herpes simplex bisa
dipicu oleh:
– Pemaparan cahaya matahari
– Demam
– Stres fisik atau emosional
– Penekanan sistem kekebalan
– Obat-obatan atau makanan tertentu.

• Infeksi HSV berlangsung dalam 3 tingkat:


1. Infeksi Primer
2. Fase Laten
3. Infeksi Rekurens
INFEKSI PRIMER
• HSV –I
– Biasanya pada anak-anak
– Predileksi daerah pinggang ke atas terutama
daerah mulut dan hidung
• HSV-II
– Pada dewasa muda atau telah melakukan
hubungan sexual
– Predileksi daerah pinggang ke bawah terutama
genitalia , juga dapat menyebabkan herpes
meningitis dan infeksi neonatus.
– Menyebabkan herpes genitalis dan terutama
ditularkan melalui kontak langsung dengan luka
selama melakukan hubungan seksual.

7
INFEKSI PRIMER
• Infeksi primer: sekitar 3 minggu. Disertai gejala sistemik:
Demam, malese, anoreksia, pembesaran KGB regional.

• Gejala Klinis:
– Vesikel yg berkelompok di atas kulit yg sembab dan
eritematosa, berisi cairan jernih dan kemudian menjadi
seropurulen,dapat menjadi krusta dan kadang
mengalami ulserasi dangkal, sembuh tanpa sikatriks.
– Pada perabaan tidak terdapat indurasi (menjadi keras)
Fase Laten dan Rekurens
• tidak ditemukan gejala klinis, tapi HSV dapat ditemukan
dalam keadaan tidak aktif pada ganglion dorsalis
• INFEKSI REKURENS:
– HSV tidak aktif dengan mekanisme pacu menjadi aktif
dan mencapai kulit sehingga menimbulkan gejala
klinis
– Mekanisme pacu ini dapat berupa:
1. Trauma Fisk : demam, infeksi, kurang tidur, hubungan
sexual
2. Trauma Psikis: gangguan emosional, menstruasi
3. Makanan dan minuman yg merangsang timbul
kembali
INFEKSI REKURENS
• Gejala Klinis lebih ringan daripada Infeksi
Primer
• Berlangsung 7-10 hari
• Gejala prodormal sebelum timbul vesikel
berupa panas, gatal dan nyeri
• Infeksi rekurens ini dapat timbul pada tempat
yang sama (loco) atau tempat
lain/disekitarnya (non loco)
DIAGNOSA
• Pemeriksaan:
– Virus dapat ditemukan pada vesikel (pada infeksi
primer dan infeksi rekurens). Pada fase laten dapat
diperiksa antibodi HSV.
– Dengan pewarnaan giemsa dapat ditemukan sel
datia berinti banyak dan badan inklusi intranuklear
HSV TYPE 1

Hsv type 2
DIAGNOSA BANDING
• Impetigo vesiko bulosa
• Pada daerah genitalia:
– Ulkus mole
TERAPI
• Topikal : cream asiklovir
• Sistemik : Tablet Asiklovir dosis 5x 200mg/ hari
selama 5 hari

• Untuk pencegahan infeksi rekurens dapat


diberikan:
– Preparat lupidon H ( HSV type 1)
– Lupidon G ( HSV type 2)
Prognosis
• Pengobatan dini → masa penyakit
berlangsung lebih singkat dan rekurens lebih
jarang
• Gangguan imunitas → infeksi menyebar ke
organ dalam
• Orang dewasa prognosisnya lebih baik
HERPES ZOSTER
• Definisi
Herpes zoster adalah salah satu penyakit kulit
(radang kulit) disebabkan oleh virus Varisella
zoster dan memiliki vesikel yang tersusun
berkelompok sepanjang persyarafan sensorik
sesuai dengan dermatomnya dan biasanya
unilateral.
Reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi
primer (varisela)
• Patogenesis
Masa tunasnya/ inkubasi 7-12 hari masa aktif
penyakit berupa lesi baru dan yang tetap
timbul berlangsung kira-kira 1-2 minggu
virus berdiam di ganglion posterior susunan
syaraf tepi dan ganglion kranialis.
virus menyerang motorik kranialis sehingga
memberikan gejala gangguan motorik.
• Manifestasi Klinik
Gejala prodormal
Gejala sistemik seperti demam, pusing,
malaise, dan lokal (nyeri otot, tulang,
gatal, pegal) pada dermatom yang
terserang.

Timbul papula atau plakat berbentuk


urtika setelah 1-2 hari akan timbul
gerombolan vesikel dengan dasar kulit
yang eritematosa dan odema vesikel air
berisi cairan yang jernih.
• Stadium Krutasi
Vesikel menjadi purulen  pustula dan krusta
kadang-kadang vesikel mengandung darah
disebut herpes zoster haemoragik

krusta akan lepas dalam waktu 1-2 minggu dapat


timbul infeksi sekunderulkus dengan
penyumbatan tanpa sikatrik sering terjadi
neuralgia pasca herpatica
Ciri khas herpes zoster :
a. Nyeri radikuler (low back pain)
b.Unilateral
c.Gerombolan vesikel yang tersebar sesuai dengan
dermatom yang meruasi oleh satu ganglion syaraf
sensorik.
Gejala lainnya :
a. Pembesaran KGB regional
b. Kelainan motorik berupa kelainan sentral daripada
perifer
c. hiperestesi pada daerah yang terkena
d. Kelainan pada muka akibat gangguan trigeminus
(dengan gangguan gaseri) atau n. fasialis & optikus
(dari gangguan garikulotum)
Klasifikasi Herpes Zoster

Herpes
Sindrom
Zoster
Ramsay
Optalmikus
Hunt
Herpes
Herpes
zoster
zoster
generalisata
abortif
Diagnosa Banding

• Herpes simplex
• reumatik (karna gejala nyeri lokal) dan angina
pektoris
Pembantu diagnosis : percobaan Tzanck dapat
ditemukan sel datia berinti banyak
PENGOBATAN
• Therapi sistemik umumnya bersifat
simptomatik untuk nyeri diberikan analgetik
jika disertai infeksi sekunder diberikan
antibiotik.
• Obat antiviralAsiclovir.
• Kortikosteroid.
• Therapi topical bergantung pada stadium :
Stadium vesikel  bedak.
• erosif kompres terbuka.
• Bila ulserasi salep antibiotik.
• Pregabalin : 2x75 mg/hari, setelah 3-7 hari
bila respon kurang bisa ditambah menjadi
2x150 mg/hari, maksimal 600mg/hari
• Anti depresi trisiklik : (nortriptilin, amitriptilin)
• Dosis amitriptilin : 75 mg/hari ditingkatkan
sampai ada efek terapeutik = 150-300mg/hari
• Dosis nortriptilin : 50-150mg/hari
VERUKA
DEFINISI

• hiperplasia epidermis yang disebabkan oleh


human papilloma virus tipe tertentu.

KLASIFIKASI
• Veruka vulgaris dengan varian veruka filiformis
• Veruka plana juvenilis
• Veruka plantaris
• Veruka akuminatum (kondiloma akuminatum)
GEJALA KLINIS

• Veruka vulgaris
• Terutama pada anak-anak
• Predileksi terutama di ekstremitas ekstensor
• Bentuk bulat berwarna abu-abu, ukuran
lentikular, kalau berkonfluensi plakat,
permukaan kasar (verukosa).
· Fenomen Kobner + ( kecenderungan terbentuk
lesi pada daerah traumatik pada kulit, misalnya
siku, lutut, dan leher) dengan goresan dapat
timbul autoinokulasi sepanjang goresan

Verukosa filiformis : varian veruka vulgaris di


daerah muka dan kulit kepala sebagai
penonjolan yang tegak lurus pada permukaan
kulit dan permukaanya verukosa
36
• Veruka plana juvenilis
Besarnya miliar atau lentikular, permukaan
licin dan rata, warna sama dengan warna kulit
atau agak kecoklatan.
· Penyebaran terutama di daerah muka dan
leher, dorsum manus dan pedis, pergelangan
tangan serta lutut.
· Fenomen Kobner +
• Veruka plantaris
Terdapat pada telapak kaki atau daerah
tertekan.
· Bentuk berupa cincin yang keras, tengah agak
lunak, berwarna kekuning-kuningan, kalau
bergabung seperti gambaran mosaik.
· nyeri bila berjalan, karena penekanan.
PENGOBATAN

• Bahan kaustik, misalnya larutan Ag NO3 25%,


asam trikloroasetat 50%, fenol likuifaktum
• Bedah beku, misalnya CO2, N2, N2O
• Bedah skalpel
• Bedah listrik
• Bedah laser
Prognosis : sering residif walaupun dengan
pengobatan adekuat
KONDILOMA AKUMINATA
Definisi
• Adalah vegetasi oleh human papiloma virus
tipe tertentu yang bertangkai dan
permukaannya berjonjot

Epidemiologi
Termasuk penyakit akibat hubungan sexual
Frekuensi pada pria dan wanita sama
Penularan melalui kontak kulit secara langsung
Etiologi
• Virus penyebabnya adalah virus papiloma
humanus, ialah virus DNA yang tergolong
dalam keluarga virus Papova
Gejala klinis
• Pada pria predileksinya pada perineum dan
sekitar anus, sulkus koronarius, glans penis,
muara uretra eksterna, korpus dan pangkal penis
• Pada wanita di daerah vulva dan sekitarnya,
introitus vagina, dan kadang2 pada portio uteri
• Terlihat vegetasi bertangkai berwarna
kemerahan kehitaman
• Permukaannya papilomatosa (berjonjot)
• Jika timbul infeksi, vegetasi, infeksi kemerahan
akan berubah keabu abuan dan berbau tidak
enak
• Vegetasi besar disebut giant condyloma
(buschke) dan harus dibiopsi
Diagnosa banding
• Veruka vulgaris : vegetasi yang tidak bertangkai,
kering dan berwarna abu abu atau sama dengan
warna kulit
• Kondiloma latu : sifilis stadium II, klinis berupa
plakat yang erosif, ditemukan banyak Spirochaeta
pallidum
• Karsinoma sel skuamosa : vegetasi yang seperti
kembang kol, mudah berdarah dan berbau
Terapi:
a. Kemoterapi
1.Podofilin (tingtur podofilin 25%)
kulit disekitarnya dilindungi dengan
vaselin/pasta agar tidak terjadi iritasi, setelah
4-6jam dicuci. Dapat diulang setelah 3hari,
tetapi tiap pemberian tidak boleh melebihi
2. Asam triklorasetat
Dilarutkan dengan konsentrasi 50% dioleskan
setiap minggu dapat menimbulkan ulkus yang
dalam, tetapi aman untuk wanita hamil

3. 5-flurourasil
konsentrasi antara1-5% dalam krim, dipakai
terutama pada lesi di meatus uretra. Pemberiannya
setiap hari sampai lesi hilang, penderita sebaiknya
tidak miksi selama 2jam setelah pengobatan
b. Bedah listrik (elektrokauterisasi)
c. Bedah beku (N2, N2O cair)
d. Bedah skalpel
e. Laser karbondioksida
Luka cepat sembuh dan meninggalkan
sedikit jaringan parut bila dibandingkan
dengan elektrokauterisasi
f. Interferon
Dapat diberikan dalam bentuk suntikan intra
muskular alfa dengan dosis 4-6 mU, i.m 3 kali
seminggu selama 6 minggu atau beta dosis
2x106 unit i.m selama 10 hari beturut turut, dan
krim topikal

g. Imunoterapi (imunostimulator pada pasien


dengan lesi luas dan resisten terhadap
pengobatan)
Moluskum
kontagiosum
Definisi
• Adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
poks, klinis berupa papul papul, pada
permukaannya berupa lekukan berisi massa
yang mengandung bahan moluskum
Epidemiologi
• Menyerang anak dan dewasa
• Dewasa melalui kontak kulit langsung
(hubungan sexual), dan otoinokulasi
Gejala klinis
• Inkubasi berlangsung satu sampai beberapa
minggu
• Kelainan kulit berupa papul miliar kadang
lentikular dengan permukaan licin, putih seperti
lilin berbentuk kubah yang ditengahnya terdapat
lekukan (delle)
• Jika ditekan akan tampak massa putih seperti nasi
• Pada anak lokalisasi didaerah wajah, badan dan
ekstremitas
• Pada orang dewasa lokalisasi di daerah pubis dan
genitalia eksterna
• Kadang timbul infeksi sekunder sehingga timbul
supurasi
histopatologi

• Didaerah dermis dapat ditemukan badan


moluskum yang mengandung partikel virus
pengobatan
• Mengeluarkan massa yang dapat mengandung
bahan moluskum
• Dapat dipakai alat seperti eksasator komedo,
jarum suntik atau kuret
• Elektrokauterisasi atau bedah beku dengan CO2
dan N2
VARICELA
• Cacar air, chicken pox
• Infeksi akut primer oleh virus varisela zoster yang
menyerang kulit dan mukosa

PENULARAN
• Droplet (percikan lendir saat batuk)
• Kontak langsung melalui cairan vesikel
• Mulai Menularkan :
1 hari sebelum ruam, 7 hari setelah timbul ruam
GEJALA DAN TANDA
Stadium Kataral / prodromal/ inkubasi:
- Demam
- Malaise
- Batuk
- Mual
- anoreksia
Stadium Erupsi/ ruam
- Papula eritematosa
- Vesikel (tear drop)
- Vesikel → pustul → krusta
- Erupsi menyebar dari dada ke muka, bahu dan
anggota gerak (sentrifugal)
- Erupsi disertai gatal
Varisela

-Vesikula
-papula
STADIUM KONVALESENSI/ penyembuhan

• Timbul krusta
• Timbul makula
kehitam-hitaman
( Hiperpigmentasi )
PENGOBATAN
• Simptomatik → antipiretik dan analgetik, sedativa
untuk rasa gatal
• Lokal diberikan bedak anti gatal (menthol,
kamfora)
• Obat antiviral diberikan pada pasien dengan
defisiensi imun. Asiklovir 5 X 800mg/hari
diberikan 7 hari.
• Tersedia vaksin diberikan pada anak lebih dari 12
bulan
Prognosis
• Dengan perawatan yang teliti dan
memperhatikan higiene memberi prognosis
yang baik dan jaringan parut yang timbul
sangat sedikit.
VARIOLA
• Cacar, small pox
• Penyakit virus yang disertai keadaan umum
yang buruk, dapat menyebabkan kematian.
Efloresensinya monomorf terutama terdapat
di perifer tubuh
Etiologi
• Virus poks (pox virus variolae)
• Variola mayor dan variola minor (alastrim)
Patogenesis
• Aerogen (banyak di saluran napas atas, dan
terbawa pada pakaian penderita)
• Setelah masuk, mengalami multiplikasi pada
sistem retikuloendotelial, kemudian masuk ke
dalam darah, viremia, dan melepaskan diri
melalui kapiler dermis menuju sel epidermis
(epidermotropik)
• Membentuk badan inklusi intra sitoplasma dan
terletak di inti sel (badan Guarneri)
GEJALA KLINIS
• Inkubasinya 2-3 minggu dengan 4 stadium
1. Stadium inkubasi erupsi (prodromal)
Nyeri kepala
Nyeri tulang
Nyeri sendi
Demam tinggi, menggigil, lemas dan muntah
selama 3-4 hari
2. Stadium makulo-papular
Makula-makula eritematus → papul-papul (muka
dan ekstremitas)
Penderita merasa sehat (demam turun dan lesi
baru tidak muncul)

3. Stadium vesiko-pustula
5-10 hari muncul vesikel-vesikel → pustul-pustul ,
Suhu tubuh meningkat lagi
Pada kelainan tersebut timbul umbilikasi
4. Stadium resolusi
Berlangsung dalam 2 minggu
Muncul krusta
Suhu tubuh kembali turun
Krusta lepas → sikatrik-sikatrik yang atrofi
Variola minor (alastrim)
• Masa inkubasi lebih singkat dan gejala prodromal
tampak ringan
• Jumlah lesi yang timbul tidak banyak
• Mortalitas kurang dari 1%
Variolid
• Pada individu yang sudah mendapat vaksinasi
• Gejala prodromal sedikit sekali atau tidak ada,
begitu pula gejala kulit
• Lesi di dahi, lengan atas dan tangan
• Demam kedua seperti pada stadium vesikulo-
pustulosa tidak dijumpai
Komplikasi
• Bronkopneumonia
• Infeksi kulit sekunder (furunkel, impetigo)
• Ulkus kornea
• Ensefalitis
• Efluvium dan telogen
PENGOBATAN
• Penderita harus di isolasikan
• Hampir sama dengan pengobatan Varisela
Prognosis
Sangat bergantung pada penatalaksanaan
pertama, dan fasilitas perawatan yang tersedia
Mortalitas antara 1-50%
Jaringan parut diperbaiki dengan tindakan
dermabrasi atau pemberian collagen implant
Frambusia
Erika Agustina Kasdjono
(1061050173)
Pembimbing:
dr. Heryanto Syamsuddin,SpKK

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Kulit dan


Kelamin
Periode 4 April – 7 Mei 2016
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
82
DEFINISI
• Adalah penyakit treponematosis menahun
dengan tiga stadium
• Disebabkan oleh Treponema pertenue
Lesi stadium awal frambusia
• Papilloma
• Serpiginous papilloma
• Ulceropapillomata
• Squamous macules
• Maculopapules
• Nodules
• Plaques
• Hyperkeratosis of palms and soles
• Bone and joint lesions
• Generalized lymphadenopathy (may occur)
EPIDEMIOLOGI

• Pada daerah tropik dan lembab umumnya


keadaan sanitasi yang buruk
IMUNOLOGI
• Frambusia yang belum diobati terdapat
kekebalan terhadaap treponema yang sama.
Kekebalan ini tidak sempurna sehingga reinfeksi
dan superinfeksi dapat terjadi
• Ada tanda terjadi kekebalan parsial terhadap
sifilis
• Penderita sifilis sulit ditulari treponema
pertenue karena mempunyai kekebalan yang
lengkap
HISTOPATOLOGI
• Banyak treponema di epidermis pada lesi
• Pada stadium I terdapat akantosis dan
papilomatosis, edem epidermis dan
eksositosis neutrofil sehingga mikroabses
• Terdapat infiltrat padat pada dermis (sel
plasma, neutrofil, eosinofil, limfosit, histosit,
dan fibroblas)
GEJALA KLINIS
Stadium I
• Lesi pada tungkai bawah berupa papul eritem
membesar dan terjadi ulkus dengan dasar
papilomatosa
• Jaringan granulasi banyak mengeluarkan serum
bercampur darah dan banyakmengandung
treponema
• Serum mengering menjadi krusta kuning
kehijauan
• Terjadi pembesaran kelenjar limfe regional
konsistensi keras dan tidak nyeri dan tidak
terjadi perlunakan
• Stadium I dapat menetap beberapa bulan
kemudian sembuh sendiri meninggalkan
sikatriks yang cekung dan atrofik
Stadium II
• Dapat timbul setelah stadium I atau tumpang
tindih (overlapping)
• Erupsi generalisata dengan kelainan
berkelompok, predileksi disekitar lubang
badan, muka, dan lipatan lipatan
• Papul miliar dan lentikular dapat tersusun
korimbiform , arsinar atau numular yang
membasah, berkrusta dan banyak
mengandung treponema
• Terjadi keratoderma di telapak kaki, nyeri,
sehingga penderita berjalan seperti kepiting
• Tulang panjang pada ekstremitas sering
terserang
• Polidaktitis terjadi pada anak anak, spina
ventosa terjadi pada jari
• Pada sinar rintgen terdapat rarefaction pada
korteks dan destruksi pada perios
Stadium lanjut
• Menyerang kulit, tulang dan persendian,
bersifat destruktif
• Terdiri atas nodus, guma, keratoderma,pada
telapak kaki dan tangan, gangosa, dan
goundou
• Nodus melunak dan pecah ulkus dapat
sembuh ditengah dan meluas ke perifer
• Guma  melunak memecah  ulkus yang
curam (pounched out)  tulang atau sendi
mengakibatkan ankilosis dan deformitas
• Tulang berupa periostitis dan osteitis Tibia
berbentuk seperti pedang. Fraktur spontan.
• Gangosa mutilasi pada fosa nasalis, palatum
mole hingga membentuk sebuah lubang
suaranya menjadi sengau
• Gondou eksositosis tulang hidung dan
disekitarnya, pada kanan kiri lubang hidung
yang membesar
PENGOBATAN
• Dewasa: penisilin 2,4 juta unit
• Anak anak setengahnya
• Bila alergi penisilin dapat diberikan eitromisin
Terima Kasih..

101

Anda mungkin juga menyukai